Share

Bab 525

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-05-30 18:00:00
Rizki berdiri di kejauhan, dalam diam memandang Alya yang sedang bersandar di batu nisan sambil berbicara dengan Nenek.

Dia tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Alya, tetapi dia dapat merasakan kesedihan dan keputusasaan Alya yang mendalam.

Sikap Alya persis seperti dirinya ketika mengetahui kepergian Nenek.

Tidak, bahkan ini jauh lebih buruk darinya.

Rizki ingat ketika neneknya menjalani operasi 5 tahun yang lalu. Saat itu Alya tenggelam dalam fantasinya sendiri, menunjukkan betapa pentingnya Nenek baginya.

Memikirkan hal ini, Rizki pun menyipitkan matanya. Dia mulai mengkhawatirkan kondisi Alya setelah melihat Nenek.

Entah berapa lama waktu telah berlalu, cuaca lagi-lagi mulai memburuk. Terdengar suara petir yang bergema di langit.

Cahya mendongak dan menemukan bahwa langit sudah terlihat gelap.

Jadi dia pun mengerutkan keningnya dan mengingatkan, "Pak Rizki, sepertinya hujan akan turun. Bagaimana kalau kita hampiri Nona Alya dan kembali?"

Rizki hanya berdiri dan tidak bergerak.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 526

    "Apa maksudmu? Bukankah waktu itu kamu sendiri yang mau cerai?""Aku mau cerai?"Alya seakan-akan baru saja mendengar sebuah lelucon. Dia langsung mendorong Rizki dan melangkah mundur, membiarkan seluruh tubuhnya terkena hujan.Raut wajah Rizki berubah ketika melihat ini, dia pun melangkah maju untuk memayungi Alya lagi.Melihat Alya yang masih ingin melangkah mundur, lengan Rizki segera melingkari pinggang Alya."Kalau mundur terus, kamu akan kehujanan.""Itu bukan urusanmu."Sambil berbicara, dengan wajah dingin Alya pun mencoba melepaskan diri, tetapi Rizki memegang pergelangan tangannya. "Kenapa itu bukan urusanku? Bagaimana kalau kita jelaskan semuanya di depan Nenek hari ini?"Mendengar kalimat terakhirnya, Alya menyadari bahwa mereka masih berada di makam Nenek. Meskipun mereka ingin bertengkar, mereka harus meninggalkan makam Nenek dulu.Mereka tidak boleh kehilangan kendali.Memikirkan hal ini, emosi Alya perlahan mereda. Dia pun mulai menenangkan diri.Dia menurunkan pandanga

    Last Updated : 2024-05-31
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 527

    Tadinya mereka hendak ke rumah sakit, tetapi sebelum sampai ke sana, Alya sudah bangun.Saat terbangun, dia menemukan dirinya terbaring di dalam mobil. Suhu AC mobil diatur sangat tinggi, tetapi Cahya yang duduk di depan masih basah dan mulai bersin-bersin. Pria itu terus-menerus menarik ingusnya.Alya bingung untuk sejenak. Ketika dia mengulurkan tangan untuk memegang kepalanya, dia bertemu dengan sepasang mata yang dingin.Rizki sedang duduk di ujung kursi belakang dan diam-diam memandangnya.Alya baru sadar bahwa tubuhnya telah mengisi seluruh kursi belakang, sehingga Rizki hanya bisa duduk di ujung.Dia ingin duduk, tetapi kepalanya agak pusing. Jadi dia pun terus berbaring seperti ini.Cahya yang duduk di depan tidak berhenti bersin.Dia tidak tahu kalau Alya sudah bangun. Setelah bersin, dia menjepit hidungnya dan menoleh ke arah Rizki."Pak Rizki, aku lihat punggungmu basah kuyup. Kenapa kamu bisa nggak bersin?"Mendengar ini, Alya tertegun. Melalui ucapan Cahya, dia kurang lebi

    Last Updated : 2024-05-31
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 528

    Melihat Rizki masih duduk di sana dan tidak bergerak, Cahya terpaksa dengan kasar berkata, "Kalau kamu nggak ganti baju, Nona Alya akan tahu kalau kamu melakukannya dengan sengaja saat melihatmu nanti.""Perkataanmu benar juga."Rizki akhirnya terbujuk, dia berdiri dan melepas jaket serta bajunya yang basah.Setelah berganti baju, Rizki memang jadi merasa lebih nyaman. Saat ini, ponsel Cahya tiba-tiba berbunyi.Cahya baru saja mengeluarkan ponselnya ketika mendengar atasannya bertanya, "Apa yang dia katakan padamu?"Cahya terdiam.Dia bahkan belum sempat membaca pesannya.Setelah membacanya, Cahya berkata, "Nona Alya bilang dia nggak enak badan dan mau tidur siang, jadi dia nggak akan makan siang bersama kita.""Nggak enak badan?" Rizki mengerutkan keningnya. "Telepon dia dan tanya dia mananya yang sakit?"Lagi pula, belum lama ini Alya pingsan. Mendengar bahwa dia tidak enak badan sungguh membuat orang-orang khawatir.Namun, Cahya tidak bergerak, dia hanya memegang ponselnya sambil me

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 529

    Staf hotel yang melihat mereka berdua pun tampak terkejut."Kalian siapa?"Cahya menunjuk dirinya. "Kami yang tadi memesan makanan untuk teman kami, dia menginap di seberang."Mendengar hal ini, staf hotel tersebut tampak mengerti."Ternyata begitu, tapi sepertinya teman kalian nggak ada di dalam. Saya sudah menekan bel beberapa kali, tapi nggak ada yang menjawab.Saat ini, staf hotel tersebut dengan gugup menyarankan, "Bagaimana kalau kalian meneleponnya untuk memastikan apakah dia ada di dalam atau nggak?"Rizki melihat ke arah Cahya."Telepon."Cahya mengeluarkan ponselnya dan menelepon Alya. Dia kira teleponnya tidak akan diangkat, tetapi ternyata Alya segera mengangkatnya."Pak Cahya."Suara Alya terdengar jernih dan jelas, seolah-olah wanita itu tidak baru saja bangun tidur.Kalau begitu, seharusnya saat ini dia tidak tidur, 'kan? Kenapa dia tidak membuka pintunya?"Nona Alya, apa kamu sudah bangun tidur?"Alya duduk di lobi yang ramai dengan ponsel yang ditempel di telinganya. D

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 530

    Dengan itu, Alya langsung menutup teleponnya. Di saat yang sama, senyum di bibirnya sudah menghilang.Setelah menutup telepon, Alya menyimpan ponselnya dan menarik koper kecilnya ke pintu pesawat.Di sisi lain, Rizki mengembalikan ponsel Cahya dengan wajah muram.Cahya melirik dan menyadari bahwa teleponnya sudah diputus. Ditambah dengan percakapan yang tidak sengaja dia dengar tadi, dia pun bertanya dengan hati-hati, "Pak Rizki, Nona Alya sudah pergi ke bandara?"Rizki tidak menjawab, tetapi wajahnya yang sehitam pantat panci sudah menjelaskan semuanya."Jadi ... apa yang kita lakukan selanjutnya?"Rizki meliriknya. "Kita kembali ke perusahaan dulu."Dengan itu, Rizki langsung memasuki kamar hotelnya. Ketika hendak mengikutinya, Cahya teringat dengan staf hotel yang telah mengantarkan makanan tersebut. Dia pun berkata, "Kami nggak menginginkan makanan ini lagi, kamu bisa membaginya dengan staf hotel yang lain. Orang di dalam kamar itu sudah pergi."Setelah itu, dia cepat-cepat mengiku

    Last Updated : 2024-06-02
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 531

    "Aku nggak butuh."Alya bergumam, "Aku nggak berencana untuk memiliki hubungan semacam itu lagi."Jawaban ini agak mengejutkan Angga."Jadi maksudmu, kamu nggak mau mencari pasangan lagi dan hanya ingin hidup sendiri?"Alya membuka matanya lagi. "Kurang lebih begitu.""Sebaiknya kamu pikirkan lagi baik-baik. Orang yang hidup seorang diri, nantinya akan sangat kesepian."Angga menyetir mengikuti lalu lintas dan bergabung dengan jalan utama. Sambil menyetir, dia berkata, "Lagi pula, manusia adalah makhluk sosial. Saat masih muda, kamu punya orang tua dan teman-temanmu yang masih lajang, sehingga kamu mungkin nggak terlalu memikirkan pernikahan. Tapi seiring bertambahnya usia, kalau nggak ada teman, orang tua ataupun anak di sisimu, kamu akan mulai merindukan memiliki seseorang untuk menemani dan makan bersamamu."Alya mendengarkan perkataannya dengan tenang dan tidak merespons.Karena dia sama sekali tidak sendirian.Dia memiliki dua anaknya."Saat aku masih muda dan sombong, aku juga be

    Last Updated : 2024-06-02
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 532

    Karena pada hari itu di kantor, reaksi Irfan memang terasa agak memaksanya. Dia saja merasakannya, apalagi orang yang menontonnya.Setelah itu, mereka berdua sesekali mengobrol sampai akhirnya mereka tiba di perusahaan.Alya langsung kembali ke kantornya.Dia juga menelepon Lisa, Lisa memberi tahu Alya bahwa hari ini Satya dan Maya masih bersamanya."Oke, pulang kerja aku akan langsung menjemput mereka."...Kota Suryaloka.Rizki kembali ke perusahaannya.Begitu tiba di perusahaan, Cahya langsung menerima berita yang mengharuskannya untuk berkemas dan pindah. Untuk sementara, dia akan bekerja di kantor cabang Kota Juwana.Mendengar hal ini, apa lagi yang Cahya tidak mengerti? Dia pun segera pergi untuk bersiap-siap.Rizki duduk di dalam kantornya. Sambil menekan perutnya yang sakit, raut wajahnya masih terlihat buruk.Hari ini Alya benar-benar membuatnya marah.Saat ini, Rizki benar-benar membutuhkan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya dan meredakan emosinya.Dia pun membuka ponseln

    Last Updated : 2024-06-03
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 533

    Hari ini Lisa tidak masuk kerja.Dia menjaga kedua anak Alya di rumah.Sebenarnya Lisa tidak perlu menjaga kedua anak ini, karena mereka berdua sangat baik dan penurut. Dia hanya perlu memastikan mereka tidak berlarian dan tidak menyebabkan kecelakaan. Kemudian di waktu lainnya, Lisa pun melakukan urusan pribadinya.Contohnya, pada saat ini dia sedang membuka ponselnya dan mengecek tren terbaru di dunia mode. Dia sedang bertanya-tanya, apakah sebaiknya dia mengirim baju-baju ini ke rumah atau menyeret Alya untuk berbelanja bersamanya saat senggang nanti. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan sebuah pesan baru muncul di layar.Saat meliriknya, Lisa seketika membeku. Tubuhnya kaku, tetapi jantungnya berdebar sangat kencang.Apa dia salah lihat?Dia sepertinya melihat pesan dari Rizki?Setelah tersadar, Lisa cepat-cepat membuka WhatsApp. Dia pun melihat sebuah pesan baru dari kontak yang disematkannya.Lisa sangat bersemangat hingga dia tidak tahu harus berkata apa, bahkan air matanya pun mu

    Last Updated : 2024-06-03

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status