Share

2 Aku tidak Sudi

Penulis: Ana fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 10:34:28

Ini memang sangat menyesakkan dada bagi Syahla tapi apa boleh buat semua sudah hancur berkeping jika ia berontak sudikah sang suami saat ini kembali menarik ucapannya dan meninggalkan telak bagi Aurel.

Rasanya itu tak mungkin karena Syahla tahu siapa suaminya itu.

Syahla melepas rengkuhannya lalu tersenyum sambil menatap secara bergantian pada suami dan adik madunya yang wajahnya kini menjadi pucat pasi entah apa yang ada dalam pikirannya apakah ia sadar atau ia hanya takut pada Syahla sebagai istri pertama dan Sah di mata hukum agama dan negara.

"Sekali lagi saya ucapkan selamat pada kalian berdua, selamat atas mahligai yang kalian bangun dan membuat dongeng baru untuk kalian dan saya pastikan dongeng kalian akan menang karena saya sadar kalau saya sudah kalah," ucap Syahla serambi memaksa senyumnya.

Degh!

Mendengar itu Adam terkejut," Apa maksud kamu Dek?" tanya Adam gemeteran pikirannya sudah melayang jauh kalau Syahla bakal meminta cerai darinya dan hal itu mustahil bagi Adam karena sampai kapanpun ia tidak pernah rela melepas perempuan seperti Syahla walau ia menikah lagi namun Syahla tetap segalanya.

"Lanjutkan acaranya Mas, belum selesaikan! Aku kesini hanya mau tahu saja selebihnya tidak ada dan besok setelah kalian berbulan madu saya tunggu di pengadilan. Aku pergi dulu Mas, Assalamu'alaikum."

"Syahla, tidak!" cegah Adam dengan cepat memegang tangan Syahla dengan kuat.

Syahla memandangi tangannya yang di genggam oleh Adam. Adam langsung melepaskannya karena tahu sang istri paling tidak sukak di sentuh kalau ia sedang marah.

"Kenapa Mas, haruskah aku di sini juga untuk menyaksikan malam pertama kalian?" sarkas Syahla.

Mata Adam di pejamkan mendengar ucapan sang istri, sakit! ia sangat paham kalimat itu pasti sangat menyakitkan istri tuanya saat ini.

"Jangan pergi Syahla, kita selesaikan secara baik-baik ya. Mas minta maaf karena sudah berbohong sama kamu tapi sungguh demi Allah aku tidak berniat selamanya berbohong sama kamu niat aku setelah ini juga mau jujur dan mengatakan sebenarnya kalau aku dan Aurel sudah menikah dan kita akan menjadi keluarga poligami yang bahagia dan di ridhai Allah."

"Cukup Mas, jangan bawa-bawa nama Allah karena Allah tidak sukak dengan orang yang bohong seperti kamu, sekarang aku hanya mintak lanjutkan acaranya dan selesaikan misi mu datang ke sini tujuanku sudah selesai dan aku mau pamit."

"Tidak Dek, kamu lagi marah aku tidak akan membiarkan kamu sendirian saat ini hatimu lagi terluka. Tolong Syahla, mengerti setelah acara selesai kita bisa bicara baik-baik, mau ya!" pinta Adam dengan memohon pada Syahla.

Dan tatapan nanar Adam yang mendalam tak bisa di tolak oleh Syahla, perempuan itu mengambil napasnya dalam-dalam.

"Aku tidak bisa menunggunya Mas, kalau memang mau menjelaskan sekarang juga kalau tidak biarkan aku pergi dan jangan pernah Mas temui aku lagi."

Adam mengangguk lalu menarik tangan Syahla dengan lembut dan membawanya masuk ke dalam dengan memberikan kode pada istri mudanya agar meminta acara segera di selesaikan.

Aurel yang mengerti mengangguk pasrah padahal dalam lubuk hatinya ia juga sakit karena acaranya harus selesai sebelum waktunya.

Kini ada empat orang di dalam ruangan kecil ruang ustad Hakam dan ibuk Zulfa sebagai orang tua Aurel yang lebih tepatnya adalah bibi mereka.

"Katakan apa yang ingin kalian katakan, saya sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk berlama-lama," ucap Syahla dengan nada yang meletup-letup.

