Share

BAB 4

last update Huling Na-update: 2025-03-12 12:06:32

“Ya, aku mundur.”

Aditya menegakkan badan. Tubuhnya terasa kaku seketika. Dia menatap Jihan tidak percaya. Suara lembut istrinya barusan terasa menghantam dadanya.

“Aku menyerah di usia sebelas tahun pernikahan kita.” Jihan menekan dada. Bibirnya tertarik membentuk segaris senyuman tipis. Ucapan suaminya barusan kembali terngiang di telinga. “Saya begini dari dulu. Kamu juga tahu itu. Kalau kamu tidak terima, silahkan mundur!” Ah … ringan benar kalimat itu keluar dari bibir Aditya. Seolah dia tak ada harganya sebagai seorang istri dari dua anaknya.

“Apa maksudmu?” Napas Aditya memburu. Lelaki itu menajamkan pandangan melihat Jihan justru tersenyum diantara tangis. Dia tersengal saat Jihan mengangkat kepala. Mereka bertemu pandang. Tatapan itu, mata cemerlang Jihan menampakkan luka yang teramat sangat.

Aditya memalingkan wajah. Dia tidak sanggup melihat wajah Jihan yang basah. Selama mereka menikah, baru kali ini dia melihat istrinya itu meneteskan air mata.

“Seperti yang Mas ucapkan tadi, aku sudah tidak kuat untuk bertahan lebih lama lagi. Aku mundur.”

Lirih suara Jihan seperti belati yang mengiris hati Aditya. Lelaki itu memukul-mukul pahanya pelan. Mundur? Benarkah Jihan akhirnya menyerah? Atau ini hanya gertakannya saja agar dia mengiba?

"Maaf kalau ucapan saya tadi menyinggung perasaanmu."

Jihan mendesah. Sepuluh tahun dia menanti, akhirnya kata maaf keluar juga dari mulut Aditya. Dia bahkan sampai lupa dia begitu berharga karena selalu diabaikan. Sampai tadi, saat dia menjadi sorotan, kepercayaan diri itu kembali. Menarik kembali semua kesadaran bahwa dia layak untuk dihargai dan … dicintai.

Mereka memilih berdiam diri sepanjang sisa perjalanan. Jihan mengambil tas tangannya saat mobil memasuki gerbang perumahan. Sekitar lima puluh meter dari pos security, mobil berwarna silver itu berbelok. Jihan menarik napas panjang saat pagar rumah mereka mulai terlihat.

Pagar berwarna putih tulang dengan aksen garis emas itu menutupi bangunan di dalamnya. Rumah mereka hanya satu lantai. Jihan yang meminta saat awal dibangun dulu. Dia merasa lebih nyaman karena aktivitas hanya terpusat di satu lantai.

Aditya menghembuskan napas kencang melihat Jihan yang berlalu begitu saja meninggalkannya. Wanita yang memiliki mata cemerlang dengan alis tebal itu bahkan tidak sedikitpun menoleh padanya saat tadi keluar dari mobil.

Lelaki itu mengendurkan dasi di lehernya sambil masuk ke rumah. “Sudah selesai, Ma, kemungkinan besok pengumuman siapa yang menjadi perwakilan.” Aditya melirik pintu kamar Rayna yang terbuka.

“Semangat! Anak Mama pasti yang terbaik!”

Aditya mengabaikan percakapan anak dan istrinya. Dia memilih masuk ke kamar dan membersihkan diri. Tubuhnya lelah dari perjalanan jauh ditambah pula dengan permasalahan yang Ralin sebabkan malam ini.

"Ralin." Aditya mendesis saat air dari shower mulai menghujani tubuhnya. Aroma mawar dari sabun mandi membuatnya merasa lebih relax.

Selesai mandi, Aditya mengambil alat cukur dan merapikan jambangnya yang mulai tumbuh. "Mas kelihatan manly sekali kalau jambangnya baru tumbuh sedikit-sedikit seperti ini." Ucapan Ralin beberapa waktu lalu melintas di pikiran Aditya. Dia bahkan bisa merasakan tangan lembut dan halus gadis itu yang mengelus rahangnya.

"ARGH!!" Aditya membanting alat cukur. Mendadak emosinya bangkit kembali mengingat kelakuan bodoh simpanannya itu malam ini.

