Home / Romansa / Kekasihku Seorang Don Juan / Bab 9. MENEMUI AMALIA

Share

Bab 9. MENEMUI AMALIA

Author: Ningty
last update Last Updated: 2021-05-25 23:16:01

     Beberapa hari kemudian, Gladys telah kembali sehat. Saat ini dia sedang menatap bayangannya di cermin dengan bangga. Ya, hari ini adalah hari wisudanya. Hari di mana dia akan mendapat gelar dokter secara resmi. Sebuah cita-cita yang telah lama diimpikannya. Namun, beberapa detik kemudian senyum itu hilang dari bibirnya saat dia menyadari sesuatu. Dia terduduk di tepi ranjang. ‘Tak ada gunanya aku wisuda. Tak ada artinya aku mendapat gelar dokter. Semua sia-sia dan sama saja. Aku akan tetap tak akan bisa lepas dari rantai yang dipasang pria itu’ gumam gadis itu.

     “Sayang, sudah siap?” Alfa tertegun saat melihat istrinya sedang menangis.

     “Hei! Kenapa?” tanya Alfa sambil menghapus air mata sang isteri.

     “Aku tidak akan wisuda, Alf. Semuanya percuma saja,” lirih Gladys.

     “Kenapa bilang begitu, Sayang?” Alfa mengangkat dagu isterinya dan menatap tajam ke mata Gladys.

     “Untuk apa aku jadi dokter jika tak bisa mengabdikannya untuk masyarakat. Lebih baik aku tetap menjadi tawananmu di sini,” lirih Gladys.

     “Gladys!” seru Alfa sedikit meradang mendengar peryataan isterinya.

     “Aku benar kan Alf?” timpal wanita itu lagi sambil menatap ke arah luar jendela.

     “Kamu salah, Sayang. Kamu isteriku bukan tawananku,” ucap Alfa menahan geram.

     “Kalo aku isterimu, kenapa aku tak boleh melakukan yang aku sukai. Kenapa kamu mengekangku,” lirih Gladys. Alfa tersentak mendengar apa yang Gladys ungkapkan. Dia tak pernah menyangka jika Gladys akan merasa terkekang.

     “Aku tidak mengekangmu, Sayang. Aku hanya takut kehilanganmu. Sudahlah ayo berangkat agar kau tak terlambat. Kita bicarakan itu nanti lagi!” ucap Alfa sambil menarik tangan Gladys untuk mengikutinya.

     Acara wisuda Gladys berjalan lancar. Akhirnya dia resmi menjadi dokter. Namun, gadis itu tak tampak bahagia. Alfa menghela napasnya.      

     “Kau sangat ingin bekerja di rumah sakit?” tanya Alfa membuat Gladys mendongakkan kepalanya dan menatap Alfa. Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran mewah untuk merayakan kelulusan Gladys sebagai dokter.

     “Aku akan ijinkan. Tersenyumlah dan berbahagialah,” ujar Alfa akhirnya mengalah. Dia tak ingin lagi melihat wajah isterinya murung. Bagaimanapun, dia lebih menyukai Gladys yang periang dan mudah tersenyum. Namun, sejak dia membawanya ke mansion, dia hampir tak pernah melihat Gladys tersenyum. Kalo pun tersenyum, dia tahu ada keterpaksaan di sana.

     “Aku akan mengijinkanmu bekerja di rumah sakit tapi jangan pernah mencoba kabur dariku. Dan ya, Devan akan mendampingimu. Karena aku takkan bisa selalu menemanimu. Turuti aku atau kau praktek di klinik perusahaan bersamaku!” tegas Alfa.

     “Baiklah. Aku terima syaratmu. Lagipula, aku ini isterimu. Kemana aku akan pergi kalo bukan pulang kepadamu,” ujar Gladys dengan suara manja.

