Bugh!Abellard dimuntahkan oleh gerbang dimensi yang menelannya dan terjatuh ke tanah bersama puluhan batang pohon yang juga ikut terseret bersamanya. "Apa? Dimana kita sekarang?" Tanya pria itu mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ke lingkungan yang terasa asing baginya. Seluruh tempat itu berwarna putih tertutup salju, tidak ada makanan maupun pakaian hangat untuknya, dalam kondisi ini, jika ia tidak dapat menemukan jalan keluar, mungkin saja ia akan mati kedinginan karena kehabisan sihirnya. "Ouch! Shhhh" Terdengar seseorang yang meringis kesakitan dibalik batang-batang pohon yang yang dimuntahkan oleh gerbang dimensi, Abellard memicingkan matanya waspada, mungkinkah mata-mata musuh mengikuti mereka hingga ke tempat ini?. Perlahan pria itu berjalan mendekati arah suara rintihan itu, semakin lama suara itu terdengar semakin jelas, dan saat Abellard hanya beberapa langkah lagi dari seseorang yang diduga sebagai mata-mata itu, terlihat salju disekitarnya telah diwarnai den
"Lalu, siapa sebenarnya pria itu? Jika kau mau aku dapat membuatnya bertanggung jawab atasmu, ataupun kau mungkin ingin memberi pelajaran kepadanya?" Tanya Abellard kembali, kali ini ia sedikit melembutkan nada bicaranya. "Ya, kau dapat memberi pelajaran pada dirimu sendiri.""Maksudmu?" Abellard mengerutkan dahinya bingung. Namun bukannya menjawab pertanyaan pria itu, Albis justru menyeringai menatap lucu pria di depannya. Abellard membulatkan matanya tidak percaya, dilemparnya ranting pohon yang sedari tadi ia gunakan untuk bermain-main dengan api unggun lalu menyambar pergelangan tangan gadis di depannya. "Apa aku telah melakukan sesuatu tanpa aku sadari?" Tanyanya dengan wajah pucat dan sudut mata yang berkerut. Albis terperanjat, ia tidak tahu bahwa reaksi Abellard akan sekaget ini, ia pikir bahwa pria itu memungkin mengetahui efek samping dari tindakannya sebelum memberikan serpihan inyi jiwanya kepada Albis. "Apakah kau... Tidak merasa buruk karenanya?" Lirih Albis dengan
Pagi hari, salju putih dengan lebat turun menyambut Abellard yang baru bangun dari tidurnya, hawa hangat dari dinding sihir dan dan raungan monster 0yang terdengar begitu menenangkan melukiskan sebuah senyuman kecil di wajah pria itu saat membuka dinding sihirnya. Tunggu, raungan monster? Ah, benar juga, ini adalah novel fantasi dengan banyak pertarungan bukannya suasana damai yang akan menemani pagi cerahmu, dan senyuman kecil di wajah pria itu... Lebih tepatnya ia menyeringai dengan wajah yang memandang rendah beruang-beruang kutub setinggi empat meter itu dengan sebuah rencana yang muncul di otaknya. "Darimana kau mendapatkan daging dan mantel bulu ini?" Tanya Albis yang langsung disuguhi makanan dan pakaian hangat setelah bangun dari tidurnya. "Seseorang menjatuhkannya, sebaiknya kau mengenakan mantel ini karena aku tidak dapat terus mempertahankan dinding sihir ini, kita akan membutuhkan cukup banyak kekuatan sihir jika bertemu musuh yang cukup merepotkan, dan tidak baik bagimu
"Maksudmu, kepunahan Leviathan berhubungan dengan katedral?" Mata Abellard menyipit, menatap tajam ke arah gadis di depannya. Kepunahan Leviathan tidak pernah dibahas di bagian manapun dalam catatan sejarah, hal itu memang cukup mencurigakan seakan seseorang berusaha merahasiakan tentang penyebab dan alasan kepunahan mereka yang hanya menyisakan sepasang Leviathan di Kekaisaran Timothe. Bahkan menurut Madeline yang selalu menceritakan kisah pertemuannya dengan Darrel, awalnya mereka sama sekali tidak mengetahui satu sama lain, dikatakan bahwa kakek Abellard adalah satu-satunya Leviathan yang tersisa di dunia ini setelah semua Leviathan lainnya menghilang begitu saja tanpa diketahui penyebabnya, bahkan Darrel juga terlahir dari darah campuran Leviathan dengan naga langit. Namun, entah mengapa Darrel terlahir sebagai Leviathan sepenuhnya, ia sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan ibunya yang adalah naga langit, bahkan tubuhnya juga dibentuk sebagai Leviathan dengan sempurna. Lal
"Tetaplah di sini, dan jika aku tidak kembali selama lebih dari setengah hari, kau dapat melarikan diri dari sini dengan Kinton," Pesan Abellard sebelum akhirnya memasuki gua gelap itu sendirian. Hawa dingin dan udara yang lembab menambah kesan seram dari gua yang gelap itu, Abellard tidak dapat melihat apapun sejak ia menginjakkan kakinya ke dalam gua, ia hanya mencoba untuk terus berjalan lurus ke depan berharap akan menemukan secercah cahaya setelah berjalan beberapa lama di dalam gua itu. Kenapa Abellard tidak menggunakan sihir api untuk membantunya melihat jalan? Kau benar, hanya saja pria itu melupakan bahwa ia memiliki sihir untuk membantunya. "Tuan? Apakah anda tidak ingin menggunakan sihir api anda untuk menerangi jalan?" Usul Ames merasa aneh dengan perilaku abnormal tuannya itu. "Apa aku memiliki sihir seperti itu?" Abellard mengerutkan dahinya bingung. Pria itu tidak ingat bahwa ia memiliki sihir berelemen api, namun, ia juga tidak dapat mengingat elemen sihir apa yan
Menurut apa yang dikatakan oleh Glace ( roh es), selain raja iblis, terdapat beberapa tingkatan monster lainnya yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang di dunia ini, bahkan terlupakan, karena hampir tidak mungkin untuk dicapai, yaitu tingkat God dan Spirit, sehingga jika kembali diurutkan akan menjadi:8. Knight7. Elite Knight6. General5. Marshal4. Grand Marshal3. Demon King2. God1. SpiritLalu kenapa mahluk sekuat roh justru tidak pernah terdengar di masyarakat dan terlupakan? Tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan itu, bahkan Glace juga tidak tahu mengapa ia berada di dalam gua itu dan sudah berapa lama ia berada di sana, yang ia ketahui hanyalah kenyataan bahwa mayat-mayat itu tidak berhenti datang, bahkan ratusan mayat yang tergantung di guanya juga tidak pernah habis. Terkadang mayat-mayat itu tergantikan dengan mayat lain setiap harinya tanpa perlu ia turun tangan untuk menggantinya, mungkin terdengar tidak masuk akal, awalnya Abellard juga tidak mempercayai ucapa
Beberapa saat setelah Glace berhasil keluar dari gua itu, terdengar suara gemuruh di langit, tanah berguncang memunculkan retakan besar di tanah, perlahan gua itu hancur bersamaan dengan pohon-pohon di hutan itu yang ikut roboh tanpa sebab. Sebuah gerbang dimensi lainnya kemudian muncul, Abellard tidak sempat berpikir untuk mencurigai gerbang dimensi yang baru ia lihat itu, situasi saat ini cukup mendesak, jika ia tidak melompat masuk ke dalam gerbang mencurigakan itu, mungkin ia akan ikut hancur bersama dengan semua hal yang ada di hutan itu. "Tempat ini..." Albis melebarkan matanya tidak percaya. "Kita berhasil kembali!!!" Sorak gadis itu bersemangat setelah berhasil keluar dari dimensi asing yang menyekapnya beberapa saat lalu. Lain hal dengan Albis yang cukup bahagia dan bersemangat, Abellard justru mengerutkan wajahnya dengan ekspresi khawatir melihat kondisi hutan di dekatnya. Hutan itu memanglah hutan Kekaisaran Timothe, namun, kemana kota dan desa yang berada disekitar hut
