Share

Bab 23

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 17:41:37

23

Seunit mobil Jeep Mercedes-Benz abu-abu melesat menembus kepekatan malam. Sang sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi, agar bisa segera tiba di tempat tujuan.

Keempat penumpangnya tidak ada yang urun bicara. Mereka tahu jika sang sopir tengah tegang dan tidak boleh diganggu.

Mendekati tempat tujuan, Hendri membelokkan mobil ke kanan. Meskipun jalan di situ tidak rata, tetapi itulah jalan pintas tercepat menuju area belakang kantor pengelola proyek KARDZ.

Selama berada di sana tempo hari, Hendri sudah mempelajari jalan-jalan kecil yang biasa dilalui pekerja kasar. Gang itu menjadi satu-satunya area yang bisa dilintasi mobil, tanpa harus memutar ke bangunan utama.

Sinar lampu mobil Jeep menyorot langsung ke sisi kanan halaman, di mana ada beberapa pohon besar yang menjadi penghalang pandangan, hingga tidak tembus ke bangunan gudang.

Gunther yang melihat mobil mendekat, segera menyilangkan kedua tangannya, lalu menunjuk ke kiri untuk mengarahkan mobil ke tempat yang la
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 24

    24Tiga unit mobil berhenti di pekarangan depan rumah Arsyad. Semua penumpangnya turun dan jalan cepat memasuki bangunan, untuk menghindari gerimis. Mereka bersalaman dengan kedua pemilik rumah, kemudian duduk berdesak-desakan pada dua set kursi yang tersedia. Sebelum akhirnya Jauhari mengajak semua juniornya duduk bersila di lantai supaya lebih tenang.Zein menerangkan peristiwa kemarin dari awal hingga akhir. Semua orang memandangi Riaz yang cengengesan, seusai Zein menjelaskan tindakan nekat Adik Zulfi tersebut, pada kuntilanak. "Oh, jadi kuntilanak itu memang penunggu gudang besar?" tanya Martin. "Di situ, dan dekat tangga menuju ruang pekerja di lantai dua, merupakan tempatnya tinggal," terang Zein. "Pantas, kalau mau ke atas, aku pasti merinding lewat tangga," ungkap Martin. "Zein, kuntilanaknya musnah, nggak?" desak Alvaro. "Ya. Langsung kebakar dia kena ajian sakti Riaz," seloroh Zein. "Kamu baca doa apa, Ri?" sela Arsyad sembari memandangi lelaki muda berkulit kecokela

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 25

    25Jalinan waktu terus bergulir. Sabtu pagi, Iring-iringan mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan menuju Jakarta. Hendri yang mengemudikan mobilnya sendiri, berbincang serius dengan Alvaro yang berada di kursi samping kiri. Pria berparas separuh luar negeri tersebut tidak jadi pulang kemarin, karena masih ingin berbincang lebih serius dengan Martin dan yang lainnya, terutama urusan proyek bersama yang mereka ikuti. Irshava yang menempati kursi belakang bersama Yuanna dan Martin, sibuk berbalas kata dengan teman-temannya di grup GIPSI. Yakni, grup para istri anggota PC. Yuanna menggamit lengan kiri kekasihnya. Dia merasa berat untuk melepas kepergian Martin ke Kuala Lumpur. Namun, Yuanna tidak bisa mencegah lelakinya berangkat, karena itu demi kebaikan Martin sendiri. Yuanna teringat perbincangannya dengan Mulyadi tempo hari. Pria tua tersebut menyanggupi untuk membantu Martin, tetapi Yuanna harus memenuhi persyaratan khusus, yaitu melakukan ngabeuti dan mutih

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 26

    26Malam itu, Jauhari datang ke rumah Wirya bersama Yusuf, Aditya, Dimas, Syuja, Hasbi, Fikri, Mukti dan Harun. Mereka membahas jadwal kerja yang telah diubah Wirya, Zulfi dan Yoga tadi sore. Jauhari membatin jika sepertinya Wirya telah mengetahui hasil penerawangan Mulyadi. Hingga sang dirut tiba-tiba mengubah jadwal kerjanya selama 6 bulan ke depan. Jauhari tidak bisa memprotes dan terpaksa menerima semua perintah Wirya. Pria berlesung pipi menyadari bila komandannya itu hanya berusaha untuk melindunginya. "Bang, karena aku lebih banyak di sini, boleh nggak, aku ikut Kang Hendri ke tempat proyek?" tanya Jauhari, sesaat setelah Wirya usai mengoceh."Minggu ini, kamu full jadi ajudanku, Ri. Belajar jadi penggantiku saat rapat dengan klien besar," tolak Wirya. "Yusuf aja, atau Aditya." "Mereka punya tugas sendiri." "Ehm, atau Dimas." Wirya menaikkan alisnya. "Aku, tuh, mau ngajarin kamu supaya nggak malu buat presentasi. Kamu masih gugup gitu. Gimana mau jadi dirut EMERALD kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 27

