Home / Pendekar / Kebangkitan Sang Jenderal Perang / Ingin Menjadi Prajuritnya

Share

Ingin Menjadi Prajuritnya

Author: Cici aremanita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nau Sang meminta para pelayannya untuk mengosongkan halaman belakang rumahnya, halaman belakang rumahnya yang sangat luas sangat cocok menjadi tempat latihannya dengan Aru.

Setelah meminta pelayan agar tidak ada yang mengganggunya Nau Sang bergegas pergi ke halaman belakang, Nau Sang meminta Aru keluar dari dalam sarung pedangnya.

"Di mana pedang mu?" Tanya Aru.

"Atau jangan-jangan kamu tidak memiliki pedang selain aku," ucap Aru.

"Kamu seharusnya juga pernah melihat kalau aku memiliki ruangan khusus pedang jadi jangan terlalu percaya diri, bahkan Tanpamu aku bisa melakukan apapun," sahut Nau Sang.

"Hahahaha, jangan diambil hati aku hanya bergurau saja, jadi cepat keluarkan pedang mu Mari kita bertarung," ucap Aru.

Nau Sang langsung membentangkan tangannya dan pedang dengan sendirinya terbang ke arahnya, Nau Sang sangat yakin jika para pelayannya melihat itu pasti akan ketakutan karena mengira pedangnya terbang dengan digerakkan oleh hantu.

"Itu pedang biasa yang tidak terlalu buruk,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Menjadikan Prajurit

    Pangeran Fa dan Pangeran Wu langsung pergi ke istana kerajaan Tarum, mereka harus segera memberitahu Raja Tandua jika mereka berdua sudah berhasil meyakinkan Pamannya agar tidak terganggu dengan hancurnya kerajaan ayahnya, karena Pamannya mengerti Raja Tanduabharus mengabulkan suatu permintaan mereka seperti yang sudah dijanjikan dari awal.Setibanya di istana kerajaan Tarum Kedua Pangeran meminta penjaga memberitahu Raja Tandua tentang kedatangan mereka berdua, Raja Tandua sendiri yang saudari awal sudah mengetahui kedatangan keduanya meminta penjaga meminta kedua Pangeran masuk ke dalam ruang bacanya."Kami memberi hormat pada Yang Mulia kerajaan Tarum," ucap keduanya serentak."Kedatangan kalian sepertinya lebih cepat dari dugaanku, Aku juga berharap semoga itu adalah kabar baik yang Kalian bawa," sahut Raja Tandua."Kami membawa kabar baik Yang Mulia Raja, kerajaan Mratus tidak ikut campur bahkan tidak mau tahu," ucap Pangeran Fa."Itu bagus, kalian sudah berusaha keras," sahut Ra

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Surat Ajin

    Raja Tandua menatap putrinya yang merengek seperti anak kecil, semua yang berkaitan dengan Nau Sang membuat putrinya seperti itu sama seperti sebelum-sebelumnya."Sekarang apa lagi?" Tanya Raja Tandua."Aku ingin menjadi seorang prajurit, aku juga ingin menjadi prajurit wakil Jenderal Nau Sang," ucap Putri Fu."Apa!"Raja Tandua terkejut mendengar perkataan putrinya, sebagai seorang tuan putri bukan tidak mungkin putrinya menjadi prajurit Tapi tentu saja bukan prajurit biasa dan tentu saja juga bukan prajurit dari wakil jenderal Nau Sang."Tidak bisa kamu tidak bisa menjadi prajurit, Mungkin kamu bisa menjadi prajurit tapi bukan prajurit wakil jenderal Nau Sang," ucap Raja Tandua"Kenapa?" Tanya Putri Fu."Karena tidak pernah ada tuan putri yang menjadi prajurit dari wakil jenderal, lagi pula Kenapa kamu tiba-tiba ingin menjadi seorang prajurit," ucap Raja Tandua."Jangan bilang karena Putri An yang menjadi prajurit wakil jenderal Nau Sang," sambung Raja Tandua."Benar, aku iri padany

