Share

Bab 60

Penulis: Galang Damares
"Kak Lina, bagaimana bodiku?" Aku semakin berani menggoda Lina.

Lina melirikku dengan cepat, lalu buru-buru memalingkan wajahnya.

Ada dua rona merah di wajahnya.

"Kamu berani sekali, kamu berani menggodaku."

"Percaya nggak, aku akan mengusirmu sekarang?"

Aku tersenyum dan berkata, "Kak Lina nggak akan usir aku, karena Kak Lina nggak rela."

"Siapa bilang aku nggak rela? Aku akan mengusirmu sekarang dan membiarkanmu keluar telanjang, coba lihat apa kamu malu?"

Lina berkata dan datang untuk memegang lenganku.

Dengan tangan dan kakinya yang kecil, bagaimana dia mampu melawanku?

Awalnya aku ingin menggodanya, jadi aku menariknya pelan, tapi kakiku terpeleset dan pintu kamar mandi terhantam hingga terbuka olehku.

Lina juga ditarik ke kamar mandi olehku.

Dia bahkan langsung melompat ke pelukanku.

Merasakan wanita lembut di pelukanku, seluruh tubuhku tiba-tiba menjadi tegang.

Lina yang terbaring di pelukanku yang kuat juga tersipu.

Airnya masih mengalir dari pancuran.

Tak lama kemudian, Lina d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Haszlan Hashim
aduh....ngaceng ni
goodnovel comment avatar
Tadi Binahmad
waooow amazing
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 61

    Kedua tanganku semakin berani.Adapun Lina, sepertinya dia sudah menyerah dan berusaha menikmatinya.Karena aku merasakan kedua tangannya tanpa sadar memeluk pinggangku.Dia benar-benar mengikuti iramaku.Ini membuatku semakin berani.Aku langsung membuka pakaian Lina.Tiba-tiba, pemandangan indah di balik pakaian itu langsung terlihat di hadapanku.Ketika aku melihat gunung kembar yang indah tanpa halangan, seluruh tubuhku gemetar karena kegembiraan.Aku mendorong Lina langsung ke dinding ....Tapi, saat aku ingin melakukan langkah terakhir, Lina mendorongku dengan putus asa."Edo, nggak boleh, kamu nggak boleh menyentuh sana.""Kenapa?" tanyaku bingung.Lina berkata, "Nggak ada alasan, pokoknya kamu nggak boleh menyentuh sana.""Tapi, kita sudah seperti ini, jadi apa bedanya sentuh atau nggak?""Tentu saja ada. Kalau kamu nggak menyentuh sana, aku nggak benar-benar berselingkuh. Tapi, begitu kamu menaklukkan tempat itu, aku benar-benar sudah berselingkuh.""Edo, kondisi kita sekarang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 62

    "Sudah, Edo, jangan membuat masalah, cepat pakai pakaian." Lina ingin menghentikanku.Aku memeluk erat pinggangnya, "Aku nggak mau pakai, aku hanya ingin memelukmu seperti ini.""Kak Lina, bolehkah aku tidur denganmu malam ini?" tanyaku hati-hati.Lina segera berkata, "Itu pasti nggak boleh. Kalau kamu tidur denganku malam ini, apa jadinya kalau kakak iparmu bertanya?""Aku akan bilang aku pergi mencari teman sekelasku, kakak iparku nggak akan tahu.""Itu juga nggak bisa. Bagaimana kalau kakak iparmu datang mengunjungi kita pada malam hari?""Nggak, kakak iparku nggak punya waktu.""Kak Lina, biarkan aku tidur denganmu malam ini. Aku ingin tidur dengan memelukmu."Aku memeluk Lina dan bertingkah manja.Lina sangat malu hingga dia tersipu."Nggak boleh, cepat lepaskan aku, aku mau keluar." Lina ingin melarikan diri.Tiba-tiba aku menggendongnya.Lina kaget dan berteriak."Edo, apa yang kamu lakukan? Cepat turunkan aku!"Aku tersenyum dan berkata, "Kak Nia, jangan berteriak. Semakin kamu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 63

