Lucas tersenyum lembut. Ia menggenggam tangan Sienna. “Aku tidak akan membiarkanmu berubah pikiran. Aku pasti akan melakukan segala cara untuk memastikan kamu tidak pernah menyesal telah memilihku," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Sienna tersenyum kecil, merasakan cinta yang tulus dari Lucas. "Kita lihat saja nanti. Tapi, untuk sekarang, aku rasa tidak ada yang bisa membuatku berubah pikiran," ucapnya dengan nada menggoda.
Perlahan Sienna mengecup bibir Lucas, lalu kecupan itu pun berakhir menjadi cumbuan yang semakin memburu. Setelah beberapa saat keduanya kembali saling menarik diri dengan deru napas yang terputus-putus.
Lucas memandang Sienna dengan tatapan penuh cinta. “Aku ingin melindungimu, Sienna. Aku tidak ingin kamu terluka lagi. Karena itu, aku harap kamu mau mempertimbangkan saranku untuk tinggal bersama,” bujuknya.
Sienna kembali menatap Lucas dengan penuh pertimbangan. Sebelum ia menjawab, Lucas kembali menambahkan, “
“Kita bicarakan lain waktu saja,” ucap Lucas ketika menyadari Sienna telah berada di dalam ruangan. Ia pun bergegas mengakhiri panggilan telepon tersebut, lalu menghampiri kekasihnya. “Wanginya,” gumam Lucas ketika hidungnya menghirup aroma sabun dari tubuh gadis itu. Sienna balas tersenyum, tetapi tidak bisa menghilangkan kekhawatiran yang mulai menyelinap di pikirannya. "Telepon dari siapa tadi?" tanyanya dengan nada hati-hati. Senyuman di bibir Lucas sempat meredup sejenak sebelum akhirnya kembali terulas. “Bukan apa-apa,” jawab pria itu. Sienna menyipitkan netranya dengan tajam. “Kamu yakin?” tanyanya lagi, mencoba memastikan. Lucas mengulum senyumnya. Ia meraih tangan gadis itu dan mengajaknya duduk di kursi makan. Sienna masih menatapnya dengan intens, menunggu Lucas memberikannya jawaban yang memuaskan. Ia merasa Lucas berbohong padanya karena tadi ia melihat jelas kalau pria itu buru-buru menutup teleponnya karena khawatir ia mendengar pembicaraan tersebut. Melihat tata
“Kalau begitu, ada hal yang ingin aku lakukan, Luke.” Ucapan Sienna cukup mengejutkan Lucas. Keberanian dan tekad yang kuat terpancar dari mata Sienna juga membuat Lucas terpukau. Keraguan dan kekhawatiran yang sempat terlintas dalam sepasang netra zamrud itu tidak lagi terlihat. Sebelum Lucas bertanya, Sienna kembali berkata, “Aku ingin membuat Cindy menyesal telah membuatku marah semalam.” “Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Lucas, penasaran. Sienna mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Kebetulan aku menyimpan video lama yang memalukan milik Cindy. Dulu aku pernah tak sengaja merekamnya dan dia tidak tahu kalau aku sudah melakukannya.” Sienna pun menceritakan bagaimana ia bisa sampai mendapatkan video itu. Ia pernah tak sengaja bertemu dengan Cindy di sebuah bar saat menemani Lucas menemui kliennya. Saat itu Cindy dalam keadaan mabuk dan melakukan tindakan tak senonoh dengan beberapa pria di tengah ketidaksadarannya. Awalnya Sienna ingin menggunakan rekaman vide
"Tapi, ada hal yang perlu aku lakukan sebelum mengakhiri semuanya, Sienna," ucap Ivory yang membuat Sienna merasa penasaran.Ia menatap Ivory dengan penuh selidik dan bertanya dengan cemas karena khawatir Ivory akan bertindak gegabah, “Apa yang akan kamu lakukan, Ivory?” Ivory tidak langsung menjawab. Ia mengajak Sienna untuk duduk sejenak di kursi tunggu yang ada di lobi sambil menunggu kedatangan Lucas. Ia tidak ingin pembicaraan mereka terdengar oleh pihak ketiga.Ruang tunggu lobi sangat sepi karena para karyawan Luminous lebih mementingkan absensi. Mereka tidak ingin kehilangan satu menit berharga mereka apabila tidak ingin kehilangan bonus kerajinan.Setelah duduk, Sienna menatap Ivory dengan penuh keingintahuan yang besar. Meskipun Ivory menutupi kesedihannya dengan senyuman, tetapi Sienna tahu hati wanita itu sangat rapuh.“Apa Allen sudah menghubungimu untuk meminta maaf?" tanya Sienna.Sudut bibir Ivory terangkat tipis. Ia tidak menjawab pertanyaan Sienna dan malah berkata,
“Hubunganku dengan Allen hanya masa lalu, Ivory. Sekarang aku hanya mencintai Lucas seorang dan aku sangat bersyukur karena dia sangat mempercayaiku,” ucap Sienna dengan penuh keyakinan, berusaha menyamakan sandiwara yang sedang direncanakan Ivory.Ivory tersenyum simpul. “Seharusnya dari awal kalian menceritakannya padaku. Jadi kesalahpahaman seperti ini tidak terjadi,” timpalnya. Diam-diam ia merasa kagum dengan pemahaman Sienna yang langsung mengetahui maksud dari rencananya.Allen yang mendengar nada lembut dari istrinya mulai merasa sedikit lega, meski tetap ada rasa curiga. Ia melirik Sienna sekilas dan sangat bersyukur dengan keberpihakan mantan kekasihnya tersebut. Ia berpikir jika Sienna memang tidak berniat memperbesar masalah sehingga menutupi hal yang pernah dilakukannya dari Ivory.“Maaf kalau semalam aku tidak menjawab teleponmu. Aku benar-benar syok dan sedih, Allen,” lanjut Ivory, mengalihkan perhatian Allen kembali padanya."Tidak perlu meminta maaf, Ivory. Aku yang
