Share

BAB 3

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-12 12:05:59

“Apa salah satu alasan Jihan kembali ke dunia modeling adalah karena merasa kalah saing dengan Ralin?”

“Ralin?” Aditya menautkan alis dan secara refleks mengulangi nama yang disebutkan oleh awak media barusan. Dia menoleh cepat pada Jihan yang juga sedang menatap dirinya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

“Apa Anda mengenal Ralin?” Sontak para awak media langsung fokus pada Aditya. Lelaki itu menarik napas panjang. Rahangnya terkatup rapat, dia tidak menyangka pertanyaan itu akan muncul malam ini.

“Saya merasa inilah saatnya saya kembali ke dunia yang sudah membesarkan nama saya.” Jihan menjawab tenang saat keadaan mulai tidak terkendali. “Kedua anak saya sudah mandiri. Rayna sepuluh tahun dan adiknya, Damar, sebentar lagi genap berusia tujuh tahun.” Jihan tersenyum lebar. Tangannya bergerak menggandeng tangan Aditya.

“Saya merindukan masa-masa saat menjadi model. Masa-masa penuh perjuangan dulu sebelum saya dipersunting oleh lelaki tampan di samping saya ini.” Jihan dan Aditya bertatapan. Mereka tersenyum bersamaan. Sejak dulu, Jihan memang terkenal pandai menguasai keadaan dan mengendalikan diri.

“Jadi, karena anak-anak sudah mandiri dan mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti sekolah, les dan kadang ada acara dengan teman-temannya, saya terpikir kembali lagi. Sejujurnya, saya merindukan lampu sorot dan euforia panggung yang dulu saya geluti.”

“Apakah yang dikatakan Ralin pada Anda tadi benar? Benarkah Ralin adalah selingkuhan suami Anda?”

Jihan menarik napas panjang. Dia mengeratkan pegangan tangan. Wanita itu dapat merasakan tubuh suaminya menegang saat pertanyaan itu kembali dilontarkan. Dengan menekan perasaannya sendiri, Jihan kembali tersenyum lebar.

“Tentu saja kami mengenal Ralin. Sebagai model yang sedang naik daun, perusahaan kami pernah beberapa kali menggunakan jasanya untuk keperluan endorsement.” Aditya menjawab cepat.

“Tapi ….”

“Saya hanya menjawab pertanyaan terkait penampilan saya malam ini ya, Teman-teman. Maaf, jika sudah tidak ada pertanyaan lagi, saya rasa cukup ya?” Jihan tersenyum sambil mulai berjalan.”

“Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api, apakah Anda tidak penasaran kenapa mendadak model cantik itu mengaku menjadi selingkuhan suami Anda?” Awak media terus merongrong mereka. Beberapa panitia dan keamanan yang bertugas mengawal Jihan langsung berusaha keras membuka jalan untuk menembus wartawan yang berkerumun.

“Apakah benar desas-desus yang beredar selama ini kalau ternyata Aditya Buana adalah seorang pemain?”

“Jihan, sebentar saja, Jihan!”

Senyum Jihan terus mengembang sambil berjalan. Dia menulikan telinga dari setiap pertanyaan. Saat akan memasuki mobil, Jihan terpaku. Mendadak, para wartawan yang tadi mengejarnya berlarian meninggalkan mereka.

Wanita itu membalikkan badan. Di depan gerbang, Ralin berdiri menatap mereka sambil tersenyum. Jihan menoleh pada Aditya yang urung membuka pintu mobil. Suaminya itu seakan terpaku melihat Ralin menyambut kedatang wartawan dengan wajah sumringah.

Lelaki itu tersentak saat mendengar pintu mobil ditutup kencang. Dia melonggarkan dasi lalu ikut masuk ke dalam mobil. Segera, mobil mewah keluaran terbaru itu berlalu.