     “Terima kasih, suamiku,” ucap Gladys sambil mengecup pipi suaminya. Alfa merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Dia tak menyangka jika hal kecil yang dilakukannya akan bisa membuat isterinya begitu bahagia dan sikapnya berubah padanya.  Tiba-tiba ponsel Alfa berdering. Ada nama Devan yang tertera di layar ponselnya.

     “Halo!” ucap Alfa dengan nada dingin. Tiba-tiba rahangnya mengetat dan pandangannya menggelap.

     “Aku segera ke sana!” ucap Alfa kemudian. Entah apa yang dikatakan Devan.

     “Sayang, aku antar kamu pulang dulu. Ada masalah di perusahaan!” ucap Alfa tegas.

     “A-aku naik taksi saja,” ucap Gladys terbata.

     “Tidak!” lalu tanpa disadari, Alfa menarik tangan Gladys dengan kasar membuat wanita itu meringis kesakitan.

     Alfa mengayunkan langkahnya memasuki sebuah bungalow mewah. Bungalow itu juga miliknya. Dulu dia sering mengajak kekasihnya ke bungalow itu. Bungalow itu juga yang telah merubah seorang Alfandra Shaquille Bimantara menjadi seorang don juan yang sering membuat para gadis patah hati. Karena di bungalow itu dia menyaksikan kekasih yang dicintainya berselingkuh denngan sahabatnya. Bahkan saat itu dia menyaksikan mereka sedang melakukan hubungan intim layaknya suami isteri.

     Brakk!

     Alfa membuka pintu dengan kasar bahkan Devan yang ada di belakangnya pun ikut berjingkat. Di dalam kamar Amalia yang tadi mengamuk terkejut saat mendengar suara pintu yang dibuka dengan kasar. ‘Siapa yang datang. Kasar sekali’ gerutu gadis itu. Kemudian dia bergegas keluar untuk melihat siapa yang datang. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang ada di sana dan sedang menatap tajam ke arahnya. Sejurus kemudian dia kembali tersadar dan berlari ke dalam pelukan pria itu.

     “Alfa! Kamu datang Sayang!” seru gadis itu. Namun di luar dugaan gadis itu, Alfa justeru mendorong tubuh gadis itu agar menjauh darinya.

     “Mau apa kau kembali?!” tanya Alfa ketus.

     “Alfa ... maafkan aku Sayang, aku tahu aku salah. Tolong! Maafkan aku. Kita sama-sama lagi ya?” rengek gadis itu. Mendengar itu, Alfa hanya tertawa sinis.

     “Kenapa tiba-tiba kau mau kembali? Apa karena aku sekarang sudah semakin sukses?!” sarkas Alfa.

     “B-bukan begitu, Sayang. A-aku kembali karena aku masih mencintaimu!” seru gadis dan kembali memeluk tubuh Alfa.

     “Pembohong!” seru Alfa sambil kembali mendorong tubuh Amalia.

     “Sayang ... kamu kenapa kasar padaku?” Amalia mulai menitikkan air matanya.

     “Dengar Lia, jika kamu mencintaiku, di mana kamu saat aku butuh kamu?! Saat aku terpuruk dan hampir kehilangan semuanya karena orang tuaku meninggal? Tidak ada Lia! Kamu tidak ada! Dan kau! Aku melihatnya. Aku melihat semua yang kau lakukan dengan laki-laki itu di sini! Di sini Lia! Di Bungalowku! Itu! Kamar itu ... kamar yang kau pakai bukan?!” bentak Alfa. Emosinya sudah tak terbendung lagi. Bahkan sudut matanya mulai menitikkan air mata. Amalia tercekat mendengar semua perkataan Alfa.

     “A-Alfa d-dia yang memaksaku,” lirih gadis itu mencoba membela diri.

     “Memaksamu?!” terdengar suara tawa yang membahana di ruangan itu. Bukan tawa bahagia namun tawa yang penuh luka dan rasa sakit.

