Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @MeowMoe21 / @_meowmoe_
“RHP (Rose Home Production) sudah menerima setengah dari anggaran yang kita sepakati 8 bulan lalu. Kalau Anda berdua ngotot ingin melanjutkan proyek tanpa Jessica Wright, maka kami akan menganggap sudah menyerahkan seluruh biaya produksi pada RHP,” salah satu investor menegaskan keputusan mewakili rekan-rekannya walau ada di antara mereka yang malah ingin membatalkan proyek sepenuhnya. “Sudah saya katakan berulang kali kalau Jessica masih terbaring koma. Bagaimana mungkin kita bisa memakai jasanya?” protes produser untuk kesekian kalinya setelah bosan disalahkan atas keteledorannya dalam menyampaikan informasi. Felix Quil, produser, sebenarnya ingin memberi kejutan pada para investor. Karena itulah lelaki berusia 55 tahun itu belum menginformasikan tentang pengalihan pemeran pada enam investor yang sudah datang jauh-jauh dari beberapa negara di benua Eropa dan Amerika. Mengira mereka akan terkesan pada bakat aktris pendatang baru yang masih fresh dan bertalenta, siapa sangka dirinya
“Sebenarnya Tuan Rose membutuhkan sedikit aksinya agar Tuan Quil tidak repot mencari tambahan investor. Lihat mereka. Mana kita tahu mereka belum mencapai kesepakatan final mengenai anggaran filmnya?” Thomas mengalihkan pembicaraan, berharap Orin akan mengerti kenapa ia ingin membantu Lucas. “Mereka malah akan semakin merendahkan Anna kalau Anna sampai mau menuruti permintaan Tuan Rose untuk menunjukkan kemampuan di sini. Anda mau aktris yang Anda tangani dipandang remeh? Anna memiliki banyak kelebihan. Kita tidak akan kesulitan mencari pekerjaan lain karena kemampuannya. Sebagai seorang Thomas Wong, Anda seharusnya lebih tahu itu, bukan?” Thomas mendengus kasar, tidak menyangka Orin yang biasanya cukup pendiam malah mengomelinya padahal ia hanya ingin melindungi mental Anna agar tidak jatuh andai harus mengikuti kemauannya yang sebenarnya tak jauh dari pemikiran Orin. Apabila mengikuti kata hatinya, tentu saja Thomas akan langsung ikut bergabung dalam pembicaraan di tengah ruangan
“Sesuatu yang buruk terjadi?” Anna berbicara setelah tiba di dekat Thomas.Sebenarnya ia sudah mengetahui pokok permasalahan yang sedang diperdebatkan antara para investor dan kedua pimpinan RHP setelah cukup lama menguping pembicaraan, yang kedua belah pihak lakukan dengan nada suara cukup nyaring, dari depan pintu. Karena itulah ia terlambat padahal sudah tiba di depan ruangan 10 menit sebelum waktu janji bertemunya dengan Thomas.Seperti yang sudah Anna perkirakan setelah mendengar sedikit informasi dari Thomas saat menelponnya tadi, sebagai orang yang sudah berkecimpung lama di dunia industri film juga sebagai CEO dari sebuah agensi besar, permasalahan yang didengarnya memang sama persis dengan yang diperkirakannya, anggaran dipotong setelah aktris yang sudah disepakati pihak investor dan rumah produksi tidak bisa dipenuhi oleh para pihak dari rumah produksi.Bukannya ingin pura-pura tidak tahu, Anna hanya ingin memastikan lagi andai ada pembicaraan yang terlewat olehnya sebelum ti
“Baiklah,” sahut Anna dan menghela napas panjang setelahnya. Bukan karena kecewa, namun karena ia sebenarnya memiliki sebuah rencana yang masih belum ingin dikatakannya sebelum mendapat persetujuan dari orang yang bisa mendukung rencananya.“Coba kutanyakan padanya dulu,” batin Anna sembari mengetikkan sebuah pesan sebelum mengirimkannya pada orang yang ia pikir akan mau membantunya.“Kalau begitu kau dan Orin sebaiknya pergi duluan sementara aku berbicara pada Tuan Quil. Istirahat saja. Lusa kau harus menjalani pengambilan gambar terakhir di proyek The Last Prince. Kau membutuhkan banyak energi untuk itu.”Anna mengangguk pada Thomas kemudian menoleh menatap Lucas dan Felix untuk pertama kalinya sejak masuk ke dalam ruangan itu —bermaksud untuk menyapa mereka sebelum pergi bersama Orin.Bertemu pandang dengan Anna, Lucas dan Felix langsung tersenyum canggung. Bukan karena penampilan Anna yang memikat —mereka sudah tersadar dari rasa terpikat itu tepat ketika Thomas memalingkan wajah p
“Omong-omong, sedekat apa hubunganmu dengan adikku?” Mengira Anna kehilangan mood setelah mendengar jawabannya, Davi mencoba mengajaknya kembali berbicara. Selain itu ia memang penasaran akan hubungan Anna dan Joseph.Anna tahu Davi menanyakan hal itu karena tertarik padanya. Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahuinya karena semua orang yang ada di situ juga bisa melihat dengan jelas tatapan penuh minat Davi padanya.Ingin memancing Davi untuk mengungkapkan lokasi keberadaan Joseph yang seperti hilang di telan bumi, Anna pun menanggapi, “Bagaimana kalau Anda tanyakan langsung padanya?”“Sudah kukatakan kalau aku tidak mendapatkan kabar darinya selama dua bulan ini, bukan?”“Sayang sekali. Kalau anggota keluarganya saja tidak tahu di mana keberadaannya, apalagi saya yang orang luar. Padahal saya juga ingin bertanya pada Joseph sejauh apa sih hubungan kami? Kalau tidak seperti yang saya harapkan, mungkin saya bisa membuka hati untuk pria lain.”Thomas yang sejak tadi mengawasi Anna,
“Andrew Roosevelt dan Chen Feng Yu? Untuk apa mereka berada di sini?” batin Thomas menatap tak percaya pada dua orang terkenal di Kota X, terutama pada Andrew Roosevelt sang CEO dari firma hukum terkemuka di Kota X yang ia ketahui sebagai salah satu orang kepercayaan Elvin Wright, selain sebagai seorang pengacara handal —juga seorang penjahat besar di masa remajanya.“Nyonya Wr—""Nona Briel…!”Andrew dan Feng Yu menyapa Anna bersamaan, namun Andrew berbicara lebih nyaring menduga Feng Yu yang sedari tadi —semenjak mereka masih berkendara bersama dari Wright Automotive— tampak sangat gugup akan salah menyebut nama Anna saat menyapanya. Dugaan Andrew memang benar, hampir saja Feng Yu menyapa Anna dengan sebutan Nyonya Wright Muda.Diberitahu Andrew kalau identitas Anna yang sebenarnya adalah istri bos besar mereka, Chen Feng Yu, yang sampai pagi tadi masih sering memuji-muji Anna di depan karyawan lain dengan raut wajah jatuh cinta yang sangat jelas, tentu saja merasa takut seketika. “P
Davi mengalihkan pandangannya pada Thomas yang sedang mendekap Orin di pelukannya. Melihat wajah pucat Orin, Davi yakin wanita itu pasti baru saja menyaksikan hal mengerikan hingga membuatnya tampak pucat pasi.Menatap senjata api berperedam Andrew dengan mata bergetar, Davi memberanikan diri bertanya, “K-kau… apa yang sudah kau lakukan pada para pengawalku?”“Menembak mereka semua —tentu saja. Anda bisa tahu saya tidak berbohong setelah merasakan peredam senjata yang masih hangat.” Andrew mendekatkan moncong dari peredam senjata apinya ke kulit tangan Davi dan Davi bisa merasakan besi panas itu sedikit membakar punggung tangannya.“K-kau gila… kau pikir… akan bisa lolos dari jerat hukum setelah membunuh seseorang?” ucap Davi dengan suara tersendat, tersangkut di tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering.“Seseorang? Kalau tidak salah ada 15 orang yang tidur di atas genangan darah mereka di depan sana. Termasuk para pengawal kolega Anda juga,” sahut Andrew dengan ekspresi jahat, “Dan
“Hah? Oh… Omong-omong di mana Tuan Rover?”Anna bertanya setelah diingatkan pada Rainhard yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya. Namun pertanyaan itu malah membuat Elvin mengira Anna memang benar-benar mengharapkan kehadiran Rainhard sebagai orang yang akan melakukan pengintaian bersamanya seperti yang sudah Elvin beritahukan melalui pesan singkat. Elvin pun muram seketika.“Sepertinya kau memang lebih suka kalau dia yang datang, ya?”“Aku bertanya karena kau mengingatkanku padanya.”Memerhatikan profil samping wajah Anna yang memerah, Elvin menyadari kalau Anna merasa senang atas kehadirannya —walau ia sebenarnya membutuhkan jawaban langsung dari gadis itu.“Rain akan bergabung nanti.”“...Begitu ya… Jadi, pengintaian seperti apa yang akan kita lakukan?”Mengesampingkan pertanyaan Anna, Elvin menatap jauh ke luar jendela, pada mobil Van silver yang terparkir di deretan mobil mereka, “Kau sudah memberitahu pengawalmu tentang apa yang akan kita lakukan?”“Belum.”“Sebaiknya beritahu