Whuuuuuuuuuuuuuuussss.Api besar langsung membakar markas para Orc yang masih tertidur pulas, puluhan Orc yang terbangun mencoba menerobos api, mereka yang ingin keluar harus menelan kecewa karena tepat sebelum melemparkan apinya Nau Sang lebih dulu memasang pelindung agar para Orc yang ada di dalam tidak bisa keluar lagi.Jeritan para Orc terdengar sangat keras, Nau Sanh yang sudah terbiasa mendengar suara jeritan terlihat biasa saja dan memasang wajah datar, Nau Sang berpikir makhluk menjijikan seperti para Orc itu memang sangat pentas untuk mati.Setelah melihat tidak ada satupun Orc yang bertahan hidup karena hangus terbakar Nau Sang bergegas menghiliang berpindah tempat, Nau Sang berencana mendatangi mereka tanpa mengetahui jika mereka tiba lebih dulu dan bertemu dengan pasukannya."Wanita, ada banyak sekali wanita, kita bisa bersenang senang sampai puas," ucap salah satu pemimpin Orc."Tapi pemimpin mereka sepertinya para prajurit, apa kita juga akan melakukannya dengan mereka,"
Nau Sang meminta para prajurit wanita nya kembali lebih dulu sedangkan dirinya masih harus melapor, Raja Tandua dan para menteri serta jenderal Yutang yang mengetahui Nau Sang sudah kembali serentak menarik nafas panjang."Belum ada satu minggu, apa mungkin dia bergegas kembali setelah melihat situasi tidak menguntungkan untuknya," ucap Raja Tandua."Maaf Yang Mulia itu belum tentu, kita lihat saja apa yang akan dikatakannya," sahut menteri Cian membuat semua orang terkejut mendengarnya."Ada apa ini? tidak seperti biasanya menteri Cian membelanya," ucap Jenderal Yutang."Memangnya kenapa? Bukankag setiap orang bisa berubah kapan saja," sahut menteri Cian."Aku yakin dia pasti akan membawa kabar mengejutkan," sambung menteri Cian."Wakil jenderal Nau Sang memasuki ruang aula," ucap penjaga di luar.Kriiiiiiiiieeeeet.Suasana menjadi hening seketika tepat setelah Nau Sang masuk ke dalam aula, Nau Sang sendiri bergegas menundukkan kepalanya memberi hormat pada Raja Tandua."Wakil jender
Nau Sang meminta para pelayannya untuk mengosongkan halaman belakang rumahnya, halaman belakang rumahnya yang sangat luas sangat cocok menjadi tempat latihannya dengan Aru.Setelah meminta pelayan agar tidak ada yang mengganggunya Nau Sang bergegas pergi ke halaman belakang, Nau Sang meminta Aru keluar dari dalam sarung pedangnya."Di mana pedang mu?" Tanya Aru."Atau jangan-jangan kamu tidak memiliki pedang selain aku," ucap Aru."Kamu seharusnya juga pernah melihat kalau aku memiliki ruangan khusus pedang jadi jangan terlalu percaya diri, bahkan Tanpamu aku bisa melakukan apapun," sahut Nau Sang."Hahahaha, jangan diambil hati aku hanya bergurau saja, jadi cepat keluarkan pedang mu Mari kita bertarung," ucap Aru.Nau Sang langsung membentangkan tangannya dan pedang dengan sendirinya terbang ke arahnya, Nau Sang sangat yakin jika para pelayannya melihat itu pasti akan ketakutan karena mengira pedangnya terbang dengan digerakkan oleh hantu."Itu pedang biasa yang tidak terlalu buruk,"
Pangeran Fa dan Pangeran Wu langsung pergi ke istana kerajaan Tarum, mereka harus segera memberitahu Raja Tandua jika mereka berdua sudah berhasil meyakinkan Pamannya agar tidak terganggu dengan hancurnya kerajaan ayahnya, karena Pamannya mengerti Raja Tanduabharus mengabulkan suatu permintaan mereka seperti yang sudah dijanjikan dari awal.Setibanya di istana kerajaan Tarum Kedua Pangeran meminta penjaga memberitahu Raja Tandua tentang kedatangan mereka berdua, Raja Tandua sendiri yang saudari awal sudah mengetahui kedatangan keduanya meminta penjaga meminta kedua Pangeran masuk ke dalam ruang bacanya."Kami memberi hormat pada Yang Mulia kerajaan Tarum," ucap keduanya serentak."Kedatangan kalian sepertinya lebih cepat dari dugaanku, Aku juga berharap semoga itu adalah kabar baik yang Kalian bawa," sahut Raja Tandua."Kami membawa kabar baik Yang Mulia Raja, kerajaan Mratus tidak ikut campur bahkan tidak mau tahu," ucap Pangeran Fa."Itu bagus, kalian sudah berusaha keras," sahut Ra
Raja Tandua menatap putrinya yang merengek seperti anak kecil, semua yang berkaitan dengan Nau Sang membuat putrinya seperti itu sama seperti sebelum-sebelumnya."Sekarang apa lagi?" Tanya Raja Tandua."Aku ingin menjadi seorang prajurit, aku juga ingin menjadi prajurit wakil Jenderal Nau Sang," ucap Putri Fu."Apa!"Raja Tandua terkejut mendengar perkataan putrinya, sebagai seorang tuan putri bukan tidak mungkin putrinya menjadi prajurit Tapi tentu saja bukan prajurit biasa dan tentu saja juga bukan prajurit dari wakil jenderal Nau Sang."Tidak bisa kamu tidak bisa menjadi prajurit, Mungkin kamu bisa menjadi prajurit tapi bukan prajurit wakil jenderal Nau Sang," ucap Raja Tandua"Kenapa?" Tanya Putri Fu."Karena tidak pernah ada tuan putri yang menjadi prajurit dari wakil jenderal, lagi pula Kenapa kamu tiba-tiba ingin menjadi seorang prajurit," ucap Raja Tandua."Jangan bilang karena Putri An yang menjadi prajurit wakil jenderal Nau Sang," sambung Raja Tandua."Benar, aku iri padany
Pangeran Fa dan Pangeran Wu sama sama berjalan ke arah ruangan Nau Sang, keduanya menundukkan kepala setelah masuk ke dalam dan melihat Nau Sang yang menatap ke arah mereka."Apa kalian terkejut aku memanggil kalian berdua?" Tanya Nau Sang."Kami tidak terkejut Hanya penasaran kenapa kami dipanggil," ucap Pangeran Fa."Hari ini aku tanyakan pada kalian, tapi Jawablah dengan sangat jujur," sahut Nau Sang."Tentu ketua, kami tidak berani membohongimu," ucap Pangeran Wu."Kalian walau tidak menjadi Pangeran kerajaan Mratus apa kalian masih peduli dengan kerajaan Mratus?" Tanya Nau Sang."Kami tentu saja peduli dengan kerajaan Mratus, tapi saat ini kami sudah berjanji setia dengan kerajaan Tarum," ucap Pangeran Fa yang mengira Nau Sang kembali menguji mereka."Bukan itu yang aku maksud, sebenarnya aku hanya ingin memberitahu jika kerajaan Namgala akan melakukan penyerangan ke kerajaan Mratus," sahut Nau Sang."Aku memberitahu kalian karena kalian menjadi bagian dari pasukan ku," sambung N
Haaaaaaa, Haaaaa.Semua prajurit Nau Sang berlatih dengan sangat giat untuk berjaga-jaga jika mereka akan berperang, mereka semua sangat semangat karena mereka yakin cepat atau lambat mereka akan berperang sungguhan di medan perang di perbatasan antar kerajaan.Peperangan yang dipersiapkan seperti itu akan banyak berjatuhan nyawa, jika tidak serius berlatih mereka akan mati secara cuma-cuma."Kalian semua sudah berlatih keras, kalian bisa beristirahat selama dua hari," ucap Nau Sang."Terima kasih, ketua," sahut semuanya serentak.Nau Sang yang selesai mengawasi para prajuritnya bergegas pergi ke istana kerajaan, Raja Tandua mengadakan rapat dadakan untuk memberitahu semua tentang Putra pertamanya yang akan kembali dalam waktu dekat, Pangeran Fua adalah Pangeran putra mahkota sekaligus Putra satu satunya Raja Tandua."Aku senang kalian semua sudah datang," ucap Raja Tandua."Sebenarnya aku meminta kalian berkumpul karena ingin memberitahu kalian, Putra ku Fua akan datang dalam waktu d
Setelah membaca surat keduanya menatap ke arah Nau Sang sambil tersenyum, mereka senang semua berkat Nau Sang pikir keduanya."Haaaah, ini benar-benar kabar yang sangat menggembirakan," ucap Pangeran Fa."Paman ku berhasil memukul mundur prajurit kerajaan Namgala, untuk sementara waktu mereka tidak akan berani menyerang kembali," sahut Pangeran Wu."Itu sangat bagus, jadi mulai dari sekarang kalian Bisa berlatih dengan tenang," ucap Nau Sang."Dari sebelumnya kami sudah berlatih dengan tenang, Kami tidak akan mengecewakan ketua," sahut Pangeran Fa."Baguslah," ucap Nau Sang."Kalau begitu kamu permisi dulu Ketua," sahut keduanya serentak disambut anggukan kepala oleh Nau Sang.Nau Sang sendiri langsung pergi meninggalkan markas, Nau Sang tidak lagi menghilang berpindah tempat dan malah memilih berjalan kaki sekaligus untuk berjalan jalan memperhatikan kota.Hiaaaaak hiaaak hiaaaaaak.Mendengar suara seseorang menunggangi kuda berada di belakangnya Nau Sang menghentikan langkahnya, ses