"Tapi, ada hal yang perlu aku lakukan sebelum mengakhiri semuanya, Sienna," ucap Ivory yang membuat Sienna merasa penasaran.Ia menatap Ivory dengan penuh selidik dan bertanya dengan cemas karena khawatir Ivory akan bertindak gegabah, “Apa yang akan kamu lakukan, Ivory?” Ivory tidak langsung menjawab. Ia mengajak Sienna untuk duduk sejenak di kursi tunggu yang ada di lobi sambil menunggu kedatangan Lucas. Ia tidak ingin pembicaraan mereka terdengar oleh pihak ketiga.Ruang tunggu lobi sangat sepi karena para karyawan Luminous lebih mementingkan absensi. Mereka tidak ingin kehilangan satu menit berharga mereka apabila tidak ingin kehilangan bonus kerajinan.Setelah duduk, Sienna menatap Ivory dengan penuh keingintahuan yang besar. Meskipun Ivory menutupi kesedihannya dengan senyuman, tetapi Sienna tahu hati wanita itu sangat rapuh.“Apa Allen sudah menghubungimu untuk meminta maaf?" tanya Sienna.Sudut bibir Ivory terangkat tipis. Ia tidak menjawab pertanyaan Sienna dan malah berkata,
“Hubunganku dengan Allen hanya masa lalu, Ivory. Sekarang aku hanya mencintai Lucas seorang dan aku sangat bersyukur karena dia sangat mempercayaiku,” ucap Sienna dengan penuh keyakinan, berusaha menyamakan sandiwara yang sedang direncanakan Ivory.Ivory tersenyum simpul. “Seharusnya dari awal kalian menceritakannya padaku. Jadi kesalahpahaman seperti ini tidak terjadi,” timpalnya. Diam-diam ia merasa kagum dengan pemahaman Sienna yang langsung mengetahui maksud dari rencananya.Allen yang mendengar nada lembut dari istrinya mulai merasa sedikit lega, meski tetap ada rasa curiga. Ia melirik Sienna sekilas dan sangat bersyukur dengan keberpihakan mantan kekasihnya tersebut. Ia berpikir jika Sienna memang tidak berniat memperbesar masalah sehingga menutupi hal yang pernah dilakukannya dari Ivory.“Maaf kalau semalam aku tidak menjawab teleponmu. Aku benar-benar syok dan sedih, Allen,” lanjut Ivory, mengalihkan perhatian Allen kembali padanya."Tidak perlu meminta maaf, Ivory. Aku yang
“Ayah memintamu memecat Sienna?”Suara Ivory menggema di seluruh penjuru ruangan kerja Lucas. Wanita itu benar-benar syok mendengar perintah ayahnya terhadap Sienna yang disampaikan kepada Lucas.Lucas memijit pelipisnya yang berdenyut. “Apa kamu tidak sekalian pakai pengeras suara saja biar semua orang mendengar?”Ivory menyengir. “Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Luke? Kamu akan─”“Tentu saja tidak,” sela Lucas dengan tegas. “Sienna tidak bersalah. Aku tidak akan memecatnya. Daripada Sienna, aku lebih setuju memecat Allen.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Lucas. Netranya melirik Ivory yang tertegun. “Maaf,” ucap Lucas. Ia mengira ia telah menyinggung perasaan kakaknya. Selama ini Ivory sangat mendukung apa pun tindakan Allen.Ivory tersenyum tipis dan menggeleng. “Tidak perlu meminta maaf. Kamu bebas melakukannya. Kalau menurutmu, dia tidak berguna, kamu bisa mendepaknya tanpa persetujuanku," tukasnya.Wajah Lucas terlihat kesal saat membicarakan Allen. Ivory tahu jika keha
“Jadi menurutmu ... dia sudah memanfaatkanku dalam hal ini, Luke?” selidik Ivory dengan hati yang mulai terasa memanas.Matanya juga tampak basah karena meredam kemarahan yang tengah bergejolak di dalam dadanya. Ivory benar-benar tidak dapat memaafkan perbuatan Allen apabila memang terbukti benar telah merencanakan semuanya dari awal termasuk pernikahannya seperti yang dikhawatirkan Lucas sejak awal.“Ini hanya dugaan saja, Kak. Mungkin saja aku yang sudah khawatir terlalu berlebihan,” hibur Lucas. Ia tidak ingin menambah beban pikiran kakaknya tersebut.Ia tahu jika kakaknya sudah menyesal telah menjalani pernikahan dengan Allen setelah mengetahui kebohongan yang dilakukan pria itu semalam.Ivory terlihat merasa bersalah. Meskipun Lucas tidak mau menceritakan lebih lanjut terkait dugaannya maupun kecurigaannya terhadap Allen, tetapi ia tahu jika ada ancaman terhadap Luminous apabila bisnis yang dimaksudnya tadi berjalan.“Maaf, Luke. Sepertinya ak
Siang hari setelah istirahat makan siang selesai, di dalam ruangan divisi perancangan sedang terjadi kehebohan karena terdapat surat pemecatan yang diturunkan untuk salah seorang karyawan di dalam tim tersebut.“Manajer Jones, apa salahku sampai dipecat?” teriak Emily Garcia dengan penuh amarah.Wanita itu tidak bisa menerima begitu saja keputusan sepihak dari Luminous. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.Semua orang menatap Emily dengan iba. Mereka juga sangat syok. tiba-tiba saja Emily dipanggil ke ruangan Simon Jones, manajer divisi tersebut.Tidak berapa lama kemudian, Emily keluar dengan keadaan menangis. Semua pun menanyakan padanya dan sangat terkejut mendengar kabar pemecatan tersebut.Nicole dan yang lainnya kembali mengajak Emily masuk ke dalam ruangan manajer mereka dan menuntut penjelasan dari sang manajer yang juga tidak ingin memberitahu alasan pemecatan tersebut.Sienna juga ikut masuk untuk meramaikan suasana meskipu
"Emily, ucapan Sienna benar. Perusahaan tidak mengambil keputusan pemecatanmu dengan sembarangan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kamu mungkin telah membocorkan informasi kepada pihak luar," kata Simon dengan tegasNetra Emily terbelalak lebar. “A-apa maksud Anda, Manajer Jones? Ini tidak benar!”Pandangan Emily mengendar ke sekelilingnya. Ucapan Simon telah memicu kebingungan di antara rekan-rekannya. Wajahnya memucat dan menatap Nicole yang sempat membelanya tadi.Ia berharap Nicole dapat membelanya, tetapi kali ini wanita itu tidak mampu berkata-kata. Emily tahu jika wanita itu takut terlibat dengannya.‘Sial!’ geram Emily di dalam hati.“Manajer Jones, ini fitnah! Saya tidak pernah melakukan hal yang merugikan perusahaan ataupun membocorkan informasi apa pun!” Emily berusaha membantah tuduhan yang diberikan untuknya.Bisikan dan tatapan dari para rekannya mulai terkesan menyudutkannya dan membuatnya bingung. Namun, ada rasa takut juga yang muncul di dalam hatinya atas penjelasan
Simon meminta dua orang karyawannya untuk mengawasi Emily saat membereskan barang-barangnya karena khawatir wanita itu akan mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Dengan penuh rasa malu dan marah, Emily pun keluar dari ruangan bersama kedua rekannya.“Saya harap ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kepercayaan dan integritas adalah hal yang sangat penting di perusahaan ini. Saya minta kalian semua untuk kembali bekerja dan fokus pada tugas kalian. Biarkan perusahaan yang menangani masalah ini sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ucap Simon mengakhiri pembicaraan tersebut.Para karyawan perlahan-lahan kembali ke meja mereka, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Sienna duduk di mejanya, merenungkan kejadian yang baru saja berlangsung. Ia tahu bahwa tantangan dan ancaman terhadap Luminous belum berakhir. Masih ada Nicole yang terlihat mencurigakan.Tadi wajah Nicole terlihat sama pucatnya dengan Emily setelah melihat bukti yang ditunjukkan oleh Simo
"Apa kamu masih perawan?"Sienna Sherwood hampir tersedak udara ketika mendengar pertanyaan absurd dari sosok pria bermata biru langit, Lucas Morgan. Seandainya bukan karena posisi pria itu sebagai bosnya, ia mungkin sudah melontarkan umpatan kasar."Direktur Morgan, apa Anda lupa minum kopi pagi ini?" tanya Sienna dengan wajah penuh kebingungan.Lucas hanya menatapnya tajam, membuat bibir Sienna langsung mengatup rapat. Dalam hati, dia mengutuk pria itu karena membuatnya terkejut."Nona Sherwood, jangan mengalihkan pembicaraan," tukas Lucas tegas.Sienna tersenyum kikuk. Dia benar-benar tidak mengerti maksud dan tujuan dari pertanyaan atasannya itu. Padahal, ia mengira hari ini akan menerima surat pemecatan atas kinerjanya yang buruk selama tiga bulan terakhir.Tiga bulan lalu, Sienna nekat melamar sebagai sekretaris di Luminous, sebuah perusahaan manufaktur dan perdagangan perhiasan terkenal. Meski tidak memiliki pengalaman menjadi sekretaris sebelumnya, ia berhasil lolos wawancara d