    Aku terus bersikap manja, "Biarkan aku memelukmu sambil tidur sebentar, aku nggak akan melakukan apa pun.""Itu juga nggak boleh. Kamu cepat pakai baju atau aku akan marah."Melihat Lina memang agak marah, akhirnya aku tidak berani main-main lagi.Sementara Lina tidak memperhatikan, diam-diam aku mencium wajahnya lalu lari secepat yang aku bisa.Lina marah dan geli. Dia memelototiku dengan tajam, tapi selalu tersenyum.Aku kembali ke kamar mandi, memakai kausku dan memakai celana dalam baru yang dibawakan Lina untukku.Tapi, melihat celana Johan, aku sama sekali tidak ingin memakainya.Aku benci Johan, termasuk barang-barangnya.Aku kembali ke kamar tidur dan berkata pada Lina, "Kak Lina, tolong bantu cuci celana pendekku."Lina sudah berganti piama.Melihatku mengganggunya lagi, dia memutar matanya ke arahku dengan marah, "Kenapa kamu nggak cuci sendiri?""Aku ingin kamu cuci. Kalau kamu yang cuci, rasanya berbeda saat dipakai."Lina tidak berkata apa-apa dan pergi ke kamar mandi deng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 64

    "Kak Lina, tahun ini aku baru berusia 23 tahun, ini masa emasku."Aku mengingatkan Lina sambil tersenyum."Tetap saja banyak sekali. Saat suamiku seusiamu, dia nggak sekuat kamu."Mendengar Lina menyebut Johan, aku bertanya dengan penasaran, "Kak Lina, bagaimana kamu bertemu dengan suamimu?""Kami adalah teman sekelas kuliah dan kami satu kelas.""Kak Lina cantik sekali. Pasti suamimu yang saat itu mengejarmu 'kan?"Lina mengangguk."Sebenarnya aku awalnya nggak punya perasaan pada Johan.""Tapi, Johan sangat gigih dan mengejarku selama dua tahun.""Aku tersentuh oleh ketulusannya, jadi aku setuju untuk berkencan dengannya."Ternyata begitu.Tidak jauh berbeda dari apa yang aku pikirkan.Penampilan Johan biasa-biasa saja, kalau dia tidak mengenakan jas, dia adalah tipe orang yang bahkan tidak akan dilihat oleh siapa pun kalau dia dilempar ke tengah kerumunan.Sedangkan Lina kini berusia 30-an masih begitu cantik. Bisa dibayangkan ketika masih muda, dia pasti sangat cantik.Johan sama s

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 65

    "Edo, kenapa kamu seperti ini lagi?" Ekspresi Lina tiba-tiba berubah."Kamu selalu menjelek-jelekkan suamiku di hadapanku. Apa yang ingin kamu lakukan?""Kamu ingin kami bercerai, jadi kamu punya kesempatan 'kan?"Aku segera menggelengkan kepalaku."Kak Lina, bukan itu maksudku.""Oke, jangan katakan hal seperti itu di hadapanku lagi."Lina menyelaku, tapi tidak memarahiku, melainkan dengan sabar membujukku.Biarpun tidak mencapai apa yang aku inginkan, ini juga menunjukkan bahwa Lina peduli terhadapku.Aku mengangguk dan berkata, "Oke, kali ini aku sudah ingat, aku nggak akan mengatakannya lagi."Lina mencuci celanaku dan menggantungnya di balkon.Tiba-tiba, dia menoleh ke arahku dan berkata sambil tersenyum, "Aku mencuci celanamu, apakah kamu harus mencuci celana dalamku juga?""Itu yang kuharapkan."Aku pikir Lina ingin aku membantunya mencuci celana dalam yang baru saja dia kotor.Aku tidak menyangka dia memintaku untuk mencuci pakaiannya yang aku nodai.Aku menggunakan celana dala

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 66

    "Kak Lina, aku nggak bisa melihat titik akupunktur melalui pakaian. Bisakah kamu melepas pakaianmu?"Aku selalu merasa setelah melihat tubuh indah Lina, lalu menyentuhnya melalui pakaiannya agak kurang sensasional.Jadi aku terus membodohi Lina.Lina bereaksi dengan bingung, "Hei Edo, aku begitu percaya padamu, tapi kamu ternyata berbohong padaku."Aku tertawa dan memeluk Lina.Lina dibuat terkikik olehku.Saat kami sedang bermain-main, ponsel Lina tiba-tiba berdering.Lina segera memberi isyarat diam, "Ssst, kecilkan suaramu, itu dari suamiku."Aku merasa sangat kesal.Rasanya Johan seperti pengganggu.Aku ingin sekali Johan tidak pernah muncul lagi dan menghilang dari dunia Lina selamanya.Tapi, Lina terlihat sangat senang saat menerima panggilan telepon dari Johan."Johan, bagaimana dengan investor itu? Apa dia marah?"Lina bertanya dengan prihatin.Melihat Lina seperti ini, itu membuatku semakin merasa tidak nyaman.Aku langsung bangun dari ranjang, pergi ke balkon dan melepas cela

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 67

    Apalagi Kak Nia juga mengajariku banyak hal yang tidak berani kuucapkan.Dia seperti guruku.Tapi, sekarang aku berbohong kepada Kak Nia.Kak Nia menyuruhku duduk di kursi.Aku meletakkan barang-barangku dan duduk di hadapan Kak Nia.Kak Nia bertanya padaku, "Lalu kenapa kamu pergi lama sekali? Apa Lina menyulitkanmu lagi?"Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.Kak Nia bertanya-tanya lagi, "Apa yang terjadi? Edo, apa yang terjadi?""Kak Nia, tolong jangan tanya."Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa, jadi aku hanya bisa berbohong.Tapi, Kak Nia tidak mau menyerah, "Itu nggak mungkin. Kalau kamu nggak memberitahuku, aku akan bertanya pada Lina."Aku segera meraih lengan Kak Nia, "Jangan, jangan pergi."Kak Nia meraih tanganku dan dengan lembut menepuk punggung tanganku sebanyak dua kali."Edo, aku kakak iparmu. Kalau kamu nggak memberitahuku, kepada siapa akan kamu ceritakan?""Biarpun kami memanfaatkanmu, kami nggak ingin melihatmu ditindas.""Kalau Lina benar-benar mengatak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 68

    Lina masih tidak menjawab.Kak Nia mulai mendesak, "Katakan! Katakan! Ayo katakana ...."Kak Nia mengirim belasan "katakana" berturut-turut.Lina tidak tahan lagi dengan desakan itu, jadi dia akhirnya menjawab, "Hmm.""Hmm? Apa maksudmu? Lina ini, kenapa butuh banyak usaha untuk berbicara?"Kak Nia bergumam sambil membalas Lina, "Aku nggak mau hmm, aku mau kamu memberitahuku dengan jelas, apakah kamu peduli padaku?"Biarpun aku tidak bisa melihat wajah Lina, aku tahu Lina pasti sangat malu saat ini.Lina akhirnya menjawab, "Aku peduli, Edo, aku peduli padamu."Kak Nia menjentikkan jarinya dan menunjukkan senyum bangga.Lalu menyerahkan ponsel itu padaku."Lina akhirnya mengatakannya. Gunakan kesempatan ini untuk terus menggodanya."Saat aku melihat balasan Lina, aku merasa sangat senang.Kabut sebelumnya sudah hilang.Aku tersenyum dan berkata pada Kak Nia, "Kak Nia, kalau begitu aku masuk kamar.""Pergilah."Aku segera membawa ponsel itu ke kamar.Aku berbaring di ranjang sambil denga

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1094

    Henry tampak seperti penjilat. "Pak Tio, kamu punya informasi rahasia?""Eh ... jangan tanya lagi. Kerjakan saja apa yang seharusnya kamu kerjakan.""Oke, oke. Aku terlalu banyak bicara."Henry sangat gembira. Dia mengira dirinya adalah sosok yang populer di hadapan Tio. Saat Tio mengambil alih Restoran Juanda, bukankah dia akan diangkat menjadi manajer atau semacamnya?Tiba saat itu, Henry akan memiliki kemampuan untuk mengejar Bella.Jika dia dapat bersama Bella, kehidupan masa depannya akan dipenuhi dengan kesuksesan besar.Memikirkan hal ini, Henry tidak dapat menahan perasaan bahagianya.Dia makin bersemangat untuk melayani Tio."Anak itu. Kalau kamu nggak ada kerjaan, pergilah dan cari masalah untuknya. Aku kesal saat melihatnya. Aku nggak akan pernah membiarkannya hidup bahagia."Saat Tio memikirkanku lagi, dia merasa kesal.Henry segera mengangguk sambil berkata, "Jangan khawatir. Pak Tio, aku punya banyak trik. Aku pasti akan membuatnya membayar konsekuensinya."...Aula Juve.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1093

    "Kalau kamu mengirimiku undangan, aku pasti akan hadir." Dia sengaja mengejekku, tetapi aku tidak takut.Tio benar-benar mengeluarkan surat undangan. "Tentu saja, kita adalah teman. Ayo, ambillah."Dia memberikannya padaku, jadi aku mengambilnya.Dia mengira aku tidak berani mengambilnya?Siapa yang takut?"Jadi, Pak Tio bisa menyingkir sekarang?"Tio tertawa sambil menyingkir.Aku mengajak Harmin pergi.Meskipun Harmin tidak tahu situasinya, dia tahu dari pembicaraan antara kami bahwa aku dan Tio tidak berhubungan baik."Kenapa Tio menargetkanmu? Apa karena Nona Jessy?" tanya Harmin setelah meninggalkan toko.Aku tidak menyembunyikan apa pun di depan Harmin. Aku menceritakan padanya semua yang terjadi antara kami bertiga."Aku nggak menyangka Bu Jessy tiba-tiba bertunangan. Aku bahkan nggak menyangka Tio akan terus-menerus menyusahkanku."Harmin mengingatkanku, "Tio adalah pemuda kaya yang dimanja oleh keluarganya sejak kecil. Sebaiknya kamu nggak menghadapinya. Jangan datang ke pesta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1092

