Beranda / Fantasi / Kebangkitan Sang Naga Emas / Episode 121. Blood Moon (2)

Share

Episode 121. Blood Moon (2)

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-20 07:32:59

Pangeran Yuasa kembali menaiki Thunderstorms dan terbang kembali ke tempat pemeliharaan binatang tunggangan.

“Rosaline!” teriak Pangeran Yuasa saat tidak melihat gadis itu di bawah pohon besar tempat terakhir mereka bertemu.

Matanya memindai keberadaan gadis berambut merah itu, rasa cemas mulai menyelimuti dirinya.

“Rosaline!” teriak Pangeran Yuasa berlari ke sana kemari mencari gadis itu.

“Di mana dia?” batin Pangeran Yuasa yang mencemaskan gadis itu juga terpengaruh kunang-kunang karena sebelum dia datang kunang-kunang tersebut juga berada di wilayah pemeliharaan binatang tunggangan.

“Pangeran?” Suara lembut gadis yang sedang dicarinya membuat sang pangeran menoleh dan berlari ke arahnya.

“Rosaline!” seru Pangeran Yuasa memeluk tubuh ramping yang jauh lebih kecil dari dirinya.

“Pangeran,” balas lirih Rosaline merasa malu berada dalam pelukan seorang pria muda yang telah merebut hatinya.

“Ah, maaf.”

Pangeran Yuasa melepaskan Rosaline dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 122. Blood Moon (3)

    Rosaline berlari dengan kencang menuju ke tempat Xavier berada. Pria yang mengendalikannya ini menyeringai saat Rosaline sudah berada di hadapannya dalam waktu singkat.“Luar biasa, kau bisa menemukanku dengan cepat.” Xavier tidak menyangka jika Rosaline akan secepat ini mendatanginya.“Kau belum cukup kuat untuk mengendalikanku.” Rosaline memanfaatkan kesempatan ini untuk mencoba keberuntungannya, mengalahkan Xavier dan terbebas darinya atau mengakhiri hidup jika kalah.“Apa kau pikir dengan menantangku maka aku akan melepaskanmu?”Xavier menyeringai, saat ini dia juga ingin mencoba mengadu kekuatannya dengan Red Ruby yang terkenal memiliki kekuatan kristal terkuat.Beberapa anak buah Xavier sudah siap menyergap gadis ini tapi pria berambut hitam panjang ini memberikan kode untuk tetap diam di tempat.“Hari ini aku akan mengalahkanmu atau mati!” seru Rosaline memanggil kedua belati yang berupa senjata perhiasan. Anting di kanan dan kiri telinganya bersinar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 123. Blood Moon (4)

    "Rafael hentikan!"Teriakan Sawatari yang terdengar memohon diabaikan oleh pria yang merupakan adik dari suaminya."Maaf Sawatari, aku tidak bisa berhenti sekarang," balas Rafael tetap berdiri dengan memegang segel di tangannya."Cepatlah, bulan semakin gelap!" teriak Yuichi yang terlihat menahan sakit dan berusaha terlihat kuat dihadapan Sawatari.Gerhana bulan sudah hampir mencapai puncaknya dan saat bulan tertutup sempurna kontaminasi akan menyebar sangat cepat."Segel!" teriak Rafael meletakkan segel di telapak tangan Yuichi. Warna gelap akibat kontaminasi seperti dihisap oleh segel tersebut. Perlahan-lahan warna kulit di tangan Yuichi mulai normal kembali dan saat sampai di pergelangan tangan, Rafael menghentikannya."Maaf,"Rafael jatuh ke lantai dan segel yang terpasang belum sepenuhnya selesai."Rafael!" teriak Yuichi meraih kepala adiknya dan menepuk-nepuk pipinya. Dia tak kunjung bereaksi."Sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-22
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 124. Blood Moon (5)

    Agni melompat menghindari serangan Rosaline. Gadis Red Ruby yang seharusnya berada perintahnya justru menyerang dirinya."Keterlaluan, Xavier, dia memanfaatkan gadis tak bersalah demi rencananya," batin Agni geram. Dia tidak bisa menyerang Rosaline karena hal itu akan melukai gadis ini. Yang bisa dia lakukan hanya terus menghindari serangannya.Rosaline memegang erat kedua belatinya. Dia memainkan keduanya dengan anggun layaknya menari dengan senjata mematikan. Tak hanya satu atau dua goresan, Agni menderita beberapa luka di tangan dan kakinya akibat serangan Rosaline.Kedua belati gadis itu menyerang bergantian, kanan dan kiri. Tubuhnya memutar untuk menambah kekuatan serangannya. Sementara Agni, dia menahan serangan itu dengan tombaknya. "Tuan Agni, maaf," batin Rosaline yang tak bisa mengendalikan tubuhnya untuk berhenti menyerang kepala akademi ini. Dia terus menyerang hingga pria ini kelelahan."Rosaline, apa kau tidak bisa melawannya?" bisik Agni dan pandangan mata gadis itu me

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-23
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 125. Selamat Tinggal, Pangeran

    Tubuh Rosaline bergerak menuruti perintah pemilik tato kupu-kupu. Dia berjalan menuju ke arah Pangeran Yuasa yang sudah kehilangan banyak darah.“Keterlaluan kau Xavier!” teriak Alma menghadang Rosaline.Wanita berambut ungu itu menghalangi langkah Rosaline.Sementara itu, Xavier mengepalkan tangannya dengan kesal, rencananya gagal. Dia menyuruh anak buahnya untuk mundur.“Tapi, Tuan, saat ini pasukan kita sudah di atas angin, kita pasti bisa menerobos masuk akademi!" bantah anak buah Xavier.“Mundur, bulan sudah kembali, mereka tidak lagi sekuat saat gerhana, hanya tinggal menunggu waktu untuk dikalahkan.”Xavier kembali melihat Rosaline dan Alma yang sedang bertarung dengan sengit. “Red Ruby sangat kuat, dia sudah mengalahkan Agni dan sekarang bertarung imbang melawan Alma. Aku menginginkan gadis ini menjadi milikku, bawahanku yang bisa diandalkan." Xavier menyeringai dia mendekati Pangeran Yuasa yang sudah tidak berdaya.“Maaf kan aku, tapi darahm

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 126. Bimbang

    “Pelan sedikit!” Alma berteriak merasakan sakit dan perih dari obat yang diberikan Rafael. Pria ini memang tidak bisa lembut sama seperti sebelum mereka berpisah.“Kalau kau menunduk seperti itu, bisa-bisa salah memberikan obat,” sindir Alma yang melihat Rafael mengoleskan obat dengan menundukkan pandangannya.“Aku menghormatimu dan tidak ingin melihat tubuhmu. Harusnya kau berterima kasih,” balas Rafael, dia bingung bagaimana mengobati Alma yang terluka di bagian perut atas mendekati bagian menonjol yang sangat sensitif bagi semua wanita jika tersentuh. Dia tidak mau mendapat tamparan karena dianggap melecehkan wanita.“Mana mungkin aku seperti itu, kau saja tidak pernah mau melihatku saat kita bersama,” balas Alma. Dia mengambil perban dan melakukannya sendiri. Sementara Rafael membelakangi Alma supaya tidak melihat tubuh wanita yang pernah mengisi hari-harinya.“Keponakanmu jauh lebih jujur darimu, lihatlah dia begitu terpukul karena gadis itu. Tidak ada lagi yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 127. Dia yang Terlupakan

    Yuasa bangun di salah satu kamar rumah sakit akademi. Rainsword dan Recca memperhatikan dirinya yang baru saja bangun dan langsung mendekat.“Bagaimana? Ada yang sakit?” Recca memperhatikan Yuasa yang tiba-tiba sudah banjir air mata.“Yuasa, apa sakit? Kupanggilkan ….”“Tidak perlu, Recca!Aaku tidak sakit sama sekali. Sepertinya paman Rafael yang membawaku ke sini.” Sela Yuasa sebelum Recca melengkapi kalimatnya.“Lalu kenapa?” Recca menunjuk ke arah sudut mata Yuasa yang kini sudah disekanya.Yuasa hanya diam, dia tidak mengatakan apapun. “Aku bahkan tidak tahu kenapa aku menangis, kenapa hatiku terasa sakit tapi aku tidak tahu alasannya,” batin Yuasa. “Semua kekacauan sudah mulai diatasi tetapi sepertinya banyak korban dan banyak pula yang terluka. Mereka juga sudah pergi, rasanya satu malam seperti setahun,” ucap Recca dia menatap Yuasa lalu duduk di sebelahnya. “Ayahku juga baik-baik saja, maksudku dia terluka tapi tidak masalah, dia akan sembu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Eoisode 128. Taruhan

    Rafael sudah berada di depan gerbang akademi saat Yuasa keluar. Dia ditemani oleh Rainsword dan Recca."Duluan!" seru Yuasa berlari ke arah Rafael sambil melambaikan tangan ke arah kedua temannya yang membalas lambaian tangannya juga."Paman!" panggil Yuasa kepada pria jangkung dengan tubuh kekar berotot yang terlihat jelas dengan baju tanpa lengannya. Sebuah jubah hitam yang tergantung rapi di lengannya membuat pria itu terlihat garang. Tidak ada seorangpun yang berani mendekati pria ini."Kau ingin kembali ke istana atau ke rumahku?" tanya Rafael."Ke tempat Paman saja," jawab Yuasa. Baru satu langkah mereka meninggalkan gerbang akademi, Yuasa berhenti dan menoleh ke belakang."Ada apa?" tanya Rafael melihat Yuasa yang urung melangkah."Tidak ada," jawab Yuasa kembali melangkah. Namun, dalam hatinya dia merasa ada yang kurang. Seseorang yang seharusnya berada bersama dengan mereka."Kau pasti mencari sosok Rosaline, sepertinya dia benar," batin Rafael.Pria berambut hitam ini terin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 129. Bertemu Teman Lama

    Alma berjalan tanpa arah di kota Onyx. Dia hanya ingin menghilangkan rasa sedih dalam hatinya. Berjalan tanpa tujuan sekadar menghalau pikirannya dari Rafael. "Eh, pembukaan toko baru!?" Alma tertarik dengan sebuah toko yang baru saja dibuka. Keramaian akibat pembukaan toko pun belum terurai. Para pembeli mendapatkan voucher untuk pembelian pertama dengan harga khusus. Alma yang juga berdiri di depan toko ikut mendapatkan voucher tersebut. "Toko perhiasan," ucap Alma membaca bagian atas dari voucher tersebut kemudian dia meraba sakunya. "Sial aku bahkan tidak membawa dompet, gara-gara Rafael aku jadi setengah linglung," gerutu Alma. Alma sama seperti para wanita lainnya, dia menyukai perhiasan. Kakinya melangkah meskipun dia tahu tidak akan bisa membeli satupun barang di toko itu."Kenapa tidak gratis saja!" teriak Alma dalam hati. Matanya dimanjakan dengan perhiasan berbagai bentuk yang berkilau. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" sapa seorang pria dengan setelan rapi dan senyum m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 217 Penobatan

    Raja Quattro dikejutkan dengan tanaman merambat yang mulai menjalar dan terus tumbuh di bawah kakinya. Tanaman itu mengikuti ke mana sang raja baru melangkah. Seakan tahu sasarannya, tanaman rambat itu mengikat kaki Raja Quattro.“Kau mengendalikan tanaman!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat mulai melilitnya dari bawah. Kakinya telah terikat sempurna hingga lutut. Dia berusaha memotong sulur-sulur yang merambat cepat.“Aku tidak menguasai pengendalian tanaman,” balas Pangeran Yuasa.Pangeran Yuasa juga bingung dengan kondisi angin yang bertiup bersamaan dengan helai dedaunan. Aroma mint lembut terbawa dalam hembusan angin hingga semua pasukan berhenti berlari saat menghirup aromanya.“Jangan berkilah, hentikan tanaman ini!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat itu kini membungkus seluruh kakinya hingga ke pinggang dan masih menjalar. Bukan hanya di bawah kaki Raja Quattro tanaman mulai tumbuh di seluruh bagian. Ada beberapa bunga kecil yang mulai mekar pula.“Ayahanda,” gumam

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 216 Melawan Raja Quattro

    “Rosaline!” Damian menangkap tubuh Rosaline. Dia menepuk pipi adik perempuannya supaya sadar.Raja Quattro yang melihat barrier tujuh lapis. Rosaline menghilang menyeringai. Senyumannya membuat Damian merasa merinding. Tubuh Rosaline tiba-tiba terasa ringan. Damian yang melihat perubahan itu menyipitkan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tubuh Rosaline yang sedang pingsan tiba-tiba berpindah dari tangan Damian ke tangan Raja Quattro tanpa disadarinya. Angin Raja Quattro yang memindahkannya secepat kilat.Keberadaan Rosaline di tangan Raja Quattro membuat mereka semua bergidik. Raja itu melakukan segala cara demi tercapai tujuannya.“Pangeran! Turun dan serahkan dirimu, atau ....” Raja Quattro memperlihatkan Rosaline yang berada di tangannya dan memberikan isyarat gerakan tangan di depan leher seperti diiris.“Bagaimana Yuasa?” Aurum yang bersatu dengan Pangeran Yuasa tidak bisa tinggal diam. Baginya Rosaline merupakan orang yang berharga, setidaknya dia menganggap gadis itu

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 215 Runtuhnya Istana Mawar

    Adrian merasa ada yang janggal. Saat mereka meninggalkan Istana Mawar, permaisuri menyambut mereka. Namun, saat ini meskipun keributan sangat besar terjadi tidak ada tanda-tanda keberadaan permaisuri.“Tunggu.” Adrian menghentikan Pangeran Yuan yang akan membuka pintu ke kamar Raja Yuichi.“Ada apa?”Kedua anak kembar itu saling berpandangan kemudian melihat ke arah Adrian.“Kalian tunggu sebentar,” ucap Adrian meminta kedua anak kembar ini menunggu dan dia menyelinap masuk diam-diam.Tak lama berselang, Aurum bersama dengan Pangeran Yuasa masuk ke dalam.“Sedang apa?” tanya Aurum yang melihat dua anak sedang berdiri di depan pintu. Dia mencari tempat untuk meletakkan Pangeran Yuasa yang sedang tidak sadarkan diri. Setelah memindai ruangan dengan teliti dia menemukan ada kursi panjang dan akhirnya merebahkan Pangeran Yuasa di sana.“Apa yang terjadi dengan Kakak?” tanya Pangeran Yuan.“Kehabisan energi, sudah hal biasa,” jawab Aurum.Rosaline menanyakan keberadaan Adrian kepada Putri

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 214 Kekuatan Pangeran Yuasa

    Pangeran Yuasa berjalan menuju ke bangunan utama Istana Mawar. Mereka yang berada di depan sang pangeran menyingkir tanpa perintah. Semua orang seakan mendapatkan tekanan yang begitu berat dan tidak bisa beranjak dari tempatnya kecuali mereka yang menghalangi jalan seakan kakinya bergerak sendiri untuk memberi jalan sang pangeran. “Apa ini?!” batin Raja Quattro. Dia tidak bisa bergerak bahkan menunduk saat Pangeran Yuasa lewat di depannya. “Kau ingin tahu kekuatan apakah ini? Ini adalah kekuatan untuk mengendalikan, aku memang lemah tapi dengan kekuatan ini kau pun akan bertekuk lutut,” bisik Pangeran Yuasa di depan Raja Quattro. “Salam kepada Yang Mulia,” ucap Raja Quattro, ucapan yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya. Dia berlutut di depan Pangeran Yuasa. Semua pengikut sang raja pun mengikuti apa yang dilakukannya. “Sial, bagaimana bisa tubuhku dipaksa seperti ini!” batin Raja Quattro mengumpat dalam hati, mengutuk sang pangeran atas perlakuannya merendahkan dirinya.

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 213 Melawan Raja Quattro

    Aurum menerjang prajurit yang menghalanginya. Dia tidak peduli dengan mereka yang menghalangi dan berlari ke arah Pangeran Yuasa.“Yuasa!”Raja Quattro yang melihat Aurum mendekat mengangkat tangannya. Dia mengucapkan sesuatu dan angin besar menerbangkan Aurum, naga yang begitu besar seakan tidak memiliki berat. Aurum terhempas dan menimpa beberapa prajurit.“Dasar pengganggu.” Raja Quattro membuat pembatas, pembatas yang membuat gentar siapa pun yang ada di sana. Mereka berdua berada di tengah-tengah pusaran angin.“Siapa yang akan menolongmu sekarang, Pangeran? Kau bukan apa-apa tanpa teman-temanmu. Kau pikir aku tidak tahu, kau lemah, sangat lemah, hanya karena kau terlahir sebagai anak raja maka semua ini bisa kau miliki. Sungguh membuat iri. Aku yang berusaha sekuat tenaga, berjuang dari bawah hanya bisa menduduki posisi jenderal. Sementara kau akan menjadi raja? Enak saja. Aku juga bisa melakukan pemurnian, ternyata itu bukan kekuatan spesial.” Raja Quattro menyeringai. Dia mena

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 212 Perbedaan Kekuatan

    “Cepat, kita harus menolong ayah!” seru Pangeran Yuasa.Yuan terbang lebih dulu, dia dapat merasakan kekuatan kristal hitam yang begitu besar.“Aneh, kenapa kristal hitam sangat terasa di sini, ini akan sangat buruk untuk ayah dan kakak,” batin Pangeran Yuan. Dia mendekati Yui dan membicarakan tentang firasatnya.“Istana Mawar ada di depan.” Pangeran Yuasa memberikan komandonya.Putri Yui memperlambat terbangnya saat merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Ada apa?” tanya Pangeran Yuasa saat melihat kedua adik kembarnya berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka.“Itu!” Mata Pangeran Yuasa terbelalak, pasukan yang berjajar rapi mungkin lebih dari 10.000 prajurit ada di sana. Mereka dipimpin oleh Raja Quattro dan para jenderalnya.“Melawan mereka rasanya seperti menggali kubur sendiri,” gumam Rosaline.Sekuat-kuatnya mereka jika lawannya begitu banyak tetap saja akan sangat sulit.Pangeran Yuasa melihat pergerakan pasukan Damian dan yang lain menuju Istana Mawar. Pasukan mereka hany

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 211 Serangan Ke Istana

    Pangeran Yuasa terbang bersama dengan kedua adik kembarnya. Mereka mendarat di depan sebuah pintu besar yang terletak di tengah hutan.“Kurasa Aurum tidak akan muat,” ucap Pangeran Yuasa melihat sebuah pintu yang lebih besar dari pintu rumah pada umumnya, tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan gerbang dimensi.Pangeran Yuan tersenyum, “Dia bisa berubah, kan,” sambung Pangeran Yuan.Aurum berubah wujud. Dia terlihat seperti Pangeran Yuasa, yang berbeda hanya warna matanya, tetap keemasan.“Aku pasti muat dengan wujud ini,” ucap Aurum tersenyum simpul.“Rosaline,” panggil Pangeran Yuasa dan gadis itu mengangguk. Dia tahu dirinya diminta memasang barrier.“Tidak perlu,” tolak Pangeran Yuan saat gadis berambut merah itu akan memasangkan barrier padanya.“Tapi, Pangeran bisa terluka,” balas Rosaline.Pemuda dengan wajah yang sama seperti Putri Yui itu tersenyum, “Aku tidak apa-apa. Berikan pada Yui dan yang lainnya.”Rosaline berbalik dan membuat barrier untuk Putri Yui dan juga Aurum

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 210 Akan Kulindungi

    Xavier menghadang mereka yang semuanya berpakaian hitam. Satu lawan sekumpulan orang tak membuat pria bersenjata tombak hitam ini gentar.“Kenapa kalian tidak menyerang saat kami sedang terlelap, sungguh baik hati sekali menunggu hingga kami bangun.” Xavier merasa mereka ternyata masih punya hati nurani.Salah satu dari mereka terlihat terluka oleh luka bakar, Xavier merasa mengenal luka tersebut, luka yang di akibatkan oleh api hitam.“Apa Rafael berjaga tadi malam? Bukankah dia tidur lebih dulu dariku,” batin Xavier.Malam itu mereka berusaha menyerang, menunggu mereka terlelap. Saat kaki mereka melangkah cukup dekat dengan rumah pohon, sebuah barrier tujuh lapis ternyata menyelubungi tempat itu. Barrier itu sangat keras dan dengan usaha yang cukup besar mereka menghancurkan ke tujuh lapis pelindung tersebut.“Tuan Xavier, kami masih segan dengan Anda. Mereka kristal berwarna tidak seharusnya Anda membelanya,” ucap salah satu dari pria berpakaian hitam di depan Xavier.“Kalian belum

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 209 Kejutan di Pagi Hari

    Malam semakin larut, Damian menggigil seakan seluruh tubuhnya diselimuti salju.“Kak!” Adrian berusaha membuat barrier untuk membuat udara sekitar Damian lebih hangat, tetapi percuma hal itu tidak berdampak sedikitpun.Seperti para korban yang lain, Damian mulai meracau, mengatakan hal-hal aneh. Bahkan bahasa yang digunakan juga bukan bahasa yang biasa digunakan, dia seperti bersenandung kadang berteriak dan sesaat kemudian menangis.“Kak Damian?!”Adrian berusaha menyadarkan Damian yang seperti orang lain saat tengah malam tiba, dia sangat aneh.“Adrian, tidak ada yang bisa kita lakukan, dia bukan Damian saat ini, kontaminasi di tubuhnya sedang menguasainya, ingatan dari noda-noda kristal yang diserapnya tidak bisa dikendalikan. Percuma, dia akan kembali lagi esok hari, kita hanya bisa menjaganya agar tidak melukai dirinya sendiri.” Menteri Feng Zhui membuat suhu udara sekitar Damian menjadi hangat. Pria berambut merah itu terlihat tidak terlalu menggigil lagi. Adrian membuat barrier

DMCA.com Protection Status