Home / Pernikahan / Kejutan di Rumah Majikan / Aku ingin bicara kak

Share

Aku ingin bicara kak

Author: Emmy Liana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Semalam Hani sudah memastikan jika tuan Niko tertidur. Jadi dia memilih untuk kembali ke kamarnya.

Malam berganti pagi, saat penghuni rumah akan sarapan. Mbok Rumi tergopoh berlari kecil dari kamar nyonya Greta, mencari tuan Bram yang sepertinya sejak pagi sudah turun ke kamar ibunya.

"Tuan, nyonya Greta kesakitan di kamarnya, sepertinya dia pingsan," ujar mbok Rumi merasa panik, pada Bram.

Ketiganya berada di kamar ibu Siti, yang kebetulan pintunya terbuka lebar. Sehingga memudahkan mbok Rumi untuk memanggil suami dari majikannya itu.

"Kenapa dengan istriku mbok?"

Tanya Bram tak kalah panik.

"Tuan, tolong segera bawa nyonya ke rumah sakit," pinta mbok Rumi khawatir.

Tanpa berbicara lagi Bram berlari menuju ke kamar istrinya.

"Kamu kenapa sayang?"

Bram mendekati nyonya Greta dan memegang tangannya.

Tubuh istrinya kaku, dan tak bisa menjawab pertanyaan suaminya.

Tanpa banyak bicara Bram dengan lincah mengangkat tubuh istrinya lalu menggendongnya. Keluar dari kamar, dan turun menuju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kejutan di Rumah Majikan   Memperlihatkan bukti

    "Ayo sayang kita ke kamar, kamu jangan marah-marah dahulu, biarkan Niko membenciku sayang. Aku bisa menerima perkataan kasarnya. Yang penting sekarang kamu sehat dulu yah," ajak Bram menaiki anak tangga. Berpura-pura ikhlas menerima perkaataa Niko.Keduanya lalu masuk ke kamar, tak lupa Bram lalu mengunci pintu. Niko memandang penuh kemarahan pada Bram dengan tatapan kebencian. "Maafkan perkataan adikku ya mas," ungkap nyonya Greta saat dia sudah berbaring di atas ranjang."Tentu sayang sudah aku maafkan," jawab Bram datar.Niko mengeratkan rahangnya, harusnya kakaknya Greta lebih mempercayainya, dan mendengarkan penjelasannya. Akhirnya Niko memilih kembali ke kamarnya. Sejak tadi ponselnya berada dia atas meja kerjanya. Niko lalu mengambilnya kemudian menghubungi asisten pribadinya. Menanyakan keadaan perusahaan tanpa kehadirannya hari ini di perusahaan.["Aman bos, jangan khawatir. Aku sudah menghandlle semuanya. Jadi bos tenang aja, beristirahat di rumah. Itu karena bos telalu kel

  • Kejutan di Rumah Majikan   Maaf tuan

    Berulang kali Niko mencari rekaman di file ponselnya namun tak kunjung ditemukan olehnya. Sengaja Niko menyimpan data di ponselnya. Agar memudahkan dia menyembunyikannya. Jika di taruh di tempat lain, Niko khawatir akan ditemukan oleh orang lain. Bram mulai tersenyum puas. Saat melihat Niko seperti kebingungan mencari sesuatu di ponselnya. Sedang nyonya Greta terlihat menunggu. Apa yang sedang adik satu-satunya itu lakukan. Apa yang ingin dia tunjukkan, hingga harus melayangkan kata kasar pada suaminya."Carilah sampai dapat rekaman itu," gumam Bram dalam hatinya.Wajah Niko memerah, saat melihat raut wahjah nyonya Greta yang masih menunggu."Mana buktinya, kakak ingin melihatnya," ucap nyonya Greta menadahkan tangannya ke arah Niko. Bram tersenyum mengejek Niko."Apa ini ada hubungannya dengan kemarin malam, saat Nita membawakan secangkir kopi panas ke kamarnya?" Tanya Niko dalam hatinya. Sambil melihat wajah puas dari Bram dan ibunya serta Nita yang baru saja masuk ke ruang makan.