     “Kau menikmatinya, Lia. Kau menikmatinya!” seru Alfa sambil mencengkeram rahang gadis itu. Gadis itu hanya meringis menahan sakit. Air matanya mengalir deras. Dia tak menyangka, Alfa yang dulu tak pernah berlaku kasar akan bisa sekasar ini. Alfa yang dulu sangat mencintainya dan tak pernah sekalipun marah padanya kini bisa semurka itu padanya.

     “Kau ingin kembali kan?! Jangan mimpi! Dan dengar ... pergilah menjauh dari hidupku. Jangan pernah kau tunjukkan wajahmu yang menjijikan ini atau aku akan berbuat lebih kejam lagi padamu!” bentak Alfa sambil menorong gadis itu hingga terjatuh ke lantai.

     “Alfa aku mohon, Sayang. Beri aku kesempatan lagi. A-aku janji akan berubah. A-aku janji akan setia. Bahkan aku juga mau jadi budakmu. T-tolong Alfa! A-aku mohon ... aaarggh!” tiba-tiba gadis itu memegang perutnya.

     Alfa dan Devan tersentak melihat hal itu. “Tuan ... D-darah!” seru Devan melihat darah yang mengalir di kaki gadis itu. Alfa mendengkus kesal.

     “Bawa dia ke klinik terdekat! Aku nggak jadi tertuduh jika dia mati!” umpat Alfa dengan kasar. ‘Bikin repot saja’ gerutunya dalam hati.

     “Maaf ... Apa salah satu dari kalian adalah suami Nona ini?” tanya dokter yang memeriksa Amalia.

     “Bukan!” sahut Devan dan Alfa hampir bersamaan. Membuat dokter itu mengernyit.

     “Dia adalah tamu kami yang kebetulan menginap di Bungalow kami tak jauh dari sini. Kebetulan tadi kami sedang membicarakan masalah bisnis,” terang Devan setelah mendapat isyarat dari Alfa.

     “Ada apa memangnya, dok?” tanya Alfa dingin.

     “Begini Tuan, dari hasil pemeriksaan kami ternyata Nona ini sedang hamil dan menurut perkiraan saya usianya sudah lima minggu. Beruntung dia segera dibawa ke mari jika terlambat sedikit saja maka janinnya takkan bisa selamat,” terang dokter itu.

     Alfa sedikit tersentak mendengar penjelasan dokter. Tak lama kemudian sebuah senyuman sinis terbit di bibirnya. ‘Aku mengerti sekarang’ gumam pria itu.

     “Terima kasih atas penjelasannya dokter. Boleh saya menemuinya?” tanya Alfa.

     “Tentu saja. Silakan!” dokter itu memberikan ijin kepada Alfa.

     “Alfa,” panggil Amalia lirih saat melihat kehadiran Alfa. Wajahnya tampak pucat. Namun Alfa sedikitpun tak perduli.

     “Siapa ayahnya, Lia?!” tanya Alfa dingin. Amalia tersentak mendengar pertanyaan Alfa. Airmatanya kembali menitik.

     “Aku tanya siapa ayahnya, Lia?! Bukan menyuruhmu menangis. Apa karena ini kau ingin kembali padaku? Kau ingin mencarikan ayah untuk anakmu?” kali ini Alfa mencoba sedikit menrunkan egonya.

     Alih-alih menjawab pertanyaan Alfa, gadis itu justeru semakin terisak. Alfa berdecak kesal karenanya.

     “Terserah! Kalo kau tak mau menjawab. Ayo! Aku antar kau kembali ke bungalow. Istirahatlah di sana!” ujar Alfa sambil menggendong Amalia menuju mobilnya.

     “Kembali ke bungalow, Van!” titah Alfa.

     “Alfa ... kamu akan menemaniku kan?” tanya Amalia dengan suara lemah.

     “Tidak! Aku langsung pulang. Isteriku menunggu!” jawab Alfa dingin.

     Deg!

     Amalia tercekat mendengar ucapan Alfa. ‘Isteri. Dia sudah menikah. Tidak ... tidak mungkin’ gumam gadis itu dalam hati.

