Nau Sang sama sekali tidak takut jika prajuritnya kalah, saat melihat semua prajurit wanitanya Nau Sang mulai mencari yang sekiranya cocok untuk menjadi lawan ketua Yaze."Kamu Yu, lawan dia," ucap Nau Sang menunjuk ke arah wanita yang sebelumnya mengaku sebagai saudaranya."Ketua mengetahui nama ku," sahut Yu."Tentu saja, jadi buktikan jika kamu layak menjadi saudara ku," ucap Nau Sang setengah berbisik."Aku tidak akan mengecewakan ketua," sahut Yu.Yu yang terlihat sangat bersemangat langsung maju ke depan, Yu memberi hormat pada Raja Tandua lalu menatap tajam ketua Yaze."Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, karena ketua Nau Sang juga yang mengajari ku tapi aku tidak memiliki pilihan, aku tidak akan mengalah demi martabat Jenderal Yutang," ucap ketua Yaze."Bodoh, siapa yang meminta mu mengalah, aku bahkan bisa mengalahkan mu tanpa mengalah sekalipun," sahut Yu."Hehehe, kamu sudah seperti ketua Nau Sang saat mendaftar menjadi prajurit biasa dulu, kalau begitu buktikan," uca
Mencari kristal penjaga keberuntungan sangat sulit di dapatkan oleh orang biasa, walau sudah memasuki hutan terlarang selama dua bulan Tin, Ash dan Al tidak menemukan apapun, padahal mereka ingin segera mencari itu untuk diberikan kepada Raja kerajaan Tarum.Sinar yang sangat besar terpancar dari goa tidak jauh dari ketiganya, melihat itu Tin dan dua teman prianya tidak membuang waktu dan langsung berjalan ke sana."Itu benar benar kristal penjaga keberuntungan," ucap Tin."Cepat ambil, kita harus menyimpannya lalu pergi ke kerajaan Tarum, kristal ini hadiah yang di minta oleh penyewa kita untuk di berikan ke Raja Tandua," sambung Tin."Baiklah, kalau begitu biar aku yang mengambilnya," sahut Ash.Kleeeeeetttaaak.Tepat setelah memetik kristal pembawa keberuntungan goa bergetar hebat, Tin dan keduanya sama-sama bergegas pergi menghindar agar tidak terkena reruntuhan goa."Ahhhhhh, akhirnya kita berhasil mendapatkannya, aku mengira semua sangat sulit," ucap Ash."Karena sudah berhasil
Sebagai Tuan Rumah yang baik Nau Sang meminta pelayannya menyiapkan dua kamar untuk tamunya, kedua pria biar tidur bersama dan seorang wanita tidur sendiri di kamar berbeda."Aku tidak akan meminta kalian untuk menganggap seperti rumah sendiri karena ini rumah ku, hanya aku yang bisa menganggapnya seperti itu," ucap Nau Sang."Makanan nanti akan di siapkan pelayan ku kalian makanlah tidak perlu menunggu ku," sambung Nau Sang yang langsung berjalan pergi."Tunggu, kamu mau ke mana?" Tanya Tin."Bukankah kalian sudah mendengarnya, aku akan pergi dalam tiga hari untuk membasmi ras Orc tentu saja aku harus membuat persiapannya," ucap Nau Sang menghentikan langkahnya."Ahhhh, kenapa juga aku menjelaskan pada kalian," sambung Nau Sang."Kalau begitu bisakah kami ikut dengan mu, kami tidak ingin hanya berada di rumah saja," sahut Tin."Benar, kami ingin melihat bagaimana persiapan wakil jenderal Nau Sang," ucap Ash."Haaaaaaah, terserah asal tidak mengganggu," sahut Nau Sang sambil berjalan
Semua pesanan Nau Sang yang siap dalam satu hari langsung di antar ke markas, Hima dan prajurit lama sama sekali tidak terkejut melihat itu berbeda dengan prajurit baru, semua prajurit baru terkejut melihat tumpukan senjata dan jubah perang yang ada di tengah lapangan, walau penasaran dengan semua itu prajurit baru tidak ada yang berani menyentuhnya."Bagus kalian semua sudah melihat semua ini," ucap Nau Sang."Pemimpin Himq dan yang lainnya akan membagikan semua itu pada kalian, tiga ratus prajurit yang ikut aku setelah mengambil itu pergilah ke pinggir," sambung Nau Sang."Baik ketua," sahut semua serentak.Hima yang mendengar itu mendahulukan prajuri wanita yang akan pergi dengan Nau Sang, mendahulukan mereka bukan tanpa sebab Hima berpikir Nau Sang akan melatih mereka lebih dulu sebelum pergi.Setelah mendapatkan senjata dan jubah perang masing-masing para prajurit wanita yang akan pergi dengan Nau Sang bergegas ke pinggir, mereka hanya diam di tempat sambil menunggu Nau Sang mene
Whuuuuuuuuuuuuuuussss.Api besar langsung membakar markas para Orc yang masih tertidur pulas, puluhan Orc yang terbangun mencoba menerobos api, mereka yang ingin keluar harus menelan kecewa karena tepat sebelum melemparkan apinya Nau Sang lebih dulu memasang pelindung agar para Orc yang ada di dalam tidak bisa keluar lagi.Jeritan para Orc terdengar sangat keras, Nau Sanh yang sudah terbiasa mendengar suara jeritan terlihat biasa saja dan memasang wajah datar, Nau Sang berpikir makhluk menjijikan seperti para Orc itu memang sangat pentas untuk mati.Setelah melihat tidak ada satupun Orc yang bertahan hidup karena hangus terbakar Nau Sang bergegas menghiliang berpindah tempat, Nau Sang berencana mendatangi mereka tanpa mengetahui jika mereka tiba lebih dulu dan bertemu dengan pasukannya."Wanita, ada banyak sekali wanita, kita bisa bersenang senang sampai puas," ucap salah satu pemimpin Orc."Tapi pemimpin mereka sepertinya para prajurit, apa kita juga akan melakukannya dengan mereka,"
Nau Sang meminta para prajurit wanita nya kembali lebih dulu sedangkan dirinya masih harus melapor, Raja Tandua dan para menteri serta jenderal Yutang yang mengetahui Nau Sang sudah kembali serentak menarik nafas panjang."Belum ada satu minggu, apa mungkin dia bergegas kembali setelah melihat situasi tidak menguntungkan untuknya," ucap Raja Tandua."Maaf Yang Mulia itu belum tentu, kita lihat saja apa yang akan dikatakannya," sahut menteri Cian membuat semua orang terkejut mendengarnya."Ada apa ini? tidak seperti biasanya menteri Cian membelanya," ucap Jenderal Yutang."Memangnya kenapa? Bukankag setiap orang bisa berubah kapan saja," sahut menteri Cian."Aku yakin dia pasti akan membawa kabar mengejutkan," sambung menteri Cian."Wakil jenderal Nau Sang memasuki ruang aula," ucap penjaga di luar.Kriiiiiiiiieeeeet.Suasana menjadi hening seketika tepat setelah Nau Sang masuk ke dalam aula, Nau Sang sendiri bergegas menundukkan kepalanya memberi hormat pada Raja Tandua."Wakil jender
Nau Sang meminta para pelayannya untuk mengosongkan halaman belakang rumahnya, halaman belakang rumahnya yang sangat luas sangat cocok menjadi tempat latihannya dengan Aru.Setelah meminta pelayan agar tidak ada yang mengganggunya Nau Sang bergegas pergi ke halaman belakang, Nau Sang meminta Aru keluar dari dalam sarung pedangnya."Di mana pedang mu?" Tanya Aru."Atau jangan-jangan kamu tidak memiliki pedang selain aku," ucap Aru."Kamu seharusnya juga pernah melihat kalau aku memiliki ruangan khusus pedang jadi jangan terlalu percaya diri, bahkan Tanpamu aku bisa melakukan apapun," sahut Nau Sang."Hahahaha, jangan diambil hati aku hanya bergurau saja, jadi cepat keluarkan pedang mu Mari kita bertarung," ucap Aru.Nau Sang langsung membentangkan tangannya dan pedang dengan sendirinya terbang ke arahnya, Nau Sang sangat yakin jika para pelayannya melihat itu pasti akan ketakutan karena mengira pedangnya terbang dengan digerakkan oleh hantu."Itu pedang biasa yang tidak terlalu buruk,"
Pangeran Fa dan Pangeran Wu langsung pergi ke istana kerajaan Tarum, mereka harus segera memberitahu Raja Tandua jika mereka berdua sudah berhasil meyakinkan Pamannya agar tidak terganggu dengan hancurnya kerajaan ayahnya, karena Pamannya mengerti Raja Tanduabharus mengabulkan suatu permintaan mereka seperti yang sudah dijanjikan dari awal.Setibanya di istana kerajaan Tarum Kedua Pangeran meminta penjaga memberitahu Raja Tandua tentang kedatangan mereka berdua, Raja Tandua sendiri yang saudari awal sudah mengetahui kedatangan keduanya meminta penjaga meminta kedua Pangeran masuk ke dalam ruang bacanya."Kami memberi hormat pada Yang Mulia kerajaan Tarum," ucap keduanya serentak."Kedatangan kalian sepertinya lebih cepat dari dugaanku, Aku juga berharap semoga itu adalah kabar baik yang Kalian bawa," sahut Raja Tandua."Kami membawa kabar baik Yang Mulia Raja, kerajaan Mratus tidak ikut campur bahkan tidak mau tahu," ucap Pangeran Fa."Itu bagus, kalian sudah berusaha keras," sahut Ra