Home / Romansa / Kekasihku Seorang Don Juan / Bab 2. TEMUKAN MEREKA!

Share

Bab 2. TEMUKAN MEREKA!

Author: Ningty
last update Last Updated: 2021-05-01 15:27:42

     Sebelum menjalankan mobilnya dia terlebih dahulu menghubungi seseorang.

     “Temui aku di tempat biasa!” titahnya dan langsung memutus sambungan telepon tanpa menunggu jawaban orang di seberang telepon. ‘Kalian pikir bisa merusak hubunganku dengan Gladys. Lihat saja apa yang akan aku lakukan!’ gumam Alfa dengan mata berkilat-kilat penuh amarah. Gladys boleh saja marah padanya. Tapi dia tak akan pernah melepaskannya. Untuk itu, dia bertekad akan mencari dulu siapa yang selalu diam-diam mengawasinya. Selama ini dia sudah berusaha untuk bermain cantik di belakang kekasihnya.

     Alfa melajukan mobil sportnya dengan kecepatan cukup tinggi. Tak lama kemudian dia telah sampai di sebuah Bar langganannya. Dengan langkah tegap dan tanpa melepas kacamatanya, dia memasuki Bar  itu. Sesekali dia menebar senyum pada gadis-gadis di sana. Membuat para gadis itu melambung. Begitulah seorang Alfa Shaquille Bimantara. Belum lama dia merayu kekasihnya agar tak memutuskannya tetapi saat di hadapannya ada gadis-gadis cantik tetap saja dia akan tebar pesona. Seolah dia lupa dengan permasalahannya.

     “Tuan Alfa, tumben sore-sore sudah datang!” sapa seorang gadis dengan penampilan yang cukup menggoda. Gadis itu bergelayut manja di lengan Alfa. Alih-alih merasa risih, pemuda itu jesteru meraih pinggang gadis itu hingga tubuh mereka saling menempel. Tanpa mereka sadari, di kejauhan tampak seseorang sedang asik merekam adegan itu sambil mengulas senyum miring.

     ‘Alfa ... Alfa! Sampai kapan kamu akan bertindak bodoh seperti ini. Mudah sekali untuk mengetahui kelemahanmu. Dengan rekaman video ini, aku yakin hubunganmu dengan Gladys akan semakin hancur. Pada saat itulah aku akan mengambilnya darimu’ ujar orang itu bermonolog kemudian diam-diam pergi dari tempat itu setelah puas merekam.

     “Tuan!” sapa seseorang mengejutkan Alfa. Pemuda itu segera melerai pelukannya pada gadis itu. Terlihat jelas raut wajah kecewa dari gadis itu. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

     “Tunggu aku di ruang biasa! Aku segera menyusul!” titah Alfa

     “Baik Tuan,” sahut pria muda itu.

     “Bawakan aku minuman biasa!” titah Alfa pada gadis itu. Kemudian berlalu begitu saja dari hadapan gadis itu.

     Di ruangan khusus di Bar itu, saat ini Alfa sedang duduk berhadapan pria muda yang tadi menyapanya.

     “Kamu lihat ini!” perintah Alfa sambil menyodorkan sebuah amplop coklat pada pemuda itu. Pemuda itu pun langsung membuka amplop itu dan tersentak kaget.

     “T-Tuan ... ini ...” pemuda itu menggantung kalimatnya.

     “Cari siapa pelakunya dan bawa ke hadapanku secepatnya! Ah ... satu lagi! Aku ada tugas khusus untukmu. Mulai hari ini, kau awasi Gladys. Cari tahu siapa yang ditemuinya! Laporkan apapun yang dilakukannya di belakangku!” perintah Alfa.

     “Baik Tuan,” jawab pemuda itu patuh.

     “Devan!” panggil Alfa. Pemuda bernama Devan itu berbalik ke arah Alfa.

     “Iya Tuan,” sahut Devan.

     “Jangan sampai Gladys mengetahui jika kamu mengawasinya atas perintahku!” ucap Alfa.

     “Baik Tuan,” sahut Devan. Kemudian pemuda itu berlalu dari hadapan Alfa.

     Sementara itu Alfa memilih duduk di sofa yang ada di sana. Dia memijat kedua pelipisnya.

     “Aargh!” geramnya sambil memukul udara. Pada saat itu, masuklah gadis yang tadi diperintahkannya untuk membawa minuman. Entah kenapa tiba-tiba Alfa merasa jengah melihat gadis itu.

     “Tuan ... ini minuman Anda,” dengan suara manjanya gadis itu menawarkan minuman itu kepada Alfa. Alih-alih menerima gelas berisi minuman itu, Alfa menampakkan wajah jijik pada gadis itu.

     “Kau minum saja sendiri!” ucapnya dingin dan berlalu begitu saja dari hadapan gadis itu. Dia melangkah dari hadapan gadis itu. Membuat gadis itu terperanjat dan terpaku di tempatnya.

     Alfa melangkahkan kakinya menuju tempat mobilnya terparkir dengan angkuh. Dia mencoba untuk menghubungi kekasihnya. Namun ternyata ponsel Gladys tidak aktif. Dia lantas menaiki mobilnya dan melajukannya ke Apartement kekasihnya. Tetapi, di tengah jalan, dia teringat sesuatu. Secepat kilat dia memutar mobilnya menuju tempat di mana kekasihnya saat ini berada.

     Alfa memarkirkan mobilnya tanpa perduli jika dia sudah memarkirnya secara asal. Dia melangkahkan gedung berwarna putih di hadapannya. Beberapa pasang mata menatapnya tak berkedip. Tentu saja para kaum hawa yang jadi pemilik beberapa pasang mata itu. Terdengar bisik-bisik dari mereka. Namun, Alfa tak memperdulikannya. Dia terus saja berjalan menuju meja resepsionis.

     “Permisi, dimana saya bisa menemui Gladys?” tanya Alfa sambil mengulas senyum. Suster yang saat itu berjaga hanya terbengong menatap ketampanan Alfa. Apalagi saat itu dia sedang tersenyum begitu manis.

     “Maaf, Nona, tolong jawab pertanyaan saya. Dimana saya bisa bertemu Gladys. Dia calon dokter yang sedang mengikuti ujian akhir di rumah sakit ini,” kali ini Alfa menjelaskan secara gamblang kepada suster itu. Namun, suster itu masih diam terpaku. Alfa menjentikkan jarinya di hadapan suster itu. Membangunkannya dari lamunan.

     “I-iya T-tuan,” suster itu tergeragap. Dia merasakan tubuhnya gemetar apalagi saat dia melihat sorot mata tajam yang diberikan oleh Alfa.

     “Saya ingin bertemu dengan Gladys!” ujar Alfa.

     “Oh! Mbak Gladys. Tadi saya lihat dia sedang berada di ruang diskusi bersama dr. Rendy,” jawab suster itu. Sejenak Alfa mengkerutkan dahinya. ‘Siapa dr. Rendy ini’ batinnya. Entah kenapa, dia merasakan ada api yang meletup-letup di dadanya. Api cemburu.

     “Bisa tolong antarkan, saya!” tiba-tiba Alfa berubah menjadi dingin. Membuat suster itu semakin gugup dan gemetar.

     “Bi-bisa Tuan. M-mari,” ajak suster itu. Alfa mengikuti langkah suster itu. Hingga akkhirnya mereka tiba di sebuah ruangan yang ada di ujung lorong itu lagi. Pada saat itu terdengar suara tawa Gladys yang begitu renyah. Alfa mengepalkan kedua tangannya. Rahangnya juga mengetat.

     Braak!

     Pintu ruangan itu terbuka dengan kencang. Gladys dan semua yang ada di dalam ruangan itu terkejut dan segera menoleh ke arah pintu. Gladys terkejut saat melhat siapa yang sedang berdiri di tengah pintu. Begitu juga Alfa. Dia merasa sangat malu dan merasa bodoh hanya karena merasakan cemburu saat mendengar suara tawa kekasihnya. Namun, bukan Alfa namanya jika tidak bisa menguasai keadaan.

     “Maaf, tadi saya merasa pusing hingga tak sadar menabrak pintu ini. Hai Sayang!” ujar Alfa sekenanya sambil mengerling ke arah Gladys.

     Gladys yang merasa tidak enak hati pada para seniornya segera meminta maaf dan meminta ijin untuk meninggalkan ruang diskusi.

     “Maaf dokter, saya permisi untuk meninggalkan diskusi ini. Sepertinya ada yang harus saya selesaikan. Saya ucapkan terima kasih untuk apresiasi yang diberikan kepada saya,” ucap Gladys. Kemudian gadis itu berlalu dari ruangan itu tanpa menghiraukan keberadaan Alfa di sana. Dia benar-benar merasa malu sekaligus kesal dengan ulah kekasihnya itu. Dia sangat tahu, Alfa bukanlah orang yang akan selemah itu. Hingga saat merasa pusing bisa menabrak pintu hingga begitu keras. Ditambah amarahnya memang belum reda.

     Melihat hal itu, Alfa bergegas mengejar Gladys. “Sayang ... tunggu aku Sayang!” seru Alfa. Namun Gladys tak meggubrisnya. Dia terus saja melangkah meninggalkan Alfa.

     “Sayang!” Gladys tersentak saat merasakan cekalan tangan pada lengannya. Gadis itu memejamkan matanya dan menghela napas panjang. Dia tak menyangka Alfa akan begitu mudah mengejarnya.

     “Lepas!” ucap gadis itu dengan nada dingin sambil melirik tangan Alfa yang mencengkeram lengannya.

     “Tidak Sayang! Aku tak akan melepaskanmu!” seru Alfa.

     “Lepas atau aku teriak!"

     “Kalo begitu, teriaklah! Aku ingin mendengarnya!” ujar Alfa dengan nada dingin. Matanya menatap tajam ke arah Gladys. Gladys tercekat dan menelan salivanya dengan susah payah. ‘D-dia kenapa jadi berubah’ batin gadis itu.

     “Ayo teriak! Kenapa diam hah!” bentak Alfa. Entah kenapa Gladys merasakan tubuhnya gemetar. Selama tiga tahun menjalin hubungan dengan pemuda itu, ini pertama kalinya dia melihat sisi lain dari pemuda itu. Melihat reaksi Gladys, Alfa hanya mengulas senyum miring.

     “Ayo pulang!” ucap Alfa sambil menarik tangan Gladys yang kini tampak pasrah. Entah apa yang akan terjadi, dia hanya berharap itu bukan sesuatu yang buruk.

    

Bersambung

Related chapters

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 3. YANG TERENGGUT

    Begitu memasuki mobil Alfa, Gladys terkejut saat tiba-tiba Alfa menutup matanya dengan kain hitam. Dia semakin terkejut saat merasakan kedua tangannya seperti sedang diikat. “Alf! Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku Alf!” teriak Gladys berusaha berontak. Namun apalah dayanya yang hanya seorang gadis jika dibandingkan dengan sosok Alfa yang memiliki tubuh atletis itu. “Tenanglah, Sayang. Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin kamu tidak kabur dariku,” bisik Alfa sambil memasangkan sabuk pengaman ke tubuh Gladys. “Alf ... tolong ... jangan begini. Lepaskan aku,” lirih gadis itu. Suaranya terdengar parau dan ketakutan. Alfa menghela napas panjang. ‘Maaf Sayang, mungkin aku memang brengsek. Tapi hanya kamu wanita yang aku cintai di dunia ini dan aku tak ingin kehilanganmu’ batin pemuda itu. 

    Last Updated : 2021-05-01
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 4. BIARKAN AKU PULANG!

    Gladys merasakan sakit pada seluruh tubuhnya. Pelan-pelan dia beringsut turun dari ranjang. Dengan tertatih dia beranjak menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, dinyalakannya shower dan dibiarkannya air yang mengucur membasahi seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tubuhnya terjajar ke belakang dan perlahan merosot ke bawah hingga jatuh terdudu di lantai. ‘Ya Tuhan, bagaimana harus kuhadapi dunia ini sekarang. Aku sudah hancur, aku juga kotor’ rintih gadis itu. Dia telungkupkan wajahnya dikedua lututnya yang tertekuk. Air mata terus saja membanjiri wajahnya, bercampur dengan guyuran air dari shower. Hatinya benar-benar remuk redam. Dia tak pernah menyangka, pria yang dicintainya begitu tega melakukan hal menyakitkan itu padanya. ‘Aku benci kamu Alfandra Shaquille Bimantara’ geram Gladys dengan suara tertahan. Tok! Tok! Tok!