“Ayah memintamu memecat Sienna?”Suara Ivory menggema di seluruh penjuru ruangan kerja Lucas. Wanita itu benar-benar syok mendengar perintah ayahnya terhadap Sienna yang disampaikan kepada Lucas.Lucas memijit pelipisnya yang berdenyut. “Apa kamu tidak sekalian pakai pengeras suara saja biar semua orang mendengar?”Ivory menyengir. “Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Luke? Kamu akan─”“Tentu saja tidak,” sela Lucas dengan tegas. “Sienna tidak bersalah. Aku tidak akan memecatnya. Daripada Sienna, aku lebih setuju memecat Allen.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Lucas. Netranya melirik Ivory yang tertegun. “Maaf,” ucap Lucas. Ia mengira ia telah menyinggung perasaan kakaknya. Selama ini Ivory sangat mendukung apa pun tindakan Allen.Ivory tersenyum tipis dan menggeleng. “Tidak perlu meminta maaf. Kamu bebas melakukannya. Kalau menurutmu, dia tidak berguna, kamu bisa mendepaknya tanpa persetujuanku," tukasnya.Wajah Lucas terlihat kesal saat membicarakan Allen. Ivory tahu jika kehad
“Jadi menurutmu ... dia sudah memanfaatkanku dalam hal ini, Luke?” selidik Ivory dengan hati yang mulai terasa memanas.Matanya juga tampak basah karena meredam kemarahan yang tengah bergejolak di dalam dadanya. Ivory benar-benar tidak dapat memaafkan perbuatan Allen apabila memang terbukti benar telah merencanakan semuanya dari awal termasuk pernikahannya seperti yang dikhawatirkan Lucas sejak awal.“Ini hanya dugaan saja, Kak. Mungkin saja aku yang sudah khawatir terlalu berlebihan,” hibur Lucas. Ia tidak ingin menambah beban pikiran kakaknya tersebut.Ia tahu jika kakaknya sudah menyesal telah menjalani pernikahan dengan Allen setelah mengetahui kebohongan yang dilakukan pria itu semalam.Ivory terlihat merasa bersalah. Meskipun Lucas tidak mau menceritakan lebih lanjut terkait dugaannya maupun kecurigaannya terhadap Allen, tetapi ia tahu jika ada ancaman terhadap Luminous apabila bisnis yang dimaksudnya tadi berjalan.“Maaf, Luke. Sepertinya ak
Siang hari setelah istirahat makan siang selesai, di dalam ruangan divisi perancangan sedang terjadi kehebohan karena terdapat surat pemecatan yang diturunkan untuk salah seorang karyawan di dalam tim tersebut.“Manajer Jones, apa salahku sampai dipecat?” teriak Emily Garcia dengan penuh amarah.Wanita itu tidak bisa menerima begitu saja keputusan sepihak dari Luminous. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.Semua orang menatap Emily dengan iba. Mereka juga sangat syok. tiba-tiba saja Emily dipanggil ke ruangan Simon Jones, manajer divisi tersebut.Tidak berapa lama kemudian, Emily keluar dengan keadaan menangis. Semua pun menanyakan padanya dan sangat terkejut mendengar kabar pemecatan tersebut.Nicole dan yang lainnya kembali mengajak Emily masuk ke dalam ruangan manajer mereka dan menuntut penjelasan dari sang manajer yang juga tidak ingin memberitahu alasan pemecatan tersebut.Sienna juga ikut masuk untuk meramaikan suasana meskipu
"Emily, ucapan Sienna benar. Perusahaan tidak mengambil keputusan pemecatanmu dengan sembarangan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kamu mungkin telah membocorkan informasi kepada pihak luar," kata Simon dengan tegasNetra Emily terbelalak lebar. “A-apa maksud Anda, Manajer Jones? Ini tidak benar!”Pandangan Emily mengendar ke sekelilingnya. Ucapan Simon telah memicu kebingungan di antara rekan-rekannya. Wajahnya memucat dan menatap Nicole yang sempat membelanya tadi.Ia berharap Nicole dapat membelanya, tetapi kali ini wanita itu tidak mampu berkata-kata. Emily tahu jika wanita itu takut terlibat dengannya.‘Sial!’ geram Emily di dalam hati.“Manajer Jones, ini fitnah! Saya tidak pernah melakukan hal yang merugikan perusahaan ataupun membocorkan informasi apa pun!” Emily berusaha membantah tuduhan yang diberikan untuknya.Bisikan dan tatapan dari para rekannya mulai terkesan menyudutkannya dan membuatnya bingung. Namun, ada rasa takut juga yang muncul di dalam hatinya atas penjelasan m
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel