Tambahan bab spesial request kalian di akhir bulan hehehehe Besok mgkn bakal libur dl ya ^^
Netra Allen terlihat menyala-nyala, tetapi sebelum ia sempat mengajukan protesnya. Satu tamparan lain kembali melayang dan mengenai pipi kiri pria itu.“Ivory, kamu─”“Aku kenapa?” sela Ivory seraya tersenyum sinis. “Kamu pikir aku sebodoh apa sampai bisa kamu tipu kedua kalinya, Allen Grant?”Rahang Allen tampak mengetat. Emosi di dalam dadanya telah meledak-ledak, tetapi ia terus mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tidak menyulut kemarahan wanita itu lebih jauh lagi.Namun, kelapangan hatinya tidak berharga sedikit pun di mata Ivory. Wanita itu menatapnya dengan penuh kebencian.“Kamu menginginkan kesempatan, huh?” desis Ivory dengan sinis.Allen memaksakan dirinya untuk tersenyum. Namun, senyumannya memudar tatkala Ivory bertanya, “Kamu tahu apa kesalahan terfatalmu?”Manik mata Allen terlihat gelisah. Sebelum ia sempat menjawab, Ivory kembali menyela, “Tidak tahu, huh?”Seulas senyuman miris melengkung di bibir wanita itu. Ia menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “
Setelah melihat tidak ada perlawanan dari Allen, perlahan Lucas pun melepaskan cengkeraman tangannya dari pundak pria itu.“Ayo kita pergi, Sienna,” ajak Lucas kepada kekasihnya.Namun, Sienna masih berdiri di tempatnya, memandang sosok Allen yang telah terduduk di lantai kamar tersebut. “Tunggu sebentar, Luke. Ada hal yang ingin aku tuntaskan dulu dengannya,” ucapnya.Langkah Lucas pun terhenti. Kedua alisnya menyatu dan menatap kekasihnya itu dengan penuh pertanyaan. “Apa lagi yang ingin kamu bicarakan dengan keparat ini, Sienna?”Gadis itu tidak menjawab. Tatapannya masih tertuju kepada Allen dengan penuh selidik.Setelah keheningan beberapa saat, Sienna pun bertanya, "Allen, kamu pasti tahu kan kalau Nicole telah menjiplak karyaku tiga bulan lalu?”Allen tersentak. Perlahan ia mengangkat wajahnya. Netranya terlihat gelisah, lalu ia memalingkan wajahnya dengan cepat. “Aku tidak mengerti maksudmu,” timpalnya.“Pembohong!” bentak Sienna dengan penuh amarah.Gadis itu telah mengepalka
Allen pun menceritakan bagaimana Cindy dulu pernah membujuknya untuk mencuri karya Sienna dengan mengiming-imingnya sejumlah uang. Namun, saat itu Allen tidak tertarik untuk melakukan hal tersebut karena ia tahu seperti apa kelicikan Cindy.Sienna tertegun. Ia masih meragukan Allen, tetapi ia cukup terkejut dengan jawabannya. Selama ini ia tidak pernah mengira jika Cindy adalah dalang di balik insiden penjiplakan itu.‘Sialan! Kapan dia melihat desainku?’ batin Sienna dengan bingung.Akan tetapi, setelah Sienna memikirkan kembali, ia menjadi yakin jika Cindy memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu, mengingat Sienna pernah singgah beberapa kali di kediaman Sherwood.Mungkin di saat itulah Cindy melakukan rencana liciknya tersebut.Dengan deru napas yang terasa berat, Allen kembali melanjutkan, “Sejak awal aku juga tidak tahu menahu tentang penjiplakan itu. Nicole sendiri yang memberitahuku bulan lalu,” paparnya.Awalnya Allen tidak tahu jika pemilik desain itu adalah Sienna. Ketika
“Lho? Di mana Ivory?” gumam Sienna seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi hotel.Tadi ia mengira Ivory akan menunggu mereka di sana, tetapi ia tidak melihat sosoknya. Wajahnya pun berubah cemas. “Lucas, bagaimana ini? Apa jangan-jangan dia pergi sendiri?”Sienna pun segera mengeluarkan ponselnya. Namun, ketika ia hendak mencari nomor kontak Ivory, Lucas menghentikannya. “Tenang saja, Sienna. Dia bersama Ethan sekarang,” ucap pria itu.“Apa?” Sienna terperangah."Tadi aku meminta Ethan untuk menjaganya dan mengantarnya pulang," terang Lucas.Sebelumnya Lucas memang datang bersama sekretaris barunya tersebut dan ia meminta Ethan untuk menunggunya. Baru saja Ethan melaporkan jika Ivory memintanya untuk mengantarnya pergi dari hotel itu.“Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang kakakku itu membutuhkan waktu untuk menyendiri. Dia pasti akan melewati semua masalahnya dengan baik," hibur Lucas ketika melihat raut wajah kegelisahan kekasihnya tersebut.Sienna menghela napas pelan dan