    Last Updated : 2021-05-05
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 5. SISI GELAP SEORANG ALFA

    “Ada apa ini!” bentak Alfa dengan suara menggelegar. Para pelayan segera berbaris rapi saat melihat majikannya sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam dan netra yang berkilat-kilat. Mereka semua hanya menundukkan kepala. Tak terkecuali Gladys yang tak kalah terkejut. Netra Alfa menatap tajam ke arah Gladys yang sedang dipegangi oleh Devan. “Devan!” seru Alfa. Devan segera melepaskan pegangannya pada Gladys. Begitu Devan melepaskannya, Gladys langsung mengambil kesempatan itu untuk kabur. Namun sayang, Alfa dengan sigap menangkap gadis itu dan membawanya ke dalam pelukannya. “Kau mau kemana, Sayang?! Sebentar lagi Tante Sherly datang lho!” ucap Alfa dengan nada dingin. “Alf ... tolong lepasin aku. Aku harus ke rumah sakit,” mohon Gladys dengan suara memelas. “Tidak sekarang, Sayang. Kita harus fitting baju pengantin

    Last Updated : 2021-05-09
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 6. TAKTIK GLADYS

    Tak seperti sebelum-sebelumnya, hari ini Gladys tampak begitu segar. Dia baru saja selesai mandi. Dia memilih mengenakan gaun dengan warna kesukaan Alfa. Gadis itu telah memutuskan untuk mengikuti nasehat Bi Sani. Dia akan berusaha untuk kembali melunakkan hati kekasihnya. Tentu agar dia bisa bebas dari sangkar emas kekasihnya. Selain itu, dia ingin agar Alfa kembali mengijinkannya untuk mengabdikan ilmunya untuk menolong banyak orang. Sudah dua hari Alfa tidak datang ke mansion. Tepatnya sejak hari dimana dia mencoba untuk kabur. Bi Sani juga tidak berani membiarkannya keluar kamar karena selama dua hari itu dia tidak bisa dihubungi. Gadis itu sedang berada di balkon kamar yang ditempatinya sambil menikmati udara pagi ketika tiba-tiba dia merasakan tangan kekar melingkari pinggang hingga perutnya. “Pagi sayang,” bisik suara yang dikenalnya. Meski sepa

    Last Updated : 2021-05-11
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 7. THE WEDDING PARTY

    Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Alfa sengaja mendatangkan seorang MUA terkenal untuk merias Gladys. Dan keputusan Alfa memang benar. Gladys saat ini terlihat begitu cantik meski dengan riasan yang natural. Apalagi dengan gaun pengantin pilihannya yang kini sudah melekat di tubuhnya. Alfa merasa takjub saat melihat Gladys yang sedang memasuki ruangan untuk akad nikah dengan dibimbing oleh Bi Sani. Tak hanya Alfa, para tamu yang diundang pun tak kalah takjub. Wanita paruh baya itu mendudukan Gladys di samping Alfa yang sudah lebih dulu duduk di hadapan penghulu. “Cantik,” puji Alfa dengan berbisik ke telinga Gladys. Gladys merasakan tubuhnya meremang mendengar bisikan itu. “Sudah bisa dimulai?” tanya penghulu. “Sudah Pak!” jawab Alfa tegas. Sedangkan Gladys hanya menundukkan kepalanya.