“Kami sudah berhubungan selama tiga tahun. Awalnya, Mas Aditya yang lebih dulu mendekati saya. Waktu itu, saya masih kinyis-kinyis, mahasiswi tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir.” Suara tawa terdengar berderai di ujung sana.

“Biarkan saja, Pak!” Ucapan Jihan menghentikan gerakan tangan Pardi, supir yang sudah bekerja selama dua puluh di keluarga Aditya Buana. Lelaki itu kembali fokus menyetir setelah melirik dari kaca tengah Aditya mengangguk padanya. Dia urung mematikan radio.

“Siapa sih yang bisa menolak pesona pengusaha sukses itu? Melihat rahangnya saja bisa membuat aku panas dingin.” Lagi, tawa Ralin berderai di ujung sana. “Umurku dua puluh dua tahun saat hubungan kami mulai dekat. Aku yang jujur saja saat itu membutuhkan dukungan finansial karena Bapak sedang sakit, merasa seperti mendapatkan durian runtuh.”

Jihan menggeleng pelan. Dia menoleh pada Aditya yang menyandarkan kepala di kursi. Lelaki itu terlihat memijat keningnya dengan sebelah tangan.

“Dia datang seperti malaikat di keluarga kami. Dia memenuhi semua kebutuhanku, kasih sayang dan juga uang. Aku terlena, semakin lama aku semakin tenggelam dalam pesona Aditya Buana ….”

“Luar biasa sekali kekasihmu itu, Mas.” Jihan terkekeh pelan. Sakit? Sudah pasti. Jangan ditanya. Hati wanita mana yang tidak terluka mendengar wanita lain dengan gamblang membeberkan hubungan gelap dengan suaminya.

“Bisa-bisanya Mas berhubungan dengan wanita bodoh seperti itu.”

“Kalau dia pintar, dia tidak akan mau menjadi wanita simpanan." Tukas Aditya cepat.

Jihan tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan dingin suaminya. Dia menatap Aditya tidak percaya. Dia memperhatikan lamat-lamat lelaki dengan rahang tegas dan bertubuh atletis itu. Jihan tidak habis pikir bisa-bisanya dia bertahan selama ini.

“Apa Mas sudah punya yang baru sehingga dia mengamuk seperti itu? Mas mencampakkan dia seperti yang dulu-dulu?” Ralin terkekeh melihat Aditya mendengus. Lelaki itu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Dia memilih memperhatikan kesibukan di luar sana.

“Sebelas tahun pernikahan, hanya tahun pertama kita mengecap manisnya berumah tangga. Setelah kelahiran Rayna, Mas mulai berubah. Sepuluh tahun aku bertahan, berharap masa-masa awal saat pengantin baru dulu kembali lagi. Ternyata semua sia-sia.”

“Kita bahas di rumah.”

“Kenapa? Tidak usah berlagak malu lah. Toh Pak Pardi juga sudah biasa mengantar Mas setiap kali berkencan dengan wanita-wanita itu.”

Pardi menahan napas mendengar namanya diseret dalam pusaran permasalahan rumah tangga majikannya.

“Betapa bodohnya aku mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Apa kata orang? Ah iya, bagaikan pungguk merindukan bulan. Mustahil!” Jihan berkata tenang walau hatinya menggelegak. Sepuluh tahun cukup baginya belajar menahan diri. Sabarnya seluas samudera hingga mampu menulikan telinga setiap ada kabar tentang perselingkuhan suaminya.

“Sudahlah, Jihan. Toh selama ini saya tidak pernah melalaikan kewajiban. Saya juga selalu pulang ke rumah setiap hari. Sabtu minggu saya bersama kamu dan anak-anak kecuali jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kita baik-baik saja selama ini. Lalu, kenapa hari ini kamu mempermasalahkannya?”

“Karena wanitamu itu berbuat bodoh.” Jihan menatap Aditya yang juga sedang memperhatikannya. “Apa yang dia lakukan hari ini akan menyebabkan kekacauan. Selama ini aku bisa terima karena hanya aku yang tersakiti. Tapi, kali ini bukan hanya aku yang terluka, keluargaku juga akan terkena imbasnya.”

Aditya menghembuskan napas kencang. Kepalanya pening. Tindakan Ralin benar-benar diluar dugaannya. Dia tidak menyangka gadis manis yang selama tiga tahun ini dia kencani bisa berbuat sedemikian rupa.

“Bisa Mas bayangkan bagaimana perasaan kedua orangtuaku? Apa urat malunya sudah putus sehingga dia bisa dengan bangganya menceritakan tentang aib kalian?”

Aditya memilih bungkam. Tengkuknya terasa berat karena memikirkan masalah ini. Jihan benar, tindakan Ralin hari ini akan menimbulkan kekacauan.

“Pertanyaan ini benar-benar lucu.” Suara Ralin kembali terdengar saat hening tercipta di dalam mobil itu. “Tiga tahun bersama, hubungan kami sudah cukup jauh. Jadi, apa kami sudah "begitu"? Ya sudah belum ya.” Tawa Ralin kembali berderai.

“Matikan radionya, Pak!” Aditya mengepalkan tangan.

“Dengar? Memalukan!” Jihan menatap Aditya sinis. “Beruntung Rayna dan Damar sudah pulang lebih dulu tadi. Alangkah memalukannya kalau kedua anak itu sampai mendengar cerita ini.”

“Sudahlah, Jihan! Saya juga pusing! Mau ditaruh dimana wajah saya di depan kenalan?” Aditya meninggikan suara karena tidak tahan dengan Jihan yang terus merepet sejak tadi. “Saya begini dari dulu. Kamu juga tahu itu. Kalau kamu tidak terima, silahkan mundur!”

Hening. Aditya menyandarkan kepala dan memejamkan mata saat istrinya itu akhirnya diam. Sepanjang pernikahan mereka, baru kali ini dia berbicara dengan nada tinggi pada Jihan. Dia yang pusing memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini ditambah dengan Jihan yang terus mengungkit kesalahannya membuat emosinya terpancing.

Jihan menelan ludah setelah terdiam cukup lama. Wanita itu menghela napas panjang dan menghembuskannya cukup kencang hingga membuat Aditya menoleh. Jihan memejamkan mata dan menyeka ujung matanya yang basah. “Ya, aku mundur.”

Aditya menegakkan badan. Tubuhnya terasa kaku seketika. Dia menatap Jihan tidak percaya. Suara lembut istrinya barusan terasa menghantam dadanya.

“Aku menyerah di usia sebelas tahun pernikahan kita.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kekasih Suamiku   BAB 4

    “Ya, aku mundur.”Aditya menegakkan badan. Tubuhnya terasa kaku seketika. Dia menatap Jihan tidak percaya. Suara lembut istrinya barusan terasa menghantam dadanya.“Aku menyerah di usia sebelas tahun pernikahan kita.” Jihan menekan dada. Bibirnya tertarik membentuk segaris senyuman tipis. Ucapan suaminya barusan kembali terngiang di telinga. “Saya begini dari dulu. Kamu juga tahu itu. Kalau kamu tidak terima, silahkan mundur!” Ah … ringan benar kalimat itu keluar dari bibir Aditya. Seolah dia tak ada harganya sebagai seorang istri dari dua anaknya.“Apa maksudmu?” Napas Aditya memburu. Lelaki itu menajamkan pandangan melihat Jihan justru tersenyum diantara tangis. Dia tersengal saat Jihan mengangkat kepala. Mereka bertemu pandang. Tatapan itu, mata cemerlang Jihan menampakkan luka yang teramat sangat.Aditya memalingkan wajah. Dia tidak sanggup melihat wajah Jihan yang basah. Selama mereka menikah, baru kali ini dia melihat istrinya itu meneteskan air mata.“Seperti yang Mas ucapkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Kekasih Suamiku   BAB 5