Jihan baru saja selesai berganti pakaian saat Aditya keluar dari kamar mandi. Lelaki itu memperhatikan istrinya lekat-lekat. Dari tempatnya berdiri, tubuh Jihan terlihat sempurna. Walau sudah melahirkan anak dua, badan istrinya tetap langsing seperti pertama mereka berjumpa.

“Rayna ada kegiatan apa di sekolah?” Aditya duduk di kasur. Matanya terus memperhatikan Jihan yang sedang menyisir rambut panjangnya. Dia tersenyum tipis. Dulu, rambut hitam legam itu merupakan salah satu daya pikat Jihan sebelum memutuskan mengenakan hijab satu tahun belakangan.

"Lomba cerdas cermat tingkat provinsi. Besok pengumuman siapa saja perwakilan dari masing-masing sekolah di kabupaten." Jihan meletakkan sisir. Dia berputar di cermin memperhatikan lekuk tubuhnya sendiri.

"Rasanya tubuhku nggak kalah bagus dengan pacarmu itu walau usia kami terpaut sepuluh tahun, Mas." Jihan menatap Aditya dari pantulan kaca. Dada bidang suaminya terlihat jelas karena lelaki itu hanya mengenakan handuk sebatas pinggang.

"Ah, aku lupa. Walau luarnya masih bagus, onderdil dalam tidak bisa bohong. Apalagi aku sudah dua kali turun mesin." Jihan terkekeh karena suaminya memilih bungkam.

"Jihan, please …." Aditya berdiri dan memeluk istrinya dari belakang. Wangi parfum aroma mawar menguar dari tubuh Jihan.

"Kenapa kamu jadi berubah begini?" Aditya membalikkan badan Jihan hingga mereka berhadapan. Mendadak ketakutan menyergap hati Aditya, Jihan yang selalu tampil lembut, melayani dan memperlakukannya dengan baik seperti hilang entah kemana. Dia seakan berhadapan dengan orang yang berbeda.

"Berubah? Rasa-rasanya wajar aku berubah, Mas. Saat kelembutan sikap dan ketulusan cintaku bertahun-tahun tak bisa menyentuh hatimu, mungkin ini saatnya bagiku menyerah dan mundur." Jihan mengepalkan tangan. Sekuat tenaga dia menegarkan hati agar tidak menangis. Sungguh, dia tidak ingin terlihat lemah lagi di hadapan suaminya.

"Mari kita berpisah, cukup sudah kau perlakukan aku semena-mena. Entah sudah berapa wanita yang datang dan pergi dalam rentang sebelas tahun pernikahan kita. Aku belum mau mati muda karena terus-terusan makan hati."

"Kamu tidak memikirkan Rayna dan Damar?"

"Apa Mas memikirkan mereka saat sedang bersama wanita-wanita penggoda itu?"

"Jihan, come on, selama ini kita baik-baik saja. Kenapa sekarang baru dipermasalahkan? Kalau masalah Ralin, gampanglah itu. Nanti biar saya urus semuanya."

"Ini bukan tentang kenapa baru sekarang dipermasalahkan atau Mas bisa menyelesaikan semua, tapi ini tentang hubungan kita."

"Apa maksudmu?"

"Hubungan kita sudah tidak sehat lagi. Mas tidak pernah menghargai aku sebagai seorang istri. Selama ini aku diam, bukan berarti semuanya baik-baik saja. Aku mengalah dan memilih bertahan berharap Mas akan berubah. Ternyata aku salah, Mas justru semakin menjadi." Jihan menantang mata Aditya.

"Sabarku ada batasnya, dan inilah akhirnya." Jihan menekan dalam-dalam perasaannya. Dia yang selalu menatap Aditya dengan mata memuja, malam ini membalas nyalang tatapan suaminya. Ah … cinta, cinta adalah alasan terkuatnya hingga bisa bertahan selama ini.

Aditya mendengus kencang. "Mentang-mentang saat ini kamu sudah kembali menjadi bintang, kamu menjadi keras kepala! Ingat, Jihan, kamu bisa ada di posisi ini karena saya!" Aditya mencengkram bahu Jihan. Untuk pertama kali sepanjang pernikahan, mereka beradu pendapat. Biasanya, Jihan memilih diam dan mengalah.