    "Kenapa? Bukankah kamu sudah pulih?" Aku bingung.Harmin berkata sambil tersenyum, "Karena saat aku memijat Yuna, aku bisa merasakan dia kurang merasakannya."Tiba-tiba, jantungku berdetak kencang. Aku bertanya-tanya apakah Harmin tahu sesuatu?"Pak Harmin, Aula Juve baru dibuka. Ada banyak hal yang harus aku kerjakan setiap hari. Lupakan saja." Aku selalu merasa tidak tenang, sehingga aku mencari alasan untuk kabur dari tanggung jawab.Harmin tersenyum dan menepuk bahuku. "Edo, aku benar-benar mengerti apa yang dipikirkan Yuna. Kamu sudah menikah lama. Sangat sulit untuk menciptakan romansa kecuali kami berusaha.""Tapi, kamu berbeda. Kamu muda dan energik. Saat kamu memijatnya, dia akan merasakan aura awet muda dan vitalitasmu."Aku begitu terkejut hingga mataku hampir membelalak keluar. "Pak Harmin, k ... kamu tahu?"Harmin masih tersenyum. "Edo, kamu nggak perlu begitu terkejut. Aku tahu nggak peduli pria atau wanita, mereka akan seperti ini saat mereka mencapai usia tertentu.""Se

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1091

    Lanny mengambil barang itu tanpa berkata sepatah kata pun, lalu melemparkannya ke tempat sampah."Oke, aku sudah membuangnya. Bisakah kamu pergi sekarang?"Aku tidak membantah. Aku hanya berbalik dan pergi.Lanny menatap punggungku yang menjauh. Dia merasa sedikit bingung. Dia mungkin tidak menyangka aku akan pergi semudah itu.Namun, dia tidak banyak berpikir. Kemudian, dia membanting pintu hingga tertutup.Lina tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Lanny duduk di sofa sambil mendengus, "Mulai hari ini, aku akan tinggal di sini. Aku akan menemanimu mengikuti ujian pegawai negeri.""Bu, kalau kamu memata-mataiku seperti ini, aku nggak punya niat untuk belajar.""Kamu nggak punya niat belajar atau kamu ingin mengusirku?" Lanny menatap putrinya dengan ekspresi masam.Lina merasa sangat tidak berdaya. "Terserah apa yang Ibu pikirkan, aku mau belajar dulu.""Belajar apanya. Makan dulu.""Aku nggak mau makan. Aku nggak lapar."Lina kembali ke kamar dan menutup pintu.Sejak kecil hingga

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1090

    Awalnya, aku ingin mengikuti nasihat Lina dan meninggalkan tempat penuh masalah ini sesegera mungkin. Namun, setelah mendengar omelan ibunya, aku benar-benar tidak tega untuk pergi.Aku tidak punya pilihan selain mengetuk pintu lagi.Lanny membuka pintu dengan marah. Saat dia melihatku, dia langsung marah. "Kenapa kamu nggak pergi? Apa lagi yang ingin kamu lakukan?""Bibi, kalau kamu mau marah, marahi aku saja. Katakan semua padaku. Jangan bicarakan Kak Lina lagi. Dia itu putrimu.""Aku memarahi putriku, apa urusannya denganmu?"Aku teringat Lina berkata bahwa ibunya adalah seorang profesor di universitas. Sekarang, ibunya sudah pensiun.Aku tidak menyangka karakter seorang profesor akan seburuk itu.Namun, aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosiku. "Bibi, aku hanya ingin melindungi Kak Lina. Aku nggak ingin dia terluka ....""Diam! Aku bilang lagi. Minggir dari hadapanku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu! Aku ingat kamu belum mendapatk