     “K-kamu s-sudah menikah?” tanya Amalia.

     “Hmm!” Alfa hanya berdeham.

     “Kamu bohong kan, Fa? Kamu hanya ingin membalas dendam padaku kan?” Amalia masih berusaha menolak kenyataan.

     “Aku bukan kamu yang suka berbohong padaku. Terserah kau mau percaya atau tidak!” sarkas Alfa.

     Setelah mengantar Amalia, Alfa segera beranjak untuk meninggalkan bungalow. Namun baru beberapa langkah, Devan mendekatinya.

     “Maaf Tuan, Bi Sani telepon. Katanya ... Nyonya pingsan,” ucap Devan hati-hati.

     “Apa?!” seru Alfa terkejut. Dia segera berlari menuju mobilnya. Devan mengikutinya dari belakang.

     “Kamu temani Lia dulu! Beri kabar jika ada apa-apa!” seru Alfa lalu melajukan mobilnya dengan kencang. Devan hanya terbengong di tempatnya. ‘Ya Tuhan! Punya majikan satu kenapa gini amat ya’ sungut Devan. Pemuda itu kemudian melangkah menuju teras bungalow dan memilih duduk di sana.

    

    

Bersambung

Related chapters

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 10. SEPENGGAL KISAH TENTANG ALFA DAN AMALIA

    Amalia menatap langit-langit kamar yang di tempatinya. Kamar itu kini sudah kembali rapi karena Alfa sudah menyuruh orang untuk merapikannya. Pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun yang lalu. Masa di mana dia bahagia dengan Alfa. Sebelum semuanya hancur karena bujuk rayu seseorang yang kini sangat di bencinya. Seseorang yang telah tega menghancurkan hidupnya. Setelah puas menikmati tubuhnya, dia tega menjualnya ke tempat hiburan malam di luar negeri. Bahkan saat ini dia tengah mengandung entah janin laki-laki yang mana. Beruntung dia memiliki sahabat yang bersedia membantunya melarikan diri. Dan di sinilah dia sekarang. Tak beda jauh dengan Amalia, Alfa pun mengalamai hal yang sama. Pria itu menghentikan laju mobilnya. Dia merasakan jantungnya seperti diremas saat pikirannya melayang pada masa. Masa di mana dia merasakan sakit karena penghianatan Amalia. BEBERAPA TAHUN YANG LALU&nb

    Last Updated : 2021-05-29
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab. 11 PREGNANCY ( KEHAMILAN )

    “Nyonya hamil, Tuan,” berita yang di sampaikan oleh dokter itu masih terngiang di telinga Alfa. Senyum bahagia terlukir di bibirnya. SATU JAM YANG LALU “Dokter, apa maksudnya isteri saya tidak sakit? Menurut Bi Sani, isteri saya tadi pingsan. Bagaimana mungkin dia tidak sakit?” cecar Alfa. “Itu hal yang wajar karena saat ini, Nyonya sedang hamil muda,” jawab dokter itu santai. “A-apa dok?! Ha-hamil ... maksud dokter istri saya sekarang sedang hamil?” tanya Alfa tak percaya. “Benar Tuan. Sebaiknya, Tuan segera membawa Nyonya ke dokter kandungan agar lebih jelas lagi,” saran dokter itu lagi. Tak lama kemudian terdengar tawa bahagia dari Alfa. Tak hanya Alfa, Bi Sani pun turut bahagia mendengar kabar baik itu.&nbs

    Last Updated : 2021-05-30
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 12. AKU BUKAN SUAMIMU