"Mas lupa? Sebelum menikah dengan Mas pun aku sudah menjadi bintang." Jihan terkekeh. "Jadi, tutup mulutmu yang selalu merendahkanku!"

Aditya terpana. Dia tidak menyangka wanita lemah lembut yang selama ini menjadi istrinya itu bisa berkata sedemikian rupa.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Kekasih Suamiku   BAB 5

    “Mau kemana?” Aditya menautkan alis melihat Jihan yang sedang memoles wajah di depan meja rias. Lelaki itu melirik jam mewah di tangannya, hampir tepat jam empat. Setelah proses penandatanganan kontrak kerjasama dengan pelanggan baru selesai, dia memang langsung pulang.“Mas sudah pulang?” Jihan bertanya heran. Wanita itu mengambil tas kerja suaminya dan mencium tangan Aditya.Inilah yang Aditya suka, semarah apapun, Jihan tetap menghormatinya sebagai suami dan melayaninya dengan baik. Bahkan, setelah perdebatan mereka tadi malam yang membuat Jihan berkeras ingin bercerai, wanita itu tetap menjalankan kewajibannya saat Aditya meminta hak. Seminggu mengurus pekerjaan di luar kota membuat keinginan itu begitu kuat.“Tumben.” Jihan tersenyum tipis. Dia kembali melanjutkan merias wajah setelah meletakkan tas kerja Aditya. Mendadak, Jihan tertawa kecil. Dia merasa geli melihat Aditya sudah di rumah sesore ini. Biasanya, lelaki itu selalu pulang di atas jam sembilan malam. Paling cepat jam

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • Kekasih Suamiku   BAB 6

    Aditya menghembuskan napas kencang. Baru kali ini Jihan sangat keras. Walaupun sikapnya tetap lembut seperti biasa, tapi wanita itu tegas mengatakan keputusan yang akan dia ambil.Mereka diam sepanjang sisa perjalanan. Jihan memilih menyibukkan diri memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang. Sesekali, wanita itu membenarkan hijab yang dia kenakan. “Kenapa berhijab?” Aditya mendadak teringat pertanyaannya setahun yang lalu. Mereka akan menghadiri acara gathering keluarga bersama karyawan hari itu. Aditya sedikit heran karena Jihan tampil dengan tunik selutut dan hijab kekinian.“Tidak apa-apa. Aku mulai rutin mengikuti kajian, Mas. Tahun depan usiaku menginjak pertengahan kepala tiga, aku ingin mulai memperbaiki diri.”Aditya hanya mengangguk mendengar jawaban istrinya saat itu. Sejujurnya, Jihan terlihat sangat manis dengan hijab bunga-bunga yang dia kenakan. Namun, lidahnya kelu untuk memuji. Bertahun-tahun kata rayuan sudah tak pernah lagi dia ucapkan. Lagipula, tanpa dia katakan

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 7

    Satu jam lebih dua puluh menit, pemotretan akhirnya selesai. Jihan langsung menuju ruangan untuk beristirahat yang sudah disediakan. Sebagai model senior yang sudah punya nama, dia memang diistimewakan.Ah … tidak mudah untuk sampai di tahap ini. Dulu, masa-masa masih merintis, ruangan tempat dia istirahat itu bisa ditempati sampai belasan model. Mereka berjubel menunggu giliran. Sesak. Lapar. Lelah. Semua rasa berbaur menjadi satu.Makan tisu yang dicelupkan pada air lemon sudah menjadi konsumsi sehari-hari untuk mengganjal perut saat sedang ada event. Semua dilakukan oleh para talent agar tetap langsing dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh penyelenggara acara.Dimarahi, dicaci, semua sudah dia lewati. Jihan kenyang oleh makian saat namanya belum diperhitungkan. Sungguh, gemerlap dunia model yang selalu tampil cantik dan penuh kemewahan tak seindah yang selalu diperlihatkan.“Foto-foto kemesraan Ralin dan Aditya menggemparkan media hari ini. Di salah satu foto dengan latar Mena

