Share

Siapa Yang Pergi

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selesai memberi alasannya ke Aru Nau Sang menatap langit dari jendela kamarnya, Raja Yub sebagai saudara Raja Sanwan mengetahui dan bahkan mungkin terlibat dengan kematiannya, kali ini dirinya sendiri yang akan membunuh Raja bedebah seperti itu.

"Jadi kamu berniat membunuh Raja Yub dengan tangan mu sendiri?" Tanya Aru mencoba memastikan.

"Itu sudah pasti, tapi sebelum itu aku akan membuatnya merasa sangat ketakutan dan lebih memilih untuk mati," ucap Nau Sang sambil tersenyum penuh arti.

"Habis sudah orang itu, tapi bukankah belum tentu Raja itu berada di medan perang," sahut Aru.

"Bukankah aku hanya perlu membuatnya datang dengan sendirinya," ucap Nau Sang lagi.

Aru seketika terdiam mendengar perkataan Nau Sang, Aru sendiri sebenarnya berpikir apa maksud Nau Sang dengan membuat Raja Yub datang sendiri, yang Aru tahu seorang Raja tidak turun tangan dalam berperang secara langsung, lalu bagaimana cara Nau Sang akan membuatnya datang pikir Aru dengan keras.

Nau Sang yang sudah memberi p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Melakukan persiapan

    Pangeran Fua mengelus kepala Putri Fu dan memintanya mengikutinya, sebagai seorang Putri Fu memang diizinkan menjadi seorang prajurit dan sebagai seorang kakak Pangeran Fua sangat ingin adiknya berada di pihak yang sama dengannya."Karena kamu setuju untuk menjadi prajurit setelah ini ikutlah denganku tapi kamu tidak bisa pergi menggunakan gaun seperti ini untuk menjadi prajurit," ucap Pangeran Fua."Aku mengerti Kakak Pangeran, aku akan berganti baju lebih dulu," sahut Putri Fu penuh semangat.Putri Fu langsung berjalan cepat ke arah kamarnya untuk berganti baju, Putri Fu sendiri sudah menyiapkan baju yang digunakannya untuk menjadi prajuri saat ayahnya menolaknya menjadi prajurit Nau Sang."Kakak aku sudah selesai," ucap Putri Fu sambil berjalan menghampiri Pangeran Fua."Bsguslah, kalau begitu ikut denganku kamu harus ku perkenalkan ke semua prajurit," sahut Pangeran Fua.Keduanya sama sama pergi ke markas prajurit Pangeran Fua yang berada tidak jauh dari istana Pangeran Fua, Sesam

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Di Perbatasan

    Mata-mata Raja Tandua mengirim kabar jika pasukan kerajaan kerajaan Yuka akan pergi ke perbatasan besok pagi, mendapatkan kabar itu raja Tandua langsung menyampaikannya pada Nau Sang dan Putranya, kedua pasukan harus pergi ke perbatasan dengan cepat, karena jika mereka lambat musuh akan lebih dulu mengatur susunan di sana untuk membuat jebakan."Aku perintahkan kalian segera pergi ke perbatasan, mata-mata sudah mengirim pesan jika mereka akan ke perbatasan besok pagi," ucap Raja Tandua."Baik Yang Mulia," sahut Nau Sang."Bagaimana dengan pasukan mu?" Tanya Raja Tandu sambil menatap Pangeran Fua."Semua sudah siap," ucap Pangeran Fua."Apa kamu yakin mereka akan mengikuti perkataan mu?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja, mereka harus mengikuti perkataan jika mereka tidak ingin mati, Ayah Raja tidak perlu memikirkan itu," ucap Pangeran Fua lagi."Haaaaah, baiklah, kalian bisa pergi bersiap," sahut Raja Tandua."Baik Yang Mulia," ucap Nau Sang di sambut anggukan kepala Pangeran Fua."Putra

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Wilayah Perbatasan

    Tap tap tap.Tak berselang lama dari perginya Putri Filu suara langkah kaki terdengar, Nau Sang langsung memutar badannya untuk melihat siapa yang berjalan ke arahnya."Ketua pemimpin Yu meminta ku memberitahu jika tenda semua sudah di dirikan, semua prajurit lainnya juga berpencar seperti yang ada di susunan," ucap Putri An."Bagus kalau mereka sudah siap," sahut Nau Sang."Ketua aku tadi berpapasan dengan Putri Fu dia sepertinya menangis," ucap Putri An."Biarkan saja Mungkin dia menyesal sudah datang kemari, lagi pula itu bukan urusanku," sahut Nau Sang."Kamu bergabunglah dengan yang lainnya jangan sampai berpisah dan terpencar sendiri," sambung Nau Sang."Aku mengerti ketua," ucap Putri An.Nau Sang langsung menghilang dari hadapan Putri An kembali ke pasukan yang sudah berada di tempat masing masing, Nau Sang meminta Hima yang menjadi pemimpin memperhatikan pasukan yang menjadi tanggung jawabnya."Ketua," ucap Hima."Apa pasukan mu sudah siap?" Tanya Nau Sang."Sudah ketua tapi

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Membunuh Raja Yub

    Sebelum pergi menyerang bagian belakang pasukan kerajaan Yuka Nau Sang lebih dulu mengirim surat kilat ke Raja Yub, di pesan kilatnya Nau Sang mengatakan kalau susunan yang dibuat Putranya dan jenderalnya berhasil diketahui oleh Pasukan kerajaan Tarum, tidak hanya memberitahu tentang itu Nau Sang juga mengatakan pada Raja Yub kalau saat ini Pangeran Yai sudah kalah dan ditangkap olehnya jika Raja Yub tidak datang sendiri ke perbatasan pasukan kerajaan Tarum akan menyerang langsung kerajaan Yuka.Pangeran Yai adalah Putra satu satunya dari istri sahnya dan istri sahnya Putri kerajaan lain, jika Putranya mati dan posisi Pangeran putra mahkota diganti keluarga istri sahnya tidak akan tinggal diam.Praaaaaaaaaank.Raja Yub yang sudah membaca surat Nau Sang membanting semua barang yang ada di atas mejanya, Raja Yub tidak bisa membiarkan itu terjadi dan Karena orang itu menginginkan dirinya tentu saja dirinya akan datang demi Putranya.Raja Yub langsung menggunakan jubah perangnya dan memba

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Alasan Semuanya

    Nau Sang hanya diam melihat Pangeran Fua yang terlihat kesal dan marah, Nau Sang tidak bisa menjelaskan kenapa dirinya membunuh Raja Yub walau sudah berhasil menangkap Pangeran Yai."Sekarang apa yang harus aku katakan pada ayah Raja," ucap Pangeran Fua."Kenapa Pangeran Fua yang kebingungan, aku yang membunuhnya aku juga yang akan menjelaskan ke Raja Tandua, lagipula tanpa aku apa Pangeran bisa menghadapi seribu pasukan yang dibawa Raja Yubal," sahut Nau Sang kesal karena Pangeran Fua seperti menyalahkannya.Tanpa menungggu jawaban Pangeran Fua Nau Sang bergegas pergi ke tenda tempat Pangeran Yai di tahan, Nau Sang ingin mengatakan sesuatu sekaligus memberinya peringatan.Nau Sang yang tiba di tenda tempat Pangeran Yai di tahan langsung duduk di depannya, Nau Sang menatap Pangeran Yai yang kaki dan tangannya sedang diikat."Aku rasa kamu pasti sudah mendengar kalau aku sudah membunuh ayah mu," ucap Nau Sang."Tentu saja aku sudah mendengarnya dan aku sama sekali tidak peduli," sahut

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Permintaan Maaf

    Nau Sang pergi ke markas masih terlihat kesal di wajahnya, setibanya di sana Nau Sang bisa melihat cukup banyak prajuritnya yang terluka dan mereka yang terluka semua di bawah arahan Hima dan Yu.Hima dan Yu bergegas menghampiri Nau Sang karena mereka sadar dengan kesalahan mereka yang kurang memperhatikan para prajurit mereka, keduanya sudah siap menerima hukuman karena membiarkan prajurit mereka terluka ."Maafkan kami ketua," ucap keduanya sambil berlutut."Kenapa kalian meminta maaf?" Tanya Nau Sang."Kami meminta maaf karena banyak prajurit yang terluka," sahut keduanya kembali serentak."Kami lalai dan tidak memperhitungkan semuanya," ucap Hima."Seorang prajurit terluka dan bahkan mati sudah biasa, Kalian tidak perlu merasa bersalah hanya karena itu, aku datang hanya untuk melihat keadaan kalian semua saja," sahut Nau Sang."Yang terluka berikan mereka semua pil penyembuh," sambung Nau Sang."Kalian juga boleh beristirahat latihan selama berapa hari," ucap Nau Sang lagi."Terim

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Datang Membantu

    Tak tak tak.Setelah tidur selama 1 hari penuh Nau Sang bisa merasakan tubuhnya merasa jauh lebih segar, tulang tulangnya bahkan bunyi semakin membuat tubuhnya menjadi ringan.Hari ini tidak ada latihan para prajuritnya, menghabiskan waktu di rumah bukan seperti jati dirinya Nau Sang berpikir apa yang harus dilakukannya untuk saat ini."Ahhhhh, aku tidak ingin hanya diam di rumah," ucap Nau Sang."Bukankah kamu yang meminta beristirahat selama beberapa hari, Tentu saja tidak ada kerjaan yang kamu kerjakan untuk saat ini," sahut Aru."Aku memang tidak ingin melakukan pekerjaan untuk saat ini, tapi hanya berdiam diri sangat membosankan," ucap Nau Sang."Tunggu, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan," sambung Nau Sang yang langsung bangkit berdiri.Nau Sanhg bergegas menghilang berpindah tempat ke markas Jenderal Yutang, Nau Sang penasaran apa yang dilakukan Jenderal Yutang dan misi seperti apa yang saat ini.Setibanya Nau Sang di sana markas Jenderal Yutang terlihat lebih sepi darip

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Demon Selesai

    Perkataan Nau Sang sama sekali tidak membantu rasa penasaran Jenderal Yutang, walau begitu jenderal Yutang memilih mempercayai perkataannya, Jenderal Yutang langsung pergi ke arah rumah besar yang di maksud oleh Nau Sang dan rumah itu berada cukup jauh darinya saat ini.Nau Sang bergegas menyusul jenderal Yutang yang sudah pergi lebih dulu menggunakan kudanya, Setibanya di sana seperti yang sudah dikatakan oleh Nau Sang tidak ada satupun Demon dan para Demon juga menghindari keduanya sepanjang jalan.Jenderal Yutang langsung turun dari kudanya dan memperhatikan rumah yang lebih besar dari rumah lainnya itu, di rumah itu sendiri tidak terlihat sesuatu yang berbeda tapi kenapa tidak ada orang yang mengelilinginya pikir jenderal Yutang."Jadi apa yang harus kita lakukan agar para Demon pergi?" tanya Jenderal Yutang."Tentu saja menghancurkan penghuni rumah ini yang membuat perjanjian dengan para Demon, karena misi ini adalah misi Jenderal Yutang tentu saja aku tidak akan ikut campur," uc

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Terselesaikan

    Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Raja Sanwan

    Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Kematian Jenderal Ran

    Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Peperangan Besar Di Mulai

    Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Dia Lagi

    Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Persiapan Kerajaan Musuh

    Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Sudah Benar Benae Siap

    Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Prajurit Bantuan

    Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men

  • Kebangkitan Sang Jenderal Perang   Mengaku

    Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta

DMCA.com Protection Status