    “Sayang, aku ke ruang kerja sebentar. Ada yang harus aku selesaikan,” ujar Alfa lembut sambil mengusap puncak kepala Gladys yang terbaring lemah. Gladys hanya mengangguk lemah karena kepalanya memang terasa pusing. Setelah menerima panggilan dari Amalia, Alfa memutuskan untuk pergi ke bungalownya. Disepanjang perjalanan menuju bungalownya, Alfa terus menggerutu untuk meluapkan rasa kesalnya pada mantan kekasihnya itu. Dia juga kesal karena antara hati dan apa yang terucap dari bibirnya tak pernah bisa sejalan. Dia selalu saja mengatakan jika dia tak ingin lagi berhubungan dengan gadis itu. Namun, hatinya selalu membawanya ke hadapan wanita itu. Bahkan saat di ingatannya hanya ada Gladys isteri sahnya sekalipun. ‘Ada apa sebenarnya denganku’ batin pria itu. “Tuan,” sapa Devan saat melihat tuannya yang baru saja menginjakkan kaki di teras bungalow.

    Last Updated : 2021-06-05
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 13. APAKAH KAU MARAH PADAKU?

    Gladys memilih bungkam dan tidak mengatakan apapun ketika mereka sedang sarapan bersama. Dia tahu semalam suaminya pulang saat malam telah begitu larut. “Sayang ... kenapa kau diam saja? Apa kau marah?” tanya Alfa hati-hati. Gladys menghentikan suapan untuknya dan memilih meletakkan kembali sendok yang dipegangnya ke atas piring. Kemudian menatap ke arah suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Apakah aku punya hak untuk marah?” sarkas wanita itu. Kemudian dia melanjutkan sarapannya. Alfa hanya terdiam, berusaha untuk mencerna ucapan Gladys. “Maaf Nyonya, silakan ini susunya,” ucap Bi Sani yang sudah meletakkan segelas susu hamil di depan Gladys. “Terima kasih, Bi. Oh ya, Bi ... bisa aku minta tolong, ambilkan vitaminku di kamar?” pinta Gladys.&nb

    Last Updated : 2021-06-06
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 14. AKU INGIN PULANG SAJA

    “Aku mau pulang. Aku nggak mau di sini,” ujar Gladys setelah Alfa berdiri tepat di samping tempat tidurnya. “Kenapa, Sayang? Kau masih memerlukan perawatan jadi untuk sementara kau di sini dulu ya,” bujuk Alfa. “Aku nggak mau, Alf. Aku mau pulang. Di sini ... aku merasa tidak nyaman,” rengek Gladys. Alfa menghembuskan napas kasar. “Baiklah. Kau tunggu di sini. Biar aku temui dokter dulu.” Alfa memilih mengalah karena tak ingin Gladys merasa tertekan. Kemudian pria itu meninggalkan kamar rawat isterinya untuk menemui dokter. Tiga puluh menit kemudian, Alfa kembali masuk ke kamar dengan mengulas senyuman. Dia mengecup lembut kening Gladys. “Dokter mengijinkan kamu pulang, Sayang,” bisik Alfa. “Benarkah?!&rd

    Last Updated : 2021-07-03
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 15. SIAPA KAU SEBENARNYA?

    Braakk! Terdengar suara pntu yang didobrak dari luar dan tiba-tiba masuklah seorang pria berbadan tegap dan berpakaian serba hitam. Bruukk! Terdengar suara tubuh Randy yang membentur dinding setelah ditarik dengan kasar oleh pria berbadan tegap itu. “Nona, keluarlah dari sini. Di depan ada mobil putih yang sedang menunggu. Anda naiklah ke mobil itu!” ujar pria itu sambil meringkus Randy. Tak menunggu lama Amalia pun berlari keluar menuruti ucapan pria itu. Dia tak perduli meski tak mengenal pria itu. Saat ini dia hanya ingin sembunyi dari Randy. Benar apa yang dikatakan oleh pria itu jika saat ini di halaman bungalow ada sebuah mobil putih yang terparkir. Dia bergegas masuk ke mobil itu. Di sana sudah ada pria lain yang menunggu. Tak lama kemudian, pria yang tadi menolong Amalia terl

    Last Updated : 2021-07-04
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 1. KITA PUTUS SAJA!

    Braak!Alfa yang sedang memandangi layar laptopnya terkejut saat mendengar pintu ruang kerjanya dibuka dengan keras.“Hai Sweety! Ada apa ini?” tanya pemuda berusia dua puluh tujuh tahun itu saat melihat kehadiran kekasihnya yang tampak sedang menahan amarah.Alih-alih menjawab pertanyaan Alfa, gadis itu memilih melemparkan amplop coklat yang sejak dia masuk digenggamnya dengan erat ke atas meja kerja pemuda itu. Wajah gadis itu terlihat merah padam dengan rahang mengetat. Ditatapnya tajam wajah pemuda yang adalah kekasihnya.“Apa ini, Sayang?” tanya pemuda itu dengan ekspresi bingung.“Kamu kenapa, Sayang? Kenapa datang-datang emosi begini. Kamu lagi PMS?!” tanya Alfa lagi karena sejak tadi gadis itu hanya diam seribu bahasa membuatnya semakin bingung.“Sayang ...-““ ... Stop memanggilku Sayang! Kalo kamu tak bisa menjaganya!” seru gadis itu. Alfa tersentak mendengar perkataan kekasihnya.“Hai! Gladys, S

    Last Updated : 2021-04-27
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 2. TEMUKAN MEREKA!

    Sebelum menjalankan mobilnya dia terlebih dahulu menghubungi seseorang. “Temui aku di tempat biasa!” titahnya dan langsung memutus sambungan telepon tanpa menunggu jawaban orang di seberang telepon. ‘Kalian pikir bisa merusak hubunganku dengan Gladys. Lihat saja apa yang akan aku lakukan!’ gumam Alfa dengan mata berkilat-kilat penuh amarah. Gladys boleh saja marah padanya. Tapi dia tak akan pernah melepaskannya. Untuk itu, dia bertekad akan mencari dulu siapa yang selalu diam-diam mengawasinya. Selama ini dia sudah berusaha untuk bermain cantik di belakang kekasihnya. Alfa melajukan mobil sportnya dengan kecepatan cukup tinggi. Tak lama kemudian dia telah sampai di sebuah Bar langganannya. Dengan langkah tegap dan tanpa melepas kacamatanya, dia memasuki Bar itu. Sesekali dia menebar senyum pada gadis-gadis di sana. Membuat para gadis itu melambung. Begitulah seorang

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 15. SIAPA KAU SEBENARNYA?

    Braakk! Terdengar suara pntu yang didobrak dari luar dan tiba-tiba masuklah seorang pria berbadan tegap dan berpakaian serba hitam. Bruukk! Terdengar suara tubuh Randy yang membentur dinding setelah ditarik dengan kasar oleh pria berbadan tegap itu. “Nona, keluarlah dari sini. Di depan ada mobil putih yang sedang menunggu. Anda naiklah ke mobil itu!” ujar pria itu sambil meringkus Randy. Tak menunggu lama Amalia pun berlari keluar menuruti ucapan pria itu. Dia tak perduli meski tak mengenal pria itu. Saat ini dia hanya ingin sembunyi dari Randy. Benar apa yang dikatakan oleh pria itu jika saat ini di halaman bungalow ada sebuah mobil putih yang terparkir. Dia bergegas masuk ke mobil itu. Di sana sudah ada pria lain yang menunggu. Tak lama kemudian, pria yang tadi menolong Amalia terl

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 14. AKU INGIN PULANG SAJA

    “Aku mau pulang. Aku nggak mau di sini,” ujar Gladys setelah Alfa berdiri tepat di samping tempat tidurnya. “Kenapa, Sayang? Kau masih memerlukan perawatan jadi untuk sementara kau di sini dulu ya,” bujuk Alfa. “Aku nggak mau, Alf. Aku mau pulang. Di sini ... aku merasa tidak nyaman,” rengek Gladys. Alfa menghembuskan napas kasar. “Baiklah. Kau tunggu di sini. Biar aku temui dokter dulu.” Alfa memilih mengalah karena tak ingin Gladys merasa tertekan. Kemudian pria itu meninggalkan kamar rawat isterinya untuk menemui dokter. Tiga puluh menit kemudian, Alfa kembali masuk ke kamar dengan mengulas senyuman. Dia mengecup lembut kening Gladys. “Dokter mengijinkan kamu pulang, Sayang,” bisik Alfa. “Benarkah?!&rd

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 13. APAKAH KAU MARAH PADAKU?

    Gladys memilih bungkam dan tidak mengatakan apapun ketika mereka sedang sarapan bersama. Dia tahu semalam suaminya pulang saat malam telah begitu larut. “Sayang ... kenapa kau diam saja? Apa kau marah?” tanya Alfa hati-hati. Gladys menghentikan suapan untuknya dan memilih meletakkan kembali sendok yang dipegangnya ke atas piring. Kemudian menatap ke arah suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Apakah aku punya hak untuk marah?” sarkas wanita itu. Kemudian dia melanjutkan sarapannya. Alfa hanya terdiam, berusaha untuk mencerna ucapan Gladys. “Maaf Nyonya, silakan ini susunya,” ucap Bi Sani yang sudah meletakkan segelas susu hamil di depan Gladys. “Terima kasih, Bi. Oh ya, Bi ... bisa aku minta tolong, ambilkan vitaminku di kamar?” pinta Gladys.&nb

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 12. AKU BUKAN SUAMIMU

    “Sayang, aku ke ruang kerja sebentar. Ada yang harus aku selesaikan,” ujar Alfa lembut sambil mengusap puncak kepala Gladys yang terbaring lemah. Gladys hanya mengangguk lemah karena kepalanya memang terasa pusing. Setelah menerima panggilan dari Amalia, Alfa memutuskan untuk pergi ke bungalownya. Disepanjang perjalanan menuju bungalownya, Alfa terus menggerutu untuk meluapkan rasa kesalnya pada mantan kekasihnya itu. Dia juga kesal karena antara hati dan apa yang terucap dari bibirnya tak pernah bisa sejalan. Dia selalu saja mengatakan jika dia tak ingin lagi berhubungan dengan gadis itu. Namun, hatinya selalu membawanya ke hadapan wanita itu. Bahkan saat di ingatannya hanya ada Gladys isteri sahnya sekalipun. ‘Ada apa sebenarnya denganku’ batin pria itu. “Tuan,” sapa Devan saat melihat tuannya yang baru saja menginjakkan kaki di teras bungalow.

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab. 11 PREGNANCY ( KEHAMILAN )

    “Nyonya hamil, Tuan,” berita yang di sampaikan oleh dokter itu masih terngiang di telinga Alfa. Senyum bahagia terlukir di bibirnya. SATU JAM YANG LALU “Dokter, apa maksudnya isteri saya tidak sakit? Menurut Bi Sani, isteri saya tadi pingsan. Bagaimana mungkin dia tidak sakit?” cecar Alfa. “Itu hal yang wajar karena saat ini, Nyonya sedang hamil muda,” jawab dokter itu santai. “A-apa dok?! Ha-hamil ... maksud dokter istri saya sekarang sedang hamil?” tanya Alfa tak percaya. “Benar Tuan. Sebaiknya, Tuan segera membawa Nyonya ke dokter kandungan agar lebih jelas lagi,” saran dokter itu lagi. Tak lama kemudian terdengar tawa bahagia dari Alfa. Tak hanya Alfa, Bi Sani pun turut bahagia mendengar kabar baik itu.&nbs

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 10. SEPENGGAL KISAH TENTANG ALFA DAN AMALIA