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 8

    “Kamu serius mau mengajukan gugatan?”Jihan yang sedang merapikan kotak bekal menatap Aditya yang berdiri di pintu dapur. Lelaki itu menarik napas panjang dan menarik kursi. Dia duduk diam memperhatikan tangan istrinya yang cekatan menyiapkan perbekalan.“Buahnya mau langsung di iris semua, Bu?” Rumi, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah mereka sejak Damar lahir mendekat sambil membawa buah-buahan yang sudah dicuci.“Melon dan pepaya dipotong kotak kecil-kecil, Bi, biar gampang nanti dimakan pakai garpu. Mangga sama apel bawa masing-masing tiga saja. Langsung taruh di rantang saja, nanti biar saya kupas sendiri. Terima kasih ya, Bi.” Jihan memberikan arahan sambil tangannya sibuk memasukkan ayam masak rica-rica, sambal, rebusan labu siam, buncis dan bayam.“Tolong ambil kerupuk udang itu, Mas.” Jihan menunjuk toples besar di samping Aditya. “Terima kasih.” Jihan tersenyum tipis. Wanita yang memiliki alis tebal itu langsung sibuk menata perbekalan dalam satu keranjang.“Kam

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 9

    “Bersiap-siaplah, Mas, anak-anak sudah menunggu.” Jihan melepaskan pelukan saat suara riang Rayna dan Damar terdengar di luar sana. Dia bergegas menuju meja rias dan memoles sedikit make up agar wajahnya yang habis menangis tidak kentara.Seperti biasa, setiap akhir pekan di minggu ketiga mereka akan jalan-jalan. Kemana saja. Menikmati waktu bersama sambil membawa perbekalan sendiri. Bulan kemarin mereka berkemah di kaki bukit perbatasan kota. Dua bulan sebelumnya mereka menghabiskan waktu seharian dengan bermain di waterboom pusat kota. Hari ini, tujuan mereka adalah pantai. Asin angin laut dan debur ombak sepertinya cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.“Aku di depan!” Rayna langsung membuka pintu mobil dan bergegas menguncinya.“Rayna, jangan lari-lari! Nanti jatuh.” Jihan melotot pada Rayna yang sudah duduk di kursi depan mobil.“Kak Rayna curang! Bulan kemarin Kakak sudah di depan. Hari ini giliran Damar yang duduk sebelahan sama Papa. Buka!” Damar memukul-mukul kaca m

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 10

    “Damar! Damar! Aduh! HAHAHA … Damar, awas kamu ya!” Rayna berteriak-teriak di antara tawanya. Anak wanita berkulit putih yang rambutnya dikepang dua itu terpingkal-pingkal. Bajunya basah dan kotor terkena pasir. Sejak tadi, dia dan Damar saling dorong saat ombak datang.“Dih! Kak Rayna curang!” Damar menatap kesal pada kakaknya yang kembali tertawa-tawa. Rayna bahkan sampai meringkuk di pasir setelah menghancurkan istana pasir buatan Damar. “Kita berdamai saja! Tadi kamu duluan yang menarik-narik bajuku sampai terjatuh dan basah begini ‘kan?” Rayna nyengir sambil mendekati Damar yang sedang menatap istana pasirnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia mengibas-ngibaskan baju agar pasir yang menempel berjatuhan.“Ish! Kak Rayna!”Rayna kembali tertawa kencang melihat wajah Damar yang cemberut karena terkena pasir dari bajunya. Mereka memang senang sekali bertengkar. Bahkan hal-hal remeh pun bisa menjadi perdebatan panjang.Di sini, Jihan tersenyum lebar melihat kedua anaknya yang asik

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 11

    Dulu, tidak sedikit yang mendekatinya saat belum menikah dengan Aditya. Mulai dari rekan seprofesi, pengusaha, pejabat, bahkan ada juga konglomerat yang memintanya menjadi istri kedua dengan iming-iming materi yang tidak sedikit.Namun, hanya Aditya yang mampu meraih hatinya. Hanya pemilik usaha air minum kemasan yang mata airnya sekalian menyatu dengan tempat wisata konsep alam itulah yang bisa meyakinkannya untuk mantap berumah tangga.“Bapak atau Ibu ada telepon?” Nia kembali memecah keheningan setelah mereka terdiam cukup lama.“Belum.” Jihan menjawab singkat. Dia melambaikan tangan pada Rayna yang mengacungkan kelapa muda padanya. Jihan mengangkat kelapa miliknya, menunjukkan pada Rayna kalau dia juga sudah punya.Jihan memalingkan wajah saat Aditya menoleh padanya. Ah … lelaki itu terlihat sangat menawan saat topless seperti itu. Perutnya yang sixpack dengan dada bidang membuat penampilan lelaki berusia empat puluh satu tahun itu sangat menggoda.Aditya Buana, pengusaha sukses