  • Kejutan di Rumah Majikan   Semua Karena Hani

    Hani bergegas menuju ke ruang makan, nyonya Greta sudah berkumpul. Semua mata menatap ke arah dirinya. Hani menjadi risih dengan pandangan mata tak suka ke arahnya, kecuali Niko.Niko mengikuti langkah Hani dari belakang. Dia sangat yakin, jika Bram dan keluarganya sudah melakukan sesuatu yang buruk. Sehingga membuat kakaknya, memanggil Hani dengan cara seperti ini.Para pelayan rekan Hani hanya bisa menatap Hani dengan perasaan sedih. Mereka juga tak bisa melakukan apa pun. Apa lagi mereka khawatir pekerjaan mereka juga akan terancam jika berani membela Hani.Diantara para pelayan, mbok Rumi saja yang merasa sangat bersalah. Malam itu dia mendengar kejadian yang sebenarnya. Tuan Bram memang sangat licik. Ternyata tuan Bram memergoki mbok Rumi yang belum tidur saat itu, lalu dia mengancam mbok Rumi."Berani kamu membuka mulut, akan aku pastikan kamu akan ku depak dari sini tanpa mendapatkan sepeser pun upah dari istriku," ancam Bram di malam itu.Mbok Rumi tak berdaya, mau tak mau dia

  • Kejutan di Rumah Majikan   Diusir dari rumah

    Niko berjalan mendekati kakaknya. Tak terima dengan perlakuan tak adil kakanya pada Hani.Sedang Bram sendiri sedang berdiri dengan congkaknya di samping istrinya tanpa rasa bersalah."Kak, apa kakak lebih mempercayai mereka? Kakak sadar tidak, mereka semua adalah orang asing yang kebetulan menjadi bagian dari keluarga kakak sekarang. Tapi ingatlah kak, seharusnya kakak lebih mendengarkan alasan ku. Bukan malah terpengaruh dengan omong kosong mereka!" Pekik Niko, tak puas dengan keinginan kakaknya."Diam kamu Niko, kakak minta kamu berhenti untuk terus membela Hani. Semakin kamu membela dirinya, kakak semakin benci dirinya!" Sentak nyonya Greta walau suaranya sudah mulai melemah.Terlihat ibu Siti dan Nita tersenyum ke arah Bram. Mereka seakan puas, nyonya Greta lebih memilih untuk membela Bram.Nyonya Greta kembali menghampiri Hani."Puas kamu sudah membuat hubunganku sama Niko berantakkan seperti ini?"Wajah nyonya Greta memerah menahan sakit di dada. Biar bagaimana pun Niko adalah

  • Kejutan di Rumah Majikan   Mana Hani

    Niko berlari naik ke lantai atas. Berusaha masuk ke kamar kakaknya. Namun sayang pintunya sudah dikunci dari dalam. Membuat Niko kesulitan, dan semakin geram pada Bram."Kakak, keluarlah sebentar. Aku ingin berbicara. Ini tak sepeti yang kakak pikirkan. Semuanya terjadi karena ulah suami kakak."Teriak Niko sambil terus mengetuk pintu kamar kakaknya.Tak ada jawaban apa pun dari dalam kamar.Niko semakin keras menggedor pintu kakaknya, hingga akhirnya nyonya Greta tak sabar lalu membuka pintunya."Kamu ini kenapa Niko. Tau tidak perbuatan kamu ini sungguh seperti tak memiliki etika lagi. Semakin lama kamu berdekatan dengan Hani, kelakuan kamu sudah seperti manusia yang baru turun dari gunung," bentak nyonya Greta, mulai berbicara dengan nada kasar pada adiknya."Kakak, aku tahu aku salah. Tapi cukup berikan waktu untuk Niko agar bisa menjelaskannya dahulu.""Mau jelaskan apa lagi sih Niko. Semuanya sudah jelas. Kedekatan kamu sama Hani itu tak pantas. Kakak tak suka, tau begini jadinya

  • Kejutan di Rumah Majikan   Preman

    Dengan berderai air mata, Hani keluar dari gerbang mewah milik majikannya. Seharusnya saat ini dia merasa lega, bisa terbebas dari rumah mewah milik suaminya. Tapi kenapa hati Hani terasa kosong dan hampa. Seperti ada yang tertinggal di dalam sana, tapi apa?Sekali lagi, Hani membalikkan tubuhnya. Untuk yang terakhir kalinya, dia kembali menatap rumah mewah milik majikannya.Kini dia harus pergi. Hani bingung kemana arah dan tujuannya saat ini. Apa dia memilih untuk kembali ke kampung saja? Apa bapak dan ibu akan baik-baik saja, jika mereka bertemu nanti dan mengetahui mas Bram masih hidup.Mau tidak mau, itu adalah jalan satu-satunya. Kembali ke rumah ibu dan bapaknya, itulah jalan satu-satunya.Hani segera menghentikan sebuah motor ojek. Tak berapa lama, sebuah motor ojek berhenti di hadapannya."Bang, bisa antarkan saya ke stasiun kereta ya?""Baik neng, " jawab tukang ojek tadi."Hani segera naik ke atas motor lalu melaju menuju stasiun yang di sebutkan oleh Hani tadi.Tiga puluh m

  • Kejutan di Rumah Majikan   Tawaran

    Hani menunduk, dia tak tahu harus menjawab apa. Dengan sabar ibu Victoria menantikan jawaban dari Hani.Ada sebulir bening air mata yang sempat menetes di pipi Hani. Tak lolos dari pandangan ibu Victoria, membuat hatinya menjadi iba."Sebenarnya saya mau pulang kampung bu, tapi rumah saya sudah dijual oleh ibu mertua dan ipar saya. Saya tak tahu harus ke mana lagi," ucap Hani dengan polos.Air matanya seolah tak ingin berhenti mengalir di pipinya. Mengingat kembali kejadian pagi tadi. Begitu cepat bagai mimpi, dia diusir dari rumah majikannya. Ibu mertua dan juga Nita pasti sangat senang saat ini merayakan kebebasan mereka. Sebenarnya dia sangat lega, keluar dari rumah majikannya itu. Terbebas dari belenggu jahat suaminya. Tapi kini dia menjadi bingung, jika dia keluar dari rumah mewah majikannya. Bagaimana dia bisa menggugat cerai suaminya. Bagaimana dia bisa terbebas dari status istri dari Bram. Karena Hani sangat ingin terbebas dari statusnya. Jangan bermimpi kamu mas Bram. Kini k

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lupakan semuanya

    Tiga jam yang lalu, di kediaman mewah milik nyonya Greta.Mbok Rumi, mana Hani?" tanya Niko membuat Mbok Rumi terkejut. Saat Niko turum dari lantai atas, dia tak melihat sosok Hani lagi di tempatnya tadi."Bukannya sejak tadi Hani sudah pergi tuan?" Mbok Rumi juga bingung mendapat pertanyaan dari tuan Niko. Tak sempat memperhatikan kepergian Hani beberapa saat yang lalu."Pergi? Kemana?""Saya kurang tahu tuan, tadi setelah nyonya Nita memberikan amplop padanya, Hani langsung pergi," jelas mbok Rumi.Niko geram dalam hatinya dipenuhi amarah. Dia tak sempat melihat kepergian Hani tadi."Mbok, tolong keluar sebentar mencarinya. Siapa tahu Hani masih berada di depan gerbang," pinta Niko.Dia masih belum puas dengan perlakuan kakaknya tadi."Baik tuan." Mbok Rumi hanya menggeleng, melihat Niko perhatian pada Hani. Lalu mbok Rumi bergegas menuju gerbang depan, melakukan apa yang dipinta tuan Niko padanya.Niko berlari kecil meanaiki anak tangga dengan terburu-buru. Niko kembali menhged

Latest chapter

  • Kejutan di Rumah Majikan   Kenyataan pahit

    Niko mendekati mbok Rumi, menantikan jawaban pasti darinya. Sesuatu yang sangat berharga milik kakaknya sudah dibongkar."Katakan padaku mbok, apa yang hilang," pinta Niko menekankan.Mbok Rumi semakin ketakutan, saat ibu Siti dan Nita juga turut masuk ke dalam kamar majikannya."Kalian sedang ingin tahu tentang apa? Bertanyalah padaku atau Nita. Kami bisa menjawabnya."Tiba-tiba ibu Siti bersuara, dan masuk ke kamar.Niko mendekati kedua wanita ular itu, lalu menatap wajah mereka satu per satu dengan tatapan tak suka."Jelaskan padaku, kemana semua barang-barang milik kakakku!" Cecar Niko pada ibu Siti."Kalau semua barang-barang milik Greta hilang bukan salah kami, dong. Kamu sebagai adiknya yang harusnya bertanggung jawab."Jawab ibu Siti dengan enteng."Maksud kamu apa?""Semua barang-barang milik Greta sudah dijual.""Semuanya salah kamu nak Niko, semua aset dan kekayaan milik menantuku kamu ambil alih, hanya tersisa perusahaan yang keuntungannya per tahun tak seberapa. Jadi wajar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Meminta maaf

    "Nak Hani," panggil ibu Siti.Hani menoleh ke arah suara, dan memandang tajam ke arah ibu Siti. Wajah ibu Siti menampakan senyum terbaiknya. Membuat hati Hani sedikit lega. Pastinya ibu Siti tak mendengarkan perbincangan mereka barusan."Ayo kita makan siang nak, mbok Rumi sudah menyiapkan hidangan spesial untuk menyambut kedatangan kalian di rumah ini."Ibu Siti mengajak Hani dengan nada yang begitu lembut, seakan tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Melihat tindakan ibu Siti yang tak biasa seperti ini, Hani sudah bisa menebak. Sepertinya ada sesuatu yang diinginkan oleh Ibu Siti yang mulai baik padanya. Dengan telaten ibu Siti menyendukkan nasi ke piring milik Hani. Hanya pada piring Hani, dia tak perduli dengan wajah cemberut Nita. Bram malah tersenyum melihat kelembutan ibunya."Makan yang banyak ya nak Hani, masakan mbok Rumi sangat enak lho," ucap ibu Siti.Seolah Hani tak tahu itu.Hani memutar bola matanya, rasanya malas sekali mendengar wanita penjahat ini tiba-tib

  • Kejutan di Rumah Majikan   Obat yang salah

    "Di mana kak Greta?Mata Niko memandang sekeliling ruangan itu, tapi kakaknya tak ada.Niko segera berdiri lalu berniat mencari keberadaan kakaknya."Niko, tunggu!"Suara Bram menghentikan langkah Niko. Tapi tak diindahkan olehnya. Niko melangkahkan kakinya menuju lantai atas, di mana kamar kakaknya.Wajah ibu Siti dan Nita berubah memucat. Mereka saling berpegangan tangan. Mungkin mereka sedang melakukan sebuah kesalahan, hingga wajah mereka ketakutan seperti itu. Apa lagi Bram tak kalah paniknya.Saat sudah tiba di depan pintu kamarnya, Niko tampak ragu membuka pintu kamar milik kakaknya itu. Belum juga di meraih handle pintu, seorang wanita dengan riasan berantakan, dan rambut kusut keluar dari kamar itu."Hei, siapa kamu?"Bentak Niko pada wanita itu, sehingga dia menjadi kaget setengah mati.Sedetik kemudian dia memandang wajah Niko, lalu mendekatinya."Tanyakan saja pada pria yang sudah membayar jasa saya semalam."Jawab wanita itu ketus, tak perduli lalu pergi tak menghiraukan

