“Di mana jalang itu?!” hardik Ivory dengan penuh amarah.
“Ivory, apa maksudmu?” Allen menatap istrinya dengan pandangan kebingungan.
Ia melirik Sienna yang juga datang bersama istrinya tersebut. “Sebenarnya ada apa? Kenapa kalian─”
“Berhenti bersandiwara, Allen! Aku tahu apa yang sudah kamu lakukan di belakangku selama ini!” Ivory tidak dapat menahan emosinya, suaranya telah menggema di lorong hotel.
Manajer hotel tersebut tidak dapat menghentikannya dan juga tidak bisa mencampuri permasalahan keduanya. Di satu sisi, Sienna juga hanya bisa berjaga-jaga apabila Ivory ataupun Allen melakukan sesuatu yang di luar kendali mereka.
“Aku benar-benar tidak mengerti, Ivory. Kenapa kamu bisa datang ke tempat ini? Kamu mengikutiku?” Allen menatap Ivory dengan tajam.
Ivory mendengus kasar. Ia tidak menjawab pertanyaan Allen dan langsung menerobos kamar tersebut untuk mencari keberadaan wanita simpanan suaminya tersebut.
Sienna pun bergegas mengik
Sebelum Sienna sempat menyangkal tuduhan Allen, Ivory telah lebih dulu berkata, “Ini tidak ada hubungannya dengan Sienna. Semua ini murni karena kecurigaanku sendiri, Allen.”Wajah Allen berubah sedikit nanar. Namun, ia kembali menutupinya dengan senyuman tipis. “Istriku, apa kamu masih tidak percaya padaku karena aku pernah membohongimu tentang hubunganku dengan Sienna waktu itu?”Ivory tidak menjawab. Ia berusaha meredam kemarahannya.Namun, Allen mendekatinya, memegang tangannya dengan lembut dan melanjutkan, “Dulu aku yang salah karena tidak memberitahumu mengenai hubungan kami. Tapi, bukan berarti aku akan selalu berbohong padamu. Semua yang kulakukan ini adalah demi dirimu. Aku ingin memberimu kejutan.”“Kejutan?” Ivory tersenyum sinis. “Aku rasa hari ini tidak ada hari spesial yang perlu kita rayakan, Allen. Berhentilah mencari-cari alasan untuk menutupi kebusukanmu."Sikap Allen yang tenang membuat Ivory kesal bukan kepalang. Padahal ia sudah sampai ke titik ini, tetapi hasil
“Apa yang akan kamu jelaskan dalam hal ini, Allen Grant?” Bola mata Allen melebar. Ia hendak merebut gumpalan kertas dari tangan Sienna, tetapi Ivory telah mengambil alih lebih dulu. Wajah Ivory seketika berubah pias. Air mata yang berusaha ditahannya sejak tadi akhirnya tumpah ketika membaca tulisan di dalam lembaran kertas yang lusuh itu. Hatinya terasa tercabik-cabik setelah mengetahui kebenaran yang terungkap. Bibir Ivory bergetar pelan. Ia mencoba menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali berbicara, "Bagaimana kamu bisa melakukan hal ini padaku, Allen? Apa selama ini yang aku lakukan untukmu tidak cukup, hm?" Suara Ivory terdengar serak dan sangat pilu.Hati Sienna ikut berdenyut perih, melihat keadaan Ivory. Sama sepertinya, Sienna juga tidak dapat memaafkan perbuatan Allen. Pandangan Sienna tertuju kepada Allen yang hanya bisa mematung dengan wajah tertunduk pucat. “Sebaiknya kamu katakan sejujurnya dan akui kesalahanmu, Allen Grant. Setidaknya kali ini hadapilah perbuat
“Akh!”Mulut Allen terbuka lebar, berusaha mencari udara di sekitarnya. Ia terlihat sangat mengenaskan seperti seekor ikan yang menggelepar dalam kondisi sekarat. Melihat napas Allen yang semakin berat, Sienna pun bergegas menghentikan kekasihnya. “Lucas, lepaskan dia,” pintanya seraya menyentuh lengan kokoh Lucas dengan otot-otot yang menegang. Sayangnya, Lucas masih enggan melepaskan cengkeramannya hingga Sienna kembali berkata, "Kamu bisa membunuhnya, Luke! Aku tidak mau kamu mengotori tanganmu dengan darahnya." Mendengar hal itu, perlahan Lucas melepaskan cengkeramannya dari leher kakak iparnya tersebut. Namun, ia tetap melayangkan tatapan tajamnya kepada pria itu. Setelah terlepas dari cengkeraman Lucas, tubuh Allen terhuyung ke belakang. Ia terbatuk-batuk untuk mencari udara. Ia juga menjaga jarak dari Lucas dan menatapnya dengan penuh waspada. "Kalian tidak apa-apa?" selidik Lucas yang kini telah menoleh kepada kekasih dan kakaknya. Ivory hanya mengangguk kecil. Hatinya m
Netra Allen terlihat menyala-nyala, tetapi sebelum ia sempat mengajukan protesnya. Satu tamparan lain kembali melayang dan mengenai pipi kiri pria itu.“Ivory, kamu─”“Aku kenapa?” sela Ivory seraya tersenyum sinis. “Kamu pikir aku sebodoh apa sampai bisa kamu tipu kedua kalinya, Allen Grant?”Rahang Allen tampak mengetat. Emosi di dalam dadanya telah meledak-ledak, tetapi ia terus mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tidak menyulut kemarahan wanita itu lebih jauh lagi.Namun, kelapangan hatinya tidak berharga sedikit pun di mata Ivory. Wanita itu menatapnya dengan penuh kebencian.“Kamu menginginkan kesempatan, huh?” desis Ivory dengan sinis.Allen memaksakan dirinya untuk tersenyum. Namun, senyumannya memudar tatkala Ivory bertanya, “Kamu tahu apa kesalahan terfatalmu?”Manik mata Allen terlihat gelisah. Sebelum ia sempat menjawab, Ivory kembali menyela, “Tidak tahu, huh?”Seulas senyuman miris melengkung di bibir wanita itu. Ia menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “
Setelah melihat tidak ada perlawanan dari Allen, perlahan Lucas pun melepaskan cengkeraman tangannya dari pundak pria itu.“Ayo kita pergi, Sienna,” ajak Lucas kepada kekasihnya.Namun, Sienna masih berdiri di tempatnya, memandang sosok Allen yang telah terduduk di lantai kamar tersebut. “Tunggu sebentar, Luke. Ada hal yang ingin aku tuntaskan dulu dengannya,” ucapnya.Langkah Lucas pun terhenti. Kedua alisnya menyatu dan menatap kekasihnya itu dengan penuh pertanyaan. “Apa lagi yang ingin kamu bicarakan dengan keparat ini, Sienna?”Gadis itu tidak menjawab. Tatapannya masih tertuju kepada Allen dengan penuh selidik.Setelah keheningan beberapa saat, Sienna pun bertanya, "Allen, kamu pasti tahu kan kalau Nicole telah menjiplak karyaku tiga bulan lalu?”Allen tersentak. Perlahan ia mengangkat wajahnya. Netranya terlihat gelisah, lalu ia memalingkan wajahnya dengan cepat. “Aku tidak mengerti maksudmu,” timpalnya.“Pembohong!” bentak Sienna dengan penuh amarah.Gadis itu telah mengepalka
Allen pun menceritakan bagaimana Cindy dulu pernah membujuknya untuk mencuri karya Sienna dengan mengiming-imingnya sejumlah uang. Namun, saat itu Allen tidak tertarik untuk melakukan hal tersebut karena ia tahu seperti apa kelicikan Cindy.Sienna tertegun. Ia masih meragukan Allen, tetapi ia cukup terkejut dengan jawabannya. Selama ini ia tidak pernah mengira jika Cindy adalah dalang di balik insiden penjiplakan itu.‘Sialan! Kapan dia melihat desainku?’ batin Sienna dengan bingung.Akan tetapi, setelah Sienna memikirkan kembali, ia menjadi yakin jika Cindy memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu, mengingat Sienna pernah singgah beberapa kali di kediaman Sherwood.Mungkin di saat itulah Cindy melakukan rencana liciknya tersebut.Dengan deru napas yang terasa berat, Allen kembali melanjutkan, “Sejak awal aku juga tidak tahu menahu tentang penjiplakan itu. Nicole sendiri yang memberitahuku bulan lalu,” paparnya.Awalnya Allen tidak tahu jika pemilik desain itu adalah Sienna. Ketika
“Lho? Di mana Ivory?” gumam Sienna seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi hotel.Tadi ia mengira Ivory akan menunggu mereka di sana, tetapi ia tidak melihat sosoknya. Wajahnya pun berubah cemas. “Lucas, bagaimana ini? Apa jangan-jangan dia pergi sendiri?”Sienna pun segera mengeluarkan ponselnya. Namun, ketika ia hendak mencari nomor kontak Ivory, Lucas menghentikannya. “Tenang saja, Sienna. Dia bersama Ethan sekarang,” ucap pria itu.“Apa?” Sienna terperangah."Tadi aku meminta Ethan untuk menjaganya dan mengantarnya pulang," terang Lucas.Sebelumnya Lucas memang datang bersama sekretaris barunya tersebut dan ia meminta Ethan untuk menunggunya. Baru saja Ethan melaporkan jika Ivory memintanya untuk mengantarnya pergi dari hotel itu.“Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang kakakku itu membutuhkan waktu untuk menyendiri. Dia pasti akan melewati semua masalahnya dengan baik," hibur Lucas ketika melihat raut wajah kegelisahan kekasihnya tersebut.Sienna menghela napas pelan dan
“Teman-teman, bagaimana kalau kita periksa barang-barangnya? Siapa tahu barang kalian pun ada dicuri sama dia.”Sindiran yang diucapkan Aurora membuat wajah Nicole menggelap.“Apa maksudmu bicara seperti itu, hah?” hardik Nicole dengan penuh amarah. Ia pun mendekati wanita itu dan mendorong tubuhnya dengan kuat hingga tubuh rekannya membentur meja.Aurora meringis. Ia memegang pinggangnya yang terkena benturan tadi dan menatap tajam kepada Nicole. Ia tidak dapat menerima perlakuan kasar wanita itu. “Sudah jelas-jelas kamu pencuri! Bukan hanya mencuri desain, tapi juga suami orang!” tukasnya.Amarah di dalam dada Nicole pun menggelegak. Ia hendak menyerang Aurora kembali, tetapi para rekannya yang lain langsung menghalanginya dan menariknya menjauh.“Lepaskan aku!” teriak Nicole dengan histeris. Ia memberontak hebat karena kedua rekannya menahan lengannya.“Cukup, Nicole!”Suara bentakan tegas dari Sienna membuat ruangan menjadi hening