    “Mau kemana?” Aditya menautkan alis melihat Jihan yang sedang memoles wajah di depan meja rias. Lelaki itu melirik jam mewah di tangannya, hampir tepat jam empat. Setelah proses penandatanganan kontrak kerjasama dengan pelanggan baru selesai, dia memang langsung pulang.“Mas sudah pulang?” Jihan bertanya heran. Wanita itu mengambil tas kerja suaminya dan mencium tangan Aditya.Inilah yang Aditya suka, semarah apapun, Jihan tetap menghormatinya sebagai suami dan melayaninya dengan baik. Bahkan, setelah perdebatan mereka tadi malam yang membuat Jihan berkeras ingin bercerai, wanita itu tetap menjalankan kewajibannya saat Aditya meminta hak. Seminggu mengurus pekerjaan di luar kota membuat keinginan itu begitu kuat.“Tumben.” Jihan tersenyum tipis. Dia kembali melanjutkan merias wajah setelah meletakkan tas kerja Aditya. Mendadak, Jihan tertawa kecil. Dia merasa geli melihat Aditya sudah di rumah sesore ini. Biasanya, lelaki itu selalu pulang di atas jam sembilan malam. Paling cepat jam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Kekasih Suamiku   BAB 6

    Aditya menghembuskan napas kencang. Baru kali ini Jihan sangat keras. Walaupun sikapnya tetap lembut seperti biasa, tapi wanita itu tegas mengatakan keputusan yang akan dia ambil.Mereka diam sepanjang sisa perjalanan. Jihan memilih menyibukkan diri memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang. Sesekali, wanita itu membenarkan hijab yang dia kenakan. “Kenapa berhijab?” Aditya mendadak teringat pertanyaannya setahun yang lalu. Mereka akan menghadiri acara gathering keluarga bersama karyawan hari itu. Aditya sedikit heran karena Jihan tampil dengan tunik selutut dan hijab kekinian.“Tidak apa-apa. Aku mulai rutin mengikuti kajian, Mas. Tahun depan usiaku menginjak pertengahan kepala tiga, aku ingin mulai memperbaiki diri.”Aditya hanya mengangguk mendengar jawaban istrinya saat itu. Sejujurnya, Jihan terlihat sangat manis dengan hijab bunga-bunga yang dia kenakan. Namun, lidahnya kelu untuk memuji. Bertahun-tahun kata rayuan sudah tak pernah lagi dia ucapkan. Lagipula, tanpa dia katakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 7

    Satu jam lebih dua puluh menit, pemotretan akhirnya selesai. Jihan langsung menuju ruangan untuk beristirahat yang sudah disediakan. Sebagai model senior yang sudah punya nama, dia memang diistimewakan.Ah … tidak mudah untuk sampai di tahap ini. Dulu, masa-masa masih merintis, ruangan tempat dia istirahat itu bisa ditempati sampai belasan model. Mereka berjubel menunggu giliran. Sesak. Lapar. Lelah. Semua rasa berbaur menjadi satu.Makan tisu yang dicelupkan pada air lemon sudah menjadi konsumsi sehari-hari untuk mengganjal perut saat sedang ada event. Semua dilakukan oleh para talent agar tetap langsing dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh penyelenggara acara.Dimarahi, dicaci, semua sudah dia lewati. Jihan kenyang oleh makian saat namanya belum diperhitungkan. Sungguh, gemerlap dunia model yang selalu tampil cantik dan penuh kemewahan tak seindah yang selalu diperlihatkan.“Foto-foto kemesraan Ralin dan Aditya menggemparkan media hari ini. Di salah satu foto dengan latar Mena

