“Ayah memintamu memecat Sienna?”Suara Ivory menggema di seluruh penjuru ruangan kerja Lucas. Wanita itu benar-benar syok mendengar perintah ayahnya terhadap Sienna yang disampaikan kepada Lucas.Lucas memijit pelipisnya yang berdenyut. “Apa kamu tidak sekalian pakai pengeras suara saja biar semua orang mendengar?”Ivory menyengir. “Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Luke? Kamu akan─”“Tentu saja tidak,” sela Lucas dengan tegas. “Sienna tidak bersalah. Aku tidak akan memecatnya. Daripada Sienna, aku lebih setuju memecat Allen.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Lucas. Netranya melirik Ivory yang tertegun. “Maaf,” ucap Lucas. Ia mengira ia telah menyinggung perasaan kakaknya. Selama ini Ivory sangat mendukung apa pun tindakan Allen.Ivory tersenyum tipis dan menggeleng. “Tidak perlu meminta maaf. Kamu bebas melakukannya. Kalau menurutmu, dia tidak berguna, kamu bisa mendepaknya tanpa persetujuanku," tukasnya.Wajah Lucas terlihat kesal saat membicarakan Allen. Ivory tahu jika kehad
“Jadi menurutmu ... dia sudah memanfaatkanku dalam hal ini, Luke?” selidik Ivory dengan hati yang mulai terasa memanas.Matanya juga tampak basah karena meredam kemarahan yang tengah bergejolak di dalam dadanya. Ivory benar-benar tidak dapat memaafkan perbuatan Allen apabila memang terbukti benar telah merencanakan semuanya dari awal termasuk pernikahannya seperti yang dikhawatirkan Lucas sejak awal.“Ini hanya dugaan saja, Kak. Mungkin saja aku yang sudah khawatir terlalu berlebihan,” hibur Lucas. Ia tidak ingin menambah beban pikiran kakaknya tersebut.Ia tahu jika kakaknya sudah menyesal telah menjalani pernikahan dengan Allen setelah mengetahui kebohongan yang dilakukan pria itu semalam.Ivory terlihat merasa bersalah. Meskipun Lucas tidak mau menceritakan lebih lanjut terkait dugaannya maupun kecurigaannya terhadap Allen, tetapi ia tahu jika ada ancaman terhadap Luminous apabila bisnis yang dimaksudnya tadi berjalan.“Maaf, Luke. Sepertinya ak
Siang hari setelah istirahat makan siang selesai, di dalam ruangan divisi perancangan sedang terjadi kehebohan karena terdapat surat pemecatan yang diturunkan untuk salah seorang karyawan di dalam tim tersebut.“Manajer Jones, apa salahku sampai dipecat?” teriak Emily Garcia dengan penuh amarah.Wanita itu tidak bisa menerima begitu saja keputusan sepihak dari Luminous. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.Semua orang menatap Emily dengan iba. Mereka juga sangat syok. tiba-tiba saja Emily dipanggil ke ruangan Simon Jones, manajer divisi tersebut.Tidak berapa lama kemudian, Emily keluar dengan keadaan menangis. Semua pun menanyakan padanya dan sangat terkejut mendengar kabar pemecatan tersebut.Nicole dan yang lainnya kembali mengajak Emily masuk ke dalam ruangan manajer mereka dan menuntut penjelasan dari sang manajer yang juga tidak ingin memberitahu alasan pemecatan tersebut.Sienna juga ikut masuk untuk meramaikan suasana meskipu
"Emily, ucapan Sienna benar. Perusahaan tidak mengambil keputusan pemecatanmu dengan sembarangan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kamu mungkin telah membocorkan informasi kepada pihak luar," kata Simon dengan tegasNetra Emily terbelalak lebar. “A-apa maksud Anda, Manajer Jones? Ini tidak benar!”Pandangan Emily mengendar ke sekelilingnya. Ucapan Simon telah memicu kebingungan di antara rekan-rekannya. Wajahnya memucat dan menatap Nicole yang sempat membelanya tadi.Ia berharap Nicole dapat membelanya, tetapi kali ini wanita itu tidak mampu berkata-kata. Emily tahu jika wanita itu takut terlibat dengannya.‘Sial!’ geram Emily di dalam hati.“Manajer Jones, ini fitnah! Saya tidak pernah melakukan hal yang merugikan perusahaan ataupun membocorkan informasi apa pun!” Emily berusaha membantah tuduhan yang diberikan untuknya.Bisikan dan tatapan dari para rekannya mulai terkesan menyudutkannya dan membuatnya bingung. Namun, ada rasa takut juga yang muncul di dalam hatinya atas penjelasan
Simon meminta dua orang karyawannya untuk mengawasi Emily saat membereskan barang-barangnya karena khawatir wanita itu akan mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Dengan penuh rasa malu dan marah, Emily pun keluar dari ruangan bersama kedua rekannya.“Saya harap ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kepercayaan dan integritas adalah hal yang sangat penting di perusahaan ini. Saya minta kalian semua untuk kembali bekerja dan fokus pada tugas kalian. Biarkan perusahaan yang menangani masalah ini sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ucap Simon mengakhiri pembicaraan tersebut.Para karyawan perlahan-lahan kembali ke meja mereka, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Sienna duduk di mejanya, merenungkan kejadian yang baru saja berlangsung. Ia tahu bahwa tantangan dan ancaman terhadap Luminous belum berakhir. Masih ada Nicole yang terlihat mencurigakan.Tadi wajah Nicole terlihat sama pucatnya dengan Emily setelah melihat bukti yang ditunjukkan oleh Simo
Sienna baru tiba di lantai ruangan kerja Lucas. Keadaan sudah tampak sepi dan hanya ada beberapa lampu saja yang menyala. Meja kerja Ivory juga kosong saat Sienna melewatinya.Ia pun berhenti di depan pintu ruangan kerja Lucas dan mengetuknya dengan pelan.“Masuk,” Terdengar seruan dari dalam ruangan.Sienna pun membuka pintunya sedikit dan mengintip untuk melihat situasi di dalam. Ternyata perhatian Lucas telah tertuju padanya.“Masuklah. Apa kamu mau aku menggendongmu masuk?” goda pria itu.Sienna tersenyum dan menggeleng pelan, lalu berjalan masuk menghampiri Lucas yang masih duduk di balik meja kerjanya.“Kamu belum selesai? Sekretarismu saja sudah pulang duluan,” balas Sienna dengan suara mengejek.Lucas tersenyum simpul. “Aku yang menyuruhnya pulang duluan. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita nanti,” ucapnya.Sienna tertawa geli. Netranya melirik tumpukan dokumen yang masih terbuka di atas meja. “Pekerjaanmu sepertinya masih banyak. Apa kamu berencana lembur malam ini?”Hel
“Pelajaran menjadi kekasih yang patuh?” gumam Sienna dengan wajah melongo.Namun, beberapa saat kemudian suara tawa pun bergulir dari bibirnya. "Kenapa rasanya terdengar mesum, hm?” ledek gadis itu.Lucas pun berdecak kesal. Ketegangan yang sempat menyelimuti mereka seolah terpecahkan dengan candaan Sienna. Perlahan ia pun menarik dirinya dari gadis itu.Namun, tiba-tiba saja dasinya ditarik kuat oleh kekasihnya tersebut. Tanpa menunggu responnya, Sienna telah mencumbu bibirnya meskipun masih dengan penuh keraguan.Lucas tertegun sesaat, merasakan bibir Sienna yang lembut menyentuh bibirnya. Namun, sebelum ia merespon, Sienna telah melepaskan tautan bibirnya dan berbisik, “Bagaimana dengan pelajaran menjadi kekasih yang menggoda?”Lucas tersenyum kecil. Ia tidak menyangka gadis itu memiliki keberanian yang cukup besar untuk memulai lebih dulu. Tangan Lucas yang kokoh menarik pinggang Sienna lebih dekat.Matanya menatap gadis itu dengan penuh
"Apa kamu masih perawan?"Sienna Sherwood hampir tersedak udara ketika mendengar pertanyaan absurd dari sosok pria bermata biru langit, Lucas Morgan. Seandainya bukan karena posisi pria itu sebagai bosnya, ia mungkin sudah melontarkan umpatan kasar."Direktur Morgan, apa Anda lupa minum kopi pagi ini?" tanya Sienna dengan wajah penuh kebingungan.Lucas hanya menatapnya tajam, membuat bibir Sienna langsung mengatup rapat. Dalam hati, dia mengutuk pria itu karena membuatnya terkejut."Nona Sherwood, jangan mengalihkan pembicaraan," tukas Lucas tegas.Sienna tersenyum kikuk. Dia benar-benar tidak mengerti maksud dan tujuan dari pertanyaan atasannya itu. Padahal, ia mengira hari ini akan menerima surat pemecatan atas kinerjanya yang buruk selama tiga bulan terakhir.Tiga bulan lalu, Sienna nekat melamar sebagai sekretaris di Luminous, sebuah perusahaan manufaktur dan perdagangan perhiasan terkenal. Meski tidak memiliki pengalaman menjadi sekretaris sebelumnya, ia berhasil lolos wawancara d