Share

Bab 437

Author: Galang Damares
Aku kembali ke kamarku, lalu menutup pintu. Dengan begitu, aku bisa mengobrol dengan Kak Lina.

Kak Lina tersenyum lembut. Senyumannya ini sangat menawan.

Aku berkata ke arah layar ponsel, "Kak Lina, aku kangen kamu."

"Kangen aku, kok nggak telepon aku?"

"Aku salah. Ke depannya, aku bakal sering-sering telepon kamu. Takutnya kamu merasa terganggu."

Aku tidak menyangkal, karena ini memang adalah salahku.

"Tentu saja nggak merasa terganggu. Aku nggak punya aktivitas, seharian di rumah juga bosan."

"Aku malah senang kalau kamu luangkan waktu buat ngobrol denganku."

Aku segera bertanya, "Bagaimana dengan adik sepupumu? Sudah pergi?"

Lina berkata, "Sharlina bilang tugas minggu ini sangat banyak. Kalau nggak pulang, dia bakal ketinggalan pelajaran. Pagi ini baru pergi."

Aku sontak berkata dengan penuh semangat, "Artinya, malam ini aku bisa pergi ke rumahmu?"

Meskipun Kak Lina tidak menjawab, tatapannya sudah mengekspresikan segalanya.

Dia berharap aku pergi ke rumahnya.

"Sepulang kerja, aku p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 438

    Sepulang kerja, aku tidak sabar ingin menemui Kak Lina.Kami baru berpisah dua hari, tetapi aku merasa sangat lama.Aku sangat merindukannya.Aku membeli sebuket bunga di toko bunga dan beberapa camilan favorit Kak Lina.Aku tidak memanggil Kak Lina, melainkan langsung membuka pintu dengan kunci dan masuk.Aku ingin memberikan kejutan pada Kak Lina.Ketika masuk, aku melihat Kak Lina sedang memasak di dapur.Kak Lina mengenakan gaun biru yang dilapisi dengan celemek, dia sedang membuat makan malam.Adegan ini sangat hangat dan bahagia!Aku diam-diam berjalan mendekat dan memeluk Kak Lina dari belakang.Kak Lina kaget dan langsung memukulku dengan sekop."Kak Lina, aku, Edo."Begitu dipukul dengan sekop, aku langsung menjelaskan.Mendengar suaraku, Kak Lina pun menghentikan aksinya. "Edo, kok kamu? Kamu jalan nggak bersuara. Buat aku kaget saja, kukira Johan tiba-tiba pulang."Meskipun dipukuli Kak Lina, aku sangat bahagia.Kak Lina sangat sensitif pada Johan, tetapi sangat baik padaku.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 439

    Perutku hampir meledak.Aku meregangkan pinggang sambil berkata, "Kenyang sekali. Alangkah indahnya kalau setiap hari bisa seperti ini.""Kalau gitu, tinggal di sini. Aku juga malas masak kalau sendirian.""Oke, sepakat.""Lugas sekali jawabnya, nggak bilang ke kakak iparmu dulu?"Mendengarnya menyebut Kak Nia, aku mengembuskan napas. "Sekarang, Kak Nia lagi ada masalah, mana sempat urusi aku?""Edo, ada apa dengan Nia dan kakakmu?"Aku tidak bisa menceritakan soal masalah kakakku dan Kak Nia. Bagaimanapun, setiap orang punya privasi dan kehidupan masing-masing.Aku hanya bisa berkata, "Terjadi sedikit masalah, tapi aku yakin mereka bisa atasi.""Sebenarnya, kamu bisa manfaatkan kesempatan ini untuk taklukkan kakak iparmu." Kak Lina kembali membahas masalah ini.Namun, dia tidak tahu bahwa aku dan Kak Nia sudah berhubungan.Aku tidak mungkin memberitahunya.Jadi, aku berpura-pura menolak. "Kak Lina, soal Kak Nia, lupakan saja. Aku nggak bisa lakukan.""Bukan apa-apa. Anggap saja dia it