“Teman-teman, bagaimana kalau kita periksa barang-barangnya? Siapa tahu barang kalian pun ada dicuri sama dia.”Sindiran yang diucapkan Aurora membuat wajah Nicole menggelap.“Apa maksudmu bicara seperti itu, hah?” hardik Nicole dengan penuh amarah. Ia pun mendekati wanita itu dan mendorong tubuhnya dengan kuat hingga tubuh rekannya membentur meja.Aurora meringis. Ia memegang pinggangnya yang terkena benturan tadi dan menatap tajam kepada Nicole. Ia tidak dapat menerima perlakuan kasar wanita itu. “Sudah jelas-jelas kamu pencuri! Bukan hanya mencuri desain, tapi juga suami orang!” tukasnya.Amarah di dalam dada Nicole pun menggelegak. Ia hendak menyerang Aurora kembali, tetapi para rekannya yang lain langsung menghalanginya dan menariknya menjauh.“Lepaskan aku!” teriak Nicole dengan histeris. Ia memberontak hebat karena kedua rekannya menahan lengannya.“Cukup, Nicole!”Suara bentakan tegas dari Sienna membuat ruangan menjadi hening
“A-apa sih?” Sienna memanyunkan bibirnya, tetapi diam-diam ia tersenyum dan berkata, “Iya, dia juga sudah banyak membantuku. Kalau bukan karena dia … aku rasa aku tidak akan bisa menemukan kebenaran ini.”“Aku juga merasa lega. Akhirnya si keparat buaya darat itu sudah menerima akibatnya. Tapi, aku masih tidak menyangka Serenity ikut terlibat. Aku berharap Martin baik-baik saja,” ujar Anna yang cukup menyayangkan keterlibatan keluarga McKenzie.Namun, Anna berhasil memperingatkan Martin atas hal yang terjadi pada Allen sehingga Serenity menarik semua modalnya dari Glow. Oleh karena itu, bisnis baru keluarga Grant mengalami kelumpuhan sebelum memulai bisnisnya lebih jauh.Allen pun harus menanggung akibatnya dengan mempertanggungjawabkan kerugian yang dialami bisnis barunya. Haknya sebagai ahli waris juga dicabut karena kegagalan yang dialaminya dan membuat Allen kehilangan sebagian besar hartanya.Anna menghela napas panjang. Ia melirik Sienna yang masih
“Ada apa, Sienna?” tanya Anna dengan khawatir saat melihat perubahan raut wajah gadis itu.“Tidak apa-apa. Mama memintaku bertemu sekarang,” jawab Sienna setelah membaca isi pesan tersebut.“Bagaimana keadaan ibumu?” tanya Anna dengan khawatir. Ia sudah lama tidak bertemu dengan wanita paruh baya itu dan sempat mendengar cerita Sienna mengenai perdebatan mereka.“Entahlah. Aku harap dia baik-baik saja. Dia hanya bilang mau membicarakan hal yang penting,” jawab Sienna lagi.Sejak perdebatan mereka di kafe, Sienna tidak bisa menghubungi ibunya karena nomornya diblokir. Namun, sekarang ibunya tiba-tiba mengajaknya bertemu, ia merasa pembicaraan nanti tidak akan luput dari masalah uang.“Kamu akan menemuinya?” tanya Anna dengan khawatir.Sienna tampak ragu, tetapi akhirnya ia tetap mengangguk pelan.Meskipun ucapan ibunya akan kembali menyakiti perasaannya, tetapi Sienna merasa jika ia perlu menemuinya. Tentu saja karena ia mengkhawatirka
Sementara itu di dalam kelab, Oliver menggeram kesal, “Sial! Beraninya gadis itu mematikan teleponku!”“Ternyata ada masa seorang Oliver Harvey diabaikan oleh wanita.”Ejekan yang disertai tawa kecil tersebut mengalihkan perhatian Oliver. Ia mendelik tajam kepada sosok sahabatnya, Kevin Wilson.“Kalau kamu tidak tahu apa-apa, sebaiknya diam saja. Kamu tidak tahu kalau dia itu gadis buta yang keras kepala,” dalih Oliver.“Tidak usah beralasan lagi. Pokoknya kamu sudah kalah karena tidak bisa mengajaknya berkencan denganmu,” ledek Kevin seraya mengisi deretan sloki yang dipenuhi dengan wine.Beberapa waktu lalu mereka baru saja melakukan permainan di mana Lucas dan Kevin memberikan tantangan kepada Oliver untuk menaklukkan satu wanita dalam waktu lima menit. Lucas pun mengusulkan satu nama wanita kepada Kevin dan hasilnya … Oliver benar-benar kalah telak!“Sial! Ini gara-gara kamu, Luke! Apa kamu masih saudara sejatiku?” protes Oliver dengan kesal.Lucas hanya tersenyum smirk. Ia sibuk