Mencari kristal penjaga keberuntungan sangat sulit di dapatkan oleh orang biasa, walau sudah memasuki hutan terlarang selama dua bulan Tin, Ash dan Al tidak menemukan apapun, padahal mereka ingin segera mencari itu untuk diberikan kepada Raja kerajaan Tarum.Sinar yang sangat besar terpancar dari goa tidak jauh dari ketiganya, melihat itu Tin dan dua teman prianya tidak membuang waktu dan langsung berjalan ke sana."Itu benar benar kristal penjaga keberuntungan," ucap Tin."Cepat ambil, kita harus menyimpannya lalu pergi ke kerajaan Tarum, kristal ini hadiah yang di minta oleh penyewa kita untuk di berikan ke Raja Tandua," sambung Tin."Baiklah, kalau begitu biar aku yang mengambilnya," sahut Ash.Kleeeeeetttaaak.Tepat setelah memetik kristal pembawa keberuntungan goa bergetar hebat, Tin dan keduanya sama-sama bergegas pergi menghindar agar tidak terkena reruntuhan goa."Ahhhhhh, akhirnya kita berhasil mendapatkannya, aku mengira semua sangat sulit," ucap Ash."Karena sudah berhasil
Sebagai Tuan Rumah yang baik Nau Sang meminta pelayannya menyiapkan dua kamar untuk tamunya, kedua pria biar tidur bersama dan seorang wanita tidur sendiri di kamar berbeda."Aku tidak akan meminta kalian untuk menganggap seperti rumah sendiri karena ini rumah ku, hanya aku yang bisa menganggapnya seperti itu," ucap Nau Sang."Makanan nanti akan di siapkan pelayan ku kalian makanlah tidak perlu menunggu ku," sambung Nau Sang yang langsung berjalan pergi."Tunggu, kamu mau ke mana?" Tanya Tin."Bukankah kalian sudah mendengarnya, aku akan pergi dalam tiga hari untuk membasmi ras Orc tentu saja aku harus membuat persiapannya," ucap Nau Sang menghentikan langkahnya."Ahhhh, kenapa juga aku menjelaskan pada kalian," sambung Nau Sang."Kalau begitu bisakah kami ikut dengan mu, kami tidak ingin hanya berada di rumah saja," sahut Tin."Benar, kami ingin melihat bagaimana persiapan wakil jenderal Nau Sang," ucap Ash."Haaaaaaah, terserah asal tidak mengganggu," sahut Nau Sang sambil berjalan
Semua pesanan Nau Sang yang siap dalam satu hari langsung di antar ke markas, Hima dan prajurit lama sama sekali tidak terkejut melihat itu berbeda dengan prajurit baru, semua prajurit baru terkejut melihat tumpukan senjata dan jubah perang yang ada di tengah lapangan, walau penasaran dengan semua itu prajurit baru tidak ada yang berani menyentuhnya."Bagus kalian semua sudah melihat semua ini," ucap Nau Sang."Pemimpin Himq dan yang lainnya akan membagikan semua itu pada kalian, tiga ratus prajurit yang ikut aku setelah mengambil itu pergilah ke pinggir," sambung Nau Sang."Baik ketua," sahut semua serentak.Hima yang mendengar itu mendahulukan prajuri wanita yang akan pergi dengan Nau Sang, mendahulukan mereka bukan tanpa sebab Hima berpikir Nau Sang akan melatih mereka lebih dulu sebelum pergi.Setelah mendapatkan senjata dan jubah perang masing-masing para prajurit wanita yang akan pergi dengan Nau Sang bergegas ke pinggir, mereka hanya diam di tempat sambil menunggu Nau Sang mene
Whuuuuuuuuuuuuuuussss.Api besar langsung membakar markas para Orc yang masih tertidur pulas, puluhan Orc yang terbangun mencoba menerobos api, mereka yang ingin keluar harus menelan kecewa karena tepat sebelum melemparkan apinya Nau Sang lebih dulu memasang pelindung agar para Orc yang ada di dalam tidak bisa keluar lagi.Jeritan para Orc terdengar sangat keras, Nau Sanh yang sudah terbiasa mendengar suara jeritan terlihat biasa saja dan memasang wajah datar, Nau Sang berpikir makhluk menjijikan seperti para Orc itu memang sangat pentas untuk mati.Setelah melihat tidak ada satupun Orc yang bertahan hidup karena hangus terbakar Nau Sang bergegas menghiliang berpindah tempat, Nau Sang berencana mendatangi mereka tanpa mengetahui jika mereka tiba lebih dulu dan bertemu dengan pasukannya."Wanita, ada banyak sekali wanita, kita bisa bersenang senang sampai puas," ucap salah satu pemimpin Orc."Tapi pemimpin mereka sepertinya para prajurit, apa kita juga akan melakukannya dengan mereka,"