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 440

    Meskipun aku terus menjelek-jelekkan Kak Nancy, sebenarnya aku peduli padanya.Karena aku peduli, ketika aku mengetahui bahwa dia mempermainkanku, aku sangat marah.Bagaimana boleh dia melakukan itu padaku?Aku marah karena aku bukan satu-satunya kekasihnya.Aku tahu aku agak egois, tetapi pria mana yang tidak egois dalam hal seperti ini?Pria mana yang tidak ingin dikelilingi oleh wanita cantik?"Kamu suka Nancy?" tanya Kak Lina.Aku kaget dan segera menjawab, "Nggak, nggak mungkin. Di hatiku, cuma ada kamu seorang."Aku takut Kak Lina menganggapku tidak setia.Namun, Kak Lina malah berkata, "Sekalipun kamu suka Nancy, nggak masalah. Dia cantik, baik, punya tubuh ideal dan jago menghibur pria.""Kalau aku pria, aku pasti suka wanita macam dia."Aku mengira Kak Lina sedang menyindirku, aku segera menjelaskan, "Tapi, aku nggak suka Kak Nancy. Bukan, tepatnya, aku merasa dia nggak cocok dijadikan istri.""Dasar bodoh. Kalau kamu ngomong begitu ke wanita lain, mereka bisa marah," kata Kak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 441

    Aku langsung menyebutnya istriku.Karena aku makin yakin ingin menikahi Lina."Siapa istrimu? Menyebalkan." Mendengarku menyebutnya istriku, Kak Lina tersipu malu.Aku memeluk Kak Lina dan merasa sangat bahagia.Meskipun kami tidak berbuat apa-apa di malam hari, aku bersyukur dan bahagia dapat tidur dengan memeluk Kak Lina.Keesokan paginya.Aku memeluk Kak Lina dan menciumnya untuk cukup lama. Alhasil, Kak Lina kesulitan bernapas."Sudah, Edo. Sana mandi, nanti telat."Aku memandang Kak Lina dengan tidak rela. "Tapi, aku nggak rela berpisah denganmu, adikku juga."Setelah berkata demikian, aku meraih tangan Kak Lina dan meletakkannya di salah satu anggota tubuhku.Wajah Kak Lina sontak memerah."Keras sekali ...."Aku berkata dengan sedih, "Ya, kalau nggak diselesaikan, nggak bisa pakai celana."Bukannya aku tidak mau bangun, tetapi aku tidak sanggup bangun.Rasanya sangat tidak nyaman.Aku menatap Kak Lina dengan tatapan memelas sambil bertanya, "Kak Lina, bolehkah bantu aku?""Dasar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 442

    Wiki tersenyum canggung, lalu berkata, "Aku nggak larang kamu. Lina itu wanita baik, bagus juga kalau kalian bersama."Aku bertanya dari lubuk hati terdalam, "Kak, kamu tulus?"Aku berharap Wiki kembali ke jalan yang benar. Dengan begitu, dia akan memperlakukan Kak Nia dengan baik.Wiki menatapku sambil menganggukkan kepala dengan serius. "Edo, setiap kata yang kuucapkan tulus.""Beberapa hari ini, aku tinggal sendirian. Rasanya sangat menderita. Aku berharap kamu dan Nia pulang, kita bisa bercanda seperti dulu."Aku menatap mata Wiki dan dapat merasakan bahwa dia mengucapkan kata-kata ini dengan tulus.Aku meraih tangannya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Pasti, semuanya akan membaik. Hari ini, aku telepon Kak Nia lagi buat tanyakan kapan dia akan kembali. Sejujurnya, aku juga berharap kamu dan Kak Nia baikan, akan lebih baik lagi kalau kalian bisa punya anak ...."Aku menyadari ada yang salah dengan ucapanku dan segera berhenti berbicara.Mendengarku membahas soal anak, Wiki hany

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 443

    Bagaimanapun, aku dan Wiki berasal dari desa yang sama. Alangkah baiknya kalau kami bisa mempertahankan pertemanan kami.Aku berharap semua kejadian buruk ini segera berlalu dan semuanya menjalani hidup seperti semula.Aku menyalakan mobil dan hendak berkendara menuju Aula Damai.Saat ini, seseorang berjalan mendekat.Dia adalah Bella.Dilihat dari cara berjalan Bella, sepertinya dia datang untuk menemuiku."Tuk tuk tuk." Bella mengetuk jendela mobilku.Aku menurunkan jendela, lalu bertanya, "Ada apa?""Keluar, ada yang mau kubicarakan." Sikap Bella sangat dingin, dia seolah-olah sedang memerintahku.Setiap kali dia bersikap seperti ini, aku memiliki keinginan untuk menentangnya. "Bu Charlene, ini bukan rumah sakit pengobatan tradisional, aku nggak perlu tunduk sama kamu. Kalau ada yang mau kamu bicarakan, katakan, aku bisa dengar."Melihat sikapku, ekspresi Bella berubah drastis.Namun, sepertinya dia malas berdebat denganku dan langsung berkata, "Masalah kemarin, jangan bilang ke ora