    Last Updated : 2021-05-17
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 8. GAGAL HONEYMOON

    Gladys dengan dibantu oleh Bi Sani tengah mempersiapkan segala keperluannya untuk berbulan madu atas perintah Alfa. Sebenarnya Gladys merasa sangat malas untuk pergi. Tapi apalah dayanya jika Alfa telah memiliki keinginan. “Sudah siap, Sayang?” tanya Alfa saat dia masuk ke dalam kamarnya. “Sudah,” jawab Gladys singkat. “Oke! Kita berangkat sekarang!” ajak Alfa setelah memerintahkan pelayan membawa barang bawaannya. “Tuan, Nyonya, selamat jalan!” ucap Bi Sani. “Makasih Bi. Kami hanya beberapa hari saja kok perginya. Minggu depan isteriku ini akan menjalani wisuda dan mendapatkan gelar dokter secara resmi,” ujar Alfa sambil membelai rambut Gladys. Gadis itu hanya mengulas senyuman tipis di bibirnya. “Kami p

    Last Updated : 2021-05-17
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 9. MENEMUI AMALIA

    Beberapa hari kemudian, Gladys telah kembali sehat. Saat ini dia sedang menatap bayangannya di cermin dengan bangga. Ya, hari ini adalah hari wisudanya. Hari di mana dia akan mendapat gelar dokter secara resmi. Sebuah cita-cita yang telah lama diimpikannya. Namun, beberapa detik kemudian senyum itu hilang dari bibirnya saat dia menyadari sesuatu. Dia terduduk di tepi ranjang. ‘Tak ada gunanya aku wisuda. Tak ada artinya aku mendapat gelar dokter. Semua sia-sia dan sama saja. Aku akan tetap tak akan bisa lepas dari rantai yang dipasang pria itu’ gumam gadis itu. “Sayang, sudah siap?” Alfa tertegun saat melihat istrinya sedang menangis. “Hei! Kenapa?” tanya Alfa sambil menghapus air mata sang isteri. “Aku tidak akan wisuda, Alf. Semuanya percuma saja,” lirih Gladys. “Kenapa bilang

    Last Updated : 2021-05-25
  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 10. SEPENGGAL KISAH TENTANG ALFA DAN AMALIA

    Amalia menatap langit-langit kamar yang di tempatinya. Kamar itu kini sudah kembali rapi karena Alfa sudah menyuruh orang untuk merapikannya. Pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun yang lalu. Masa di mana dia bahagia dengan Alfa. Sebelum semuanya hancur karena bujuk rayu seseorang yang kini sangat di bencinya. Seseorang yang telah tega menghancurkan hidupnya. Setelah puas menikmati tubuhnya, dia tega menjualnya ke tempat hiburan malam di luar negeri. Bahkan saat ini dia tengah mengandung entah janin laki-laki yang mana. Beruntung dia memiliki sahabat yang bersedia membantunya melarikan diri. Dan di sinilah dia sekarang. Tak beda jauh dengan Amalia, Alfa pun mengalamai hal yang sama. Pria itu menghentikan laju mobilnya. Dia merasakan jantungnya seperti diremas saat pikirannya melayang pada masa. Masa di mana dia merasakan sakit karena penghianatan Amalia. BEBERAPA TAHUN YANG LALU&nb

    Last Updated : 2021-05-29

Latest chapter

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 15. SIAPA KAU SEBENARNYA?

    Braakk! Terdengar suara pntu yang didobrak dari luar dan tiba-tiba masuklah seorang pria berbadan tegap dan berpakaian serba hitam. Bruukk! Terdengar suara tubuh Randy yang membentur dinding setelah ditarik dengan kasar oleh pria berbadan tegap itu. “Nona, keluarlah dari sini. Di depan ada mobil putih yang sedang menunggu. Anda naiklah ke mobil itu!” ujar pria itu sambil meringkus Randy. Tak menunggu lama Amalia pun berlari keluar menuruti ucapan pria itu. Dia tak perduli meski tak mengenal pria itu. Saat ini dia hanya ingin sembunyi dari Randy. Benar apa yang dikatakan oleh pria itu jika saat ini di halaman bungalow ada sebuah mobil putih yang terparkir. Dia bergegas masuk ke mobil itu. Di sana sudah ada pria lain yang menunggu. Tak lama kemudian, pria yang tadi menolong Amalia terl

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 14. AKU INGIN PULANG SAJA

    “Aku mau pulang. Aku nggak mau di sini,” ujar Gladys setelah Alfa berdiri tepat di samping tempat tidurnya. “Kenapa, Sayang? Kau masih memerlukan perawatan jadi untuk sementara kau di sini dulu ya,” bujuk Alfa. “Aku nggak mau, Alf. Aku mau pulang. Di sini ... aku merasa tidak nyaman,” rengek Gladys. Alfa menghembuskan napas kasar. “Baiklah. Kau tunggu di sini. Biar aku temui dokter dulu.” Alfa memilih mengalah karena tak ingin Gladys merasa tertekan. Kemudian pria itu meninggalkan kamar rawat isterinya untuk menemui dokter. Tiga puluh menit kemudian, Alfa kembali masuk ke kamar dengan mengulas senyuman. Dia mengecup lembut kening Gladys. “Dokter mengijinkan kamu pulang, Sayang,” bisik Alfa. “Benarkah?!&rd

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 13. APAKAH KAU MARAH PADAKU?

    Gladys memilih bungkam dan tidak mengatakan apapun ketika mereka sedang sarapan bersama. Dia tahu semalam suaminya pulang saat malam telah begitu larut. “Sayang ... kenapa kau diam saja? Apa kau marah?” tanya Alfa hati-hati. Gladys menghentikan suapan untuknya dan memilih meletakkan kembali sendok yang dipegangnya ke atas piring. Kemudian menatap ke arah suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Apakah aku punya hak untuk marah?” sarkas wanita itu. Kemudian dia melanjutkan sarapannya. Alfa hanya terdiam, berusaha untuk mencerna ucapan Gladys. “Maaf Nyonya, silakan ini susunya,” ucap Bi Sani yang sudah meletakkan segelas susu hamil di depan Gladys. “Terima kasih, Bi. Oh ya, Bi ... bisa aku minta tolong, ambilkan vitaminku di kamar?” pinta Gladys.&nb

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 12. AKU BUKAN SUAMIMU

    “Sayang, aku ke ruang kerja sebentar. Ada yang harus aku selesaikan,” ujar Alfa lembut sambil mengusap puncak kepala Gladys yang terbaring lemah. Gladys hanya mengangguk lemah karena kepalanya memang terasa pusing. Setelah menerima panggilan dari Amalia, Alfa memutuskan untuk pergi ke bungalownya. Disepanjang perjalanan menuju bungalownya, Alfa terus menggerutu untuk meluapkan rasa kesalnya pada mantan kekasihnya itu. Dia juga kesal karena antara hati dan apa yang terucap dari bibirnya tak pernah bisa sejalan. Dia selalu saja mengatakan jika dia tak ingin lagi berhubungan dengan gadis itu. Namun, hatinya selalu membawanya ke hadapan wanita itu. Bahkan saat di ingatannya hanya ada Gladys isteri sahnya sekalipun. ‘Ada apa sebenarnya denganku’ batin pria itu. “Tuan,” sapa Devan saat melihat tuannya yang baru saja menginjakkan kaki di teras bungalow.

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab. 11 PREGNANCY ( KEHAMILAN )

    “Nyonya hamil, Tuan,” berita yang di sampaikan oleh dokter itu masih terngiang di telinga Alfa. Senyum bahagia terlukir di bibirnya. SATU JAM YANG LALU “Dokter, apa maksudnya isteri saya tidak sakit? Menurut Bi Sani, isteri saya tadi pingsan. Bagaimana mungkin dia tidak sakit?” cecar Alfa. “Itu hal yang wajar karena saat ini, Nyonya sedang hamil muda,” jawab dokter itu santai. “A-apa dok?! Ha-hamil ... maksud dokter istri saya sekarang sedang hamil?” tanya Alfa tak percaya. “Benar Tuan. Sebaiknya, Tuan segera membawa Nyonya ke dokter kandungan agar lebih jelas lagi,” saran dokter itu lagi. Tak lama kemudian terdengar tawa bahagia dari Alfa. Tak hanya Alfa, Bi Sani pun turut bahagia mendengar kabar baik itu.&nbs

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 10. SEPENGGAL KISAH TENTANG ALFA DAN AMALIA