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 8

    “Kamu serius mau mengajukan gugatan?”Jihan yang sedang merapikan kotak bekal menatap Aditya yang berdiri di pintu dapur. Lelaki itu menarik napas panjang dan menarik kursi. Dia duduk diam memperhatikan tangan istrinya yang cekatan menyiapkan perbekalan.“Buahnya mau langsung di iris semua, Bu?” Rumi, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah mereka sejak Damar lahir mendekat sambil membawa buah-buahan yang sudah dicuci.“Melon dan pepaya dipotong kotak kecil-kecil, Bi, biar gampang nanti dimakan pakai garpu. Mangga sama apel bawa masing-masing tiga saja. Langsung taruh di rantang saja, nanti biar saya kupas sendiri. Terima kasih ya, Bi.” Jihan memberikan arahan sambil tangannya sibuk memasukkan ayam masak rica-rica, sambal, rebusan labu siam, buncis dan bayam.“Tolong ambil kerupuk udang itu, Mas.” Jihan menunjuk toples besar di samping Aditya. “Terima kasih.” Jihan tersenyum tipis. Wanita yang memiliki alis tebal itu langsung sibuk menata perbekalan dalam satu keranjang.“Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 9

    “Bersiap-siaplah, Mas, anak-anak sudah menunggu.” Jihan melepaskan pelukan saat suara riang Rayna dan Damar terdengar di luar sana. Dia bergegas menuju meja rias dan memoles sedikit make up agar wajahnya yang habis menangis tidak kentara.Seperti biasa, setiap akhir pekan di minggu ketiga mereka akan jalan-jalan. Kemana saja. Menikmati waktu bersama sambil membawa perbekalan sendiri. Bulan kemarin mereka berkemah di kaki bukit perbatasan kota. Dua bulan sebelumnya mereka menghabiskan waktu seharian dengan bermain di waterboom pusat kota. Hari ini, tujuan mereka adalah pantai. Asin angin laut dan debur ombak sepertinya cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.“Aku di depan!” Rayna langsung membuka pintu mobil dan bergegas menguncinya.“Rayna, jangan lari-lari! Nanti jatuh.” Jihan melotot pada Rayna yang sudah duduk di kursi depan mobil.“Kak Rayna curang! Bulan kemarin Kakak sudah di depan. Hari ini giliran Damar yang duduk sebelahan sama Papa. Buka!” Damar memukul-mukul kaca m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 10

    “Damar! Damar! Aduh! HAHAHA … Damar, awas kamu ya!” Rayna berteriak-teriak di antara tawanya. Anak wanita berkulit putih yang rambutnya dikepang dua itu terpingkal-pingkal. Bajunya basah dan kotor terkena pasir. Sejak tadi, dia dan Damar saling dorong saat ombak datang.“Dih! Kak Rayna curang!” Damar menatap kesal pada kakaknya yang kembali tertawa-tawa. Rayna bahkan sampai meringkuk di pasir setelah menghancurkan istana pasir buatan Damar. “Kita berdamai saja! Tadi kamu duluan yang menarik-narik bajuku sampai terjatuh dan basah begini ‘kan?” Rayna nyengir sambil mendekati Damar yang sedang menatap istana pasirnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia mengibas-ngibaskan baju agar pasir yang menempel berjatuhan.“Ish! Kak Rayna!”Rayna kembali tertawa kencang melihat wajah Damar yang cemberut karena terkena pasir dari bajunya. Mereka memang senang sekali bertengkar. Bahkan hal-hal remeh pun bisa menjadi perdebatan panjang.Di sini, Jihan tersenyum lebar melihat kedua anaknya yang asik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Kekasih Suamiku   BAB 11

    Dulu, tidak sedikit yang mendekatinya saat belum menikah dengan Aditya. Mulai dari rekan seprofesi, pengusaha, pejabat, bahkan ada juga konglomerat yang memintanya menjadi istri kedua dengan iming-iming materi yang tidak sedikit.Namun, hanya Aditya yang mampu meraih hatinya. Hanya pemilik usaha air minum kemasan yang mata airnya sekalian menyatu dengan tempat wisata konsep alam itulah yang bisa meyakinkannya untuk mantap berumah tangga.“Bapak atau Ibu ada telepon?” Nia kembali memecah keheningan setelah mereka terdiam cukup lama.“Belum.” Jihan menjawab singkat. Dia melambaikan tangan pada Rayna yang mengacungkan kelapa muda padanya. Jihan mengangkat kelapa miliknya, menunjukkan pada Rayna kalau dia juga sudah punya.Jihan memalingkan wajah saat Aditya menoleh padanya. Ah … lelaki itu terlihat sangat menawan saat topless seperti itu. Perutnya yang sixpack dengan dada bidang membuat penampilan lelaki berusia empat puluh satu tahun itu sangat menggoda.Aditya Buana, pengusaha sukses

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Kekasih Suamiku   BAB 15

    "Kemana, Pak?""Langsung pulang saja." Aditya langsung menyandarkan tubuh saat mobil yang dikendarai oleh Pardi meluncur di jalanan kota. Hampir jam sembilan malam, itu artinya kurang sepuluh menit dari dua jam dia berbicara dengan Ralin.“Jihan Qirani.” Aditya mendesiskan nama itu. Matanya menatap keluar. Lampu kendaraan di jalan membuat indah suasana malam. Kota ini masih ramai seperti biasa. Semakin malam, kehidupan tengah kota malah seperti baru dibangunkan. Pusat-pusat hiburan seperti cahaya lampu yang dikerubungi oleh laron.Wanita itu, perempuan luar biasa yang bisa membuatnya berhenti menjadi petualang cinta. Umurnya sudah lewat tiga puluh tahun ketika bertemu dengan Jihan. Istrinya itu menjadi model salah satu unit usahanya.Dia yang jatuh cinta pada pandangan pertama, semakin tertarik saat mengenal wanita itu lebih dalam. Kegigihannya bekerja untuk membantu meringankan ekonomi keluarga menjadi nilai tambah di mata Aditya. Cantik, sarjana

  • Kekasih Suamiku   BAB 14

    “Apa kamu benar-benar hamil?” Aditya mencengkram tangan Ralin yang berusaha menyusup menyingkap baju kaos yang dipakainya.“Kenapa? Aman kok, Mas, berhubungan.” Ralin mengedipkan mata. “Kangen.” Suara Ralin terdengar sedikit mendesah saat merapatkan badan.“Cukup, Ralin!” Aditya menyentak badan Ralin hingga wanita berkulit putih itu terhuyung saat pelukannya dilepaskan secara paksa. Aditya menyugar rambutnya. Setelah menarik napas panjang untuk mengendalikan emosi dan keinginan sebagai lelaki yang mendadak memuncak, Aditya menoleh pada Ralin yang sudah duduk kembali di sofa sambil memperhatikannya.“Berapa bulan?”Wanita berambut panjang dengan bagian bawah sedikit bergelombang itu hanya tersenyum lebar. Dia senang melihat Aditya tertekan dan kacau. Baru kali ini dia melihat pengusaha sukses itu sangat panik dan sulit mengendalikan diri. Biasanya, Aditya selalu tampil mempesona dengan sikap dewasanya yang sedikit cuek.“Kamu tidak hamil.”

  • Kekasih Suamiku   BAB 13

    “Saya salah. Saya br*ngsek. Baj*ngan. Bangs*at. Semua. Saya pendosa dan pezina. Saya akui itu. Tolong, tolong beri saya kesempatan untuk memperbaiki diri. Demi anak-anak. Demi Damar dan Rayna. Please.”Jihan memejamkan mata saat lengkingan suara Rayna terdengar. Dua anaknya itu seperti tidak pernah lelah bercanda. Awalnya main-main, lama-lama jadi saling adu pitting.“Baru sekarang Mas ingat mereka.” Jihan menghapus air mata yang mengalir begitu saja tidak dapat dicegah. “Apa saat sedang berada dalam pelukan para wanita yang Mas rengkuh Mas ingat anak kita? Saat kalian berada di puncak kenikmatan bersimbah peluh ada bayangan wajah Rayna dan Damar melintas di pikiran Mas?”“Maaf … maaf ….” Aditya memegang tangan Jihan erat.“Selama ini aku bertahan demi anak-anak dan keluarga kita, Mas. Sekarang sudah berakhir ….”“Saya akan selesaikan semua, Jihan. Saya akan bereskan kekacauan yang disebabkan oleh Ralin. Saya janji.”Jihan mengge