    27Pagi itu, Seno baru tiba di kantor, ketika penjaga keamanan yang baru selesai bertugas, mendatanginya di ruangan khusus staf. Seno terkejut kala satpam itu menerangkan jika beberapa CCTV di belakang telah rusak sejak semalam. Seno segera jalan ke tempat itu dengan ditemani sang penjaga yang bernama Dadan.Setibanya di belakang, Seno memandangi ketiga kamera yang dalam kondisi pecah. Dia meminta diambilkan tangga, kemudian Seno memanjat untuk memotret dan memvideokan CCTV yang rusak. Setelah turun, Seno mengirimkan gambar dan video itu pada Hendri. Dia bergegas ke gudang untuk mengecek rekaman sehari sebelumnya. Tidak berselang lama, komisaris satu HWZ langsung menelepon anak buahnya tersebut. "Coba cek rekamannya. Mungkin ada penjelasan, bagaimana kamera itu bisa hancur," pinta Hendri. "Sudah, Pak. Blank semua. Kayak dihapus, gitu," jelas Seno. "Siapa yang tugas semalam?" "Dadan, Ali, Rozak dan Kusmiadi." "Mereka sudah ditanyai?" "Ya, tapi nggak ada yang tahu. Karena kemare

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 28

    28Ridho berusaha untuk bangkit duduk ketika melihat Hendri dan yang lainnya memasuki kamar. Namun, sang bos langsung mencegah dan memintanya berbaring kembali. Hendri duduk di tepi kasur. Dia meraba dahi Ridho yang panas. "Kita ke dokter," ajaknya seusai menarik tangan."Enggak usah, Pak," cicit Ridho. "Kata Muchlis, demamnya cuma turun sedikit dari kemarin. Aku khawatir ini gejala dari penyakit lain. Apalagi kamu beberapa kali muntah." "Ehm, aku pengen pulang ke rumah Ayah." "Nanti diantarkan Muchlis, tapi, kamu ke dokter dulu." Ridho mengangguk lemah. Dia tahu, tidak akan menang berdebat dengan Hendri. Muchlis dan Seno membantu Ridho bangkit. Kemudian mereka menuntun pria tersebut jalan keluar kamar. Seorang pekerja proyek membereskan barang-barang Ridho dan memasukkannya ke tas ransel hitam. Kemudian dia melangkah ke depan dan memberikan tas itu pada Seno yang telah berada di balik kemudi mobil SUV biru milik Izra.Hendri dan rekan-rekannya memandangi hingga mobil itu menjau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 29

    29Izra, Naizar dan Lamya turut keluar. Mereka membantu Yusuf dan Jauhari yang dikeroyok empat orang. Sementara Hendri melanjutkan adu jotos dengan pemilik parang. Seno tidak ikut keluar. Mulai terbiasa dengan kebiasaan tim PBK, Seno berinisiatif memvideokan perkelahian itu dengan ponselnya. "Kamu siapa?" tanya Hendri, sesaat setelah berhasil memelintir tangan kanan lawannya. Akan tetapi, alih-alih menjawab, pria berbaju hitam itu justru menghantamkan siku kirinya ke perut Hendri, yang refleks menghindar. Lelaki berdagu panjang tersebut berhasil melepaskan tangan kanannya dari cekalan Hendri. Dia hendak mengambil parang yang terlempar ke tanah, tetapi gagal karena benda itu ditendang Hendri menjauh. Keduanya saling berhadapan dan sama-sama memasang kuda-kuda karate. Mereka serentak maju, lalu saling menyerang tanpa ada yang mau mengalah. Sementara itu di sisi kanan, dua orang muncul dari balik pagar. Mereka hendak menyerang Hendri. Namun, Jauhari telah terlebih dahulu menghadang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 30

    30Siang itu, Yuanna dan Freya mengemasi semua barang milik Martin. Mereka memindahkannya ke mobil Izra, yang ikut mengantarkan kedua gadis itu ke rumah kontrakan. Selama Yuanna berbenah, Izra mengecek belakang rumah. Dia meraba dinding pembatas sembari menembakkan tenaga dalam. Namun, setelah memegangi sepanjang dinding, Izra tidak merasakan hawa berat tempat mistis. "Kang, berarti kasurnya ditinggal di sini?" tanya Yuanna sembari melongok dari pintu samping, yang menghubungkan dapur dengan lorong samping dan belakang. "Kata Kang Hendri, besok mau diangkut ke mess. Sama lemari dan yang lainnya. Kalau kursi, punyanya pemilik rumah," terang Izra sambil menyambangi gadis yang mengikat rambutnya bentuk ekor kuda. "Berarti gelas dan lain-lain nggak kubereskan. Mungkin kalian mau pakai malam ini." Izra mengangguk mengiakan. "Sudah beres?" tanyanya. "Ya. Semua baju dan barang-barang di kamar depan, sudah dipindahkan ke mobil." "Ayo, kita ke rumah makan kesukaan Bang Zein. Yang lainny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 31

    31 Martin terbangun karena bunyi alarm ponselnya. Pria berkaus merah, meraba-raba ke kiri untuk menggapai ponsel dan mematikan alarm. Martin memerhatikan sekeliling, lalu meraba bajunya sampai ke paha. Dia menghela napas lega, karena semua yang dialaminya ternyata hanya mimpi. Selama beberapa menit berikutnya Martin mengingat-ingat apa yang dijalaninya dalam mimpi. Meskipun hanya bunga tidur, tetapi semuanya seolah-olah nyata. Martin meremas-remas rambutnya yang mulai memanjang. Dia menimbang-nimbang sesaat dalam hati, sebelum memutuskan untuk merahasiakan hal itu dari siapa pun. Lelaki bermata sipit tersebut enggan menerangkan mimpinya pada Razman ataupun yang lainnya. Dia juga tidak mau menceritakan hal itu pada Nirwan, yang pastinya akan menyampaikan pada Hendri dan teman-temannya. Seruan sang mama dari luar menyadarkan Martin dari lamunan. Dia menyahut, sembari bangkit duduk. Martin menurunkan kaki ke lantai, lalu berdiri dan jalan ke toilet. Sekian menit berlalu, Martin te

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 51

    51Kamis pagi menjelang siang, kediaman Arsyad dipenuhi banyak orang. Tenda besar yang menutupi seluruh halaman depan, seolah-olah tidak mampu meneduhi banyaknya tamu. Supaya rekan-rekan dan warga sekitar bisa mengikuti acara dengan khidmat, akhirnya Hendri memindahkan anggota rombongan dari Jakarta ke rumah seberang, yang juga milik orang tuanya. Arsyad juga telah memasang tenda yang sama besarnya di depan rumah bercat krem, yang menjadi tempat menginap keluarga besarnya dari Garut. Tanti dan Divia yang ditugaskan sebagai ketua bagian konsumsi, bekerja cepat menyiapkan meja prasmanan. Para istri tim PC juga turut membantu. Hingga dua meja besar siap digunakan untuk menampung berbagai hidangan.Seorang Ustaz kenamaan memberikan tausiah yang sangat menyentuh. Meskipun disampaikan dengan santai tetapi semua orang bisa memahami maksud sang ustaz. Setelahnya, Arsyad dan Zainab mempersilakan semua tamu untuk menyicipi hidangan yang disediakan di empat stand, di halaman samping kanan.

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 50

    50Jalinan waktu terus berjalan. Tibalah saat yang dinantikan oleh Martin, yakni kedatangan keluarga besarnya dari berbagai wilayah di Malaysia. Martin menjemput langsung rombongan itu ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan ditemani Nirwan, Qianfan dan Wirya. Seusai bersalaman dan berbincang sesaat, seluruh anggota rombongan diajak untuk menaiki bus pariwisata sewaan, yang akan mengantarkan mereka langsung ke Bandung. Razman terkejut, ketika beberapa mobil Jeep Mercedes-Benz menyalip dari belakang. Dia akhirnya paham bila itu adalah kendaraan milik Tio, Dante, Alvaro, Yanuar, Samudra dan Marley, yang dikerahkan untuk mengawal bus itu. Setibanya di rest area, Wirya dan Qianfan turun. Selanjutnya, empat pengawal muda menaiki bus untuk mendampingi rombongan keluarga besar Ragnala. Wirya menaiki bus kedua yang berada di belakang bus yang ditempati keluarga Martin. Sedangkan Qianfan memasuki bus ketiga. Empat bus serupa jenis dan warna, meneruskan perjalanan. Nirwan menerang

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 49

    49Suasana hening menyelimuti area belakang kantor proyek KARZD. Hanya bunyi binatang malam yang terdengar, selebihnya sunyi. Seorang perempuan muncul di dalam gudang kecil. Dia mengibaskan bagian bawah gaun salem yang mengeluarkan beberapa serpihan dedaunan kering. Perempuan berkepang satu jalan keluar menembus pintu. Dia terus melangkah lurus hingga tiba di bukit kecil. Dia memerhatikan sekeliling, lalu meneruskan langkah ke kiri. Bangunan-bangunan bermunculan seiring langkah perempuan bermata sipit tersebut. Beberapa orang juga turut hadir dalam pergantian alam itu. Perempuan berkulit putih, melanjutkan perjalanan, hingga sampai di tempat tujuan. Dia membunyikan lonceng kecil di dinding, lalu membuka pintu dan memasuki toko dengan aroma dupa yang menyengat. Perempuan itu berbicara singkat dengan pelayan toko, lali dia berbelok ke kanan untuk menuju lorong panjang. Pada deretan kiri, terdapat beberapa pintu yang dalam kondisi terbuka. Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 48

    48Yìchèn terkesiap, sesaat setelah mendengar penuturan Martin tentang peristiwa dini hari tadi. Yichen membuka kamus khusus, lalu mencari-cari sesuatu. Pria berambut sebahu tersebut menunjukkan gambar di bukunya pada Martin, yang langsung mengamati benda itu dengan antusias. Selain Martin, Hendri, Nirwan dan Wirya, turut melihat gambar itu. Kemudian Martin menunjukkan gambar kereta kuda pada Qianfan dan para orang tua di kursi seberang. "Aku nggak tahu, apa jenis keretanya sama. Tapi, bagian dalamnya memang mirip," tutur Martin. "Bahkan, kursi dan tirainya juga berlapis kain merah. Persis dengan gambar itu," lanjutnya. "Ini kereta kuda yang biasanya digunakan calon pengantin," timpal Qianfan. "Ya, betul, Paman," jawab Yìchèn. "Koko Mùchèn dan aku pernah memerhatikan kereta yang tengah dihias pegawai. Bentuknya juga seperti ini," sambungnya. Qianfan mengerutkan keningnya. "Mar, sempat nggak, kamu merhatiin pakaian yang dikenakan?" tanyanya. "Ehm, kayak baju bangsawan biasa, Pam

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 47

    47Jalinan waktu terus bergulir. Kondisi Martin kian membaik dan dia mulai beraktivitas ringan, untuk melatih badannya supaya terus bergerak. Yuanna akan datang tiap Jumat sore bersama kedua orang tuanya, Fenita dan Moammar serta putranya. Mereka menginap di kediaman Hendri selama tiga hari, sebelum kembali ke Bandung. Selain keluarga Danantya, tim kantor HWZ juga bergantian datang untuk menjenguk Martin. Zein dan rekan-rekannya sengaja melakukan itu, sebagai bentuk dukungan mereka pada calon suami Yuanna tersebut. Seperti Jumat sore itu, tiga unit mobil MPV berhenti di depan rumah Hendri. Semua penumpang turun sambil membawa tas masing-masing. Arsyad dan Zainab memasuki rumah sambil mengucapkan salam. Keduanya terkejut kala melihat Harsaya dan Murti telah berada di sana terlebih dahulu. Kedua orang tua Hendri bertambah kaget, karena Sultan, Winarti, Frederick, Tarissa, Qianfan, Nancy, Gustavo dan Ira, juga berada di sana. Seusai bersalaman, para laki-laki tua membentuk kelompok