"Nak Syahla kami meminta maaf, kalau pernikahan nak Aurel dengan nak Adam membuat kamu kecewa tapi sungguh kami melakukan ini semua niat lillah dan kami harap nak Syahla mau menerima semua ini dengan lapang dada," ucap ustadz Hakam yang memulai bicara pertama, sementara yang lain hanya menyimak dahulu terutama Aurel beraninya cuma menuduk sedari tadi.

"Iya ustadz, saya sudah menerimanya dengan lapang dada silahkan saja teruskan pernikahan ini saya tidak masalah, ustadz tidak perlu khawatir karena laki-laki menikahi perempuan lain tanpa izin dahulu sama istri tuanya itu bukanlah perkara besar dan saya menyadari itu tapi satu hal yang perlu saya katakan pada kalian, kalau saya pun tidak perlu untuk meminta izin besok untuk mendaftarkan diri ke pengadilan agama, bukankah begitu ustadz?"ujar Syahla ketus.

"Dek...,"

Adam tidak menyangka kalau perubahan Syahla begitu drastis dan sangat jauh dari biasanya. Syahla yang lemah lembut dan tidak pernah meninggikan suara di depan orang yang lebih tua apa lagi pada ustadz Hakam namun Adam masih metoleransi yang saat ini hati sang istri sedang terluka.

"Nak Syahla, ibuk tahu nak ini memang berat tapi percayalah kalau sudah di jalani semua akan terasa ringan anggaplah ini salah satu ibadah menuju surganya agar menjalaninya tidak kaku, Nak Adam niatnya baik begitupun dengan Aurel insyaallah dia akan menjadi adik madu yang baik nantinya," ibuk Zulfa istri ustadz Hakam ikut menguraikan dengan santun.

Sementara Syahla hanya tersenyum kecut, semuanya hanya pintar berbicara tapi tidak tahu rasanya dan yang tahu hanya Syahla.

"Banyak jalan menuju surga bukan hanya ada satu jalan yaitu poligami, dan maaf saya tidak mengingkari karena ini salah satu syari'at tapi sekali lagi saya tidak bisa dan saya yang akan mundur tolong ceraikan aku sekarang Mas!" ucap Syahla lantang.

"Astangfirullah Dek, tidak baik seorang perempuan meminta cerai tanpa udzur syar'i dosa kamu bisa tidak mencium bauh surga nantinya," ucap Adam penuh penekanan ia benar tidak menyangka kalau istrinya berubah dalam sekejab.

"Lalu dengan aku diam dan pura-pura menerima poligami itu akan menjadikan aku baik Mas? Bukankah penyakit paling berat Itu adalah dengki dan sakit hati. Aku tidak melarangmu tapi tolong biarkan aku yang pergi silahkan kalian lanjutkan, bukannya nanti malam malam pengantin mu Mas!" sahut Syahla yang seketika air matanya lolos saat ia menyebut malam pengantin sang suami.

Adam melihat air mata Syahla tertegun, merasakan juga sakitnya sang istri saat ini tapi Adam juga tidak boleh lupa kalau Aurel saat ini adalah istrinya juga yang wajib ia cintai dan di nafkahi secara lahir dan batin yang paling berat adalah secara batin.

"Nak, Syahla tolong jangan begitu mudahnya meminta cerai itu tidak baik nak. Memancing suami meminta cerai hukumnya juga makruh sedang patuh pada suami itu wajib," sambung ibuk Zulfa lagi.

"Maka dari situ saya sadar kalau setelah ini saya tidak bakal bisa patuh sama suami saya dan jalan terbaiknya adalah berpisah."

"Dek, tolong berhenti meminta cerai dan bicara soal perpisahan kita bisa selesaikan ini dengan baik-baik, aku suamimu selama tujuh tahun apakah kamu sudah tidak percaya lagi sama aku?"

"Justru karena aku percaya sama kamu Mas, dari situ aku mengalah demi kebahagiaan kalian berdua."

"Tidak, Mas sudah putuskan kalau sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan mu."

"Kamu tidak bisa Mas, di antara aku dan dia kamu wajib memilihnya."

"Dek, kenapa kamu sekarang malah jadi pembangkang kemana Syahla yang selalu nurut sama suami."

"Tanyakan sama hati Mas sendiri, kenapa aku jadi begini dan aku yakin Mas tahu seratus persen jawabannya."

"Syahla....," Adam sedikit memekik.

Bab terkait

  • Kedatangan Adik Madu    3 Masih bersitegang

    Suasana kembali hening karena perdebatan masih berlanjut kaku dan alot, Syahla yang masih belum terima di poligami secara diam-diam membuat hatinya hancur berkeping-keping, tidak bisakah sang suami menunggunya kala ia benar-benar sudah siap bukan dengan cara tidak punya adab seperti ini dan saat hatinya terlanjur sakit kini ia mempertanyakan sikap dirinya yang berubah seratus delapan puluh derajat karena seorang perempuan kalau sudah di sakiti maka sama saja telah membangunkan singa yang siap menerkam kapanpun dan dimanapun. "Maaf Nak Syahla, di mananya yang buat nak Syahla tidak bisa menerima kenyataan ini bukankah yang di lakukan nak Adam sudah sesuai tuntunan syari'at tidak menyalahi aturan dan satu lagi nak Adam laki-laki Sholeh insyaallah bisa berbuat adil," ucap ibuk Zulfa kembali berharap Syahla bisa menerimanya dengan lapang dada. "Bukankah hukum poligami itu lebih harus mendapat izin dari istri tuanya? Sedang yang di lakukan Mas Adam tidak seperti itu dan kalian melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Kedatangan Adik Madu    4 Muak

    Adam melirik sekilas ke arah Aurel istri mudanya yang menandakan tidak ingin ia tinggal. "Aurel,Mas pulang dulu ya," pintanya. Namun Aurel hanya menunduk ia tak menjawab hatinya terasa pilu sambil memandangi suaminya dengan mata berkaca-kaca, bingung antara ingin terus di samping sang suami dan mengalah karena situasi yang belum memungkinkan ia tidak mau di katakan tak patuh sama suami karena ia sudah berjanji pada almarhum Abinya untuk selalu patuh sama perintah sang suami. "Mas, jujur aku sakit karena bagaimanapun nanti malam adalah malam pengantin kita yang seharusnya di habiskan penuh ceria dan bahagia bukan seperti ini bukankah aku punya hak atas dirimu Mas sama seperti Mbak Syahla dan akupun hanya meminta dua kali dalam seminggu tidak bisakah kalian berbicara besok pagi," tutur Aurel dengan derai air mata. "Maaf Aurel, semuanya butuh waktu kamu tahu kan keadaan kita menikah seperti apa, dan aku juga nggak tahu kalau Syahla bakal mengetahui secepat ini jadi Mas pulang dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Kedatangan Adik Madu     5 ceraikan dia

    Karena pintu tidak kunjung di buka oleh Syahla akhirnya Adam memilih untuk menyudahi bujukannya mungkin sang istri memang perlu sendiri dan Adam menghargai itu. "Baik, Mas ada di sini tidak akan pergi kemana-mana jika kamu sudah lega maka bukalah pintunya Dek," ucap Adam dari luar yang akhirnya duduk di shofa sendirian serta coba merenungi semua yang telah terjadi. Mungkinkah dirinya sudah salah mengambil keputusan atau ia terlalu cepat, tali sebelumnya Adam sudah memikirkan matang-matang bukan karena rencana ini sudah ada sejak lima bulan yang lalu hanya saja kejadiannya yang terasa begitu mendadak kala Abi Husen meninggal tepat satu minggu yang lalu. Hingga larut malam ternyata Syahla tidak kunjung membuka pintunya ternyata perempuan itu tengah bersujud panjang di dalam kamar sunyinya. Kala kecamuk batin telah membara, sajalah yang jadi pengantar terkahir untuk mengobati lara duka yang ada. Mengadukan segala gemeluk keresahan serta kerupekkan pada sang khalik. "Dek, makan dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Kedatangan Adik Madu    6 Masih belum bisa

    Pagi sekali Syahla sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah ia mengajar di salah satu sekolah dasar sepertinya Adam suaminya belum bangun dan itu dikarenakan Adam tak bisa tidur semalam. Syahla meminta bibi untuk menyiapkan sarapan tapi ia sendiri tidak sarapan. "Bi, apa Bu Syahla sudah keluar?" tanya Adam dengan mata yang berat. "Maaf Tuan, Nyonya Syahla sudah berangkat setengah jam tadi dan Nyonya meminta saya untuk menyiapkan sarapan Tuan Adam, silahkan kalau mau sarapan semuanya sudah lengkap," tutur bibi memberi tahu Adam. "Apa?" terkejut Adam, gimana bisa ia kecolongan sepagi ini padahal semalam ia sudah menunggu Syahla sampai tidak bisa tidur dan berharap pagi ini bisa bertemu dan bicara kembali dengan istrinya itu. "Iya Tuan, kalau begitu saya permisi," ucap bibi berlalu sedang Adam memijet pelipisnya terasa berat. "Kenapa kamu tak mau mengerti Mas, Syahla!" cicitnya dengan mata yang merah.Sementara Syahla saat ini terdiam di bawah pohon rindang ia tak langsung menuj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kedatangan Adik Madu    6 Kedatangan madu

    "Assalamu'alaikum," salam Adam dan Aurel. "Waalaikumussalam, kalian ayo masuk, nak Aurel apa kabar?" Sapa Bu Farida ramah menyambut madu putrinya."Aurel, ayo kita hadapi bersama insyaallah ibuk itu baik sama seperti Syahla kakak madu mu," bisik Adam. Netra memandang lekat wajah suami, lalu mengangguk. Adam sudah menjelaskan kalau ibuk Farida mertuanya itu sudah tahu semuanya. Kini, ke duanya sudah berada di rumah milik Adam dan Syahla."Alhamdulillah Bu, kabar Aurel baik, sangat senang rasanya bisa di terima baik sama penjenengan karena selama ini Aurel belum tahu rasanya kasih sayang seorang ibuk," ucap Aurel lembut sambil mencium dan memeluk tubuh ibuk paruh baya itu yang tak pernah di sangka hatinya begitu besar dan mulia. "Alhamdulilah kalau begitu, oh ya selamat ya atas pernikahan kalian semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah Warohmah," ucap ibuk Farida. "Terima kasih banyak Bu," sahut Aurel tertegun karena ia belum juga mendapatkan respon dari kakak madunya yang seda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kedatangan Adik Madu    7 Tumbang

    Syahla duduk di meja rias sambil memandangi dirinya melalu cermin dan iapun memijet pelipisnya yang terasa berat. Adam datang dan langsung mengunci pintu lalu menghampiri istrinya berdiri di belakang Syahla memakai sarung motif kotak warna hitam dengan kemeja lengan pendek namun sudah tidak memakai peci. "Kamu capek sayang, Mas pijetin ya?" Jemari Adam berlabuh di pundak sang istri lalu di keningnya namun Syahla hanya diam saja karena ia masih kessal sama suaminya yang semakin menggorot hatinya. "Kenapa kamu mencuci otak ibuk ku Mas? Kamu sangat licik sekali dengan merayu beliau dan menjajinkan segala harapan palsu, apa jangan-jangan ini memang sudah rencana busuk mu sama Aurel Mas?" seketika dadanya terasa di hantam besi yang tajam nyatanya sang suami sudah lama berslingkuh dengan adik madunya itu. "Tidak Dek, itu tidak benar Mas sama sekali sebelumnya tak pernah ada hubungan sama Aurel selain hubungan saudara saja, ini murni memang permintaan Abi sebelum beliau meninggal, kamu bo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Kedatangan Adik Madu    9 Jika masih mencintai ku

    Adam meletakkan kepala Syahla di pangkuannya, lalu mengusap-usap tangan sang istri yang dingin. "Dek, bangun jangan begini, Mas khawatir sama kamu dek, ayo bangun." Aurel mengamati wajah suaminya, tergambar gurat ketakutan yang sempurna, tepatnya takut kehilangan istri pertamanya itu,hati Aurel sakit karena sang suami begitu mencintai Syahla sedang dirinya belum tau apakah bisa mendapatkan cinta seperti itu nantinya dari sang suami walau ia sudah patuh menjalani perannya sebagai istri yang baik. "Mas, sebaiknya kita bawa Mbak Syahla ke kamar saja biar saya panggilkan Dokter, ya Mas," ucap Aurel berusaha melawan gemeruh di dadanya. Adam hanya mengangguk, lalu ia membopong tubuh sang istri yang keliatan tambah kurus dari biasanya sungguh Syahla hanya waktu dua hari saja tubuhnya mengurang dan itu makin buat hati Adam sakit kalau sang istri terluka karena ulahnya. Aurel membenarkan bantal kakak madunya yang belum jua sadar, sedang ibuk Farida sangat khawatir sama keadaan putrinya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kedatangan Adik Madu    10 Syarat

    "itu tidak mungkin Dek, kalau aku melakukannya sama saja aku menyakiti hatinya karena sudah mempermainkan perasaan Aurel, dan lagi dia sekarang tanggung jawab Mas sayang!"Seketika Syahla yang tadinya tiduran kini mengubah posisinya duduk, dan mengangkat wajahnya menatap nanar sang suami yang jelas menolak permintaannya untuk menceraikan Aurel padahal dalam hal ini tidak ada yang di rugikan, baik Aurel ataupun suaminya kecuali kalau mereka berdua sudah saling mencintai sejak lama tapi bukankah kata Adam ia menikahi Aurel karena pesan sang Abi sedang ia tidak mau di madu jadi jalan satu-satunya adalah mencarikan suami untuk Aurel atau ia nikahkan saja dengan pria yang istri pertamanya siap di madu. "Permintaan ku tidak aneh, bukankah kalian berdua belum melakukan hubungan itu jadi tidak yang di rugikan! Aurel masih suci jadi dan dia bisa kita nikahkan dengan pria lain yang sama-sama single kalau memang dia tidak mau sama ustadz Azril tapi kalau tidak mau apa alasannya bukankah menjala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Kedatangan Adik Madu    13 Tak kan ada yang di lepas

    "Gimana, Mas?" tanya Syahla saat mereka sedang makan malam bersama di meja makan. "Gimana, apanya?" Adam bertanya ulang seakan ia berpura-pura tidak tahu. "Kalau Mas lupa, biar aku ingatkan kembali tidak perlu sok tidak ingat apa yang sudah kita bincangkan kemaren," tanggal Syahla geram, ia hanya ingin memastikan kalau suaminya benar tidak mau mengabulkan permintaannya dan itu artinya Syahla yang harus siap mundur. "Bisa bicaranya nanti saja setelah kita makan Dek," ucap Adam seraya menatap wajah Syahla agar tidak menambah berdebatan di meja makan. "Baik, kalau begitu aku sudah selesai makanya silahkan kalau gitu aku tunggu di kamar kalau sudah selesai." Syahla langsung meninggalkan piringnya yang jelas masih ada nasi, tak biasanya Syahla seperti itu benar bukan Syahla yang selama ini Adam tahu."Mas, gimana?" tanya Aurel yang mendadak takut kalau suaminya akan goyah lagi saat nanti bicara sama kakak madunya itu. "Kamu tenang saja, aku akan selesaikan masalah ini tapi aku mohon

  • Kedatangan Adik Madu    12 jahatkah aku

    Adam diam membisu belum tahu mau berbicara apa sebab ia tidak tahu dan harus bagaimana menanggapi ucapan istri mudanya yang saat ini sama-sama bergeleyut dengan kemaraha lantaran kekecewaan yang kini di alami. "Aurel, Syahla itu perempuan yang kuat dan berilmu tidak mudah kita menggoyahkan jalan pikirannya karena dia kalau sudah punya prinsip aksn sulit kita kendilkan dan sekarang aku sadar kalau Syahla memang tidak mudah kita taklukkan dan sekarang semuanya jadi rumit." "Lalu bagiamana Mas, apakah Mas tetap akan memulangkan aku atau menikahkan aku dengan laki-laki lain seperti yang Mbak Syahla mintak? Apa Mas sedikitpun tidak punya rasa sama aku Mas, tak bisakah Mas mencoba untuk menuntun Mbak Syahla pelan-pelan kalau yang dia egokan itu salah dan tidak benar kita melakukan poligami ini atas dasar hukum dan kita tidak ada niatan untuk menyakiti satu sama lain asalkan kita sama-sama ikhlas insyaallah ke belakangnya akan membuahkan hasil, bukankah Mas sudah rindu dengan sosok buah

  • Kedatangan Adik Madu    11 Keputusan Aurel

    Adam terkejut saat keluar mendapatkan Aurel yang sedang meninteng kopernya hendak pergi dari rumahnya. "Aurel, kamu mau kemana?" tanya Adam terkejut, apa yang terjadi pada istri mudanya itu. "Kenapa Mas, bukankah Mas dan Mbak Syahla mau memulangkan aku? tidak perlu repot-repot Mas aku bisa pulang sendiri dan aku tidak menyangka orang kini hanya satu-satunya aku percayai setelah kepergian Abi ternyata ia tidak tulus dalam menyangi aku dan hanya karena demi istri tuanya yang egois Mas tidak bisa bersikap tegas dan dewasa." "Aurel....," jadi istri mudanya itu sudah mendengar semuanya. "Aurel, kamu jangan salah faham dulu, kita masih bisa bicara dengan baik-baik, sekarang kamu masuk ya sebentar lagi di luar mau hujan nanti kamu bisa sakit," bujuk Adam, ia sendiri saat ini tak tahu apa yang harus di perbuat tapi ke duanya Adam tak ingin ada yang tersakiti karena dirinya. "Tidak perlu Mas, karena tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Mas mau mewujudkan permintaan Mbak Syahla kan Mas!

  • Kedatangan Adik Madu    10 Syarat

    "itu tidak mungkin Dek, kalau aku melakukannya sama saja aku menyakiti hatinya karena sudah mempermainkan perasaan Aurel, dan lagi dia sekarang tanggung jawab Mas sayang!"Seketika Syahla yang tadinya tiduran kini mengubah posisinya duduk, dan mengangkat wajahnya menatap nanar sang suami yang jelas menolak permintaannya untuk menceraikan Aurel padahal dalam hal ini tidak ada yang di rugikan, baik Aurel ataupun suaminya kecuali kalau mereka berdua sudah saling mencintai sejak lama tapi bukankah kata Adam ia menikahi Aurel karena pesan sang Abi sedang ia tidak mau di madu jadi jalan satu-satunya adalah mencarikan suami untuk Aurel atau ia nikahkan saja dengan pria yang istri pertamanya siap di madu. "Permintaan ku tidak aneh, bukankah kalian berdua belum melakukan hubungan itu jadi tidak yang di rugikan! Aurel masih suci jadi dan dia bisa kita nikahkan dengan pria lain yang sama-sama single kalau memang dia tidak mau sama ustadz Azril tapi kalau tidak mau apa alasannya bukankah menjala

  • Kedatangan Adik Madu    9 Jika masih mencintai ku

    Adam meletakkan kepala Syahla di pangkuannya, lalu mengusap-usap tangan sang istri yang dingin. "Dek, bangun jangan begini, Mas khawatir sama kamu dek, ayo bangun." Aurel mengamati wajah suaminya, tergambar gurat ketakutan yang sempurna, tepatnya takut kehilangan istri pertamanya itu,hati Aurel sakit karena sang suami begitu mencintai Syahla sedang dirinya belum tau apakah bisa mendapatkan cinta seperti itu nantinya dari sang suami walau ia sudah patuh menjalani perannya sebagai istri yang baik. "Mas, sebaiknya kita bawa Mbak Syahla ke kamar saja biar saya panggilkan Dokter, ya Mas," ucap Aurel berusaha melawan gemeruh di dadanya. Adam hanya mengangguk, lalu ia membopong tubuh sang istri yang keliatan tambah kurus dari biasanya sungguh Syahla hanya waktu dua hari saja tubuhnya mengurang dan itu makin buat hati Adam sakit kalau sang istri terluka karena ulahnya. Aurel membenarkan bantal kakak madunya yang belum jua sadar, sedang ibuk Farida sangat khawatir sama keadaan putrinya ya

  • Kedatangan Adik Madu    7 Tumbang

    Syahla duduk di meja rias sambil memandangi dirinya melalu cermin dan iapun memijet pelipisnya yang terasa berat. Adam datang dan langsung mengunci pintu lalu menghampiri istrinya berdiri di belakang Syahla memakai sarung motif kotak warna hitam dengan kemeja lengan pendek namun sudah tidak memakai peci. "Kamu capek sayang, Mas pijetin ya?" Jemari Adam berlabuh di pundak sang istri lalu di keningnya namun Syahla hanya diam saja karena ia masih kessal sama suaminya yang semakin menggorot hatinya. "Kenapa kamu mencuci otak ibuk ku Mas? Kamu sangat licik sekali dengan merayu beliau dan menjajinkan segala harapan palsu, apa jangan-jangan ini memang sudah rencana busuk mu sama Aurel Mas?" seketika dadanya terasa di hantam besi yang tajam nyatanya sang suami sudah lama berslingkuh dengan adik madunya itu. "Tidak Dek, itu tidak benar Mas sama sekali sebelumnya tak pernah ada hubungan sama Aurel selain hubungan saudara saja, ini murni memang permintaan Abi sebelum beliau meninggal, kamu bo

  • Kedatangan Adik Madu    6 Kedatangan madu

    "Assalamu'alaikum," salam Adam dan Aurel. "Waalaikumussalam, kalian ayo masuk, nak Aurel apa kabar?" Sapa Bu Farida ramah menyambut madu putrinya."Aurel, ayo kita hadapi bersama insyaallah ibuk itu baik sama seperti Syahla kakak madu mu," bisik Adam. Netra memandang lekat wajah suami, lalu mengangguk. Adam sudah menjelaskan kalau ibuk Farida mertuanya itu sudah tahu semuanya. Kini, ke duanya sudah berada di rumah milik Adam dan Syahla."Alhamdulillah Bu, kabar Aurel baik, sangat senang rasanya bisa di terima baik sama penjenengan karena selama ini Aurel belum tahu rasanya kasih sayang seorang ibuk," ucap Aurel lembut sambil mencium dan memeluk tubuh ibuk paruh baya itu yang tak pernah di sangka hatinya begitu besar dan mulia. "Alhamdulilah kalau begitu, oh ya selamat ya atas pernikahan kalian semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah Warohmah," ucap ibuk Farida. "Terima kasih banyak Bu," sahut Aurel tertegun karena ia belum juga mendapatkan respon dari kakak madunya yang seda

  • Kedatangan Adik Madu    6 Masih belum bisa

    Pagi sekali Syahla sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah ia mengajar di salah satu sekolah dasar sepertinya Adam suaminya belum bangun dan itu dikarenakan Adam tak bisa tidur semalam. Syahla meminta bibi untuk menyiapkan sarapan tapi ia sendiri tidak sarapan. "Bi, apa Bu Syahla sudah keluar?" tanya Adam dengan mata yang berat. "Maaf Tuan, Nyonya Syahla sudah berangkat setengah jam tadi dan Nyonya meminta saya untuk menyiapkan sarapan Tuan Adam, silahkan kalau mau sarapan semuanya sudah lengkap," tutur bibi memberi tahu Adam. "Apa?" terkejut Adam, gimana bisa ia kecolongan sepagi ini padahal semalam ia sudah menunggu Syahla sampai tidak bisa tidur dan berharap pagi ini bisa bertemu dan bicara kembali dengan istrinya itu. "Iya Tuan, kalau begitu saya permisi," ucap bibi berlalu sedang Adam memijet pelipisnya terasa berat. "Kenapa kamu tak mau mengerti Mas, Syahla!" cicitnya dengan mata yang merah.Sementara Syahla saat ini terdiam di bawah pohon rindang ia tak langsung menuj

  • Kedatangan Adik Madu     5 ceraikan dia

    Karena pintu tidak kunjung di buka oleh Syahla akhirnya Adam memilih untuk menyudahi bujukannya mungkin sang istri memang perlu sendiri dan Adam menghargai itu. "Baik, Mas ada di sini tidak akan pergi kemana-mana jika kamu sudah lega maka bukalah pintunya Dek," ucap Adam dari luar yang akhirnya duduk di shofa sendirian serta coba merenungi semua yang telah terjadi. Mungkinkah dirinya sudah salah mengambil keputusan atau ia terlalu cepat, tali sebelumnya Adam sudah memikirkan matang-matang bukan karena rencana ini sudah ada sejak lima bulan yang lalu hanya saja kejadiannya yang terasa begitu mendadak kala Abi Husen meninggal tepat satu minggu yang lalu. Hingga larut malam ternyata Syahla tidak kunjung membuka pintunya ternyata perempuan itu tengah bersujud panjang di dalam kamar sunyinya. Kala kecamuk batin telah membara, sajalah yang jadi pengantar terkahir untuk mengobati lara duka yang ada. Mengadukan segala gemeluk keresahan serta kerupekkan pada sang khalik. "Dek, makan dulu

DMCA.com Protection Status