Halo, Kakak. Ini sudah di penghujung bulan Juli ya >< Mulai bulan depan, mungkin saya akan sedikit slow update karena mau merancang ending untuk cerita ini dulu ya. Mohon kesabarannya. Terima kasih ^^
“Akh!”Mulut Allen terbuka lebar, berusaha mencari udara di sekitarnya. Ia terlihat sangat mengenaskan seperti seekor ikan yang menggelepar dalam kondisi sekarat. Melihat napas Allen yang semakin berat, Sienna pun bergegas menghentikan kekasihnya. “Lucas, lepaskan dia,” pintanya seraya menyentuh lengan kokoh Lucas dengan otot-otot yang menegang. Sayangnya, Lucas masih enggan melepaskan cengkeramannya hingga Sienna kembali berkata, "Kamu bisa membunuhnya, Luke! Aku tidak mau kamu mengotori tanganmu dengan darahnya." Mendengar hal itu, perlahan Lucas melepaskan cengkeramannya dari leher kakak iparnya tersebut. Namun, ia tetap melayangkan tatapan tajamnya kepada pria itu. Setelah terlepas dari cengkeraman Lucas, tubuh Allen terhuyung ke belakang. Ia terbatuk-batuk untuk mencari udara. Ia juga menjaga jarak dari Lucas dan menatapnya dengan penuh waspada. "Kalian tidak apa-apa?" selidik Lucas yang kini telah menoleh kepada kekasih dan kakaknya. Ivory hanya mengangguk kecil. Hatinya m
Netra Allen terlihat menyala-nyala, tetapi sebelum ia sempat mengajukan protesnya. Satu tamparan lain kembali melayang dan mengenai pipi kiri pria itu.“Ivory, kamu─”“Aku kenapa?” sela Ivory seraya tersenyum sinis. “Kamu pikir aku sebodoh apa sampai bisa kamu tipu kedua kalinya, Allen Grant?”Rahang Allen tampak mengetat. Emosi di dalam dadanya telah meledak-ledak, tetapi ia terus mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tidak menyulut kemarahan wanita itu lebih jauh lagi.Namun, kelapangan hatinya tidak berharga sedikit pun di mata Ivory. Wanita itu menatapnya dengan penuh kebencian.“Kamu menginginkan kesempatan, huh?” desis Ivory dengan sinis.Allen memaksakan dirinya untuk tersenyum. Namun, senyumannya memudar tatkala Ivory bertanya, “Kamu tahu apa kesalahan terfatalmu?”Manik mata Allen terlihat gelisah. Sebelum ia sempat menjawab, Ivory kembali menyela, “Tidak tahu, huh?”Seulas senyuman miris melengkung di bibir wanita itu. Ia menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “
Setelah melihat tidak ada perlawanan dari Allen, perlahan Lucas pun melepaskan cengkeraman tangannya dari pundak pria itu.“Ayo kita pergi, Sienna,” ajak Lucas kepada kekasihnya.Namun, Sienna masih berdiri di tempatnya, memandang sosok Allen yang telah terduduk di lantai kamar tersebut. “Tunggu sebentar, Luke. Ada hal yang ingin aku tuntaskan dulu dengannya,” ucapnya.Langkah Lucas pun terhenti. Kedua alisnya menyatu dan menatap kekasihnya itu dengan penuh pertanyaan. “Apa lagi yang ingin kamu bicarakan dengan keparat ini, Sienna?”Gadis itu tidak menjawab. Tatapannya masih tertuju kepada Allen dengan penuh selidik.Setelah keheningan beberapa saat, Sienna pun bertanya, "Allen, kamu pasti tahu kan kalau Nicole telah menjiplak karyaku tiga bulan lalu?”Allen tersentak. Perlahan ia mengangkat wajahnya. Netranya terlihat gelisah, lalu ia memalingkan wajahnya dengan cepat. “Aku tidak mengerti maksudmu,” timpalnya.“Pembohong!” bentak Sienna dengan penuh amarah.Gadis itu telah mengepalka
Allen pun menceritakan bagaimana Cindy dulu pernah membujuknya untuk mencuri karya Sienna dengan mengiming-imingnya sejumlah uang. Namun, saat itu Allen tidak tertarik untuk melakukan hal tersebut karena ia tahu seperti apa kelicikan Cindy.Sienna tertegun. Ia masih meragukan Allen, tetapi ia cukup terkejut dengan jawabannya. Selama ini ia tidak pernah mengira jika Cindy adalah dalang di balik insiden penjiplakan itu.‘Sialan! Kapan dia melihat desainku?’ batin Sienna dengan bingung.Akan tetapi, setelah Sienna memikirkan kembali, ia menjadi yakin jika Cindy memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu, mengingat Sienna pernah singgah beberapa kali di kediaman Sherwood.Mungkin di saat itulah Cindy melakukan rencana liciknya tersebut.Dengan deru napas yang terasa berat, Allen kembali melanjutkan, “Sejak awal aku juga tidak tahu menahu tentang penjiplakan itu. Nicole sendiri yang memberitahuku bulan lalu,” paparnya.Awalnya Allen tidak tahu jika pemilik desain itu adalah Sienna. Ketika