  • Kejutan di Rumah Majikan   Mbak Via

    Semua yang berada di dalam ruangan saling bergantian memberikan selamat pada Hani dan Niko. Bapak terlihat meneteskan air mata, saat melihat Hani. Begitu pun dengan ibu, tak berhenti mengucapkan doa agar Hani dan Niko merasa bahagia.Keputusan telah dibuat, satu bulan lagi mereka akan menikah. "Bapak dan ibu tenang saja. Semua urusan pernikahan, aku yang akan siapkan."Ucap Niko pada kedua calon mertuanya."Terima kasih nak, bapak dan ibu mempercayakan semuanya pada nak Niko."Jawab Bapak.Dia merasa tenang, sepertinya Niko adalah pria yang baik. Apa pun yang menjadi keputusan Hani adalah yang terbaik bagi dirinya. Ibu memeluk Hani, merasa terharu. Hani sudah mendapatkan kepahitan di masa lalunya.Dia berhak menemukan kebahagiaannya saat ini. Dan Niko adalah pria yang tepat baginya. Ponsel Niko berdering, layar ponselnya menyala. Sepertinya panggilan dari nomor telpon rumah nyonya Greta kakaknya."Halo, tuan Niko."Suara mbok Rumi terdengar pelan sekali."Mbok Rumi ada apa menelpon?

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lamaran

    Hani pulang dengan rasa bahagia. Momen terindah yang tak dapat dilupakan olehnya. Niko benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Tak ada alasan bagi Hani untuk menolak dirinya.Bahkan Hani tak bisa memejamkan mata, mengingat setiap kata yang diucapkan oleh Niko tadi saat melamar dirinya. Ini bukan mimpi, dan inilah kenyataannya. Hani memandang tangannya, yang saat ini cincin berlian bertahta indah melingkar di jarinya.Entah apa yang dipikirkan oleh Niko. Kenapa permintaannya terlalu mendadak seperti ini. Sudahlah, Hani tak ingin banyak berpikir, biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.Sinar matahari pagi menerobos kaca jendela kamar Hani. Bunyi ponselnya yang berisik membangunkannya. Tangan Hani meraih ponsel di atas nakas, lalu menggeser layarnya."Halo sayang," sapa Niko terdengar sangat gembira dari seberang."Apa kamu sudah bangun? Cepatlah bersiap, aku akan mengajak kamu ke suatu tempat." Hani mengernyitkan dahinya."Mau ke mana?""Sudah jangan banyak bertanya, ha

  • Kejutan di Rumah Majikan   Cincin berlian

    Tepat pukul 19.00 mobil Niko sudah masuk ke halaman rumah Hani. "Hani, nak Niko sudah datang, cepatlah keluar."Pinta ibu sambil mengetuk pintu kamar Hani berulang kali.CeklekPintu kamar Hani terbuka.Melihat Hani keluar dari kamar membuat bapak dan ibu takjub.Hani mengenakan gaun berwarna hitam panjang, dengan belahan samping hingga sampai di paha. Memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus. Gaun yang sangat pas di tubuh ramping miliknya. Polesan make up yang sedikit berbeda malam ini membuat penampilannya semakin memukau."Cantik sekali putri ibu," ucap ibu memuji putrinya."Bapak mengira kamu ini bidadari nak. Kamu cantik sekali." Bapak juga tak ingin kalah, memuji penampilan putrinya."Jika Niko melihat kamu, bapak yakin dia tak akan mengantarkan kamu pulang nak. Bisa gawat ini."Ucap bapak berkelakar.Membuat ibu dan Hani tertawa."Sudah pak, cukup guyonannya. Kasihan nak Niko kalau menunggu terlalu lama di luar." Ucap ibu meminta berhenti.Bapak dan ibu mengantar Hani keluar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Berdandan

    Hani mengajak Niko naik ke panggung. Niko sangat tak menginginkan situasi seperti ini. Sementara Ayunda tersenyum penuh kemenangan. Karena bujukkannya pada Hani berhasil.Hani berniat mendekati Ayunda, agar tak ada jarak di antara mereka. Tiba-tiba Hans mengikuti langkah Niko. Lalu berbisik pada Niko, membuat Niko bernapas lega. Hans pun menganggukkan kepala ke arah Hani."Terima kasih Hani, kamu sudah mewujudkan keinginanku malam ini," ucap Ayunda tersenyum."Siapa bilang aku mengijinkan kamu untuk bertunangan dengan Niko?"Pertanyaan Hani sontak membuat Ayunda terperangah kaget.Seorang pria berbadan kurus dan tinggi berpakaian jas berwarna hitam masuk ke dalam ruangan. Hani tersenyum ke arah pria itu."Harusnya aku yang akan memberikan kejutan untuk kamu Ayunda."Ucap Hani tenang, melihat wajah Ayunda memerah menahan amarah saat pria itu sudah berdiri di sampingnya."Ayunda, aku bawakan kejutan untuk kamu."Pria berjas hitam itu menyerahkan sebuah amplop pada Ayunda.Segera Ayund

  • Kejutan di Rumah Majikan   Undangan

    "Hentikan!"Niko berteriak emosi.Melihat Ayunda begitu lihai membujuk Hani agar mau mengikuti keinginannya.Niko mendekati mereka, lalu memegang pergelangan tangan Hani. Kemudian mengajak Hani pergi dari sana."Niko!"Teriak Ayunda. Niko enggan untuk sekedar berbalik untuk melihatnya. Langkahnya semakin panjang, mengajak Hani pergi dari sana lalu masuk ke dalam mobil.Lalu memerintahkan Hans untuk melajukan mobilnya. Niko meminta Hans untuk membawa mereka kembali ke hotel.***"Hani, kamu kemana saja, sejak semalam kamu pergi dan tak memberi kabar. Apa kamu tahu aku sangat mencemaskan kamu?"Tanya Niko, yang sudah duduk berdampingan dengan Hani di sofa ruangan tengah.Hani menatap manik mata elang Niko dalam.Niko mengambil tangan Hani dan menggenggamnya. Sungguh dia sangat khawatir, karena Niko sangat tahu sifat Ayunda yang sangat ekstrim. Dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginanya. Bahkan kalau bisa dia mengingankan mencelakakan seseorang pasti akan dia lakukan.Hani

  • Kejutan di Rumah Majikan   Bujukan

    Ayunda wanita yang sangat cantik. Dia juga seorang model yang cukup terkenal. Pertemuannya dengan Niko saat acara peresmian perusahaan baru ayahnya yang bekerja sama dengan perusahaan Niko. Keduanya lalu bertukar nomor. Dan Niko berpikir itu hanya sebatas urusan bisnis saja.Saat Ayunda menghubungi Niko, dan memintanya bertemu Niko, pikir Ayunda sudah menjadi bagian dari perusahaan ayahnya. Yang mau belajar tentang bisnis dan berbagi ilmu, itu saja.Semakin hari kedekatan Ayunda dengannya semakin membuat risih. Niko yang saat itu pikirannya sedang terbagi, antara pekerjaan dan mencari keberadaan Hani. Sikap cuek dan dingin dari Niko malah membuat Ayunda tertantang.Setiap hari Ayunda selalu memiliki alasan agar bisa bertemu Niko. Meminta Niko melakukan ini dan itu untuknya. Niko tak ingin kehidupannya terganggu oleh Ayunda berulang kali menolak Ayunda. Penolakan Niko membuat Ayunda tak pernah patah semangat."Semua pria bertekuk lutut, untuk bisa tiba di atas ranjang bersamaku. Kini

DMCA.com Protection Status