"Apakah anda sudah mendengar kabarnya?" Tanya Gare yang menjadi lawan latihan Abellard yang sedang saling mengarahkan pedang ke satu sama lain di ruang latihan itu. "Apa?" Abellard merespon pertanyaan kesatria itu seadanya. "Seseorang menjelek-jelekkan yang mulia kaisar dengan nada remeh didepan para rakyat Kekaisaran ini" Sambung pria itu membangkitkan jiwa penggosip Abellard untuk ber ghibah. "Memangnya apa yang mereka katakan?" Abellard mengerutkan dahinya kesal, rasanya moodnya saat ini mendadak berubah mendengar bahwa seseorang menghina ayahnya. "Mereka mengatakan bahwa Kaisar sebenarnya bukan apa-apa tanpa para bangsawan yang mendukungnya, walaupun nada bicara orang itu terlihat seperti candaan, namun apakah pantas seseorang dengan derajat rendah sepertinya menjadikan seorang kaisar sebagai bahan candaan? Sejujurnya aku sangat marah pada Lady itu dan ingin menghancurkan kepalanya, namun aku harus menahan diri karena dia hanyalah seorang wanita," Imbuh Gare menjawab pertanyaan
Badai es muncul dari kamar tempat Glace dirawat dan membekukan semua yang berada di sekitarnya, satu persatu penyihir mulai membeku dalam balok es, sedangkan Abellard saat ini masih kesulitan bergerak dari tempatnya karena tekanan aura sihir yang begitu kuat mencoba memaksanya untuk berlutut ke tanah. "Dasar mahluk tidak berguna!!!" Pria itu berteriak sekencang-kencangnya mengumpat Glace. Abellard memusatkan sihirnya ke kakinya untuk memperkuat pijakan dan berusaha bergerak walau dengan tekanan sihir yang terus menekan dan memaksanya untuk berlutut. Abellard yang berhasil memasuki kamar itu sontak dikejutkan dengan pemandangan yang jauh lebih buruk dari pada di lorong istana, dinding-dinding kamar itu telah hancur hingga taman yang berada di seberangnya dapat terlihat jelas dari lubang besar yang dibuat oleh mahluk berbulu itu di kamarnya, sedangkan puluhan pelayan telah membeku dalam keadaan bersujud kepada Glace karena tekanan sihirnya. "Apa yang kau lakukan di istanaku sialan?!
Blam! Glace membanting pintu kamarnya kesal, memang semua orang itu memiliki kebiasaan yang sama. Mereka akan berusaha keras mendapatkan kepercayaan Glace agar mereka mendapatkan sesuatu dirinya, tidak ada orang yang benar-benar tulus di dunia ini, walaupun ia tidak ingin mengakuinya, bahkan dirinya sendiri juga mengikuti Abellard karena menginginkan sesuatu dari pria itu, yaitu kebebasan. Karenanya, Glace tidak dapat terlalu marah kepada Abellard yang juga mengharapkan menjalin kontrak dengannya, ah, kenapa ia sangat sentimental hari ini?! Padahal sekarang bukanlah musim panas dimana ia akan kesal karena merasa tidak nyaman dengan suhunya, ah, benar juga, ini pasti karena ruangan yang tidak biasa ia tempati, mungkin sebaiknya ia mencari tempat yang cocok untuk dibekukan agar suasana hatinya sedikit lebih baik. "Namun, dimana tempat yang cocok untuk ku bekukan?" Glace menyebarkan pandangannya mencari tempat yang cocok dengan kemampuan pendeteksinya. Dan... Dapat! Terdapat sebuah l
Plak! Albis terus memukul bokong Glace yang masih tidak ingin mendengarkan ucapannya, wajah anak itu sudah terlihat semerah tomat karena perlakuan Albis kepadanya, tidak peduli berapa kali anak itu memintanya, Albis sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Glace yang terus memberontak untuk dilepaskan oleh wanita berambut merah menyala itu. "Hei, apakah kau datang ke sini tanpa orang tuamu? Tidak baik bagi anak kecil untuk berkeliaran sendirian tanpa pengawasan orang tua, atau kau sedang melarikan diri dari orang tuamu? Jika demikian kau harus segera kembali menemui mereka, aku yakin saat ini mereka pasti sangat khawatir," Terang Albis berhenti bermain-main dengan Glace. Glace bungkam, sepertinya wanita itu tidak mengenalinya dalam bentuk anak kecil ini, yah, wajar saja, terakhir kali saat mereka bertemu Albis hanya melihat wujud asli Glace sebagai bola bulu berwarna putih yang memiliki tanduk den kepalanya, wanita itu pasti tidak menyadari bahwa anak kecil yang di pangkuannya seb
Seorang pria dengan rambut berwarna perak dihadapkan kepada rajanya, keadaannya saat ini benar-benar memprihatinkan, tubuh dan kepalanya telah terpisah, namun, Lucifer masih dapat hidup selama inti jiwanya belum dihancurkan. Pria itu kini sedang berada di ruang persidangan menunggu keputusan hidup dan mati atas tuduhan pemberontakannya, ia adalah Lucifer De Valladold, seorang panglima perang Kekaisaran Oscuro yang telah mengabdikan dirinya selama ratusan tahun lamanya. Lucifer melakukan hal itu bukan tanpa alasan atau semata-mata hanya untuk mengabdikan dirinya kepada kekaisaran yang sangat dicintainya. "Kekaisaran ini adalah sampah," Itu lah yang dipikirkan Lucifer mengenai Kekaisaran yang telah dilayaninya selama ratusan tahun. Lantas, bagaimana Kekaisaran ini mengendalikan iblis setingkat Lucifer untuk terus mengabdi kepadanya tanpa perlawanan? Apollyon de Oscuro yang adalah kaisar Kekaisaran Oscuro saat ini memegang kelemahan terbesar dari Lucifer, yaitu inti jiwanya. Inti jiwa
Di dunia ini terdapat berbagai aturan sihir yang berbeda sesuai Kerajaan atau Kekaisaran yang menguasainya, seperti Kekaisaran Oscuro yang elemen sihirnya terbagi menjadi empat elemen, yaitu, Api, Air, Tanah, dan angin, dimana setiap individu hanya dapat memiliki satu diantara empat elemen tersebut, namun, terdapat beberapa orang dengan kasus langka yang mampu menguasai dua elemen sekaligus, seperti Lucifer, di kehidupan sebelumnya. Dari elemen yang mereka kuasai, mereka akan mengembangkan kekuatannya dengan latihan keras dan mempelajari berbagai skill dari buku lalu berkembang sedikit demi sedikit dengan meningkatkan latihan dan pengalamannya. Dan cara mereka menentukan tingkat seseorang adalah dengan melakukan pengukuran kekuatan sihir (Mana) setiap bulannya yang dapat dilakukan di Guild petualang, atau bagi bangsawan mereka dapat mengundang pemilik Guild untuk mengukur kekuatan sihir mereka. Lain hal dengan Kekaisaran Oscuro, Kekaisaran Timothe memiliki sistem yang jauh lebih sim
Darrel menatap lekat putranya yang berada dalam pelukannya, pupil matanya yang berwarna emas tampak membesar setelah terlihat berusaha memikirkan sesuatu di benaknya. "Madeline, bagaimana jika putra kita diberi nama Abellard?" Tanya Darrel dengan mata berbinar mengharapkan persetujuan dari istrinya. Madeline tersenyum, betapa manisnya suaminya itu, sikap manisnya saat ini membuat orang-orang akan sulit percaya bahwa ia adalah raja mereka yang selalu serius dengan wajah dinginnya yang seakan tidak pernah mempedulikan apapun dalam hidupnya. "Abellard? Ya, itu nama yang bagus, bagaimana kalau Abellard Bernie Timothe?" Jawab Madeline sedikit menambahkan nama panjang untuk putranya. Abellard Bernie memiliki arti seorang pemuda yang pemberani, tangguh dan kuat, itu adalah nama yang sangat bagus, mengingat bahwa bayi itu adalah seorang pangeran yang akan menguasai salah satu dari empat Kekaisaran di dunia ini. Maka pangeran sulung Kekaisaran Timothe pun resmi dinamakan Abellard Bernie Ti
Sesampainya di taman, Abel kecil duduk tenang di atas karpet yang digelar pelayan agar ia dapat bermain tanpa mengotori pakaiannya, namun, bagaimana Abel menggerakkan kekuatan sihirnya jika diawasi oleh ratu yang adalah seorang Leviathan? Tentu saja kekuatan sihirnya akan langsung ketahuan saat ia menggerakkannya. "Yang mulia, baginda Kaisar memanggil anda ke ruang kerjanya," Lapor seorang prajurit meminta Madeline untuk segera pergi menemui sang kaisar. Madeline mengangguk, lalu bangkit dari duduknya menggendong Abel kecil untuk ikut bersamanya, akan berbahaya jika ia meninggalkan satu-satunya pangeran Kekaisaran di taman tanpa pengawasannya. Abel terperanjat, tunggu, apakah ia akan dibawa pergi? Namun, ia belum memperkuat segel kekuatan sihirnya, jika ia pergi sekarang maka, sesuatu yang buruk akan terjadi padanya."Aaaa, aaawaaa! Uuwaaa! (Turunkan aku! Jika kau membawaku sekarang aku akan mati!!!)" Abel meronta-ronta dalam pelukan ibunya, namun, Madeline sama sekali tidak mengert