“Lho? Di mana Ivory?” gumam Sienna seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi hotel.Tadi ia mengira Ivory akan menunggu mereka di sana, tetapi ia tidak melihat sosoknya. Wajahnya pun berubah cemas. “Lucas, bagaimana ini? Apa jangan-jangan dia pergi sendiri?”Sienna pun segera mengeluarkan ponselnya. Namun, ketika ia hendak mencari nomor kontak Ivory, Lucas menghentikannya. “Tenang saja, Sienna. Dia bersama Ethan sekarang,” ucap pria itu.“Apa?” Sienna terperangah."Tadi aku meminta Ethan untuk menjaganya dan mengantarnya pulang," terang Lucas.Sebelumnya Lucas memang datang bersama sekretaris barunya tersebut dan ia meminta Ethan untuk menunggunya. Baru saja Ethan melaporkan jika Ivory memintanya untuk mengantarnya pergi dari hotel itu.“Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang kakakku itu membutuhkan waktu untuk menyendiri. Dia pasti akan melewati semua masalahnya dengan baik," hibur Lucas ketika melihat raut wajah kegelisahan kekasihnya tersebut.Sienna menghela napas pelan dan
“Teman-teman, bagaimana kalau kita periksa barang-barangnya? Siapa tahu barang kalian pun ada dicuri sama dia.”Sindiran yang diucapkan Aurora membuat wajah Nicole menggelap.“Apa maksudmu bicara seperti itu, hah?” hardik Nicole dengan penuh amarah. Ia pun mendekati wanita itu dan mendorong tubuhnya dengan kuat hingga tubuh rekannya membentur meja.Aurora meringis. Ia memegang pinggangnya yang terkena benturan tadi dan menatap tajam kepada Nicole. Ia tidak dapat menerima perlakuan kasar wanita itu. “Sudah jelas-jelas kamu pencuri! Bukan hanya mencuri desain, tapi juga suami orang!” tukasnya.Amarah di dalam dada Nicole pun menggelegak. Ia hendak menyerang Aurora kembali, tetapi para rekannya yang lain langsung menghalanginya dan menariknya menjauh.“Lepaskan aku!” teriak Nicole dengan histeris. Ia memberontak hebat karena kedua rekannya menahan lengannya.“Cukup, Nicole!”Suara bentakan tegas dari Sienna membuat ruangan menjadi hening
“A-apa sih?” Sienna memanyunkan bibirnya, tetapi diam-diam ia tersenyum dan berkata, “Iya, dia juga sudah banyak membantuku. Kalau bukan karena dia … aku rasa aku tidak akan bisa menemukan kebenaran ini.”“Aku juga merasa lega. Akhirnya si keparat buaya darat itu sudah menerima akibatnya. Tapi, aku masih tidak menyangka Serenity ikut terlibat. Aku berharap Martin baik-baik saja,” ujar Anna yang cukup menyayangkan keterlibatan keluarga McKenzie.Namun, Anna berhasil memperingatkan Martin atas hal yang terjadi pada Allen sehingga Serenity menarik semua modalnya dari Glow. Oleh karena itu, bisnis baru keluarga Grant mengalami kelumpuhan sebelum memulai bisnisnya lebih jauh.Allen pun harus menanggung akibatnya dengan mempertanggungjawabkan kerugian yang dialami bisnis barunya. Haknya sebagai ahli waris juga dicabut karena kegagalan yang dialaminya dan membuat Allen kehilangan sebagian besar hartanya.Anna menghela napas panjang. Ia melirik Sienna yang masih
“Ada apa, Sienna?” tanya Anna dengan khawatir saat melihat perubahan raut wajah gadis itu.“Tidak apa-apa. Mama memintaku bertemu sekarang,” jawab Sienna setelah membaca isi pesan tersebut.“Bagaimana keadaan ibumu?” tanya Anna dengan khawatir. Ia sudah lama tidak bertemu dengan wanita paruh baya itu dan sempat mendengar cerita Sienna mengenai perdebatan mereka.“Entahlah. Aku harap dia baik-baik saja. Dia hanya bilang mau membicarakan hal yang penting,” jawab Sienna lagi.Sejak perdebatan mereka di kafe, Sienna tidak bisa menghubungi ibunya karena nomornya diblokir. Namun, sekarang ibunya tiba-tiba mengajaknya bertemu, ia merasa pembicaraan nanti tidak akan luput dari masalah uang.“Kamu akan menemuinya?” tanya Anna dengan khawatir.Sienna tampak ragu, tetapi akhirnya ia tetap mengangguk pelan.Meskipun ucapan ibunya akan kembali menyakiti perasaannya, tetapi Sienna merasa jika ia perlu menemuinya. Tentu saja karena ia mengkhawatirka
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel