“Rompinya bekerja,” ujar Jay dengan suara pelan namun penuh kepuasan. Senyumnya terbentang lebar penuh kelegaan.Di layar, Jay bisa melihat bagaimana pasukan yang mengenakan rompi NanoCorium tetap bergerak dengan gesit meski terkena tembakan lawan. Rompi tersebut melindungi tubuh mereka dengan sangat baik.Bahkan, di salah satu monitor, terlihat jelas seorang prajurit tertembak di bagian dada, namun dia tetap berdiri dan menembak balik, seolah-olah peluru itu tidak menembus sama sekali.Ini cukup membingungkan pihak musuh, tentu saja. Mereka tidak menyangka bahwa pihak militer Astronesia mendadak seperti memiliki ilmu kebal.Erlangga tersenyum, lalu menambahkan, “Ini bukti bahwa teknologi kita benar-benar mampu menyelamatkan nyawa di medan perang, Bos.”Baskara mengamati drone yang mengitari area konflik lebih jauh. Dia memantau situasi dari sudut lain, termasuk bagaimana pasukan yang mengenakan rompi NanoCorium berhasil menahan serangan dari ledakan granat yang dilemparkan ke arah me
Jay berpikir sejenak, lalu memutuskan, “Kita harus turun ke lapangan sendiri. Kita perlu melihat langsung situasi dan menilai apakah ada langkah tambahan yang bisa diambil untuk melindungi pasukan.”Erlangga mengangguk, menyetujui keputusan Jay tanpa ragu.Namun, begitu mereka bersiap untuk pergi, seorang perwira militer datang menghampiri mereka. “Komandan Rahul ingin bertemu dengan Anda, Tuan Jay.”Jay mengangguk, dan mereka bertiga pergi ke markas komando di Kota Mahoni.Sesampainya di sana, Komandan Rahul langsung menyambut dengan wajah serius. “Tuan Jay, saya dengar Anda ingin turun langsung ke medan konflik. Saya tidak bisa membiarkan itu terjadi.”Jay menatap Rahul tajam. “Ini bukan hanya tentang saya, Komandan. Saya harus memastikan bahwa teknologi kami bekerja dan bisa menyelamatkan nyawa prajurit Anda. Saya paham risikonya, tapi saya akan baik-baik saja.”Rahul menarik napas panjang, mencoba meyakinkan Jay. “Kondisi di lapangan semakin berbahaya. Musuh semakin terorganisir d
Tiba-tiba, bunyi desir kecil terdengar telinga awas Jay yang sudah mengaktifkan energi kanuragannya.Refleks Jay langsung bangkit. Dia membuka matanya, dan tepat pada saat itu, sebuah bayangan hitam menyelinap masuk ke dalam tendanya, bergerak cepat dengan senjata tajam berkilau di tangan.Swoosh!“Hmh!”Pisau melesat tajam ke arah Jay, tapi dia sudah siap. Jay menghindari serangan pertama dengan gesit, tubuhnya melompat dari tempat tidur dengan kecepatan yang luar biasa. Seakan waktu bergerak lebih lambat, dia bisa melihat setiap gerakan musuhnya."Berani juga kamu mencoba membunuhku, yah!" gumam Jay sambil tersenyum tipis, menatap penyerangnya dengan mata dingin.Di bawah penerangan lampu tenda, Jay melihat pria tinggi atletis berkulit gelap dengan atribut kesukuannya dan wajah berlukis ala hantu, memegang pisau besar di tangan, siap mencabut nyawa.Tanpa menunggu serangan kedua, Jay langsung beraksi. Dengan kecepatan kilat, dia menyergap musuh itu, menangkap pergelangan tangannya d
Sigap saja, Jay menangkap benda kecil tipis itu menggunakan dua jarinya.“Wah, mainanmu ini ….” Jay menatap apa yang baru ditangkapnya dan terkekeh.Si penyerang membelalakkan mata, tak percaya akan tindakan tak terduga Jay.“Oh? Jarum? Kamu udah mempersiapkan ini sejak tadi untukku, yah? Ha ha ha!” Jay tertawa lepas untuk memberikan tekanan psikis ke penyerangnya yang masih kaget.Tak hanya si penyerang yang mengalami kekagetan, Kolonel Hangga dan anak buahnya di sana pun tak kalah kaget, seakan mereka baru saja menyaksikan adegan di sebuah film k****u.Jay memandangi jarum kecil itu sambil berkata, “Wah, wah, bukankah ini jarum yang berbahaya jika berhasil disuntikkan? Beracun, kan?”Jarum itu memang tidak berbahaya ketika dipegang batangnya, namun apabila tertusuk ke kulit dan menembus lapisannya, maka cairan racun di dalam rongga batangnya akan terdorong keluar dan itu sangat mematikan.“Hm, menarik!” Jay mengangguk-anggukkan kepala sambil masih meneliti jarum itu.“Tuan Jay ….” Ko
“Kolonel, bolehkah?” pinta Jay ke Kolonel Hangga. “Saya jamin, saya dan Erlangga tidak akan membebani pasukan Anda. Kami akan sangat berhati-hati dan menjauhi bahaya sebanyak mungkin.”Karena sudah begitu, maka Kolonel Hangga pun setuju mengikutsertakan Jay ke pertempuran langsung di hutan barat“Kami akan menjaga Anda.” Kolonel Hangga tetap harus melakukan ini. Bagaimanapun, Jay merupakan masyarakat sipil yang wajib dilindungi ketika ada konflik bersenjata.Erlangga segera bergabung dengan para prajurit, tak lupa dia menggunakan rompi NanoCorium.Sementara Jay memeriksa kembali alat komunikasinya sebelum melangkah keluar dari tenda itu.Di bawah langit malam yang penuh bintang, suasana semakin tegang. Asap dari ledakan masih terlihat mengepul di kejauhan.“Tuan Jay, Anda harus pakai ….” Suara Kolonel Hangga terhenti ketika dia hendak menyuruh Jay menggunakan rompi NanoCorium.Namun, pandangan Jay membuat sang kolonel mengurungkan niatnya melengkapkan kalimatnya. Jika Jay bisa selamat
“Ayo, sini! Come to papa! Ha ha ha!” Jay tertawa rendah. Wajahnya sudah mirip iblis pembantai dengan gelagat seperti dewa perang.Iblis Dewa Perang sedang beraksi di medan tempur.Ketika pertempuran semakin memanas, Jay mulai menyadari bahwa ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup, bukan hanya melawan musuh fisik.Musuh semakin banyak dan serangan mereka semakin terkoordinasi. Namun, Jay tetap tak gentar.Setiap kali musuh mendekat, dia menghancurkan mereka dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa.“Ayo! Ayo!” Jay seperti kesetanan, menebas ke kanan dan kiri, atas dan bawah, sehingga yang terdengar hanya teriakan musuh setiap berada di jangkauan Jay.Setelah beberapa saat, Jay mulai kehabisan musuh di sekitar.Erlangga yang berdiri di sampingnya terlihat tak tergores sedikit pun, meski mereka telah dikelilingi oleh lusinan musuh yang kini tergeletak di tanah."Aku sudah bilang, Lang, bahwa kita lebih pintar daripada mereka," ujar Jay sambil tersenyum tipis.Namun, matanya masih aw
“Tuan Jay, Anda sungguh luar biasa.” Kolonel Hangga memuji.Pertempuran sudah usai dan kemenangan jelas ada di pihak militer Astronesia. Meski ada korban jiwa, tapi itu sangat minimal. Berbanding terbalik dengan pihak pasukan pemberontak.“Oh, Kolonel terlalu memuji. Saya hanya berbuat sedikit.” Jay merendah untuk meroket.Memahami kesombongan Jay yang dibungkus tipis, Kolonel Hangga terpaku beberapa detik sebelum menyemburkan tawa basa-basi.“Ha ha ha. Sedikit dari Anda, merupakan bantuan besar bagi kami. Terima kasih. Baru kali ini kami meraih kemenangan yang demikian gemilang melawan pasukan pemberontak.”Meski begitu, Kolonel Hangga tidak mempermasalahkan kesombongan itu, karena Jay memang pantas untuk sombong setelah apa yang diperbuat dan apa yang mampu diperbuat.Mereka pun kembali ke barak darurat. Banyak prajurit yang baru saja bertempur merasa kagum dengan Jay.“Sungguhan! Aku pikir aku sedang menonton film laga tadi! Dia keren banget! Gerakannya cepat banget! Berasa nonton
Jay menatap layar laptop, sejenak merasakan ketegangan yang mulai memudar setelah Komandan Rahul memberikan izinnya.Meskipun rasa hormatnya besar pada militer, dia tidak ingin mengambil tindakan tanpa koordinasi."Terima kasih, Komandan. Untuk saat ini, tidak ada permintaan khusus. Namun, jika situasi memburuk dan kami memerlukan dukungan tambahan, saya akan secepatnya menghubungi Anda," jawab Jay dengan nada tegas.Kolonel Hangga yang berdiri di samping Jay mengangguk setuju. "Saya akan pastikan pasukan siap dan waspada. Anda bisa percaya pada kami di sini, Komandan," kata Hangga sambil memberi salut.Komandan Rahul menghela napas, terlihat sedikit lega. "Baik, Kolonel. Saya percayakan situasi di sana kepada Anda dan Tuan Jay. Tolong jaga Tuan Jay dan orang-orangnya. Mereka warga sipil yang pemberani. Jaga pula komunikasi tetap terbuka. Jika situasi memanas, segera hubungi saya. Kami akan siap mengirim bantuan secepat mungkin," katanya sebelum menutup sambungan.Setelah panggilan be