Maaf ya kak kemalaman ><
“Tidak apa-apa. Aku dengar perusahaan itu sudah mulai beroperasi, tapi sepertinya mereka ada sedikit permasalahan internal dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah itu sebelum benar-benar muncul di publik,” terang Lucas atas informasi yang didapatkannya.“Apa masalah internal mereka ada kaitannya dengan ketidakmampuan Allen yang tidak berhasil menggaet para investor Luminous?” terka Sienna.Selama satu bulan terakhir ini Lucas memang terus menjalin hubungan baik dengan para investor besarnya dan memberikan janji kontribusi yang terbaik untuk mereka sehingga para investor tersebut memikirkan kembali untuk melakukan penanaman modal kepada perusahaan lain.Lucas mengangguk. "Ya, itu salah satu faktornya. Allen berusaha keras untuk mengalihkan para investor kita, tapi berkat hubungan baik yang kita jalin selama ini, mereka tetap setia pada Luminous. Bahkan, beberapa di antaranya menambah investasi mereka untuk Luminous.”“Kekasihku memang hebat,” puji Sienna dengan bangga. Ia pun
“Apa kamu yakin Serenity memang terlibat dengan perusahaan baru itu?” selidik Sienna, memastikan. Lucas mengangguk pelan. “Aku curiga kalau keluarga Grant sengaja berkonspirasi dengan Serenity untuk menjatuhkan Luminous.” Sienna tertegun. Ia tidak memahami persaingan di dalam dunia bisnis, tetapi ia tidak menyangka Lucas dan Martin akan berseteru dalam satu hal yang sama. “Apa … sebaiknya aku bicara dengan Martin─” “Sienna, tidak perlu,” potong Lucas dengan tegas. “Masalah ini biar aku yang menghadapinya.” Sienna menggigit bibirnya, merasa bimbang. “Tapi Luke, jika aku bisa bicara dengan Martin, mungkin kita bisa menemukan jalan tengah. Mungkin saja Serenity juga terjebak dengan hasutan keluarga Grant.” Lucas menatap Sienna dalam-dalam, melihat ketulusan dalam niatnya. “Aku menghargai niat baikmu, Sayang. Namun, ini adalah bisnis. Pihak Serenity pasti tahu risiko yang mereka ambil dan mungkin saja mereka yang memanfaatkan keluarga Grant untuk menjatuhkan Luminous.” Sienna mengh
"Di mana manajer Anda? Saya ingin bicara dengannya!” tukas Ivory dengan penuh amarah. Wanita berseragam hotel di hadapan Ivory hanya bisa tersenyum canggung. Sebagai petugas resepsionis, ia telah melakukan pekerjaannya sesuai prosedur sehingga ia tidak merasa takut meskipun diancam oleh Ivory. “Sekali lagi saya minta maaf, Nyonya. Saya hanya melakukan sesuai prosedur hotel yang ada. Saya harap Anda dapat tenang dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain,” pinta resepsionis itu dengan ramah. “Apa kamu tidak dengar? Saya ingin bicara dengan manajer hotel ini!” Ivory tidak peduli meskipun petugas resepsionis itu sudah memperingatkannya untuk tidak membuat keributan di tempat itu. Emosinya benar-benar telah berada di puncaknya. Beberapa waktu lalu Ivory mendapatkan informasi dari Allen yang mengatakan akan pulang lebih lambat daripada biasanya karena harus menghadiri perjamuan dengan klien penting. Akan tetapi, informasi yang dibe
“Di mana jalang itu?!” hardik Ivory dengan penuh amarah.“Ivory, apa maksudmu?” Allen menatap istrinya dengan pandangan kebingungan.Ia melirik Sienna yang juga datang bersama istrinya tersebut. “Sebenarnya ada apa? Kenapa kalian─”“Berhenti bersandiwara, Allen! Aku tahu apa yang sudah kamu lakukan di belakangku selama ini!” Ivory tidak dapat menahan emosinya, suaranya telah menggema di lorong hotel.Manajer hotel tersebut tidak dapat menghentikannya dan juga tidak bisa mencampuri permasalahan keduanya. Di satu sisi, Sienna juga hanya bisa berjaga-jaga apabila Ivory ataupun Allen melakukan sesuatu yang di luar kendali mereka.“Aku benar-benar tidak mengerti, Ivory. Kenapa kamu bisa datang ke tempat ini? Kamu mengikutiku?” Allen menatap Ivory dengan tajam.Ivory mendengus kasar. Ia tidak menjawab pertanyaan Allen dan langsung menerobos kamar tersebut untuk mencari keberadaan wanita simpanan suaminya tersebut.Sienna pun bergegas mengik
Sebelum Sienna sempat menyangkal tuduhan Allen, Ivory telah lebih dulu berkata, “Ini tidak ada hubungannya dengan Sienna. Semua ini murni karena kecurigaanku sendiri, Allen.”Wajah Allen berubah sedikit nanar. Namun, ia kembali menutupinya dengan senyuman tipis. “Istriku, apa kamu masih tidak percaya padaku karena aku pernah membohongimu tentang hubunganku dengan Sienna waktu itu?”Ivory tidak menjawab. Ia berusaha meredam kemarahannya.Namun, Allen mendekatinya, memegang tangannya dengan lembut dan melanjutkan, “Dulu aku yang salah karena tidak memberitahumu mengenai hubungan kami. Tapi, bukan berarti aku akan selalu berbohong padamu. Semua yang kulakukan ini adalah demi dirimu. Aku ingin memberimu kejutan.”“Kejutan?” Ivory tersenyum sinis. “Aku rasa hari ini tidak ada hari spesial yang perlu kita rayakan, Allen. Berhentilah mencari-cari alasan untuk menutupi kebusukanmu."Sikap Allen yang tenang membuat Ivory kesal bukan kepalang. Padahal ia sudah sampai ke titik ini, tetapi hasil
“Apa yang akan kamu jelaskan dalam hal ini, Allen Grant?” Bola mata Allen melebar. Ia hendak merebut gumpalan kertas dari tangan Sienna, tetapi Ivory telah mengambil alih lebih dulu. Wajah Ivory seketika berubah pias. Air mata yang berusaha ditahannya sejak tadi akhirnya tumpah ketika membaca tulisan di dalam lembaran kertas yang lusuh itu. Hatinya terasa tercabik-cabik setelah mengetahui kebenaran yang terungkap. Bibir Ivory bergetar pelan. Ia mencoba menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali berbicara, "Bagaimana kamu bisa melakukan hal ini padaku, Allen? Apa selama ini yang aku lakukan untukmu tidak cukup, hm?" Suara Ivory terdengar serak dan sangat pilu.Hati Sienna ikut berdenyut perih, melihat keadaan Ivory. Sama sepertinya, Sienna juga tidak dapat memaafkan perbuatan Allen. Pandangan Sienna tertuju kepada Allen yang hanya bisa mematung dengan wajah tertunduk pucat. “Sebaiknya kamu katakan sejujurnya dan akui kesalahanmu, Allen Grant. Setidaknya kali ini hadapilah perbuat
“Akh!”Mulut Allen terbuka lebar, berusaha mencari udara di sekitarnya. Ia terlihat sangat mengenaskan seperti seekor ikan yang menggelepar dalam kondisi sekarat. Melihat napas Allen yang semakin berat, Sienna pun bergegas menghentikan kekasihnya. “Lucas, lepaskan dia,” pintanya seraya menyentuh lengan kokoh Lucas dengan otot-otot yang menegang. Sayangnya, Lucas masih enggan melepaskan cengkeramannya hingga Sienna kembali berkata, "Kamu bisa membunuhnya, Luke! Aku tidak mau kamu mengotori tanganmu dengan darahnya." Mendengar hal itu, perlahan Lucas melepaskan cengkeramannya dari leher kakak iparnya tersebut. Namun, ia tetap melayangkan tatapan tajamnya kepada pria itu. Setelah terlepas dari cengkeraman Lucas, tubuh Allen terhuyung ke belakang. Ia terbatuk-batuk untuk mencari udara. Ia juga menjaga jarak dari Lucas dan menatapnya dengan penuh waspada. "Kalian tidak apa-apa?" selidik Lucas yang kini telah menoleh kepada kekasih dan kakaknya. Ivory hanya mengangguk kecil. Hatinya m
Netra Allen terlihat menyala-nyala, tetapi sebelum ia sempat mengajukan protesnya. Satu tamparan lain kembali melayang dan mengenai pipi kiri pria itu.“Ivory, kamu─”“Aku kenapa?” sela Ivory seraya tersenyum sinis. “Kamu pikir aku sebodoh apa sampai bisa kamu tipu kedua kalinya, Allen Grant?”Rahang Allen tampak mengetat. Emosi di dalam dadanya telah meledak-ledak, tetapi ia terus mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tidak menyulut kemarahan wanita itu lebih jauh lagi.Namun, kelapangan hatinya tidak berharga sedikit pun di mata Ivory. Wanita itu menatapnya dengan penuh kebencian.“Kamu menginginkan kesempatan, huh?” desis Ivory dengan sinis.Allen memaksakan dirinya untuk tersenyum. Namun, senyumannya memudar tatkala Ivory bertanya, “Kamu tahu apa kesalahan terfatalmu?”Manik mata Allen terlihat gelisah. Sebelum ia sempat menjawab, Ivory kembali menyela, “Tidak tahu, huh?”Seulas senyuman miris melengkung di bibir wanita itu. Ia menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel