Beranda / Fantasi / Kebangkitan Sang Naga Emas / Episode 127. Dia yang Terlupakan

Share

Episode 127. Dia yang Terlupakan

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-26 07:30:22

Yuasa bangun di salah satu kamar rumah sakit akademi. Rainsword dan Recca memperhatikan dirinya yang baru saja bangun dan langsung mendekat.

“Bagaimana? Ada yang sakit?”

Recca memperhatikan Yuasa yang tiba-tiba sudah banjir air mata.

“Yuasa, apa sakit? Kupanggilkan ….”

“Tidak perlu, Recca!Aaku tidak sakit sama sekali. Sepertinya paman Rafael yang membawaku ke sini.” Sela Yuasa sebelum Recca melengkapi kalimatnya.

“Lalu kenapa?” Recca menunjuk ke arah sudut mata Yuasa yang kini sudah disekanya.

Yuasa hanya diam, dia tidak mengatakan apapun.

“Aku bahkan tidak tahu kenapa aku menangis, kenapa hatiku terasa sakit tapi aku tidak tahu alasannya,” batin Yuasa.

“Semua kekacauan sudah mulai diatasi tetapi sepertinya banyak korban dan banyak pula yang terluka. Mereka juga sudah pergi, rasanya satu malam seperti setahun,” ucap Recca dia menatap Yuasa lalu duduk di sebelahnya. “Ayahku juga baik-baik saja, maksudku dia terluka tapi tidak masalah, dia akan sembu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Eoisode 128. Taruhan

    Rafael sudah berada di depan gerbang akademi saat Yuasa keluar. Dia ditemani oleh Rainsword dan Recca."Duluan!" seru Yuasa berlari ke arah Rafael sambil melambaikan tangan ke arah kedua temannya yang membalas lambaian tangannya juga."Paman!" panggil Yuasa kepada pria jangkung dengan tubuh kekar berotot yang terlihat jelas dengan baju tanpa lengannya. Sebuah jubah hitam yang tergantung rapi di lengannya membuat pria itu terlihat garang. Tidak ada seorangpun yang berani mendekati pria ini."Kau ingin kembali ke istana atau ke rumahku?" tanya Rafael."Ke tempat Paman saja," jawab Yuasa. Baru satu langkah mereka meninggalkan gerbang akademi, Yuasa berhenti dan menoleh ke belakang."Ada apa?" tanya Rafael melihat Yuasa yang urung melangkah."Tidak ada," jawab Yuasa kembali melangkah. Namun, dalam hatinya dia merasa ada yang kurang. Seseorang yang seharusnya berada bersama dengan mereka."Kau pasti mencari sosok Rosaline, sepertinya dia benar," batin Rafael.Pria berambut hitam ini terin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 129. Bertemu Teman Lama

    Alma berjalan tanpa arah di kota Onyx. Dia hanya ingin menghilangkan rasa sedih dalam hatinya. Berjalan tanpa tujuan sekadar menghalau pikirannya dari Rafael. "Eh, pembukaan toko baru!?" Alma tertarik dengan sebuah toko yang baru saja dibuka. Keramaian akibat pembukaan toko pun belum terurai. Para pembeli mendapatkan voucher untuk pembelian pertama dengan harga khusus. Alma yang juga berdiri di depan toko ikut mendapatkan voucher tersebut. "Toko perhiasan," ucap Alma membaca bagian atas dari voucher tersebut kemudian dia meraba sakunya. "Sial aku bahkan tidak membawa dompet, gara-gara Rafael aku jadi setengah linglung," gerutu Alma. Alma sama seperti para wanita lainnya, dia menyukai perhiasan. Kakinya melangkah meskipun dia tahu tidak akan bisa membeli satupun barang di toko itu."Kenapa tidak gratis saja!" teriak Alma dalam hati. Matanya dimanjakan dengan perhiasan berbagai bentuk yang berkilau. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" sapa seorang pria dengan setelan rapi dan senyum m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 130. Penangkap Mimpi