    Amalia menatap langit-langit kamar yang di tempatinya. Kamar itu kini sudah kembali rapi karena Alfa sudah menyuruh orang untuk merapikannya. Pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun yang lalu. Masa di mana dia bahagia dengan Alfa. Sebelum semuanya hancur karena bujuk rayu seseorang yang kini sangat di bencinya. Seseorang yang telah tega menghancurkan hidupnya. Setelah puas menikmati tubuhnya, dia tega menjualnya ke tempat hiburan malam di luar negeri. Bahkan saat ini dia tengah mengandung entah janin laki-laki yang mana. Beruntung dia memiliki sahabat yang bersedia membantunya melarikan diri. Dan di sinilah dia sekarang. Tak beda jauh dengan Amalia, Alfa pun mengalamai hal yang sama. Pria itu menghentikan laju mobilnya. Dia merasakan jantungnya seperti diremas saat pikirannya melayang pada masa. Masa di mana dia merasakan sakit karena penghianatan Amalia. BEBERAPA TAHUN YANG LALU&nb

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 9. MENEMUI AMALIA

    Beberapa hari kemudian, Gladys telah kembali sehat. Saat ini dia sedang menatap bayangannya di cermin dengan bangga. Ya, hari ini adalah hari wisudanya. Hari di mana dia akan mendapat gelar dokter secara resmi. Sebuah cita-cita yang telah lama diimpikannya. Namun, beberapa detik kemudian senyum itu hilang dari bibirnya saat dia menyadari sesuatu. Dia terduduk di tepi ranjang. ‘Tak ada gunanya aku wisuda. Tak ada artinya aku mendapat gelar dokter. Semua sia-sia dan sama saja. Aku akan tetap tak akan bisa lepas dari rantai yang dipasang pria itu’ gumam gadis itu. “Sayang, sudah siap?” Alfa tertegun saat melihat istrinya sedang menangis. “Hei! Kenapa?” tanya Alfa sambil menghapus air mata sang isteri. “Aku tidak akan wisuda, Alf. Semuanya percuma saja,” lirih Gladys. “Kenapa bilang

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 8. GAGAL HONEYMOON

    Gladys dengan dibantu oleh Bi Sani tengah mempersiapkan segala keperluannya untuk berbulan madu atas perintah Alfa. Sebenarnya Gladys merasa sangat malas untuk pergi. Tapi apalah dayanya jika Alfa telah memiliki keinginan. “Sudah siap, Sayang?” tanya Alfa saat dia masuk ke dalam kamarnya. “Sudah,” jawab Gladys singkat. “Oke! Kita berangkat sekarang!” ajak Alfa setelah memerintahkan pelayan membawa barang bawaannya. “Tuan, Nyonya, selamat jalan!” ucap Bi Sani. “Makasih Bi. Kami hanya beberapa hari saja kok perginya. Minggu depan isteriku ini akan menjalani wisuda dan mendapatkan gelar dokter secara resmi,” ujar Alfa sambil membelai rambut Gladys. Gadis itu hanya mengulas senyuman tipis di bibirnya. “Kami p

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 7. THE WEDDING PARTY

    Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Alfa sengaja mendatangkan seorang MUA terkenal untuk merias Gladys. Dan keputusan Alfa memang benar. Gladys saat ini terlihat begitu cantik meski dengan riasan yang natural. Apalagi dengan gaun pengantin pilihannya yang kini sudah melekat di tubuhnya. Alfa merasa takjub saat melihat Gladys yang sedang memasuki ruangan untuk akad nikah dengan dibimbing oleh Bi Sani. Tak hanya Alfa, para tamu yang diundang pun tak kalah takjub. Wanita paruh baya itu mendudukan Gladys di samping Alfa yang sudah lebih dulu duduk di hadapan penghulu. “Cantik,” puji Alfa dengan berbisik ke telinga Gladys. Gladys merasakan tubuhnya meremang mendengar bisikan itu. “Sudah bisa dimulai?” tanya penghulu. “Sudah Pak!” jawab Alfa tegas. Sedangkan Gladys hanya menundukkan kepalanya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status