Share

25 - Beramal Setengah Miliar

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tak berani mengaku, ya?” Suara Jay bagaikan sembilu yang menyakitkan hati mereka dan menciutkan nyali hingga sebesar biji merica.

Ratusan anggota PhantomClaw tertunduk takut ketika bos besar sedang marah seperti itu. Dengan tindakan tegas Jay pada Nero, itu sama saja sebuah pesan tegas dari sang bos besar untuk mereka semua.

“Biar aku segarkan lagi ingatan kalian semua!” seru Jay sambil berdiri jumawa di tengah lapangan. “PhantomClaw bukan organisasi preman jalanan! Kita nggak memukul sembarang orang, apalagi hanya karena tersenggol atau nggak sengaja bertabrakan. Kita nggak serendah itu!”

Hening di antara mereka, hanya ada suara Jay saja.

“Udah berulang kali kubilang agar kalian semua lebih baik low profile, sembunyikan identitas kalian sebagai anggota PhantomClaw, nggak usah petantang-petenteng mirip preman pasar! Kalian di sini harusnya udah nggak di level itu! Hilangkan mental preman pasar dari diri kalian kalau udah masuk PhantomClaw! Kita hanya berurusan dengan orang-orang besa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   26 - Black Virus

    Jay mendengarkan laporan Erlangga dengan seksama, matanya menyipit. "Black Virus? Bukankah mereka organisasi yang baru berdiri 2 tahun ini? Masih bayi dan mereka berani sekali mencoba mengambil alih teritori kita."Erlangga mengangguk serius. "Mereka sudah mulai memasuki beberapa area kita di pinggiran Jatayu, Bos. Informan kita melaporkan mereka membawa senjata dan mulai mengintimidasi pedagang lokal."Jay berdiri, berjalan ke arah jendela kantornya yang menghadap kota Jatayu."Berapa banyak orang yang mereka kirim?"Dia tak mungkin rela wilayahnya direbut pihak lain. Jatayu adalah area utama bermain mereka. Jatayu adalah warisan dari pemimpin-pemimpin terdahulu dan tak boleh hilang dalam kepemimpinan Jay."Sekitar 50 orang, Bos. Mereka dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari kecurigaan."Sebagai kepala divisi keamanan, Erlangga bekerja dengan baik dan memberikan data akurat untuk bos besarnya.Jay mengangguk perlahan. "Cerdik. Tapi nggak cukup cerdik." Dia berbalik me

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   27 - Razor, Pemuda dengan Ambisi Berlebihan

    “Gimana? Apa kamu ingin mendengarkan tawaranku?” tanya Jay pada pemimpin Black Virus.Saat ini Razor sedang memindai wajah dan penampilan Jay. Dia berusaha mencari sosok yang sama dalam ingatannya. Apakah ada?“Oke, tawaran macam apa itu, Jek?” Razor ingin mendengar.Jay tidak keberatan dengan cara Razor memanggilnya walau itu terkesan tidak menghormati yang lebih tua. Tapi dia memaklumi karena Razor masih sangat muda. Dia bisa menebak usia Razor di kisaran 24 tahun.“Aku ingin menawarkan Black Virus bergabung dengan milikku,” ucap Jay sambil menggoyangkan pelan wine di gelasnya. “Anggap aja, anak cabang. Gimana menurutmu?”Razor terus menatap pria di depannya dengan penuh perhatian. Dia mencoba mengenali wajah itu, namun tidak ada satu pun petunjuk yang mengarahkannya. "Bukankah itu artinya aku harus tunduk padamu, Jek? Kenapa aku harus begitu?" Razor bertanya, nadanya masih penuh kecurigaan.Jay tetap tenang. Semua reaksi Razor sudah ada dalam prediksinya.“Aris, aku mengetahui yang