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 46

    46Detik terjalin menjadi menit. Waktu terus berputar hingga merotasi hari dan berganti menjadi minggu. Siang itu, Hendri dan kelompoknya berpamitan pada keluarga Ragnala. Mereka hendak bertolak menuju Jakarta, dengan pengawalan ketat tim PBK. Alvaro, Wirya, Zulfi, Qianfan, Dante, dan Hasbi telah pulang beberapa hari lalu. Mereka hendak menyiapkan rumah sakit dan mengurus surat-surat perpindahan Martin ke Indonesia. Razman dan istrinya memeluk putra mereka yang berada di kursi roda. Demikian pula dengan Ginania dan sanak saudara, yang turut melepas kepergian Martin. Setelahnya, Nirwan mendorong kursi roda memasuki ruangan khusus untuk penumpang pesawat pribadi. Sultan sengaja mengirimkan pesawatnya, supaya perjalanan itu lebih nyaman buat Martin. Sekaligus melindungi Yìchèn dari pertanyaan pihak imigrasi. Razman, Sultan dan Frederick telah bekerjasama agar tidak ada masalah saat kelompok itu tiba di Indonesia. Terutama karena status Yìchèn yang izinnya adalah turis. Ketiga pengu

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 45

    45Yìchèn mengamati sekeliling sungai dangkal, sambil mengucapkan kalimat perpisahan. Meskipun tidak bisa menemukan tempat tinggal keluarganya, tetapi Yìchèn meyakini bila sungai itulah yang pernah dilaluinya dulu, saat kabur dari kejaran kelompok makhluk astral penunggu hutan keramat. Yìchèn dan kelompoknya telah menyusuri sungai itu sepanjang hari kemarin. Mereka tiba di ujung sungai yang ternyata mengalir ke bawah goa. Wirya dan beberapa anggota kelompok itu sempat menyusuri tepi kiri goa, yang menuju hutan lebat. Mereka tidak berani memasuki tempat itu, karena menduga jika hutan tersebut adalah hutan keramat yang diceritakan Yìchèn. Pria berambut sebahu kembali memindai sekitar. Kemudian Yìchèn menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sekali waktu. Dia menyadari, akan sulit menemukan jejak peninggalan keluarganya. Sebab itu, Yìchèn hanya bisa berdoa dirinya akan bisa kembali ke Guandong di masa depan, untuk kembali menyelidiki silsilah keluarganya. Yìchèn jalan mundur, l

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 44

    44Matahari baru naik sepenggalah, ketika sekelompok orang turun dari dua mobil MPV hitam. Mereka memegangi fotokopi peta sederhana yang dibuat Donghai, berdasarkan peta asli di buku sejarah, yang ditemukannya di perpustakaan Kota Guandong. Mereka berbincang sesaat, sebelum memecah menjadi dua kelompok. Donghai, Yìchèn, To Mu, Harun dan Aditya menyisiri tepi kiri. Sedangkan sisanya mengecek area kanan sepanjang jalur sungai kecil yang dangkal. Setiap bertemu pohon besar ataupun tumpukan batu, orang-orang tersebut akan berhenti untuk memeriksa sekitar. Wirya dan Zulfi mengecek semua tempat itu dengan menyalurkan tenaga dalam masing-masing. Begitu pula dengan Jauhari, Yusuf, Aditya dan Harun. "W, di sini, tebal banget. Aku nggak bisa nembus," tutur Zulfi sembari memegangi batu besar berbentuk hampir bundar. Wirya menyambangi tempat itu dan meraba tepi batu. "Kita coba sama-sama," ajaknya, sebelum memasang kuda-kuda silat. Kedua pria tersebut menembakkan tenaga dalam secara bersama

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 43

    43Secarik senyuman terbit di wajah Yuanna, ketika pagi itu Martin membuka matanya lebih lebar dibandingkan dengan dua hari silam. Saat Martin akhirnya siuman. Gadis yang mengikat rambutnya bentuk ekor kuda, meneruskan mengelap tangan dan leher serta dada Martin dengan handuk kecil yang basah. Martin memerhatikan kekasihnya, dan sangat ingin bisa berbincang dengan Yuanna. Namun, tenggorokannya masih sakit hingga sulit untuk mengeluarkan suara. Kala Yuanna mengusap jemarinya, Martin menahan tangan sang gadis. Keduanya saling menatap, sebelum Martin menggerak-gerakkan telunjuknya di telapak tangan kiri Yuanna. Perempuan berkulit putih tersebut, berusaha keras untuk menyatukan huruf demi huruf yang ditulis Martin dengan pelan. Kemudian Yuanna meletakkan handuk ke baskom kecil di lantai, lalu dia bangkit dan merunduk untuk memeluk kekasihnya. "Cepat pulih, Ko," bisik Yuanna, kemudian dia mendaratkan kecupan di dahi dan kedua pipi Martin. Pria berhidung bangir hanya bisa mengedipkan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status