  • Kekasih Suamiku   BAB 12

    “Bulan depan kita ke puncak saja mungkin ya? Sudah lama kita tidak menginap di villa. Rasa-rasanya terakhir kesana setengah tahunan yang lalu ‘kan?” Aditya melirik Jihan dari kaca spion dalam. “Boleh.”Aditya menautkan alis mendengar jawaban singkat Jihan. Sejak tadi, istrinya itu memang lebih banyak diam. Biasanya, Jihan yang akan meramaikan suasana. Dia bercerita apa saja sepanjang perjalanan.Dua anak mereka sudah tertidur sejak sepuluh menit mobil berjalan meninggalkan pantai. Mereka kelelahan setelah seharian bermain. Seperti biasa, selama perjalanan pulang kayak beradik itu akan tertidur sampai rumah.“Besok ada pemotretan dimana?” Aditya kembali melirik pada Jihan yang entah sedang sibuk memperhatikan apa di luar sana. Sepi. Perjalanan kali ini terasa hampa tanpa celoteh riang wanita itu.Biasanya, Jihan akan mengajaknya berbicara walau sering tidak Aditya tanggapi. Wanita itu menceritakan kegiatannya sebulan ke belakang. Kabar ke

  • Kekasih Suamiku   BAB 11

    Dulu, tidak sedikit yang mendekatinya saat belum menikah dengan Aditya. Mulai dari rekan seprofesi, pengusaha, pejabat, bahkan ada juga konglomerat yang memintanya menjadi istri kedua dengan iming-iming materi yang tidak sedikit.Namun, hanya Aditya yang mampu meraih hatinya. Hanya pemilik usaha air minum kemasan yang mata airnya sekalian menyatu dengan tempat wisata konsep alam itulah yang bisa meyakinkannya untuk mantap berumah tangga.“Bapak atau Ibu ada telepon?” Nia kembali memecah keheningan setelah mereka terdiam cukup lama.“Belum.” Jihan menjawab singkat. Dia melambaikan tangan pada Rayna yang mengacungkan kelapa muda padanya. Jihan mengangkat kelapa miliknya, menunjukkan pada Rayna kalau dia juga sudah punya.Jihan memalingkan wajah saat Aditya menoleh padanya. Ah … lelaki itu terlihat sangat menawan saat topless seperti itu. Perutnya yang sixpack dengan dada bidang membuat penampilan lelaki berusia empat puluh satu tahun itu sangat menggoda.Aditya Buana, pengusaha sukses

  • Kekasih Suamiku   BAB 10

    “Damar! Damar! Aduh! HAHAHA … Damar, awas kamu ya!” Rayna berteriak-teriak di antara tawanya. Anak wanita berkulit putih yang rambutnya dikepang dua itu terpingkal-pingkal. Bajunya basah dan kotor terkena pasir. Sejak tadi, dia dan Damar saling dorong saat ombak datang.“Dih! Kak Rayna curang!” Damar menatap kesal pada kakaknya yang kembali tertawa-tawa. Rayna bahkan sampai meringkuk di pasir setelah menghancurkan istana pasir buatan Damar. “Kita berdamai saja! Tadi kamu duluan yang menarik-narik bajuku sampai terjatuh dan basah begini ‘kan?” Rayna nyengir sambil mendekati Damar yang sedang menatap istana pasirnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia mengibas-ngibaskan baju agar pasir yang menempel berjatuhan.“Ish! Kak Rayna!”Rayna kembali tertawa kencang melihat wajah Damar yang cemberut karena terkena pasir dari bajunya. Mereka memang senang sekali bertengkar. Bahkan hal-hal remeh pun bisa menjadi perdebatan panjang.Di sini, Jihan tersenyum lebar melihat kedua anaknya yang asik