    Amalia menatap langit-langit kamar yang di tempatinya. Kamar itu kini sudah kembali rapi karena Alfa sudah menyuruh orang untuk merapikannya. Pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun yang lalu. Masa di mana dia bahagia dengan Alfa. Sebelum semuanya hancur karena bujuk rayu seseorang yang kini sangat di bencinya. Seseorang yang telah tega menghancurkan hidupnya. Setelah puas menikmati tubuhnya, dia tega menjualnya ke tempat hiburan malam di luar negeri. Bahkan saat ini dia tengah mengandung entah janin laki-laki yang mana. Beruntung dia memiliki sahabat yang bersedia membantunya melarikan diri. Dan di sinilah dia sekarang. Tak beda jauh dengan Amalia, Alfa pun mengalamai hal yang sama. Pria itu menghentikan laju mobilnya. Dia merasakan jantungnya seperti diremas saat pikirannya melayang pada masa. Masa di mana dia merasakan sakit karena penghianatan Amalia. BEBERAPA TAHUN YANG LALU&nb

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 9. MENEMUI AMALIA

    Beberapa hari kemudian, Gladys telah kembali sehat. Saat ini dia sedang menatap bayangannya di cermin dengan bangga. Ya, hari ini adalah hari wisudanya. Hari di mana dia akan mendapat gelar dokter secara resmi. Sebuah cita-cita yang telah lama diimpikannya. Namun, beberapa detik kemudian senyum itu hilang dari bibirnya saat dia menyadari sesuatu. Dia terduduk di tepi ranjang. ‘Tak ada gunanya aku wisuda. Tak ada artinya aku mendapat gelar dokter. Semua sia-sia dan sama saja. Aku akan tetap tak akan bisa lepas dari rantai yang dipasang pria itu’ gumam gadis itu. “Sayang, sudah siap?” Alfa tertegun saat melihat istrinya sedang menangis. “Hei! Kenapa?” tanya Alfa sambil menghapus air mata sang isteri. “Aku tidak akan wisuda, Alf. Semuanya percuma saja,” lirih Gladys. “Kenapa bilang

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 8. GAGAL HONEYMOON

    Gladys dengan dibantu oleh Bi Sani tengah mempersiapkan segala keperluannya untuk berbulan madu atas perintah Alfa. Sebenarnya Gladys merasa sangat malas untuk pergi. Tapi apalah dayanya jika Alfa telah memiliki keinginan. “Sudah siap, Sayang?” tanya Alfa saat dia masuk ke dalam kamarnya. “Sudah,” jawab Gladys singkat. “Oke! Kita berangkat sekarang!” ajak Alfa setelah memerintahkan pelayan membawa barang bawaannya. “Tuan, Nyonya, selamat jalan!” ucap Bi Sani. “Makasih Bi. Kami hanya beberapa hari saja kok perginya. Minggu depan isteriku ini akan menjalani wisuda dan mendapatkan gelar dokter secara resmi,” ujar Alfa sambil membelai rambut Gladys. Gadis itu hanya mengulas senyuman tipis di bibirnya. “Kami p

  • Kekasihku Seorang Don Juan   Bab 7. THE WEDDING PARTY

    Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Alfa sengaja mendatangkan seorang MUA terkenal untuk merias Gladys. Dan keputusan Alfa memang benar. Gladys saat ini terlihat begitu cantik meski dengan riasan yang natural. Apalagi dengan gaun pengantin pilihannya yang kini sudah melekat di tubuhnya. Alfa merasa takjub saat melihat Gladys yang sedang memasuki ruangan untuk akad nikah dengan dibimbing oleh Bi Sani. Tak hanya Alfa, para tamu yang diundang pun tak kalah takjub. Wanita paruh baya itu mendudukan Gladys di samping Alfa yang sudah lebih dulu duduk di hadapan penghulu. “Cantik,” puji Alfa dengan berbisik ke telinga Gladys. Gladys merasakan tubuhnya meremang mendengar bisikan itu. “Sudah bisa dimulai?” tanya penghulu. “Sudah Pak!” jawab Alfa tegas. Sedangkan Gladys hanya menundukkan kepalanya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status