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1089

    "Oke. Aku akan mentransfer 40 juta padamu. Makin banyak komisi yang kamu inginkan, makin banyak pula yang akan aku berikan padamu."Telepon ditutup.Cindy berkata padaku, "Aku nggak punya uang sekarang. Kamu bantu aku transfer 40 juta dulu. Aku akan membayarmu saat aku punya uang nanti.""Oke."Aku mentransfer 40 juta pada Restu tanpa ragu-ragu.Jika Restu bisa membantu Cindy memecahkan masalah Bagas, Cindy tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini lagi. Dengan begitu, Cindy bisa bekerja dengan baik di masa depan.Aku membantu Cindy juga berarti membantu diriku sendiri.Kenapa aku harus menolaknya?Setelah Cindy selesai berbicara, dia masuk ke kamar untuk mengumpulkan berbagai bukti.Setelah Lina dan aku membantu Nia membersihkan tubuhnya, kami kembali ke rumah Lina.Karena Leni akan tinggal di rumah Nia sekarang, jadi tidak ada kamar lebih lagi. Oleh karena itu, aku hanya bisa tinggal bersama Lina.Saat aku hendak memeluk Lina dan bermesraan dengannya, bel pintu tiba-tiba berbunyi.Kami

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1088

    "Kamu nggak akan merasa tenang sampai kalian bercerai. Begini saja. Kalau dia datang mengganggumu lagi, kamu tinggal di sini saja. Itu adalah anaknya. Dia nggak mungkin menyakiti anakmu, 'kan?"Cindy telah mengajukan gugatan, tetapi proses pengajuan cerai sangat panjang.Selama proses ini, Bagas akan mencari masalah baginya dari waktu ke waktu.Cindy berkata dengan sedih, "Tapi, bersembunyi seperti ini bukanlah ide yang bagus. Ibuku membantuku mengurus anakku. Aku nggak tahu apa yang akan bajingan itu katakan pada ibuku."Terlihat jelas, ini bukanlah solusi untuk masalah tersebut.Cindy harus segera bercerai dan menyingkirkan Bagas."Aku tanya lagi nanti. Apa ada pengacara yang bisa membantumu mengurus perceraian dengan cepat."Setelah menenangkan Cindy, aku menelepon Dora dan memberitahunya tentang situasi Cindy."Dia staf keuangan di tokomu, adik keduanya Nia? Kamu bahkan peduli dengan urusannya? Edo, kamu sedikit kejam. Kamu nggak hanya mengincar Nia, kamu bahkan ingin mengincar adi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1087

    Setelah berdiskusi, beberapa orang bergegas ke arahku sekaligus.Aku tidak takut sama sekali.Pelatihan yang aku lakukan beberapa waktu lalu tidak sia-sia. Aku bahkan tidak menganggap serius Rangga yang kekar itu, apalagi orang biasa seperti mereka.Hanya dalam beberapa menit saja. Aku mengalahkan semua orang ini.Aku bertepuk tangan, lalu berjalan lurus ke arah Tommy. Tommy ketakutan hingga terus melangkah mundur."Buku medis itu nggak ada di tanganku sekarang."Ternyata setelah Tommy mendapatkan buku medis tersebut, dia mengetahui bahwa buku itu adalah barang antik. Seorang pedagang obat herbal kebetulan menyukainya, jadi dia menjual buku itu dengan harga tinggi.Aku benar-benar tidak menyangka akan mendapat hasil seperti ini. Aku juga merasa sedikit kesal. "Pada siapa kamu menjualnya?""D ... dia adalah pedagang bahan obat Kota Batu bernama Xander."Saat itu, aku agak tercengang. Aku berpikir bagaimana mungkin ada kebetulan seperti itu?"Xander yang mana?""Dia adalah Xander yang be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1086

    Aku telah mengonfirmasikan masalah ini berulang kali dengan Wiki. Aku pasti tidak akan salah.Nama toko dan nama orang sama, jadi hanya ada satu kemungkinan. Setelah orang ini membeli buku medis tersebut, dia takut aku akan mengambilnya kembali, jadi dia tidak mau mengakuinya.Aku mendorong pria yang berjalan ke arahku, lalu menatap Tommy dengan ekspresi masam dan berkata, "Buku medis itu adalah pusaka leluhur Keluarga Didi. Wiki mencuri buku medis keluargaku dan menjualnya padamu. Sebaiknya kamu mengembalikannya dengan patuh. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar.""Hmph! Dasar bocah, usiamu belum cukup dewasa, tapi kamu sombong sekali. Kamu datang ke wilayahku untuk membuat onar. Kamu bahkan bilang akan bersikap kasar?" cibir Tommy, lalu dia meminta semua staf untuk berkumpul di sekitarnya.Klinik ini tidak terlalu besar. Ada kurang dari lima staf di toko itu. Jadi, aku tidak menganggapnya serius sama sekali.Aku menatap Tommy dengan ekspresi masam. "Kamu mau mencari

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status