Nau Sang meminta para prajurit wanita nya kembali lebih dulu sedangkan dirinya masih harus melapor, Raja Tandua dan para menteri serta jenderal Yutang yang mengetahui Nau Sang sudah kembali serentak menarik nafas panjang."Belum ada satu minggu, apa mungkin dia bergegas kembali setelah melihat situasi tidak menguntungkan untuknya," ucap Raja Tandua."Maaf Yang Mulia itu belum tentu, kita lihat saja apa yang akan dikatakannya," sahut menteri Cian membuat semua orang terkejut mendengarnya."Ada apa ini? tidak seperti biasanya menteri Cian membelanya," ucap Jenderal Yutang."Memangnya kenapa? Bukankag setiap orang bisa berubah kapan saja," sahut menteri Cian."Aku yakin dia pasti akan membawa kabar mengejutkan," sambung menteri Cian."Wakil jenderal Nau Sang memasuki ruang aula," ucap penjaga di luar.Kriiiiiiiiieeeeet.Suasana menjadi hening seketika tepat setelah Nau Sang masuk ke dalam aula, Nau Sang sendiri bergegas menundukkan kepalanya memberi hormat pada Raja Tandua."Wakil jender
Nau Sang meminta para pelayannya untuk mengosongkan halaman belakang rumahnya, halaman belakang rumahnya yang sangat luas sangat cocok menjadi tempat latihannya dengan Aru.Setelah meminta pelayan agar tidak ada yang mengganggunya Nau Sang bergegas pergi ke halaman belakang, Nau Sang meminta Aru keluar dari dalam sarung pedangnya."Di mana pedang mu?" Tanya Aru."Atau jangan-jangan kamu tidak memiliki pedang selain aku," ucap Aru."Kamu seharusnya juga pernah melihat kalau aku memiliki ruangan khusus pedang jadi jangan terlalu percaya diri, bahkan Tanpamu aku bisa melakukan apapun," sahut Nau Sang."Hahahaha, jangan diambil hati aku hanya bergurau saja, jadi cepat keluarkan pedang mu Mari kita bertarung," ucap Aru.Nau Sang langsung membentangkan tangannya dan pedang dengan sendirinya terbang ke arahnya, Nau Sang sangat yakin jika para pelayannya melihat itu pasti akan ketakutan karena mengira pedangnya terbang dengan digerakkan oleh hantu."Itu pedang biasa yang tidak terlalu buruk,"
Pangeran Fa dan Pangeran Wu langsung pergi ke istana kerajaan Tarum, mereka harus segera memberitahu Raja Tandua jika mereka berdua sudah berhasil meyakinkan Pamannya agar tidak terganggu dengan hancurnya kerajaan ayahnya, karena Pamannya mengerti Raja Tanduabharus mengabulkan suatu permintaan mereka seperti yang sudah dijanjikan dari awal.Setibanya di istana kerajaan Tarum Kedua Pangeran meminta penjaga memberitahu Raja Tandua tentang kedatangan mereka berdua, Raja Tandua sendiri yang saudari awal sudah mengetahui kedatangan keduanya meminta penjaga meminta kedua Pangeran masuk ke dalam ruang bacanya."Kami memberi hormat pada Yang Mulia kerajaan Tarum," ucap keduanya serentak."Kedatangan kalian sepertinya lebih cepat dari dugaanku, Aku juga berharap semoga itu adalah kabar baik yang Kalian bawa," sahut Raja Tandua."Kami membawa kabar baik Yang Mulia Raja, kerajaan Mratus tidak ikut campur bahkan tidak mau tahu," ucap Pangeran Fa."Itu bagus, kalian sudah berusaha keras," sahut Ra
Raja Tandua menatap putrinya yang merengek seperti anak kecil, semua yang berkaitan dengan Nau Sang membuat putrinya seperti itu sama seperti sebelum-sebelumnya."Sekarang apa lagi?" Tanya Raja Tandua."Aku ingin menjadi seorang prajurit, aku juga ingin menjadi prajurit wakil Jenderal Nau Sang," ucap Putri Fu."Apa!"Raja Tandua terkejut mendengar perkataan putrinya, sebagai seorang tuan putri bukan tidak mungkin putrinya menjadi prajurit Tapi tentu saja bukan prajurit biasa dan tentu saja juga bukan prajurit dari wakil jenderal Nau Sang."Tidak bisa kamu tidak bisa menjadi prajurit, Mungkin kamu bisa menjadi prajurit tapi bukan prajurit wakil jenderal Nau Sang," ucap Raja Tandua"Kenapa?" Tanya Putri Fu."Karena tidak pernah ada tuan putri yang menjadi prajurit dari wakil jenderal, lagi pula Kenapa kamu tiba-tiba ingin menjadi seorang prajurit," ucap Raja Tandua."Jangan bilang karena Putri An yang menjadi prajurit wakil jenderal Nau Sang," sambung Raja Tandua."Benar, aku iri padany
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta