Share

Hari yang Sibuk

Pagi buta Namira sudah dikagetkan oleh dering dari ponselnya. Ia mengira suara itu berasal dari alarm yang dipasang tadi malam. Ternyata bukan, dering itu memang sebuah panggilan berulang kali dari Dewangga. Namira yang tadinya masih ngantuk dan sulit membuka mata langsung loncat ketika tahu panggilan itu dari Dewangga. “Ehemm,” Namira mengetes suaranya terlebih dulu agar tidak dikira baru bangun tidur. Beberapa tarikan napas Namira lakukan, supaya lancar menjawab pertanyaan apapun dari Dewangga. “Halo, selamat pagi, Pak Dewangga,” sapa Namira dari kamarnya yang masih cukup gelap. “Selamat pagi Namira, maafkan saya harus menelepon kamu sepagi ini,” ujar Dewangga setelah Namira akhirnya menjawab teleponnya.

“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Namira dengan rasa penasaran juga deg-degan. Sebab, jika Dewangga menelepon diluar jam kerja tandanya ada sesuatu yang penting dan urgent. “Iya, saya butuh bantuan kamu. Pagi ini saya akan kedatangan tamu. Tamu penting untuk saya, jadi, tolong
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status