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 12

    “Bulan depan kita ke puncak saja mungkin ya? Sudah lama kita tidak menginap di villa. Rasa-rasanya terakhir kesana setengah tahunan yang lalu ‘kan?” Aditya melirik Jihan dari kaca spion dalam. “Boleh.”Aditya menautkan alis mendengar jawaban singkat Jihan. Sejak tadi, istrinya itu memang lebih banyak diam. Biasanya, Jihan yang akan meramaikan suasana. Dia bercerita apa saja sepanjang perjalanan.Dua anak mereka sudah tertidur sejak sepuluh menit mobil berjalan meninggalkan pantai. Mereka kelelahan setelah seharian bermain. Seperti biasa, selama perjalanan pulang kayak beradik itu akan tertidur sampai rumah.“Besok ada pemotretan dimana?” Aditya kembali melirik pada Jihan yang entah sedang sibuk memperhatikan apa di luar sana. Sepi. Perjalanan kali ini terasa hampa tanpa celoteh riang wanita itu.Biasanya, Jihan akan mengajaknya berbicara walau sering tidak Aditya tanggapi. Wanita itu menceritakan kegiatannya sebulan ke belakang. Kabar ke

    Huling Na-update : 2025-04-12

Pinakabagong kabanata

  • Kekasih Suamiku   BAB 15

    "Kemana, Pak?""Langsung pulang saja." Aditya langsung menyandarkan tubuh saat mobil yang dikendarai oleh Pardi meluncur di jalanan kota. Hampir jam sembilan malam, itu artinya kurang sepuluh menit dari dua jam dia berbicara dengan Ralin.“Jihan Qirani.” Aditya mendesiskan nama itu. Matanya menatap keluar. Lampu kendaraan di jalan membuat indah suasana malam. Kota ini masih ramai seperti biasa. Semakin malam, kehidupan tengah kota malah seperti baru dibangunkan. Pusat-pusat hiburan seperti cahaya lampu yang dikerubungi oleh laron.Wanita itu, perempuan luar biasa yang bisa membuatnya berhenti menjadi petualang cinta. Umurnya sudah lewat tiga puluh tahun ketika bertemu dengan Jihan. Istrinya itu menjadi model salah satu unit usahanya.Dia yang jatuh cinta pada pandangan pertama, semakin tertarik saat mengenal wanita itu lebih dalam. Kegigihannya bekerja untuk membantu meringankan ekonomi keluarga menjadi nilai tambah di mata Aditya. Cantik, sarjana

  • Kekasih Suamiku   BAB 14

    “Apa kamu benar-benar hamil?” Aditya mencengkram tangan Ralin yang berusaha menyusup menyingkap baju kaos yang dipakainya.“Kenapa? Aman kok, Mas, berhubungan.” Ralin mengedipkan mata. “Kangen.” Suara Ralin terdengar sedikit mendesah saat merapatkan badan.“Cukup, Ralin!” Aditya menyentak badan Ralin hingga wanita berkulit putih itu terhuyung saat pelukannya dilepaskan secara paksa. Aditya menyugar rambutnya. Setelah menarik napas panjang untuk mengendalikan emosi dan keinginan sebagai lelaki yang mendadak memuncak, Aditya menoleh pada Ralin yang sudah duduk kembali di sofa sambil memperhatikannya.“Berapa bulan?”Wanita berambut panjang dengan bagian bawah sedikit bergelombang itu hanya tersenyum lebar. Dia senang melihat Aditya tertekan dan kacau. Baru kali ini dia melihat pengusaha sukses itu sangat panik dan sulit mengendalikan diri. Biasanya, Aditya selalu tampil mempesona dengan sikap dewasanya yang sedikit cuek.“Kamu tidak hamil.”