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 444

    "Hei, apa maksudmu? Cepat turun."Aku ketakutan. Aku mengangkat tanganku dan tidak berani menyentuhnya.Namun, Bella langsung melepas pakaianku sambil berkata, "Kamu merasa dirugikan, 'kan? Sekarang, kubayar. Kelak, jangan katai aku lagi."Tadi pagi, aku sudah menahan hasratku pada Kak Lina. Setelah dirangsang oleh Bella, aku makin tertekan.Apalagi Bella duduk di area sensitifku, aku sangat kesakitan.Aku terpaksa memegang pantat Bella dan mengangkatnya. "Jangan gila. Aku sudah mau telat, cepat turun.""Nggak, aku mau bayar. Kelak, kalau kamu bilang aku memanfaatkanmu lagi, kuhabisi kamu!"Sembari berbicara, Bella kembali duduk.Jiwaku hampir melayang.Bukan jiwaku, melainkan jiwa adikku."Kalau berani, sini. Aku sudah seperti ini, kalau kamu nggak beraksi, kamu bukan pria."Sembari melepas pakaianku, Bella merangsangku dengan kata-kata.Aku sungguh ingin menahan diri, tetapi setelah dirangsang olehnya, aku benar-benar kehilangan akal sehat.Apalagi dia duduk di pangkuanku dan membuat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 445

    Kursi pengemudi sangat sempit, dia bisa bersembunyi di mana?"Turunkan kursimu, kenapa masih diam?" kata Bella dengan kesal.Aku tersadar dan segera menurunkan kursiku.Bella seperti seekor belut. Dia langsung melepaskan diri dari pelukanku dan bersembunyi di bawah kursi.Untungnya, dia kurus dan kecil. Kalau dia adalah Kak Nia, dia tidak akan bisa bersembunyi.Bella memperingatkanku dengan pelan, "Jangan diam, cepat kendarai mobil.""Sialan, kamu bersembunyi di sana, aku mana bisa kendarai mobil?"Aku bahkan tidak bisa merentangkan kakiku, bagaimana bisa menginjak rem dan pedal gas?Namun, Bella tidak peduli dan terus mendesakku untuk mengemudikan mobil.Hal ini tidak memungkinkan.Saat ini, Tiara melihatku. Dia berjalan ke arahku.Aku segera mengingatkan Bella. "Sembunyi baik-baik, jangan bersuara. Sahabatmu datang."Setelah berkata demikian, aku menyadari sesuatu dan segera memakai kacamata hitam.Tak lama kemudian, Tiara datang."Dasar penipu. Aku sudah tahu kamu nggak buta, kok ma

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1180

    Bella memiliki semua yang dia butuhkan. Dia adalah putri dari Keluarga Lugos. Ayahnya adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Jimba.Dia tidak kekurangan pelamar di sekelilingnya, termasuk segala pemuda berprestasi dan pengawal yang gesit ....Secara logika, dia seharusnya tidak mempunyai perasaan yang aneh-aneh padaku. Namun, entah kenapa dia mempunyai perasaan yang berbeda padaku.Suasana hati Bella kacau balau. Tiba-tiba, dia menjadi tersinggung lagi. "Edo, turunkan aku."Saat itu, aku memeluknya dengan baik. Tiba-tiba, dia bersikap seperti ini, sehingga aku merasa bingung lagi."Kenapa? Apa aku menyakitimu?""Nggak!" Bella kembali ke menunjukkan ekspresi cuek yang biasa. Dia bahkan menargetkanku. "Aku nggak membutuhkan perhatianmu lagi, pergilah.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Pergilah.""Apa kamu merasa kamu bertingkah sedikit aneh dua hari terakhir ini?" Aku tidak pergi. Aku hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi padanya.Bella tidak menjawabku.Aku menghitung tindakannya dengan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1179

    Dora pergi.Hanya ada aku dan Bella yang tersisa di bangsal.Bella tampak sedang beristirahat dengan mata terpejam. Dia tampak sedang memikirkan sesuatu.Aku tidak dapat melihatnya. Aku juga tidak dapat menebaknya.Aku mengupas sebuah apel untuknya, lalu berkata, "Makanlah apel.""Nggak mau.""Kalau begitu, jeruk?""Nggak mau.""Anggur?""Bisakah kamu diam sebentar?"Saat dia sedang berbicara, aku memasukkan sebutir anggur ke dalam mulutnya dan berkata sambil menyeringai, "Kamu harus makan lebih banyak saat sakit. Kalau nggak, tubuhmu nggak akan pulih dengan baik.""Kamu gila." Meskipun Bella memarahiku, dia tetap memakan anggur itu dengan patuh.Setelah memakan satu anggur, dia ingin memakan yang kedua. Setelah memakan yang kedua, Bella ingin memakan yang ketiga ....Dia memang seperti itu. Dia berlidah tajam, tetapi hatinya lembut.Kali ini, dia banyak membantuku. Jadi, selama dia dirawat di rumah sakit, aku akan merawatnya dengan baik.Bella bisa melakukan segalanya sendiri kecuali

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1178

    Aku selalu berpikir bahwa Bella hanya merasa jijik dan benci kepadaku. Saat dia sesekali merasa kesepian, dia akan membutuhkan bantuanku untuk meringankan kekhawatiran dan masalahnya.Aku tidak pernah menyangka dia akan menyukaiku dan melakukan hal seperti itu.Jadi, saat ini, aku merasa agak tidak nyata. Namun, adegan-adegan ini benar-benar terjadi.Perasaan antara kenyataan dan tidak nyata silih berganti. Setelah beberapa saat, aku baru kembali sadar.Dora tersenyum dan menyenggol lenganku, "Lihatlah. Sudah aku bilang Nona Bella menyukaimu.""Menurutmu, dia juga menyukaiku?" Aku masih sedikit ragu.Dora memutar bola matanya dengan marah. "Kamu nggak mendengar pembicaraan mereka tadi? Bagaimana kamu baru akan percaya?""Nggak, menurutku itu terlalu nggak nyata. Aku sudah menyatakan cintaku padanya terakhir kali, tapi dia menolakku dengan kasar.""Selain itu, kita selalu suka berdebat. Nggak ada satu pun di antara kita yang mau mengalah?""Tak ada godaan antara sepasang kekasih, apalag

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1177

    Yani duduk di sampingnya. "Ada apa dengan kakimu?""Nggak apa-apa."Yani tidak memedulikannya. Dia langsung mengangkat rok Bella. Yani melihat area merah besar di betis Bella dengan lepuh di beberapa tempat."Apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa sampai ke kondisi ini?""Kamu sudah berada dalam kondisi ini, tapi kamu nggak pergi ke rumah sakit untuk mengatasinya. Sebaliknya, kamu datang untuk menolong bocah itu. Apa kamu gila?"Yani tidak dapat memahaminya. Dalam kesannya, Bella tidak akan pernah menaruh harapan pada pria, apalagi mengabaikan tubuhnya demi seorang pria.Namun, saat ini, Bella melakukan hal itu.Yani merasa ragu apakah Bella di depannya adalah Bella yang dikenalnya?"Aku pikir itu nggak akan menjadi masalah, tapi aku nggak menyangka akan seserius ini." Bella tidak menyangka akan seperti ini. Dia juga khawatir itu akan meninggalkan bekas luka atau semacamnya."Nggak bisa. Sakit sekali. Antar aku ke rumah sakit."Yani marah dan tidak berdaya, jadi dia menggendong Bella di

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1176

    Bella sangat cemas. Tiba-tiba, dia berdiri. Dia tanpa sengaja menyentuh mi instan hingga terjatuh. Air panas di dalam gelas itu tumpah dan mengalir ke kakinya.Bella tersentak kesakitan. Namun, dia membilas tubuhnya dengan air dingin, lalu mengganti pakaiannya dan berjalan keluar."Apa yang terjadi? Jelaskan padaku."Dora menjelaskan keseluruhan ceritanya.Dora langsung menelepon Yani. Yani memiliki koneksi di kantor polisi itu.Tidak lama kemudian, Bella dan Dora menemuiku di ruang interogasi."Bella? Kenapa kamu juga ada di sini?"Aku terbiasa menyebut nama ini hingga aku mengucapkannya tanpa sadar.Bella menghampiriku dengan tertatih-tatih.Melihat cara dia berjalan, aku menjadi bingung. "Ada apa dengan kakimu?""Nggak ada apa-apa." Bella tidak mengatakan yang sebenarnya. Sebaliknya, dia menarik kursi dan duduk. "Aku sudah tahu apa yang terjadi. Sekarang, orang itu bertekad nggak berdamai. Kamu benar-benar nggak akan menyerahkan buku medis itu?"Aku berkata dengan tegas, "Aku nggak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1175