    Rafael pulang ke rumahnya dengan kotak yang dia bawa dari tempat Alma. Dia langsung berjalan menuju ke kamar Yuasa tanpa peduli kedua anak kembar yang memperhatikan langkahnya. Keduanya mengikutinya dari belakang.“Benda apa itu?” Rasa penasaran Yui muncul saat melihat sebuah benda yang digantung dekat dengan tempat tidur kakaknya.“Ini penangkap mimpi, katanya kau tidak akan bermimpi buruk jika meletakkan penangkap mimpi di dekat tempat tidurmu,” jawab Rafael menjelaskan dan tersenyum melihat penangkap mimpi yang sudah terpasang dengan baik.“Aku mau satu, Paman!” rengek Yui. Dia sering bermimpi dan hal itu mengganggu tidurnya.“Nanti saja, tidak mudah mendapatkan benda ini,” balas Rafael dan gadis kecil itu menggembungkan pipinya lalu merajuk. Rafael hanya bisa menghela napas melihat tingkah Yui.“Light, di mana Yuasa?” tanya Rafael menoleh ke arah pemuda yang sedang memperhatikan penangkap mimpi yang dipasang Rafael.“Ada di balkon, dia bersama Fury,” jawab Light menyentuh penangka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 131 Mendaki Pegunungan Jade

    Yuasa ditemani Rafael dan kedua adik kembarnya sudah berada di kaki pegunungan Jade. "Dengar Yuasa, yang ku lihat dan yang kau lihat akan berbeda. Di depan mataku hanya ada jalan setapak tanpa hambatan. Dan taman bunga mawar itu tidak pernah mau muncul saat aku ke sana. Akan tetapi, pasti berbeda denganmu. Semakin kuat cintamu semakin sulit ujian yang akan kau lalui, jangan menyerah hingga bunga itu muncul." Rafael memberikan penjelasan sebelum Yuasa melangkahkan kakinya di pegunungan Jade."Tenang saja, Paman, kami akan menemani kakak!" seru si kembar dengan percaya diri mereka berada di sebelah Yuasa."Taman mawar tidak akan muncul di hadapan kalian, bocah!" seru Rafael menyentil dahi kedua bocah yang ikut-ikutan ingin membantu."Yui mau mawarnya!" seru Yui."Mana ada pangeran yang mau bertaruh nyawa di sini demi dirimu," kelakar Light yang terlihat tertawa ringan. Yui cemberut melihat Light menertawakannya."Paman! Apa Yui tidak cukup berharga untuk dicin

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 132. Mawar Pegunungan Jade

    Yuasa merasa naga merah yang bertarung dengannya tak kunjung menggigitnya hingga perlahan dia membuka matanya. Sebuah barrier transparan berwarna merah menyelubungi dirinya dan menghalangi naga itu mencabiknya dengan gigi-gigi tajam yang terlihat jelas saat mulutnya terbuka lebar-lebar.“Barier Rosaline!”Yuasa teringat hari itu saat blood moon belum terjadi, malam itu Rosaline menggambar dua rune di kedua lengan tangannya. Barrier pertama sudah hancur untuk melindunginya dari Xavier. Dan saat ini barrier kedua Rosaline melindunginya dari gigi-gigi tajam sang naga merah.Tak ingin membuang kesempatan, Yuasa segera memanggil pedangnya. “Golden lightning!”Pedang keemasan dengan kilatan-kilatan petir yang menyelubunginya. Yuasa mengarahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 133. Telur Naga

    Matahari sudah condong ke barat saat Yuasa mencapai puncak pegunungan Jade. Dia mengatur napasnya dan beristirahat sejenak. Puncak pegunungan Jade tidak seperti bayangannya. Tempat ini tidak lebih dari reruntuhan tua yang dipenuhi rumput liar dan tanaman merambat."Aurum, di mana telurmu?" tanya Yuasa. Mustahil sebutir telur masih utuh di tengah reruntuhan seperti ini."Ada di bawah," jawab Aurum."Bawah?"Yuasa melihat lagi sekitarnya. Tidak ada apapun kecuali reruntuhan. Dia berjalan perlahan mencari keberadaan telur sang naga. Seluruh tempat itu sudah diputari oleh Yuasa. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan telur tersebut.Yuasa memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya karena rasa dingin yang mulai merayap.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 134. Belum Menetas