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Memberikan Surat Peringatan

    Pangeran Fa dan Pangeran Wu sama sama berjalan ke arah ruangan Nau Sang, keduanya menundukkan kepala setelah masuk ke dalam dan melihat Nau Sang yang menatap ke arah mereka."Apa kalian terkejut aku memanggil kalian berdua?" Tanya Nau Sang."Kami tidak terkejut Hanya penasaran kenapa kami dipanggil," ucap Pangeran Fa."Hari ini aku tanyakan pada kalian, tapi Jawablah dengan sangat jujur," sahut Nau Sang."Tentu ketua, kami tidak berani membohongimu," ucap Pangeran Wu."Kalian walau tidak menjadi Pangeran kerajaan Mratus apa kalian masih peduli dengan kerajaan Mratus?" Tanya Nau Sang."Kami tentu saja peduli dengan kerajaan Mratus, tapi saat ini kami sudah berjanji setia dengan kerajaan Tarum," ucap Pangeran Fa yang mengira Nau Sang kembali menguji mereka."Bukan itu yang aku maksud, sebenarnya aku hanya ingin memberitahu jika kerajaan Namgala akan melakukan penyerangan ke kerajaan Mratus," sahut Nau Sang."Aku memberitahu kalian karena kalian menjadi bagian dari pasukan ku," sambung N

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Rapat Kedatangan

    Haaaaaaa, Haaaaa.Semua prajurit Nau Sang berlatih dengan sangat giat untuk berjaga-jaga jika mereka akan berperang, mereka semua sangat semangat karena mereka yakin cepat atau lambat mereka akan berperang sungguhan di medan perang di perbatasan antar kerajaan.Peperangan yang dipersiapkan seperti itu akan banyak berjatuhan nyawa, jika tidak serius berlatih mereka akan mati secara cuma-cuma."Kalian semua sudah berlatih keras, kalian bisa beristirahat selama dua hari," ucap Nau Sang."Terima kasih, ketua," sahut semuanya serentak.Nau Sang yang selesai mengawasi para prajuritnya bergegas pergi ke istana kerajaan, Raja Tandua mengadakan rapat dadakan untuk memberitahu semua tentang Putra pertamanya yang akan kembali dalam waktu dekat, Pangeran Fua adalah Pangeran putra mahkota sekaligus Putra satu satunya Raja Tandua."Aku senang kalian semua sudah datang," ucap Raja Tandua."Sebenarnya aku meminta kalian berkumpul karena ingin memberitahu kalian, Putra ku Fua akan datang dalam waktu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Pesta Pangeran

    Setelah membaca surat keduanya menatap ke arah Nau Sang sambil tersenyum, mereka senang semua berkat Nau Sang pikir keduanya."Haaaah, ini benar-benar kabar yang sangat menggembirakan," ucap Pangeran Fa."Paman ku berhasil memukul mundur prajurit kerajaan Namgala, untuk sementara waktu mereka tidak akan berani menyerang kembali," sahut Pangeran Wu."Itu sangat bagus, jadi mulai dari sekarang kalian Bisa berlatih dengan tenang," ucap Nau Sang."Dari sebelumnya kami sudah berlatih dengan tenang, Kami tidak akan mengecewakan ketua," sahut Pangeran Fa."Baguslah," ucap Nau Sang."Kalau begitu kamu permisi dulu Ketua," sahut keduanya serentak disambut anggukan kepala oleh Nau Sang.Nau Sang sendiri langsung pergi meninggalkan markas, Nau Sang tidak lagi menghilang berpindah tempat dan malah memilih berjalan kaki sekaligus untuk berjalan jalan memperhatikan kota.Hiaaaaak hiaaak hiaaaaaak.Mendengar suara seseorang menunggangi kuda berada di belakangnya Nau Sang menghentikan langkahnya, ses

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Pertandingan

    Semalam penuh Fua melatih kekuatannya agar Pangeran Fua tidak mendapatkan celah padanya, dari perkataan Pangeran Fua Nau Sang merasa sangat yakin jika Pangeran Fua meremehkannya dan sudah pasti sebagai seseorang yang diremehkan dirinya tidak bisa menerimanya."Kenapa kamu sampai berlatih seperti ini Padahal aku yakin kalau dia tidak mungkin akan menang darimu," ucap Aru yang memperhatikan Nau Sang."Aku tahu itu, tapi apa salahnya berlatih, berlatih membuatku semakin kuat dan itu juga akan membuatnya tidak bisa mengalahkan ku nantinya," sahut Nau Sang."Jujur saja Sebenarnya aku tidak suka perkataan terakhirnya sebelum pergi, dia seperti sangat meremehkan ku dan akan kubuat dia membayar karena sudah salah meremehkan orang," sambung Nau Sang sambil mengepalkan tangannya."Jadi Menurutmu apa yang akan dijadikannya pertandingan untuk melawan mu?" tanya Aru."Dia sepertinya dari perguruan kultivator yang berarti dia juga ahli dalam pedang, Kemungkinan dia bertarung menggunakan pedang 50%

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Jelas Pemenangnya

    Pangeran Fua berpikir perbandingan kekuatannya dan Nau Sang memang berbeda, walau sama-sama kultivator Nau Sang memiliki kekuatan yang setara dengan para ketuanya di perguruan.Pangeran Fua juga berpikir tidak heran semua orang membicarakannya, karena orang sehebat Nau Sang memang pantas menjadi pembicaraan di mana pun."Hahahaha, Maaf Ayah Raja, aku malah menyuguhkan pertandingan yang membosankan," ucap Pangeran Fua."Tidak, menurutku itu pertandingan yang sangat menarik," sahut Raja Tandua."Benar, hanya saja dari awal pertandingan sudah ditentukan siapa pemenangnya," ucap Jenderal Yutang."Hahahaha, jadi Jenderal Tang sebenarnya sudah menduga kalau aku akan kalah," sahut Pangeran Fua."Aku sudah menduganya karena aku bukan orang munafik yang akan memutar perkataan ku dari kenyataannya," ucap jenderal Yutang."Haaaah, Terima kasih wakil jenderal Nau Sang, berkatmu aku menyadari kalau kekuatanku sebenarnya memiliki banyak kekurangan dan tidak seharusnya aku menantang mu," sahut Pange

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Siapa Yang Pergi

    Selesai memberi alasannya ke Aru Nau Sang menatap langit dari jendela kamarnya, Raja Yub sebagai saudara Raja Sanwan mengetahui dan bahkan mungkin terlibat dengan kematiannya, kali ini dirinya sendiri yang akan membunuh Raja bedebah seperti itu."Jadi kamu berniat membunuh Raja Yub dengan tangan mu sendiri?" Tanya Aru mencoba memastikan."Itu sudah pasti, tapi sebelum itu aku akan membuatnya merasa sangat ketakutan dan lebih memilih untuk mati," ucap Nau Sang sambil tersenyum penuh arti."Habis sudah orang itu, tapi bukankah belum tentu Raja itu berada di medan perang," sahut Aru."Bukankah aku hanya perlu membuatnya datang dengan sendirinya," ucap Nau Sang lagi.Aru seketika terdiam mendengar perkataan Nau Sang, Aru sendiri sebenarnya berpikir apa maksud Nau Sang dengan membuat Raja Yub datang sendiri, yang Aru tahu seorang Raja tidak turun tangan dalam berperang secara langsung, lalu bagaimana cara Nau Sang akan membuatnya datang pikir Aru dengan keras.Nau Sang yang sudah memberi p

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status