    "Kamu benar-benar keras kepala. Kamu sama seperti Harmin. Oke, aku nggak akan menyia-nyiakan waktuku lagi."Xander melambaikan tangannya. Tiba-tiba, seorang pelayan berjalan ke arahku dan mulai meraba-raba tubuhku."Pak Harmin, nggak ada."Xander mengerutkan kening dan menatapku. "Kamu menyembunyikan buku medis itu?""Itu adalah buku medis keluarga kami.""Tapi, sekarang itu milikku. Kamu mencuri barangku. Kalau aku lapor polisi, kamu akan masuk penjara.""Edo, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Bekerja sama denganku. Aku akan memaafkanmu atas insiden buku medis itu. Aku akan membantumu menghasilkan banyak uang."Aku menolaknya tanpa ragu, "Seorang pria sejati mencintai uang, tapi aku akan mendapatkannya dengan cara yang benar. Aku nggak akan melakukan apa pun yang bertentangan dengan hati nuraniku!""Oke! Lapor polisi."Setengah jam kemudian.Beberapa petugas polisi tiba di tempat kejadian.Karena ada video kamera pengawasan, aku tidak dapat menyangkalnya.Akhirnya, aku mau

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1174

    Dora menghentikan orang dari lantai atas. Namun, dia gagal menghentikan orang dari lantai bawah.Orang-orang itu mencari kamar demi kamar. Akhirnya, mereka menemukan tempat ini.Aku harus berpura-pura melawan.Aku bertarung dengan orang-orang itu cukup lama. Namun, akhirnya mereka berhasil masuk.Setelah mereka masuk, mereka menekanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Kemudian, mereka membawaku ke lantai delapan, kamar 808.Meskipun aku tertangkap, hatiku senang.Rencanaku berhasil.Xander masih duduk di sofa. Dia menatapku dengan tenang. "Aku sudah mengingatkanmu sebelumnya jangan memberontak. Sobat, kenapa kamu nggak mendengarkan?""Xander, aku benar-benar salah menilaimu sebelumnya. Aku nggak menyangka kamu sama seperti orang lain. Kamu hanya peduli dengan uang," ucapku dengan penuh penghinaan.Xander tertawa terbahak-bahak. "Bukankah menghasilkan uang itu baik? Apa ada masalah? Aku seorang pengusaha. Kalau aku nggak menghasilkan uang, haruskah aku menyelamatkan nyawa orang?""Tap

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1173

    Saat aku melihat tindakannya, aku langsung terpana."Apa yang kamu lakukan?"Xander mendekatkan korek api ke buku medis. "Kamu nggak merasa AC di hotel ini agak dingin? Ayo kita cari kehangatan."Aku segera menyambar buku medis itu dan berkata, "Kamu gila. Buku medis ini mungkin berisi banyak catatan tentang pengobatan penyakit langka dan rumit. Membakarnya berarti membakar harapan banyak orang."Xander meletakkan korek api, lalu menatapku sambil tersenyum. "Apa hubungannya denganku? Aku hanya seorang pengusaha, bukan dokter.""Kamu ...."Dulu, aku mengira dia orang yang santai. Namun, sekarang aku sadar dia hanya mencari untung. Dia hanya peduli dengan uang.Bukan hanya aku yang tertipu, tetapi Harmin juga tertipu.Aku memandang buku medis di tangannya. Aku merasa sangat enggan untuk berpisah dengannya.Buku itu adalah hasil kerja keras yang diwariskan kakekku.Aku bertanya-tanya, demi menyusun buku medis seperti ini, berapa banyak usaha yang telah dilakukan Keluarga Didi dari generas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1172

    Kata-kata Xander membuatku terdiam.Yah, bagi bos besar seperti Xander, ratusan juta bukanlah uang yang banyak sama sekali.Jika dia mau berunding denganku, aku khawatir dia tidak akan berminat sekalipun aku memberinya semua tabunganku.Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja.Aku memikirkannya, lalu berkata, "Apa yang kamu inginkan. Pak Xander, bagaimana agar kamu menjual buku medis itu padaku?""Sudah aku bilang buku medis itu sangat berguna bagiku. Aku nggak akan menjualnya!"Xander selalu enggan mengambil inisiatif untuk menjual apa yang diinginkannya.Hal ini membuatku sangat pasif. Aku hanya bisa mengikuti ide-idenya."Pak Xander ingin menggunakan buku medis itu untuk bernegosiasi denganku, 'kan?"Aku tidak dapat menahan amarah, lalu bertanya.Xander tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.Tindakannya itu telah menunjukkan bahwa tebakanku benar.Namun, dia tidak pernah memberiku jawaban yang akurat. Hal ini membuatku merasa sangat tidak yak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status