    Yuasa masuk ke sebuah ruangan penetasan, seperti namanya tempat ini terasa hangat. Rasa senang terpancar dari wajah Yuasa yang terlihat tersenyum. Pria di sebelahnya pun ikut tersenyum.“Kau pasti menantikan hari ini, hari dimana nagamu akan memiliki tubuhnya sendiri.” Pria itu menunjukkan tempat khusus untuk menetaskan telur. Sebuah tempat yang mirip seperti inkubator. Yuasa merasakan tempat khusus itu lebih hangat dari ruangan penetasan.“Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menetaskan telur naga?” tanya Yuasa yang antusias akan segera melihat Aurum menetas.Pria dengan pakaian serba perak itu menatap Yuasa, “Tidak akan lama,” jawabnya kemudian dia mendekati Yuasa dan menyentuhnya. “Sepertinya tidak bisa hari ini, tubuhmu terlalu lemah. Istirahatlah dulu,” lanjutnya.“Aku masih kuat,” sanggah Yuasa yang tidak ingin menunda proses penetasan Aurum.“Tidak, tubuhmu tidak akan kuat saat ini,” tolak pria berambut perak dan berta

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 135 Menyelamatkan Rosaline

    Rafael sudah menunggu di kaki pegunungan Jade saat Yuasa turun. Dia sudah menyambut kedatangan Yuasa dengan senyuman. Sementara Yuasa menunjukkan bunga mawar merah delima kepada mereka. Yui terlihat begitu menyukai bunga dan meminjam bunga itu untuk diamati.“Kapan ya, ada yang mau memberiku bunga secantik ini,” ucap sang putri yang terlihat begitu menginginkan bunga mawar seperti yang saat ini dipegangnya.“Sudah kubilang kan, itu mustahil,” balas Light. Mereka memang selalu berselisih paham. Setelah memberikan kembali bunga mawar itu, Yui mengejar Light, sementara pria muda dengan rambut keperakan itu berlari kencang dan melompat-lompat ke arah hutan.“Jangan lari!” teriak Yui yang tidak serta merta berteriak saja, dia menyerang Light dengan kekuatannya.“Paman, apa itu tidak berbahaya?” Yuasa yang melihat kedua adik kembarnya berkelahi tidak hanya dengan tangan kosong merasa khawatir.“Biarkan saja, mereka sudah biasa seperti itu,” jawab Rafael ringan seakan hal itu memang hal bias

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 217 Penobatan

    Raja Quattro dikejutkan dengan tanaman merambat yang mulai menjalar dan terus tumbuh di bawah kakinya. Tanaman itu mengikuti ke mana sang raja baru melangkah. Seakan tahu sasarannya, tanaman rambat itu mengikat kaki Raja Quattro.“Kau mengendalikan tanaman!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat mulai melilitnya dari bawah. Kakinya telah terikat sempurna hingga lutut. Dia berusaha memotong sulur-sulur yang merambat cepat.“Aku tidak menguasai pengendalian tanaman,” balas Pangeran Yuasa.Pangeran Yuasa juga bingung dengan kondisi angin yang bertiup bersamaan dengan helai dedaunan. Aroma mint lembut terbawa dalam hembusan angin hingga semua pasukan berhenti berlari saat menghirup aromanya.“Jangan berkilah, hentikan tanaman ini!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat itu kini membungkus seluruh kakinya hingga ke pinggang dan masih menjalar. Bukan hanya di bawah kaki Raja Quattro tanaman mulai tumbuh di seluruh bagian. Ada beberapa bunga kecil yang mulai mekar pula.“Ayahanda,” gumam

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 216 Melawan Raja Quattro

    “Rosaline!” Damian menangkap tubuh Rosaline. Dia menepuk pipi adik perempuannya supaya sadar.Raja Quattro yang melihat barrier tujuh lapis. Rosaline menghilang menyeringai. Senyumannya membuat Damian merasa merinding. Tubuh Rosaline tiba-tiba terasa ringan. Damian yang melihat perubahan itu menyipitkan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tubuh Rosaline yang sedang pingsan tiba-tiba berpindah dari tangan Damian ke tangan Raja Quattro tanpa disadarinya. Angin Raja Quattro yang memindahkannya secepat kilat.Keberadaan Rosaline di tangan Raja Quattro membuat mereka semua bergidik. Raja itu melakukan segala cara demi tercapai tujuannya.“Pangeran! Turun dan serahkan dirimu, atau ....” Raja Quattro memperlihatkan Rosaline yang berada di tangannya dan memberikan isyarat gerakan tangan di depan leher seperti diiris.“Bagaimana Yuasa?” Aurum yang bersatu dengan Pangeran Yuasa tidak bisa tinggal diam. Baginya Rosaline merupakan orang yang berharga, setidaknya dia menganggap gadis itu

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 215 Runtuhnya Istana Mawar

    Adrian merasa ada yang janggal. Saat mereka meninggalkan Istana Mawar, permaisuri menyambut mereka. Namun, saat ini meskipun keributan sangat besar terjadi tidak ada tanda-tanda keberadaan permaisuri.“Tunggu.” Adrian menghentikan Pangeran Yuan yang akan membuka pintu ke kamar Raja Yuichi.“Ada apa?”Kedua anak kembar itu saling berpandangan kemudian melihat ke arah Adrian.“Kalian tunggu sebentar,” ucap Adrian meminta kedua anak kembar ini menunggu dan dia menyelinap masuk diam-diam.Tak lama berselang, Aurum bersama dengan Pangeran Yuasa masuk ke dalam.“Sedang apa?” tanya Aurum yang melihat dua anak sedang berdiri di depan pintu. Dia mencari tempat untuk meletakkan Pangeran Yuasa yang sedang tidak sadarkan diri. Setelah memindai ruangan dengan teliti dia menemukan ada kursi panjang dan akhirnya merebahkan Pangeran Yuasa di sana.“Apa yang terjadi dengan Kakak?” tanya Pangeran Yuan.“Kehabisan energi, sudah hal biasa,” jawab Aurum.Rosaline menanyakan keberadaan Adrian kepada Putri

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 214 Kekuatan Pangeran Yuasa

    Pangeran Yuasa berjalan menuju ke bangunan utama Istana Mawar. Mereka yang berada di depan sang pangeran menyingkir tanpa perintah. Semua orang seakan mendapatkan tekanan yang begitu berat dan tidak bisa beranjak dari tempatnya kecuali mereka yang menghalangi jalan seakan kakinya bergerak sendiri untuk memberi jalan sang pangeran. “Apa ini?!” batin Raja Quattro. Dia tidak bisa bergerak bahkan menunduk saat Pangeran Yuasa lewat di depannya. “Kau ingin tahu kekuatan apakah ini? Ini adalah kekuatan untuk mengendalikan, aku memang lemah tapi dengan kekuatan ini kau pun akan bertekuk lutut,” bisik Pangeran Yuasa di depan Raja Quattro. “Salam kepada Yang Mulia,” ucap Raja Quattro, ucapan yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya. Dia berlutut di depan Pangeran Yuasa. Semua pengikut sang raja pun mengikuti apa yang dilakukannya. “Sial, bagaimana bisa tubuhku dipaksa seperti ini!” batin Raja Quattro mengumpat dalam hati, mengutuk sang pangeran atas perlakuannya merendahkan dirinya.

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 213 Melawan Raja Quattro

    Aurum menerjang prajurit yang menghalanginya. Dia tidak peduli dengan mereka yang menghalangi dan berlari ke arah Pangeran Yuasa.“Yuasa!”Raja Quattro yang melihat Aurum mendekat mengangkat tangannya. Dia mengucapkan sesuatu dan angin besar menerbangkan Aurum, naga yang begitu besar seakan tidak memiliki berat. Aurum terhempas dan menimpa beberapa prajurit.“Dasar pengganggu.” Raja Quattro membuat pembatas, pembatas yang membuat gentar siapa pun yang ada di sana. Mereka berdua berada di tengah-tengah pusaran angin.“Siapa yang akan menolongmu sekarang, Pangeran? Kau bukan apa-apa tanpa teman-temanmu. Kau pikir aku tidak tahu, kau lemah, sangat lemah, hanya karena kau terlahir sebagai anak raja maka semua ini bisa kau miliki. Sungguh membuat iri. Aku yang berusaha sekuat tenaga, berjuang dari bawah hanya bisa menduduki posisi jenderal. Sementara kau akan menjadi raja? Enak saja. Aku juga bisa melakukan pemurnian, ternyata itu bukan kekuatan spesial.” Raja Quattro menyeringai. Dia mena

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 212 Perbedaan Kekuatan

    “Cepat, kita harus menolong ayah!” seru Pangeran Yuasa.Yuan terbang lebih dulu, dia dapat merasakan kekuatan kristal hitam yang begitu besar.“Aneh, kenapa kristal hitam sangat terasa di sini, ini akan sangat buruk untuk ayah dan kakak,” batin Pangeran Yuan. Dia mendekati Yui dan membicarakan tentang firasatnya.“Istana Mawar ada di depan.” Pangeran Yuasa memberikan komandonya.Putri Yui memperlambat terbangnya saat merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Ada apa?” tanya Pangeran Yuasa saat melihat kedua adik kembarnya berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka.“Itu!” Mata Pangeran Yuasa terbelalak, pasukan yang berjajar rapi mungkin lebih dari 10.000 prajurit ada di sana. Mereka dipimpin oleh Raja Quattro dan para jenderalnya.“Melawan mereka rasanya seperti menggali kubur sendiri,” gumam Rosaline.Sekuat-kuatnya mereka jika lawannya begitu banyak tetap saja akan sangat sulit.Pangeran Yuasa melihat pergerakan pasukan Damian dan yang lain menuju Istana Mawar. Pasukan mereka hany

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 211 Serangan Ke Istana

    Pangeran Yuasa terbang bersama dengan kedua adik kembarnya. Mereka mendarat di depan sebuah pintu besar yang terletak di tengah hutan.“Kurasa Aurum tidak akan muat,” ucap Pangeran Yuasa melihat sebuah pintu yang lebih besar dari pintu rumah pada umumnya, tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan gerbang dimensi.Pangeran Yuan tersenyum, “Dia bisa berubah, kan,” sambung Pangeran Yuan.Aurum berubah wujud. Dia terlihat seperti Pangeran Yuasa, yang berbeda hanya warna matanya, tetap keemasan.“Aku pasti muat dengan wujud ini,” ucap Aurum tersenyum simpul.“Rosaline,” panggil Pangeran Yuasa dan gadis itu mengangguk. Dia tahu dirinya diminta memasang barrier.“Tidak perlu,” tolak Pangeran Yuan saat gadis berambut merah itu akan memasangkan barrier padanya.“Tapi, Pangeran bisa terluka,” balas Rosaline.Pemuda dengan wajah yang sama seperti Putri Yui itu tersenyum, “Aku tidak apa-apa. Berikan pada Yui dan yang lainnya.”Rosaline berbalik dan membuat barrier untuk Putri Yui dan juga Aurum

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 210 Akan Kulindungi

    Xavier menghadang mereka yang semuanya berpakaian hitam. Satu lawan sekumpulan orang tak membuat pria bersenjata tombak hitam ini gentar.“Kenapa kalian tidak menyerang saat kami sedang terlelap, sungguh baik hati sekali menunggu hingga kami bangun.” Xavier merasa mereka ternyata masih punya hati nurani.Salah satu dari mereka terlihat terluka oleh luka bakar, Xavier merasa mengenal luka tersebut, luka yang di akibatkan oleh api hitam.“Apa Rafael berjaga tadi malam? Bukankah dia tidur lebih dulu dariku,” batin Xavier.Malam itu mereka berusaha menyerang, menunggu mereka terlelap. Saat kaki mereka melangkah cukup dekat dengan rumah pohon, sebuah barrier tujuh lapis ternyata menyelubungi tempat itu. Barrier itu sangat keras dan dengan usaha yang cukup besar mereka menghancurkan ke tujuh lapis pelindung tersebut.“Tuan Xavier, kami masih segan dengan Anda. Mereka kristal berwarna tidak seharusnya Anda membelanya,” ucap salah satu dari pria berpakaian hitam di depan Xavier.“Kalian belum

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 209 Kejutan di Pagi Hari

    Malam semakin larut, Damian menggigil seakan seluruh tubuhnya diselimuti salju.“Kak!” Adrian berusaha membuat barrier untuk membuat udara sekitar Damian lebih hangat, tetapi percuma hal itu tidak berdampak sedikitpun.Seperti para korban yang lain, Damian mulai meracau, mengatakan hal-hal aneh. Bahkan bahasa yang digunakan juga bukan bahasa yang biasa digunakan, dia seperti bersenandung kadang berteriak dan sesaat kemudian menangis.“Kak Damian?!”Adrian berusaha menyadarkan Damian yang seperti orang lain saat tengah malam tiba, dia sangat aneh.“Adrian, tidak ada yang bisa kita lakukan, dia bukan Damian saat ini, kontaminasi di tubuhnya sedang menguasainya, ingatan dari noda-noda kristal yang diserapnya tidak bisa dikendalikan. Percuma, dia akan kembali lagi esok hari, kita hanya bisa menjaganya agar tidak melukai dirinya sendiri.” Menteri Feng Zhui membuat suhu udara sekitar Damian menjadi hangat. Pria berambut merah itu terlihat tidak terlalu menggigil lagi. Adrian membuat barrier

DMCA.com Protection Status