Ariel kehabisan akal, entah bagaimana lagi ia meluluhkan hati Aisyah. Wanita itu memang sulit di tebak, jika suasana hatinya sedang marah maka akan terlihat sangat menakutkan. "Aisyah, aku ingin memelukmu. Boleh?" tanya Ariel. Tak ada sahutan. Ariel mencoba memberanikan diri menengok wajah Aisyah. "Sial, dia sudah tidur rupanya. Berarti aku dari tadi ngomong sendiri," keluh Ariel. ** Pagi hari Ariel tidak mendapati Aisyah di tempat tidurnya. Tapi ia mencium bau harum masakan dan sedikit suara gaduh di dapur. "Jam berapa sekarang?" Ariel melihat ke arah jam weker di atas nakasnya. "Jam delapan? Selama itukah aku tertidur? Kenapa dia tidak membangunkanku?" gumam Ariel. Ia pun segera bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. "Belum malam pertama saja sudah telat bangunnya. Apalagi kalau tadi malam lembur," kata Ariel pada dirinya sendiri sambil gosok gigi. Ia pun berkumur-kumur yang di lanjutkan dengan ritual mandinya. Tak ingin berlama-lama di kamar mandi, Ari
Tak ada yang tahu memang jika Ariel dan Aisyah sudah menikah. Hanya manajer Ariel yang mengetahui rahasia pernikahan mereka. Keberadaan Aisyah bersama Ariel di sangka hanya sebatas sepasang kekasih atau pun asisten make up. Beruntung dua hari ini Ariel berhasil mendapatkan cuti. Meskipun sebelumnya mengalami kesulitan dalam pembagian jadwalnya yang super ketat.Terlihat Aisyah tengah membereskan piring-piring bekas makan mereka tadi. Ariel menunggu Aisyah menyelesaikan tugasnya, baru kali ini dalam rumahnya ada seorang wanita yang memasak untuknya.Ariel merasa di perhatikan meskipun sikap Aisyah terkadang dingin padanya. Buat Ariel tidak masalah yang penting setiap hari ia bisa melihat Aisyah. Tubuh ramping dengan memakai baju tidur itu membalikkan badannya. Melihat Ariel yang cengar-cengir masih menatapnya. Aisyah membalas dengan senyum hambarnya. Ia lalu memilih untuk meninggalkan Ariel sendiri. Tak ingin di tinggalkan, buru-buru Ariel mengejar Aisyah."Eh, mau kemana?" tanya Ari
Aisyah tidak menjawab ia masih sibuk menyisir rambutnya. Karena gemas Ariel memutar kursi Aisyah menghadap pada dirinya. "Istriku sayang, apa kau ingin ku cium lagi," ancam Ariel. Kaget dengan pernyataan Ariel, buru-buru Aisyah mengeluarkan suaranya. "Apaan sih," ujarnya. "Nah, gitu kan lebih baik," kata Ariel. Ia menempelkan dahinya di dahi Aisyah, hidung mereka bergesekan. Tinggal berapa senti saja bibir Aisyah bertemu dengan bibir Ariel. "Santai saja, istriku sayang. Aku hanya menggodamu saja," kata Ariel memundurkan tubuhnya. Hampir saja jantung Aisyah melompat keluar, tindakan Ariel membuat dirinya salah tingkah. "Kamu kenapa sih, mengerjaiku terus?" rutuk Aisyah. "Mukamu lucu kalau di kerjain. Lagi pula kalau aku mau juga tidak masalah. Kau istri sahku, kan," ucap Ariel. "Tidak boleh, aku tidak mau. Aku masih trauma di terkam harimau waktu itu," keluh Aisyah mengingatkan kejadian waktu di kontrakan Marini. "Hei, kata ibu kalau istrinya mau dapet pahala, loh," goda Ariel
Cuti Ariel dua hari sudah usai. Mereka tidak jadi bulan madu, Aisyah masih enggan melakukannya dengan Ariel. Pernikahan sembunyi-sembunyi itu hanya mereka dan manager Ariel yang tahu. "Mau syuting dimana hari ini?" tanya Aisyah menyiapkan koper untuk suaminya."Di pantai Kuta Bali," jawab Ariel. "Ooh."Dalam pikiran Aisyah bisa membayangkan di sana banyak sekali turis asing yang hanya memakai bikini dan pakaian minim bahan. Tapi ia tidak mau peduli. Aisyah berusaha menguatkan hatinya untuk tidak cemburu.'Biarkan saja, toh itu memang sudah menjadi pekerjaannya. Kenapa aku mikirnya enggak-enggak,' batin Aisyah."Kok diam, pasti melamun lagi," kata Ariel menoyor dahi istrinya."Apaan sih," ucap Aisyah cemberut.Melihat wajah istrinya yang cemberut , Ariel penasaran apa yang terlintas dalam pikiran Aisyah."Kamu sedang mikirin apa?" tanya Ariel."Enggak, nggak pa ... pa," jawab Aisyah berkelit. Ia lebih memilih menahan isi hatinya dengan berkutat memasukkan pakaian suaminya ke koper."
"Sejak kapan kamu kenal Daniel Bagaskara?" tanya Ariel di hotel."Baru saja," jawab Aisyah cuek."Tidak mungkin," sanggah Ariel."Terserah kalau tidak percaya. Lagian ngapain sih kamu cariin aku? Bukannya tadi kamu sama si Amoral itu?" jawab Aisyah julid."Si Amoral?" tanya Ariel makin tidak mengerti dengan perkataan Aisyah. Tapi sesaat setelah paham Ariel tertawa. Bagaimana mungkin Aisyah menjuluki Amora dengan Amoral. Ariel makin gemes saja dengan Aisyah."Cemburu nih ye," goda Ariel."Ya enggaklah, ngapain cemburu sama di bebek yang kerjaannya hanya nyosor aja tiap ketemu," balas Aisyah.Lagi-lagi Ariel di buat tertawa terpingkal-pingkal dengan perkataan Aisyah. Wanita itu asal bicara saja tapi buat Ariel sangat lucu."Ih, ketawa terus. Aku lagi sebel, Mas malah ketawain aku," balas Aisyah."Kamu lucu sih, sini aku cium biar marahnya ilang," bujuk Ariel."Ogah, ah. Bibir Mas kan bekas Amora, aku gak mau," tolak Aisyah."Tadi kan cuman akting, Aisyh. Gak beneran," balas Ariel."Sama
Aisyah tampak malu waktu berpapasan dengan Ariel. Ia ingat bagaimana tadi malam hampir saja ia pasrah menyerahkan dirinya pada suaminya. Ia memukul kepalanya sendiri, merasa dirinya manusia paling bodoh sedunia. Bagaimana bisa dengan polosnya ia menerima semua sentuhan pria itu tanpa perlawanan sama sekali."Kau kenapa memukuli kepalamu sendiri?" tanya Ariel."Tidak apa-apa," sahut Aisyah. Ia tidak ingin Ariel tahu apa yang tengah di pikirkannya."Benar, tidak apa-apa?" tanya Ariel sekali lagi."Bener, lagian ngapain sih tanya-tanya terus," gerutu Aisyah."Kali aja kamu masih keinget kejadian pas itu," goda Ariel."Apaan sih, kan kamu yang mulai duluan," tangkis Aisyah."Tapi kamu menikmatinya, kan?" goda Ariel."Berhenti, tidak usah menyebut kejadian itu lagi. Memikirkannya saja aku nyesel!" seru Aisyah."Kok nyesel, perasaan kamu menikmatinya. Bahkan ingin lanjut," sambung Ariel."STOP jangan lanjutkan lagi!" "Kenapa? Kau terlihat sangat seksi, dan aku juga belum menuntaskannya," k
Ketegangan itu teralihkan dengan kedatangan seorang tamu penting. Dialah Daniel Bagaskara seorang CEO muda yang diam-diam mendanai film yang di perankan oleh Ariel. "Ssst, dia datang," bisik yang lainnya. Herannya, Daniel Bagaskara justru berjalan mendekati Aisyah yang tengah sibuk merapikan alat make upnya. "Halo Nona, kita bertemu lagi," sapanya ramah. Ariel geram, baru saja ia menyingkirkan Wildan sebagai pesaingnya. Kini datang rival yang lain. Dan ia sadar rivalnya kali ini jauh lebih kuat dari rival yang lainnya. Karena ia tahu siapa sebenarnya Daniel Bagaskara. "Apa keperluanmu kemari?" serbu Ariel. Ia tidak mau Daniel mengganggu Aisyah. Aisyah adalah miliknya. Tak ada seorang pun yang boleh mengambil miliknya. "Tentu saja menyapa temanku," jawab Daniel santai sembari menatap wajah ayu Aisyah. Wanita itu memilih menundukkan wajahnya. "Aisyah, bagaimana kalau sehabis ini kita makan siang," ajak Daniel. Aisyah melirik pada Ariel. Ia yakin laki-laki itu tidak akan mengijin
"Maaf, tidak menyuruhmu masuk. Aku tinggal di hotel untuk sementara waktu ini," ucap Aisyah setelah turun dari mobil Daniel. "Oh, iya. Aku harap lain waktu kau tidak menolak tawaranku untuk makan malam," ucap Daniel tersenyum ramah.'Tentu saja aku menolak Tuan Tampan, aku sudah menikah. Apa kata suamiku nanti. Bisa-bisa dia akan membunuhku,' batin Aisyah.Aisyah hanya menjawab dengan senyuman. Ia tidak mau memberi harapan pada Daniel Bagaskara. Lagi pula posisinya sebagai seorang istri membuat Aisyah urung untuk menerima tawaran dari pria lain.Di kamar atas, Ariel membuka tirai gorden. Ia melihat percakapan Aisyah dengan Daniel Bagaskara. Amarahnya semakin meletup-letup karena istrinya berbicara dengan rivalnya. Setelah itu ia menutup gordennya lagi. Ia memikirkan cara bagaimana memberikan hukuman pada Aisyah yang telah berani main di belakangnya. Ariel yang di penuhi api cemburu tak tahan ingin melabrak Aisyah.CeklekPintu kamar hotel di buka, pandangan Aisyah mengedar ke seluru