“Jadi menurutmu ... dia sudah memanfaatkanku dalam hal ini, Luke?” selidik Ivory dengan hati yang mulai terasa memanas.
Matanya juga tampak basah karena meredam kemarahan yang tengah bergejolak di dalam dadanya. Ivory benar-benar tidak dapat memaafkan perbuatan Allen apabila memang terbukti benar telah merencanakan semuanya dari awal termasuk pernikahannya seperti yang dikhawatirkan Lucas sejak awal.
“Ini hanya dugaan saja, Kak. Mungkin saja aku yang sudah khawatir terlalu berlebihan,” hibur Lucas. Ia tidak ingin menambah beban pikiran kakaknya tersebut.
Ia tahu jika kakaknya sudah menyesal telah menjalani pernikahan dengan Allen setelah mengetahui kebohongan yang dilakukan pria itu semalam.
Ivory terlihat merasa bersalah. Meskipun Lucas tidak mau menceritakan lebih lanjut terkait dugaannya maupun kecurigaannya terhadap Allen, tetapi ia tahu jika ada ancaman terhadap Luminous apabila bisnis yang dimaksudnya tadi berjalan.
“Maaf, Luke. Sepertinya ak
Siang hari setelah istirahat makan siang selesai, di dalam ruangan divisi perancangan sedang terjadi kehebohan karena terdapat surat pemecatan yang diturunkan untuk salah seorang karyawan di dalam tim tersebut.“Manajer Jones, apa salahku sampai dipecat?” teriak Emily Garcia dengan penuh amarah.Wanita itu tidak bisa menerima begitu saja keputusan sepihak dari Luminous. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.Semua orang menatap Emily dengan iba. Mereka juga sangat syok. tiba-tiba saja Emily dipanggil ke ruangan Simon Jones, manajer divisi tersebut.Tidak berapa lama kemudian, Emily keluar dengan keadaan menangis. Semua pun menanyakan padanya dan sangat terkejut mendengar kabar pemecatan tersebut.Nicole dan yang lainnya kembali mengajak Emily masuk ke dalam ruangan manajer mereka dan menuntut penjelasan dari sang manajer yang juga tidak ingin memberitahu alasan pemecatan tersebut.Sienna juga ikut masuk untuk meramaikan suasana meskipu
"Emily, ucapan Sienna benar. Perusahaan tidak mengambil keputusan pemecatanmu dengan sembarangan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kamu mungkin telah membocorkan informasi kepada pihak luar," kata Simon dengan tegasNetra Emily terbelalak lebar. “A-apa maksud Anda, Manajer Jones? Ini tidak benar!”Pandangan Emily mengendar ke sekelilingnya. Ucapan Simon telah memicu kebingungan di antara rekan-rekannya. Wajahnya memucat dan menatap Nicole yang sempat membelanya tadi.Ia berharap Nicole dapat membelanya, tetapi kali ini wanita itu tidak mampu berkata-kata. Emily tahu jika wanita itu takut terlibat dengannya.‘Sial!’ geram Emily di dalam hati.“Manajer Jones, ini fitnah! Saya tidak pernah melakukan hal yang merugikan perusahaan ataupun membocorkan informasi apa pun!” Emily berusaha membantah tuduhan yang diberikan untuknya.Bisikan dan tatapan dari para rekannya mulai terkesan menyudutkannya dan membuatnya bingung. Namun, ada rasa takut juga yang muncul di dalam hatinya atas penjelasan m
Simon meminta dua orang karyawannya untuk mengawasi Emily saat membereskan barang-barangnya karena khawatir wanita itu akan mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Dengan penuh rasa malu dan marah, Emily pun keluar dari ruangan bersama kedua rekannya.“Saya harap ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kepercayaan dan integritas adalah hal yang sangat penting di perusahaan ini. Saya minta kalian semua untuk kembali bekerja dan fokus pada tugas kalian. Biarkan perusahaan yang menangani masalah ini sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ucap Simon mengakhiri pembicaraan tersebut.Para karyawan perlahan-lahan kembali ke meja mereka, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Sienna duduk di mejanya, merenungkan kejadian yang baru saja berlangsung. Ia tahu bahwa tantangan dan ancaman terhadap Luminous belum berakhir. Masih ada Nicole yang terlihat mencurigakan.Tadi wajah Nicole terlihat sama pucatnya dengan Emily setelah melihat bukti yang ditunjukkan oleh Simo
Sienna baru tiba di lantai ruangan kerja Lucas. Keadaan sudah tampak sepi dan hanya ada beberapa lampu saja yang menyala. Meja kerja Ivory juga kosong saat Sienna melewatinya.Ia pun berhenti di depan pintu ruangan kerja Lucas dan mengetuknya dengan pelan.“Masuk,” Terdengar seruan dari dalam ruangan.Sienna pun membuka pintunya sedikit dan mengintip untuk melihat situasi di dalam. Ternyata perhatian Lucas telah tertuju padanya.“Masuklah. Apa kamu mau aku menggendongmu masuk?” goda pria itu.Sienna tersenyum dan menggeleng pelan, lalu berjalan masuk menghampiri Lucas yang masih duduk di balik meja kerjanya.“Kamu belum selesai? Sekretarismu saja sudah pulang duluan,” balas Sienna dengan suara mengejek.Lucas tersenyum simpul. “Aku yang menyuruhnya pulang duluan. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita nanti,” ucapnya.Sienna tertawa geli. Netranya melirik tumpukan dokumen yang masih terbuka di atas meja. “Pekerjaanmu sepertinya masih banyak. Apa kamu berencana lembur malam ini?”Hel
“Pelajaran menjadi kekasih yang patuh?” gumam Sienna dengan wajah melongo.Namun, beberapa saat kemudian suara tawa pun bergulir dari bibirnya. "Kenapa rasanya terdengar mesum, hm?” ledek gadis itu.Lucas pun berdecak kesal. Ketegangan yang sempat menyelimuti mereka seolah terpecahkan dengan candaan Sienna. Perlahan ia pun menarik dirinya dari gadis itu.Namun, tiba-tiba saja dasinya ditarik kuat oleh kekasihnya tersebut. Tanpa menunggu responnya, Sienna telah mencumbu bibirnya meskipun masih dengan penuh keraguan.Lucas tertegun sesaat, merasakan bibir Sienna yang lembut menyentuh bibirnya. Namun, sebelum ia merespon, Sienna telah melepaskan tautan bibirnya dan berbisik, “Bagaimana dengan pelajaran menjadi kekasih yang menggoda?”Lucas tersenyum kecil. Ia tidak menyangka gadis itu memiliki keberanian yang cukup besar untuk memulai lebih dulu. Tangan Lucas yang kokoh menarik pinggang Sienna lebih dekat.Matanya menatap gadis itu dengan penuh
“Aneh bagaimana maksudmu?” selidik Sienna, penasaran. “Mereka terlalu bersih sampai tidak pernah saling bertukar pesan. Apa menurutmu tidak aneh?” Sienna tertegun mendengar penjelasan Lucas dan merasa kecurigaan kekasihnya benar adanya. Lucas menghela napas panjang. Ia meletakkan dokumennya sejenak dan lanjut berkata, “Hanya ada pesan biasa antar rekan kerja dan dari keluarga, tetapi baik Allen ataupun Nona Winslet, mereka berdua tidak pernah saling berbalas pesan. Mereka juga tidak menyimpan nomor satu sama lain dari riwayat kontak tersimpan. Apa menurutmu hal ini tidak aneh?” Sienna terdiam sejenak, merenungkan penjelasan Lucas. "Memang aneh," gumamnya akhirnya. "Sebagai manajer pengembangan produk dan ketua tim divisi perancangan, setidaknya ada satu atau dua kali Nicole ataupun Allen membahas tentang produk yang mereka kerjakan, bukan? Mereka pasti perlu berkomunikasi melalui email atau telepon. Tidak mungkin mereka terus-menerus bertemu … langsung …." Sienna tertegun dengan
[Mama memanggil ….]Tanpa bertanya pun, Sienna sudah tahu jelas tujuan ibunya menghubunginya saat ini. Apa lagi kalau bukan membahas tentang video Cindy yang sedang beredar dan telah berada di pencarian populer!Sienna terdiam selama beberapa saat hingga panggilan itu terputus sendiri. Ia memang sengaja tidak menjawab panggilan tersebut karena ia merasa tidak ada perlu yang diperbincangkan di antara dirinya dan ibunya. Selain itu, ia tidak ingin merusak suasana hatinya yang sedang baik hari ini dengan kata-kata menyakitkan dari ibunya.Namun, tidak berapa lama kemudian, ibunya mengirimkan satu pesan. [Mama perlu bicara denganmu, Sienna. Ini penting.]Baru saja Sienna hendak membalas pesan tersebut, ibunya kembali mengirimkan pesan lainnya. [Apa video yang beredar tentang Cindy adalah ulahmu?]Seulas senyuman pahit mengukir bibirnya. Ia sudah menduga ibunya akan menyalahkan dirinya atas hal tersebut. Siapa lagi kalau bukan Cindy yang sengaja mengadu domba mereka?Berdasarkan berita yan
“Kenapa kamu tidak menjawab telepon dan pesan Mama, Sienna? Apa kamu sengaja?”Pertanyaan yang terkesan seperti tuduhan itu menimbulkan kekecewaan di dalam hati Sienna. Alih-alih menjawab, ia memilih untuk diam sejenak, mencoba menenangkan gejolak emosinya yang tengah bergemuruh di dalam dadanya.Percakapan mereka terhenti sejenak karena seorang pelayan datang menghampiri meja mereka untuk menawarkan menu yang dimiliki kafe mereka."Saya tidak haus," ucap Nancy tanpa membaca buku menu tersebut.Sienna menghela napas pelan dan berkata kepada pelayan kafe tersebut, “Tolong berikan dua cangkir teh chamomile yang panas.”"Mama tidak haus, Sienna," tukas Nancy kembali mempertegas ucapannya tadi.“Tapi, aku rasa Mama membutuhkan teh chamomile. Pasti semalam Mama tidak tidur dengan baik," ucap Sienna yang kembali menatap pada ibunya.Nancy mendengus pelan. Ucapan putrinya memang benar. Sudah tiga hari terakhir ini ia mengalami insomnia karena banyaknya masalah yang mengusik pikirannya."Lagip