"Abellard? Kau tidak papa? Aku melihatmu berkeringat cukup banyak, apakah kau mimpi buruk?" Cemas Albis membangunkan Abellard dari tidurnya. Abellard terperanjat, apa maksudnya? Apakah semua kejadian itu adalah mimpi? Namun, kapan ia tertidur?. "Ah, aku baik-baik saja, lalu sudah sejauh apa kita pergi?" Jawab Abellard menengadahkan kepalanya bermaksud untuk melihat cahaya matahari karena ada sesuatu yang sedari tadi menghalangi cahaya untuknya. "Entahlah, mungkin kau dapat melihatnya sendiri?" Usul gadis itu tersenyum kepada Abellard yang kini sedang berbaring di atas pangkuannya. Ah, ternyata yang menghalangi matahari untuk pria itu adalah Albis, namun, sejak kapan ia berada di pangkuan gadis itu? Abellard memijat pelipisnya beberapa saat, rasanya ia masih tidak dapat mencerna apa yang sedang ia lihat saat ini, dan beberapa detik setelahnya... Brak!Terdengar suara pintu yang dibuka secara terburu-buru oleh seseorang, itu adalah Darrel, Abellard tidak menduga bahwa ternyata mere
Plak! Albis terus memukul bokong Glace yang masih tidak ingin mendengarkan ucapannya, wajah anak itu sudah terlihat semerah tomat karena perlakuan Albis kepadanya, tidak peduli berapa kali anak itu memintanya, Albis sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Glace yang terus memberontak untuk dilepaskan oleh wanita berambut merah menyala itu. "Hei, apakah kau datang ke sini tanpa orang tuamu? Tidak baik bagi anak kecil untuk berkeliaran sendirian tanpa pengawasan orang tua, atau kau sedang melarikan diri dari orang tuamu? Jika demikian kau harus segera kembali menemui mereka, aku yakin saat ini mereka pasti sangat khawatir," Terang Albis berhenti bermain-main dengan Glace. Glace bungkam, sepertinya wanita itu tidak mengenalinya dalam bentuk anak kecil ini, yah, wajar saja, terakhir kali saat mereka bertemu Albis hanya melihat wujud asli Glace sebagai bola bulu berwarna putih yang memiliki tanduk den kepalanya, wanita itu pasti tidak menyadari bahwa anak kecil yang di pangkuannya seb
Blam! Glace membanting pintu kamarnya kesal, memang semua orang itu memiliki kebiasaan yang sama. Mereka akan berusaha keras mendapatkan kepercayaan Glace agar mereka mendapatkan sesuatu dirinya, tidak ada orang yang benar-benar tulus di dunia ini, walaupun ia tidak ingin mengakuinya, bahkan dirinya sendiri juga mengikuti Abellard karena menginginkan sesuatu dari pria itu, yaitu kebebasan. Karenanya, Glace tidak dapat terlalu marah kepada Abellard yang juga mengharapkan menjalin kontrak dengannya, ah, kenapa ia sangat sentimental hari ini?! Padahal sekarang bukanlah musim panas dimana ia akan kesal karena merasa tidak nyaman dengan suhunya, ah, benar juga, ini pasti karena ruangan yang tidak biasa ia tempati, mungkin sebaiknya ia mencari tempat yang cocok untuk dibekukan agar suasana hatinya sedikit lebih baik. "Namun, dimana tempat yang cocok untuk ku bekukan?" Glace menyebarkan pandangannya mencari tempat yang cocok dengan kemampuan pendeteksinya. Dan... Dapat! Terdapat sebuah l
Badai es muncul dari kamar tempat Glace dirawat dan membekukan semua yang berada di sekitarnya, satu persatu penyihir mulai membeku dalam balok es, sedangkan Abellard saat ini masih kesulitan bergerak dari tempatnya karena tekanan aura sihir yang begitu kuat mencoba memaksanya untuk berlutut ke tanah. "Dasar mahluk tidak berguna!!!" Pria itu berteriak sekencang-kencangnya mengumpat Glace. Abellard memusatkan sihirnya ke kakinya untuk memperkuat pijakan dan berusaha bergerak walau dengan tekanan sihir yang terus menekan dan memaksanya untuk berlutut. Abellard yang berhasil memasuki kamar itu sontak dikejutkan dengan pemandangan yang jauh lebih buruk dari pada di lorong istana, dinding-dinding kamar itu telah hancur hingga taman yang berada di seberangnya dapat terlihat jelas dari lubang besar yang dibuat oleh mahluk berbulu itu di kamarnya, sedangkan puluhan pelayan telah membeku dalam keadaan bersujud kepada Glace karena tekanan sihirnya. "Apa yang kau lakukan di istanaku sialan?!
