Share

82 - Interogasi ala Jay

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sigap saja, Jay menangkap benda kecil tipis itu menggunakan dua jarinya.

“Wah, mainanmu ini ….” Jay menatap apa yang baru ditangkapnya dan terkekeh.

Si penyerang membelalakkan mata, tak percaya akan tindakan tak terduga Jay.

“Oh? Jarum? Kamu udah mempersiapkan ini sejak tadi untukku, yah? Ha ha ha!” Jay tertawa lepas untuk memberikan tekanan psikis ke penyerangnya yang masih kaget.

Tak hanya si penyerang yang mengalami kekagetan, Kolonel Hangga dan anak buahnya di sana pun tak kalah kaget, seakan mereka baru saja menyaksikan adegan di sebuah film k****u.

Jay memandangi jarum kecil itu sambil berkata, “Wah, wah, bukankah ini jarum yang berbahaya jika berhasil disuntikkan? Beracun, kan?”

Jarum itu memang tidak berbahaya ketika dipegang batangnya, namun apabila tertusuk ke kulit dan menembus lapisannya, maka cairan racun di dalam rongga batangnya akan terdorong keluar dan itu sangat mematikan.

“Hm, menarik!” Jay mengangguk-anggukkan kepala sambil masih meneliti jarum itu.

“Tuan Jay ….” Ko
Gauche Diablo

ayok, mana nih gem kalian? yuk sini dermakan ke Jay biar Jay semangat bertempurnya ;')) terima kasih, org2 baik. semoga kalian selalu sehat, murah rejeki dan bahagia selalu di sana.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   83 - Membantai

    “Kolonel, bolehkah?” pinta Jay ke Kolonel Hangga. “Saya jamin, saya dan Erlangga tidak akan membebani pasukan Anda. Kami akan sangat berhati-hati dan menjauhi bahaya sebanyak mungkin.”Karena sudah begitu, maka Kolonel Hangga pun setuju mengikutsertakan Jay ke pertempuran langsung di hutan barat“Kami akan menjaga Anda.” Kolonel Hangga tetap harus melakukan ini. Bagaimanapun, Jay merupakan masyarakat sipil yang wajib dilindungi ketika ada konflik bersenjata.Erlangga segera bergabung dengan para prajurit, tak lupa dia menggunakan rompi NanoCorium.Sementara Jay memeriksa kembali alat komunikasinya sebelum melangkah keluar dari tenda itu.Di bawah langit malam yang penuh bintang, suasana semakin tegang. Asap dari ledakan masih terlihat mengepul di kejauhan.“Tuan Jay, Anda harus pakai ….” Suara Kolonel Hangga terhenti ketika dia hendak menyuruh Jay menggunakan rompi NanoCorium.Namun, pandangan Jay membuat sang kolonel mengurungkan niatnya melengkapkan kalimatnya. Jika Jay bisa selamat

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   84 - Iblis Dewa Perang Beraksi

    “Ayo, sini! Come to papa! Ha ha ha!” Jay tertawa rendah. Wajahnya sudah mirip iblis pembantai dengan gelagat seperti dewa perang.Iblis Dewa Perang sedang beraksi di medan tempur.Ketika pertempuran semakin memanas, Jay mulai menyadari bahwa ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup, bukan hanya melawan musuh fisik.Musuh semakin banyak dan serangan mereka semakin terkoordinasi. Namun, Jay tetap tak gentar.Setiap kali musuh mendekat, dia menghancurkan mereka dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa.“Ayo! Ayo!” Jay seperti kesetanan, menebas ke kanan dan kiri, atas dan bawah, sehingga yang terdengar hanya teriakan musuh setiap berada di jangkauan Jay.Setelah beberapa saat, Jay mulai kehabisan musuh di sekitar.Erlangga yang berdiri di sampingnya terlihat tak tergores sedikit pun, meski mereka telah dikelilingi oleh lusinan musuh yang kini tergeletak di tanah."Aku sudah bilang, Lang, bahwa kita lebih pintar daripada mereka," ujar Jay sambil tersenyum tipis.Namun, matanya masih aw

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   85 - Diminta Mundur

    “Tuan Jay, Anda sungguh luar biasa.” Kolonel Hangga memuji.Pertempuran sudah usai dan kemenangan jelas ada di pihak militer Astronesia. Meski ada korban jiwa, tapi itu sangat minimal. Berbanding terbalik dengan pihak pasukan pemberontak.“Oh, Kolonel terlalu memuji. Saya hanya berbuat sedikit.” Jay merendah untuk meroket.Memahami kesombongan Jay yang dibungkus tipis, Kolonel Hangga terpaku beberapa detik sebelum menyemburkan tawa basa-basi.“Ha ha ha. Sedikit dari Anda, merupakan bantuan besar bagi kami. Terima kasih. Baru kali ini kami meraih kemenangan yang demikian gemilang melawan pasukan pemberontak.”Meski begitu, Kolonel Hangga tidak mempermasalahkan kesombongan itu, karena Jay memang pantas untuk sombong setelah apa yang diperbuat dan apa yang mampu diperbuat.Mereka pun kembali ke barak darurat. Banyak prajurit yang baru saja bertempur merasa kagum dengan Jay.“Sungguhan! Aku pikir aku sedang menonton film laga tadi! Dia keren banget! Gerakannya cepat banget! Berasa nonton

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   86 - Alasan Bertahan Lebih Lama

    Jay menatap layar laptop, sejenak merasakan ketegangan yang mulai memudar setelah Komandan Rahul memberikan izinnya.Meskipun rasa hormatnya besar pada militer, dia tidak ingin mengambil tindakan tanpa koordinasi."Terima kasih, Komandan. Untuk saat ini, tidak ada permintaan khusus. Namun, jika situasi memburuk dan kami memerlukan dukungan tambahan, saya akan secepatnya menghubungi Anda," jawab Jay dengan nada tegas.Kolonel Hangga yang berdiri di samping Jay mengangguk setuju. "Saya akan pastikan pasukan siap dan waspada. Anda bisa percaya pada kami di sini, Komandan," kata Hangga sambil memberi salut.Komandan Rahul menghela napas, terlihat sedikit lega. "Baik, Kolonel. Saya percayakan situasi di sana kepada Anda dan Tuan Jay. Tolong jaga Tuan Jay dan orang-orangnya. Mereka warga sipil yang pemberani. Jaga pula komunikasi tetap terbuka. Jika situasi memanas, segera hubungi saya. Kami akan siap mengirim bantuan secepat mungkin," katanya sebelum menutup sambungan.Setelah panggilan be

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   87 - Wartawan Berdatangan

    Jay terdiam sejenak saat mendengar kabar dari Erlangga. "Wartawan?" tanyanya, tidak percaya. "Mereka pikir ini apa, festival atau parade?"Erlangga mengangguk, meski wajahnya juga menandakan ketidaksetujuan yang sama. "Ya, Bos. Katanya mereka datang untuk melihat langsung penggunaan rompi NanoCorium di medan tempur dan ingin mewawancarai Anda."Jay mendengus dengan ekspresi sedikit kesal. "Konyol! Ini medan perang, bukan tempat untuk mencari sensasi atau berita eksklusif!" Dia menatap Baskara yang ada di layar. "Baskara, kamu sudah melaporkan ini ke Komandan?"Baskara di tempatnya, mengangguk. "Sudah, Bos. Komandan Rahul langsung memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan para wartawan itu di Kota Mahoni sebelum mereka mendekat ke area konflik."Jay menghela napas, mencoba menenangkan pikirannya. "Bagus. Yang terakhir kita butuhkan adalah lebih banyak gangguan di sini." Dia menoleh ke arah Erlangga. "Kita sudah cukup sibuk mengatasi musuh tanpa harus mengkhawatirkan orang-orang bodo

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   88 - Menyelamatkan Wartawan dan Kameramannya

    Jay terus melangkah dengan cepat, tak ingin menyia-nyiakan waktu setelah menemukan wartawan dan kameramannya.Pikirannya masih terganggu oleh kebodohan mereka yang nekat menyusup ke area konflik. Dua orang itu tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga mengganggu strategi militer yang sedang berlangsung."Bos, ada musuh lain yang mendekat dari arah barat," suara Baskara terdengar di telinga melalui alat komunikasi. Jay langsung merapatkan rahangnya, wajahnya menunjukkan ketegangan."Seberapa banyak?" tanya Jay, tatapannya menyapu hutan sekeliling."Banyak, sekitar satu regu penuh. Mereka tampaknya mencari rekan mereka yang sudah Anda kalahkan tadi," jawab Baskara.Jay menghela napas panjang. Situasi ini semakin rumit. "Erlangga, bawa wartawan ini kembali ke tenda utama. Aku akan menahan mereka di sini," ucap Jay, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Erlangga menoleh, matanya terbelalak. "Bos, biar saya bantu—""Tidak! Kamu yang tanggung jawab membawa mereka keluar dari sini.

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   89 - Terpaksa Menggendong Lina

    "Ma-maafkan kami, Tuan Jay." Lina, si wartawan wanita berkata dengan suara menyesal. "Kakiku ... kakiku mendadak terasa sakit, mungkin terkilir, makanya kami ... lambat berjalan."Jay menatap Lina sebentar. Matanya menyipit, memeriksa kondisi wartawan yang berdiri di hadapannya dengan wajah penuh rasa bersalah.Kaki Lina tampak baik-baik saja, tetapi dia tahu betapa berbahayanya berada di medan perang tanpa daya, dan siapa pun bisa merasakan nyeri mendadak akibat kelelahan atau stres. Tidak ada waktu untuk berdebat. Ketika Jay hendak menyentuh kaki Lina untuk disembuhkan, suara Baskara sudah terdengar lagi melalui ear-piece dia. "Bos, musuh mendekat lagi ke lokasi Anda berempat. Sekitar 20 meter. Ada belasan orang," Baskara memberitahukan ancaman yang semakin mendekat.Jay menghela napas dalam-dalam, menyiapkan diri. Dia menoleh ke Erlangga. "Kita harus bertindak cepat. Kamu fokus bertarung. Aku akan membawa mereka."Erlangga mengangguk tegas, menghunus sangkurnya. "Baik, Bos."Denga

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   90 - Aroma yang Tertinggal

    “Kenapa? Apa udah sembuh?” Jay bergerak menjauh.Sebenarnya dari tadi Jay sudah mengetahui bahwa kaki sakit Lina hanyalah sekedar sandiwara dari si wartawan wanita.Tujuannya apalagi kalau bukan ingin tetap dekat dengan Jay untuk mendapatkan berita paling akurat?“Itu … iya, sepertinya … udah sembuh, Tuan Jay.” Lina menundukkan kepalanya.“Pakai aja tendaku untukmu tidur. Besok aku antar kamu ke kota.” Jay berjalan keluar diikuti Erlangga dan kameraman.Lina hanya terdiam dan menerima.Besok dia dipulangkan? Ini terlalu rugi baginya. Tapi mau bagaimana lagi? Atau dia mungkin bisa melakukan sesuatu agar hal itu bisa ditunda?Lina mulai merebahkan dirinya di ranjang sederhana yang ada di tenda Jay.“Hm?” Lina mengernyitkan keningnya, tapi bukan dalam ekspresi negatif, justru sebaliknya. “Aroma Tuan Jay,” bisiknya.Bau tubuh Jay masih tertinggal di seprai itu, membawa aroma maskulin yang khas—perpaduan antara keringat, debu medan perang, dan sedikit wangi kayu dari parfum yang samar.Saa

Latest chapter

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   163 - Anggota Baru PhantomClaw yang Spesial

    “Eh?!” Jay tak siap dengan kecupan Phoenix.Wanita itu bergerak sangat cepat sampai Jay tak berhasil menghindar. Ini benar-benar di luar dugaan Jay.Sedangkan Zafia di samping Jay hanya bisa membelalakkan mata selama sekian detik, tak bisa melakukan apa-apa.“Maafkan sikapku, Nyonya.” Phoenix memberikan salam soja dengan menangkupkan dua tangan di depan tubuh ke Zafia.Dia menggunakan bahasa internasional agar Zafia paham apa yang diucapkannya.Karena sudah begitu, Zafia tersenyum sambil menanggapinya menggunakan bahasa internasional juga, “Tidak mengapa, Nona Phoenix. Tak perlu meminta maaf.”Setelah itu, Jay dan rombongan kecilnya naik ke jet pribadinya. Tak berapa lama kemudian, pintu pesawat pun mulai ditutup dan bergerak di landasan pacu.“Hong’er … kamu menyukainya, bukan?” tanya Dragon di samping putrinya.Phoenix menoleh cepat ke ayahnya, cukup terkejut dengan penilaian Dragon.“Ayah, kecupan tadi itu … bukan mengenai perasaan, tapi … itu memang sudah menjadi perjanjian yang k

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   162 - Membawa Rabbit ke Astronesia

    “Kamu dengar aku, Rabbit? Ikutlah aku ke Astronesia dan menjadi bawahanku!” ulang Jay tanpa menjeda tatapannya ke Rabbit.Mata Rabbit terus tertuju pada Jay dengan tatapan kosong. Di sanalah Jay sedang menggempur kesadaran Rabbit, mengikis logika wanita itu menggunakan sebuah ajian kuat yang dia pelajari dari Atin.Ajian yang mampu membuat orang tunduk dan takluk sepenuhnya. Ajian yang bisa mengambil alih kesadaran orang lain.“Ikut Jay … ke Astronesia … menjadi bawahan … Jay.” Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang bagi mereka bertiga, akhirnya muncullah ucapan tersebut dari Rabbit.Jay tersenyum, lega karena ajiannya berhasil. Tidak sia-sia dia mengorbankan energi kanuragannya sebanyak 50 persen lebih hanya untuk bisa melancarkan ajian ilusi perenggut kesadaran tersebut.Sedangkan Phoenix, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang dia saksikan di depan mata.“Apa-apaan adikku? Kenapa dia begitu?” tanya Pheonix ke Jay.Ketika lengan J

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   161 - Permintaan yang Keterlaluan

    “Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   160 - Perjuangan Demi untuk yang Pertama Kalinya (18+)

    “Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   159 - Kerinduan Mendera (18+)

    “Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   158 - Akhir dari Tiger dan Rabbit

    “Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   157 - Seorang Ayah Tetaplah Seorang Ayah

    Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   156 - Bangkit dari Kematian dan Menjadi Drama Keluarga

    Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   155 - Ayo Bermain dengan Harimau!

    “Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se

DMCA.com Protection Status