Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Di sebuah bar pukul 7 malam…Joey Davies akhirnya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang yang telah menyelamatkan hidupnya dari jurang kemiskinan. Setelah menunggu cukup lama untuk bisa bertemu dengan orang yang hanya dikenalnya dengan nama Tuan Sei, Joey akhirnya mendapatkan waktu temu dari orang yang dikenal sebagai penguasa dunia mafia Kota X tersebut di bar miliknya, tempat mereka biasa bertemu.“Silahkan ikuti aku,” pinta seorang wanita berpakaian ketat pada Joey yang sudah menunggu di bar selama 1 jam lebih.“Terima kasih,” sahut Joey sembari berdiri dan pergi mengikuti wanita itu menaiki lift ke lantai dua.“Silakan tunggu di sini,” pinta si wanita lagi sebelum pergi meninggalkan Joey di dalam sebuah bilik yang mirip sebuah bilik telepon umum di zaman dahulu.Memang seperti itulah cara Joey selama ini berinteraksi dengan Tuan Sei. Ia akan meminta waktu atau diberikan waktu untuk datang ke tempat itu saat akan diberikan sebuah tugas, dan mereka akan berbicara dari balik d
“Masih berkirim pesan dengan kenalanmu?” tanya Elvin yang sedari tadi merasa gelisah dan berjalan mondar-mandir di sekitar ranjang.Elvin sebenarnya sudah merasakan lelah sejak makan malam tadi dan ingin segera pergi tidur setelah mandi. Namun Anna yang sepertinya tidak peka tampak duduk santai di tengah-tengah ranjang sembari berkirim pesan dengan orang lain di ponselnya.“Ya,” sahut Anna. Ia masih menatap ponselnya beberapa detik lagi sebelum akhirnya mendongak, menatap Elvin yang baru saja memutuskan duduk di tepi ranjang, “Omong-omong, kapan kau akan memberiku kartu kredit?” tanya Anna, membuat Elvin sempat terdiam sebelum menunjuk ke pintu ruang kerja Anna.“Sudah ada di atas meja. Lisensi mengemudimu juga sudah ada di sana. Tapi kami baru bisa memberikan mobilnya setelah iklannya launching,” sahut Elvin. Ia ingat Rainhard sudah mengurus semuanya dan memberitahu jika dirinya sudah meletakkan semua yang nyonya mudanya butuhkan di atas meja, di dalam ruang kerjanya.“Bagus.”“Ada se
“Apakah Wright Group menyediakan jasa pengawalan untukmu setelah kita menandatangani kontrak kerja sama dengan salah satu anak perusahaan mereka?” tanya Thomas lagi.“Mungkin.”“Mungkin? Bukannya kau tadi datang bersama mereka?”“Saya tidak tahu. Mereka datang menjemput saya pagi-pagi sekali dan saya ikut karena mereka mengatakan bahwa mereka akan mengawal saya untuk menghindari penyerangan seperti kejadian beberapa hari lalu,” sahut Anna, berbohong.“Berarti benar mereka ingin mengawalmu setelah kau menjadi brand ambassador di salah satu anak perusahaannya. Aneh, padahal aku tidak membaca adanya kesepakatan itu di dokumen kontrak kemarin.”“Mungkin saja mereka itu bagian dari layanan khusus,” sahut Anna asal-asalan.“Lihat, dia sepertinya merasa bingung dengan apa yang Anda berdua bicarakan,” Orin memotong sembari tersenyum menatap Joey yang duduk di seberangnya, tepat di samping Anna.Thomas yang duduk di seberang Anna, di samping Orin, mengomentari sambil menatap Joey, “Jangan khawa
Lima hari telah berlalu semenjak rapat tim kecil Anna di Cross X Cafe berlangsung. Anna yang sudah melewati serangkaian kecil pembacaan naskah dan menyetujui penambahan adegan dalam film Pure Love akhirnya mulai bekerja setelah film itu memasuki tahap pengambilan gambar.Seperti yang Lucas harapkan, Anna benar-benar menunjukkan bakat luar biasanya tiap kali sang sutradara memulai pengambilan gambar, terutama saat adegan awal di mana dirinya dan sang tokoh utama pria berpisah. Anna yang awalnya hanya tampak seperti seorang gadis SMA biasa tiba-tiba berubah menjadi sosok dari karakter yang ia perankan saat kata “action” Lucas kumandangkan.“Luar biasa," Alessio Bergomi, sang penulis cerita, berbicara sembari menyeka air mata dengan ujung lengan bajunya. "Dia bahkan melebihi ekspektasi saya. Penghayatannya dalam memerankan peran itu benar-benar jauh lebih dalam dibandingkan tulisan saya akan tokoh yang dia perankan,” komentarnya lagi saat Lucas menjeda adegan berikutnya hanya untuk mencar
“Tidak usah terlalu tegang begitu, Tuan Rose. Nilai kontrak terbarunya sebenarnya jauh lebih murah dari bayaran Jessica.”Thomas bisa melihat kelegaan pada ekspresi wajah Lucas.Tapi hanya sebentar. Lucas, juga Alessio, tersentak kaget saat Thomas mengucapkan angkanya.Sebelum Lucas protes seperti yang tadi Darwin lakukan, Thomas buru-buru berbicara lagi, “Sebenarnya itu sangat murah. Ada harga, ada kualitas. Bahkan mereka berani membayar 10 kali lipat hanya untuk pemeran pembantu,” ucap Thomas dengan poker face-nya. “Dan lagi Anda sudah mendapatkan diskon yang sangat besar di film Pure Love ini. Film Anda berikutnya pasti akan dinanti-nantikan setelah film ini tayang. Belum lagi setelah orang-orang melihat film The Last Prince yang akan tayang setelahnya. Kedua film itu akan menjadi sarana promosi tidak langsung dari film yang akan Anda produksi berikutnya. Bukankah Anda akan mengembalikan modal para investor dengan sangat mudah?”Tanpa sadar Lucas dan Alessio kompak menganggukkan kep
“Apa yang ingin kau makan?” tanya Anna setelah mereka tiba di dapur.“Apa yang bisa kau masak?” Elvin bertanya balik.“Apapun i…tu…” Anna agak kaget melihat betapa lengkapnya isi kulkas yang baru dibukanya.Anna bisa menebak kalau isi kulkas di dapur Elvin pastilah penuh, namun tidak menyangka kalau isinya sangat banyak, bahkan bisa untuk memasak berbagai jenis masakan. Setelah melihat isi kulkas itu, sekarang Anna justru merasa khawatir kalau Elvin akan mengatakan jenis masakan yang nantinya malah membuatnya kerepotan dalam mengolahnya.Sementara itu Elvin, yang tidak yakin Anna bisa memasak salah satu jenis masakan yang biasa dimakannya, juga tampak khawatir. Memikirkan apa yang mungkin orang seperti Anna biasa masak, Elvin akhirnya mengatakan jenis masakan yang baru saja melintas di pikirannya.“Bagaimana dengan bubur?”Anna kaget dan spontan berbalik, “Bubur?”Elvin mengerjapkan kedua matanya berkali-kali sebelum menanggapi, “Apa itu terlalu sulit?”Anna menggeleng, “Aku bisa menam
“Seharusnya aku tidak memberikannya kesempatan lagi,” keluh Darwin Pieters dalam hati setelah melihat bagaimana akting yang baru saja Lovely Morgan lakukan.Tentu saja Darwin tidak ingin memberikan kesempatan lagi pada Lovely andai Gail Berthe, asisten pribadi Justin Morgan, ayah Lovely, tidak datang dan memaksa Darwin untuk membiarkan Lovely ada dalam film besutannya.Setelah mendapat ancaman serius dari Gail, Darwin dan Gail akhirnya bersepakat untuk memberikan Lovely kesempatan melakukan pengambilan gambar sekali lagi untuk melihat kualitas Lovely yang sejak beberapa hari lalu tidak pernah sukses dalam pengambilan adegan awal film The Last Prince.“Bagaimana, Tuan Pieters? Apakah Anda yakin mau memecat Nona kami setelah melihat kemampuannya barusan?” tanya Gail sembari tersenyum penuh arti pada Darwin. Itu adalah sebuah senyum yang mengandung ancaman.Sebenarnya Gail tidak begitu mengerti tentang standar akting. Ia sebenarnya datang dan sedikit memaksa Darwin hanya untuk mendapatkan
‘Rainhard Rover… kenapa dia ada di sini?’ Setelah sempat heran melihat para pengawalnya terdiam, Gail Berthe akhirnya menyadari penyebab kenapa mereka semua bukan hanya terdiam saja, namun kini juga tampak ketakutan.“Ada masalah serius hingga Anda memanggil saya ke sini, Nona Briel?” tanya Rainhard lagi setelah tiba di dekat Anna.Sama seperti Gail dan para pengawalnya, Anna juga sempat diam terpaku melihat kehadiran Rainhard di sana.Beberapa puluh menit lalu Anna memang meminta bantuan Rainhard melalui sebuah pesan singkat saat Thomas mengeluh tentang kehadiran orang-orang keluarga Morgan di lokasi audisi. Anna meminta bantuannya untuk menggerakkan para pengawal dari Wright Group yang sedang menyamar, dan ia tahu akan mengawasinya dari jauh, agar bisa berada lebih dekat dengannya, namun tidak menyangka kalau Rainhard akan datang sendiri seperti ini.Karena itulah Anna sempat terdiam sebelum akhirnya menjawab, “Saya ingin berkonsentrasi dalam audisi yang akan saya lakukan,” sembari m