  • Kekasih Suamiku   BAB 13

    “Saya salah. Saya br*ngsek. Baj*ngan. Bangs*at. Semua. Saya pendosa dan pezina. Saya akui itu. Tolong, tolong beri saya kesempatan untuk memperbaiki diri. Demi anak-anak. Demi Damar dan Rayna. Please.”Jihan memejamkan mata saat lengkingan suara Rayna terdengar. Dua anaknya itu seperti tidak pernah lelah bercanda. Awalnya main-main, lama-lama jadi saling adu pitting.“Baru sekarang Mas ingat mereka.” Jihan menghapus air mata yang mengalir begitu saja tidak dapat dicegah. “Apa saat sedang berada dalam pelukan para wanita yang Mas rengkuh Mas ingat anak kita? Saat kalian berada di puncak kenikmatan bersimbah peluh ada bayangan wajah Rayna dan Damar melintas di pikiran Mas?”“Maaf … maaf ….” Aditya memegang tangan Jihan erat.“Selama ini aku bertahan demi anak-anak dan keluarga kita, Mas. Sekarang sudah berakhir ….”“Saya akan selesaikan semua, Jihan. Saya akan bereskan kekacauan yang disebabkan oleh Ralin. Saya janji.”Jihan mengge

  • Kekasih Suamiku   BAB 12

    “Bulan depan kita ke puncak saja mungkin ya? Sudah lama kita tidak menginap di villa. Rasa-rasanya terakhir kesana setengah tahunan yang lalu ‘kan?” Aditya melirik Jihan dari kaca spion dalam. “Boleh.”Aditya menautkan alis mendengar jawaban singkat Jihan. Sejak tadi, istrinya itu memang lebih banyak diam. Biasanya, Jihan yang akan meramaikan suasana. Dia bercerita apa saja sepanjang perjalanan.Dua anak mereka sudah tertidur sejak sepuluh menit mobil berjalan meninggalkan pantai. Mereka kelelahan setelah seharian bermain. Seperti biasa, selama perjalanan pulang kayak beradik itu akan tertidur sampai rumah.“Besok ada pemotretan dimana?” Aditya kembali melirik pada Jihan yang entah sedang sibuk memperhatikan apa di luar sana. Sepi. Perjalanan kali ini terasa hampa tanpa celoteh riang wanita itu.Biasanya, Jihan akan mengajaknya berbicara walau sering tidak Aditya tanggapi. Wanita itu menceritakan kegiatannya sebulan ke belakang. Kabar ke

  • Kekasih Suamiku   BAB 11

    Dulu, tidak sedikit yang mendekatinya saat belum menikah dengan Aditya. Mulai dari rekan seprofesi, pengusaha, pejabat, bahkan ada juga konglomerat yang memintanya menjadi istri kedua dengan iming-iming materi yang tidak sedikit.Namun, hanya Aditya yang mampu meraih hatinya. Hanya pemilik usaha air minum kemasan yang mata airnya sekalian menyatu dengan tempat wisata konsep alam itulah yang bisa meyakinkannya untuk mantap berumah tangga.“Bapak atau Ibu ada telepon?” Nia kembali memecah keheningan setelah mereka terdiam cukup lama.“Belum.” Jihan menjawab singkat. Dia melambaikan tangan pada Rayna yang mengacungkan kelapa muda padanya. Jihan mengangkat kelapa miliknya, menunjukkan pada Rayna kalau dia juga sudah punya.Jihan memalingkan wajah saat Aditya menoleh padanya. Ah … lelaki itu terlihat sangat menawan saat topless seperti itu. Perutnya yang sixpack dengan dada bidang membuat penampilan lelaki berusia empat puluh satu tahun itu sangat menggoda.Aditya Buana, pengusaha sukses

  • Kekasih Suamiku   BAB 10

    “Damar! Damar! Aduh! HAHAHA … Damar, awas kamu ya!” Rayna berteriak-teriak di antara tawanya. Anak wanita berkulit putih yang rambutnya dikepang dua itu terpingkal-pingkal. Bajunya basah dan kotor terkena pasir. Sejak tadi, dia dan Damar saling dorong saat ombak datang.“Dih! Kak Rayna curang!” Damar menatap kesal pada kakaknya yang kembali tertawa-tawa. Rayna bahkan sampai meringkuk di pasir setelah menghancurkan istana pasir buatan Damar. “Kita berdamai saja! Tadi kamu duluan yang menarik-narik bajuku sampai terjatuh dan basah begini ‘kan?” Rayna nyengir sambil mendekati Damar yang sedang menatap istana pasirnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia mengibas-ngibaskan baju agar pasir yang menempel berjatuhan.“Ish! Kak Rayna!”Rayna kembali tertawa kencang melihat wajah Damar yang cemberut karena terkena pasir dari bajunya. Mereka memang senang sekali bertengkar. Bahkan hal-hal remeh pun bisa menjadi perdebatan panjang.Di sini, Jihan tersenyum lebar melihat kedua anaknya yang asik

  • Kekasih Suamiku   BAB 9

    “Bersiap-siaplah, Mas, anak-anak sudah menunggu.” Jihan melepaskan pelukan saat suara riang Rayna dan Damar terdengar di luar sana. Dia bergegas menuju meja rias dan memoles sedikit make up agar wajahnya yang habis menangis tidak kentara.Seperti biasa, setiap akhir pekan di minggu ketiga mereka akan jalan-jalan. Kemana saja. Menikmati waktu bersama sambil membawa perbekalan sendiri. Bulan kemarin mereka berkemah di kaki bukit perbatasan kota. Dua bulan sebelumnya mereka menghabiskan waktu seharian dengan bermain di waterboom pusat kota. Hari ini, tujuan mereka adalah pantai. Asin angin laut dan debur ombak sepertinya cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.“Aku di depan!” Rayna langsung membuka pintu mobil dan bergegas menguncinya.“Rayna, jangan lari-lari! Nanti jatuh.” Jihan melotot pada Rayna yang sudah duduk di kursi depan mobil.“Kak Rayna curang! Bulan kemarin Kakak sudah di depan. Hari ini giliran Damar yang duduk sebelahan sama Papa. Buka!” Damar memukul-mukul kaca m

  • Kekasih Suamiku   BAB 8

    “Kamu serius mau mengajukan gugatan?”Jihan yang sedang merapikan kotak bekal menatap Aditya yang berdiri di pintu dapur. Lelaki itu menarik napas panjang dan menarik kursi. Dia duduk diam memperhatikan tangan istrinya yang cekatan menyiapkan perbekalan.“Buahnya mau langsung di iris semua, Bu?” Rumi, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah mereka sejak Damar lahir mendekat sambil membawa buah-buahan yang sudah dicuci.“Melon dan pepaya dipotong kotak kecil-kecil, Bi, biar gampang nanti dimakan pakai garpu. Mangga sama apel bawa masing-masing tiga saja. Langsung taruh di rantang saja, nanti biar saya kupas sendiri. Terima kasih ya, Bi.” Jihan memberikan arahan sambil tangannya sibuk memasukkan ayam masak rica-rica, sambal, rebusan labu siam, buncis dan bayam.“Tolong ambil kerupuk udang itu, Mas.” Jihan menunjuk toples besar di samping Aditya. “Terima kasih.” Jihan tersenyum tipis. Wanita yang memiliki alis tebal itu langsung sibuk menata perbekalan dalam satu keranjang.“Kam

  • Kekasih Suamiku   BAB 7

    Satu jam lebih dua puluh menit, pemotretan akhirnya selesai. Jihan langsung menuju ruangan untuk beristirahat yang sudah disediakan. Sebagai model senior yang sudah punya nama, dia memang diistimewakan.Ah … tidak mudah untuk sampai di tahap ini. Dulu, masa-masa masih merintis, ruangan tempat dia istirahat itu bisa ditempati sampai belasan model. Mereka berjubel menunggu giliran. Sesak. Lapar. Lelah. Semua rasa berbaur menjadi satu.Makan tisu yang dicelupkan pada air lemon sudah menjadi konsumsi sehari-hari untuk mengganjal perut saat sedang ada event. Semua dilakukan oleh para talent agar tetap langsing dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh penyelenggara acara.Dimarahi, dicaci, semua sudah dia lewati. Jihan kenyang oleh makian saat namanya belum diperhitungkan. Sungguh, gemerlap dunia model yang selalu tampil cantik dan penuh kemewahan tak seindah yang selalu diperlihatkan.“Foto-foto kemesraan Ralin dan Aditya menggemparkan media hari ini. Di salah satu foto dengan latar Mena

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status