"Apakah anda sudah mendengar kabarnya?" Tanya Gare yang menjadi lawan latihan Abellard yang sedang saling mengarahkan pedang ke satu sama lain di ruang latihan itu. "Apa?" Abellard merespon pertanyaan kesatria itu seadanya. "Seseorang menjelek-jelekkan yang mulia kaisar dengan nada remeh didepan para rakyat Kekaisaran ini" Sambung pria itu membangkitkan jiwa penggosip Abellard untuk ber ghibah. "Memangnya apa yang mereka katakan?" Abellard mengerutkan dahinya kesal, rasanya moodnya saat ini mendadak berubah mendengar bahwa seseorang menghina ayahnya. "Mereka mengatakan bahwa Kaisar sebenarnya bukan apa-apa tanpa para bangsawan yang mendukungnya, walaupun nada bicara orang itu terlihat seperti candaan, namun apakah pantas seseorang dengan derajat rendah sepertinya menjadikan seorang kaisar sebagai bahan candaan? Sejujurnya aku sangat marah pada Lady itu dan ingin menghancurkan kepalanya, namun aku harus menahan diri karena dia hanyalah seorang wanita," Imbuh Gare menjawab pertanyaan
Beberapa hari setelahnya, Glace telah tertidur sejak mereka menginjakkan kaki ke wilayah utara tanpa sekalipun membuka matanya, ukuran tubuhnya yang semula terus menyusut perlahan mulai kembali normal seiring dengan seberapa lama ia tertidur untuk memulihkan dirinya. Disisi lain, Abellard terus berlatih untuk memperkuat dirinya sendiri agar dapat bertahan di dunia ini, beberapa kali ia akan mengikuti ayahnya untuk melakukan pertemuan dengan beberapa kerajaan kecil dan memberi bantuan kepada semua orang yang terkena dampak kemunculan Dungeon disekitar mereka. Dan untuk beberapa waktu ini, tidak ada tanda-tanda bahwa dungeon itu akan mencul kembali dalam waktu dekat, Darrel juga telah memerintahkan menara sihir untuk meneliti dan menciptakan sesuatu agar mereka dapat mengetahui kapan dan dimana Dungeon itu akan muncul selanjutnya, namun, masih belum ada hasil untuk permintaannya itu. Karenanya, untuk mengantisipasi bencana ini sementara waktu beberapa Kekaisaran sepakat untuk membang
"Lalu, kau ingin menjalin kontrak dengannya?" Darrel menatap putranya itu penuh selidik. Abellard diam untuk berpikir sejenak, pada umumnya kontrak hanya dilakukan dengan monster tingkat tinggi kebawah, namun, apa jadinya jika ia menjalin kontrak dengan seekor monster yang memiliki tingkat di atas raja iblis?. "Hal ini memang tidak pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya, mengingat betapa tingginya harga diri para roh dan seberapa kuat mereka, namun, bukan berarti hal ini tidak mungkin untuk dilakukan.""Apa yang akan ayah lakukan jika aku menjalin kontrak dengannya?" Abellard balik bertanya untuk memastikan bahwa jawaban apa yang akan dikatakan oleh pria itu juga akan mempengaruhi jawaban yang ia berikan selanjutnya. Darrel menghela nafas kasar, ia tidak dapat berbohong bahwa ia memiliki tujuan lain untuk mendorong Abellard melakukan kontrak dengan Glace. Dengan entitas sekuat roh yang berada di sisinya, mungkin saja Kekaisaran ini dapat melewati bancana yang diakibatkan oleh
"Abellard? Kau tidak papa? Aku melihatmu berkeringat cukup banyak, apakah kau mimpi buruk?" Cemas Albis membangunkan Abellard dari tidurnya. Abellard terperanjat, apa maksudnya? Apakah semua kejadian itu adalah mimpi? Namun, kapan ia tertidur?. "Ah, aku baik-baik saja, lalu sudah sejauh apa kita pergi?" Jawab Abellard menengadahkan kepalanya bermaksud untuk melihat cahaya matahari karena ada sesuatu yang sedari tadi menghalangi cahaya untuknya. "Entahlah, mungkin kau dapat melihatnya sendiri?" Usul gadis itu tersenyum kepada Abellard yang kini sedang berbaring di atas pangkuannya. Ah, ternyata yang menghalangi matahari untuk pria itu adalah Albis, namun, sejak kapan ia berada di pangkuan gadis itu? Abellard memijat pelipisnya beberapa saat, rasanya ia masih tidak dapat mencerna apa yang sedang ia lihat saat ini, dan beberapa detik setelahnya... Brak!Terdengar suara pintu yang dibuka secara terburu-buru oleh seseorang, itu adalah Darrel, Abellard tidak menduga bahwa ternyata mere
Beberapa saat setelah Glace berhasil keluar dari gua itu, terdengar suara gemuruh di langit, tanah berguncang memunculkan retakan besar di tanah, perlahan gua itu hancur bersamaan dengan pohon-pohon di hutan itu yang ikut roboh tanpa sebab. Sebuah gerbang dimensi lainnya kemudian muncul, Abellard tidak sempat berpikir untuk mencurigai gerbang dimensi yang baru ia lihat itu, situasi saat ini cukup mendesak, jika ia tidak melompat masuk ke dalam gerbang mencurigakan itu, mungkin ia akan ikut hancur bersama dengan semua hal yang ada di hutan itu. "Tempat ini..." Albis melebarkan matanya tidak percaya. "Kita berhasil kembali!!!" Sorak gadis itu bersemangat setelah berhasil keluar dari dimensi asing yang menyekapnya beberapa saat lalu. Lain hal dengan Albis yang cukup bahagia dan bersemangat, Abellard justru mengerutkan wajahnya dengan ekspresi khawatir melihat kondisi hutan di dekatnya. Hutan itu memanglah hutan Kekaisaran Timothe, namun, kemana kota dan desa yang berada disekitar hut
Menurut apa yang dikatakan oleh Glace ( roh es), selain raja iblis, terdapat beberapa tingkatan monster lainnya yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang di dunia ini, bahkan terlupakan, karena hampir tidak mungkin untuk dicapai, yaitu tingkat God dan Spirit, sehingga jika kembali diurutkan akan menjadi:8. Knight7. Elite Knight6. General5. Marshal4. Grand Marshal3. Demon King2. God1. SpiritLalu kenapa mahluk sekuat roh justru tidak pernah terdengar di masyarakat dan terlupakan? Tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan itu, bahkan Glace juga tidak tahu mengapa ia berada di dalam gua itu dan sudah berapa lama ia berada di sana, yang ia ketahui hanyalah kenyataan bahwa mayat-mayat itu tidak berhenti datang, bahkan ratusan mayat yang tergantung di guanya juga tidak pernah habis. Terkadang mayat-mayat itu tergantikan dengan mayat lain setiap harinya tanpa perlu ia turun tangan untuk menggantinya, mungkin terdengar tidak masuk akal, awalnya Abellard juga tidak mempercayai ucapa