  • Kekasih Suamiku   BAB 9

    “Bersiap-siaplah, Mas, anak-anak sudah menunggu.” Jihan melepaskan pelukan saat suara riang Rayna dan Damar terdengar di luar sana. Dia bergegas menuju meja rias dan memoles sedikit make up agar wajahnya yang habis menangis tidak kentara.Seperti biasa, setiap akhir pekan di minggu ketiga mereka akan jalan-jalan. Kemana saja. Menikmati waktu bersama sambil membawa perbekalan sendiri. Bulan kemarin mereka berkemah di kaki bukit perbatasan kota. Dua bulan sebelumnya mereka menghabiskan waktu seharian dengan bermain di waterboom pusat kota. Hari ini, tujuan mereka adalah pantai. Asin angin laut dan debur ombak sepertinya cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.“Aku di depan!” Rayna langsung membuka pintu mobil dan bergegas menguncinya.“Rayna, jangan lari-lari! Nanti jatuh.” Jihan melotot pada Rayna yang sudah duduk di kursi depan mobil.“Kak Rayna curang! Bulan kemarin Kakak sudah di depan. Hari ini giliran Damar yang duduk sebelahan sama Papa. Buka!” Damar memukul-mukul kaca m

  • Kekasih Suamiku   BAB 8

    “Kamu serius mau mengajukan gugatan?”Jihan yang sedang merapikan kotak bekal menatap Aditya yang berdiri di pintu dapur. Lelaki itu menarik napas panjang dan menarik kursi. Dia duduk diam memperhatikan tangan istrinya yang cekatan menyiapkan perbekalan.“Buahnya mau langsung di iris semua, Bu?” Rumi, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah mereka sejak Damar lahir mendekat sambil membawa buah-buahan yang sudah dicuci.“Melon dan pepaya dipotong kotak kecil-kecil, Bi, biar gampang nanti dimakan pakai garpu. Mangga sama apel bawa masing-masing tiga saja. Langsung taruh di rantang saja, nanti biar saya kupas sendiri. Terima kasih ya, Bi.” Jihan memberikan arahan sambil tangannya sibuk memasukkan ayam masak rica-rica, sambal, rebusan labu siam, buncis dan bayam.“Tolong ambil kerupuk udang itu, Mas.” Jihan menunjuk toples besar di samping Aditya. “Terima kasih.” Jihan tersenyum tipis. Wanita yang memiliki alis tebal itu langsung sibuk menata perbekalan dalam satu keranjang.“Kam

  • Kekasih Suamiku   BAB 7

    Satu jam lebih dua puluh menit, pemotretan akhirnya selesai. Jihan langsung menuju ruangan untuk beristirahat yang sudah disediakan. Sebagai model senior yang sudah punya nama, dia memang diistimewakan.Ah … tidak mudah untuk sampai di tahap ini. Dulu, masa-masa masih merintis, ruangan tempat dia istirahat itu bisa ditempati sampai belasan model. Mereka berjubel menunggu giliran. Sesak. Lapar. Lelah. Semua rasa berbaur menjadi satu.Makan tisu yang dicelupkan pada air lemon sudah menjadi konsumsi sehari-hari untuk mengganjal perut saat sedang ada event. Semua dilakukan oleh para talent agar tetap langsing dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh penyelenggara acara.Dimarahi, dicaci, semua sudah dia lewati. Jihan kenyang oleh makian saat namanya belum diperhitungkan. Sungguh, gemerlap dunia model yang selalu tampil cantik dan penuh kemewahan tak seindah yang selalu diperlihatkan.“Foto-foto kemesraan Ralin dan Aditya menggemparkan media hari ini. Di salah satu foto dengan latar Mena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status