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   28 - Pembersihan Tuntas

    “Apa maksudnya disergap?” tanya Razor dengan seruan gusar.“Jangan! Arrghh!” Penelepon di seberang meraung sebelum akhirnya hening setelah bunyi benturan terdengar.Namun, tak sampai menit berganti, sudah ada yang bicara lagi dari ponsel itu, “Razor, semua anak buahmu di Jatayu sudah musnah. Ada 56 orang totalnya, benar?”Setelah itu, sambungan dimatikan dari seberang. Razor mendelik tak percaya. Sebanyak 56 anak buah terbaik dia sudah mati? Secara serempak? Padahal mereka semua berbekal senjata api, tapi … disergap dan semua musnah?Secara instingtif, Razor menoleh ke depan, menatap Jay yang tersenyum tenang di kursinya. Mendadak, keluar keringat dingin dari pori-pori tubuhnya. Dia … dia salah langkah. Dia terlalu meremehkan kekuatan PhantomClaw.“Kamu … ini pasti ulahmu, kan Jek?” Suara Razor bergetar, antara takut dan murka.“Well, anak muda, aku udah mencoba memperingatkanmu, tapi darah mudamu sepertinya terlalu susah dikendalikan. Kamu tadi menginginkan area pinggiran Jatayu untu

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   29 - Aparat, Ya?

    “Aparat, ya?” Jay menggumam pelan.Mendengar laporan Erlangga, raut wajah Jay tetap menunjukkan ketenangan luar biasa, seakan batu besar di tengah padang, tetap kokoh tanpa goyah meski angin berhembus liar menerpanya.Dia sudah memperkirakan ini akan terjadi, sehingga dia sudah menyiapkan langkah-langkah ke depannya.“Minta Baskara untuk menyusupkan orang ke kantor kepolisian, dan juga Aria … dia bisa membobol komputer mereka.”Erlangga mengangguk dan lekas pergi mencari Baskara, kepala divisi intelijen PhantomClaw dan Aria sebagai ketua tim IT mereka.Setelah hanya ada Jay dan Atin saja di ruangan itu, dia mengambil ponselnya yang tidak bisa dilacak, untuk menghubungi seseorang.“Ehem!” Setelah berdehem untuk mengubah sedikit tone suaranya, dia mulai bicara ketika pihak sana sudah mengangkatnya.“Selamat pagi, Pak Ergi.” Dia membuat suaranya lebih berat dari aslinya.Dia menghubungi Kepala Polisi Republik Astronesia (Kapolra) Jenderal Polisi Ergi Duanda.“Oh! Ini … Pak Jek! Selamat p

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   30 - Mafia dari Timur Akan Datang

    Jay mengangguk dan berkata, “Ya, biarkan dia masuk.”“Bos!” Tak lama, Erlangga datang dan membungkuk singkat ke Jay.Anggukan kepala dari Jay menyiratkan Erlangga untuk bisa segera bicara.“Aparat mulai menyelidiki kasus Black Virus, Bos,” lapor Erlangga.Lagi-lagi mengenai aparat. Tapi Jay tidak gusar dan tetap setenang danau.“Sejauh mana penyelidikan mereka?” tanya Jay.Erlangga merapikan jaketnya sejenak sebelum menjawab. "Belum sampai pada level tertinggi, Bos. Ada tim investigasi yang dikirim untuk menyelidiki kehancuran markas Black Virus di Pulau Gaharu. Mereka belum tau siapa dalang di baliknya."Jay menghela napas dalam-dalam, lalu bersandar di kursinya sambil meletakkan sendok dan garpu di tepi mangkok.“Aku tau ini bakal terjadi. Kita udah terlalu lama berada di puncak tanpa tantangan berarti. Tapi sekarang, dengan jatuhnya Black Virus—meski itu organisasi kecil, kita udah membuka mata banyak orang, termasuk pihak yang nggak seharusnya.”Erlangga mengangguk setuju. “Mungki

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   31 - Bertemu Sosok yang Dirindukan

    “Nama organisasi kita PhantomClaw karena kita adalah representasi dari phantom alias setan, entitas yang nggak gampang terlihat oleh siapapun!“Itulah kenapa, aku ingin kalian semua bersikap low profile di luar sana agar identitas kalian nggak terbongkar sebagai anggota PhantomClaw. Aku tau mungkin berat untuk kalian menyembunyikan keanggotaan kalian di sini di depan keluarga kalian.“Pasti ada dari kalian yang berkata kalau kalian bekerja di badan intelijen atau semacam itu. Bahkan mungkin ada dari kalian yang pergi pagi dengan jas ala orang kantor dan pulang di malam hari seakan baru aja lembur dari kantor, aku hargai usaha kalian dalam menyembunyikan identitas.“Percayalah, jerih payah kalian untuk itu akan terbayar dengan layak. Tetaplah setia padaku agar kalian nggak kehilangan kemudahan yang biasa kalian dapatkan. Aku sangat menghargai orang-orang yang setia padaku.“Sekali lagi, tetaplah low profile, gunakan masker, topi, dan outfit hitam seperti biasanya kalau sedang beraksi.

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   32 - Bermain-main dengan Para Pewaris

    "Gembel, yah?" Jay tersenyum kecil.Dia tidak keberatan bermain-main sedikit dengan para pewaris kaya tersebut. Dia sangat yakin ayah-ayah mereka merupakan kumpulan orang yang tunduk di bawah kuasanya."Hm, ternyata standar penilaianmu cukup tinggi juga, yah! Tapi sepertinya itu tidak berbanding lurus dengan ketinggian kualitas otakmu." Jay menambahkan senyum diagonalnya ketika mengucapkan ejekan itu."Apa?!" Pemuda yang diejek itu pun melotot ganas ke Jay."Lancang sekali kamu, gembel!" lantang kawan pria lainnya sembari menampar keras mejanya. "Apa kamu tau siapa ayahnya?"Tatapan jenaka Jay beralih ke kawan itu."Oh, siapa ayahnya? Apa kamu mau memperkenalkannya padaku?"Terlihat jelas Jay sedang bermain-main dengannya. Ini semakin membuat geram kawan-kawan Zafia, meski wanita itu justru diam dan menikmati pertunjukan yang ada."Kau akan merinding dan gemetar jika aku ucapkan siapa ayahnya! Karena itu adalah Tuan Lukas Sudiro! Pemilik BJA—Bank Jaya Astronesia, bank swasta terbesar

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   33 - Lukas Sudiro Datang

    "Pa!" Anak Lukas Sudiro langsung menyambut ayahnya dan mendekat. Kawan-kawannya juga berdiri untuk mnghormati kedatangan Lukas Sudiro, termasuk Zafia."Dia ... dia benar-benar Lukas Sudiro!" Seorang pengunjung berkata takjub pada temannya."Ya, itu memang Lukas Sudiro." Temannya menjawab setengah berbisik. "Konon katanya dia termasuk 9 Macan Astronesia!""Gila! Ternyata dia salah satu dari 9 Macan yang terkenal dan menakutkan itu?!" Si teman akhirnya ikut berbisik sambil menampilkan wajah terpukau."Heh! Tapi ini baru gosip! Tau sendiri kan kalau 9 Macan itu misterius dan nggak ada yang tau pasti siapa aja mereka?" Lekas saja orang itu memperingatkan temannya.Sedangkan Jay, dia masih tetap santai tak tergoyahkan, bahkan berdiri pun tidak."Duh, kamu ini ada apa lagi? Kenapa maksa Papa datang ke sini?" tanya Lukas Sudiro pada putranya."Jangan salahkan Willard, Om." Salah satu kawan si pemuda berbicara. "Itu gara-gara ada gembel yang mengolok-olok dia dan Anda.""Benar, Pa!" Putra Lu

Bab terbaru

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   161 - Permintaan yang Keterlaluan

    “Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   160 - Perjuangan Demi untuk yang Pertama Kalinya (18+)

    “Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   159 - Kerinduan Mendera (18+)

    “Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   158 - Akhir dari Tiger dan Rabbit

    “Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   157 - Seorang Ayah Tetaplah Seorang Ayah

    Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   156 - Bangkit dari Kematian dan Menjadi Drama Keluarga

    Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   155 - Ayo Bermain dengan Harimau!

    “Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   154 - Menyembuhkan Naga

    “Mau ayahmu sembuh?” ulang Jay di telinga Phoenix.Jay tak mau setengah-setengah bertindak jika ingin lekas kembali ke Astronesia dengan selamat dan utuh. Dia butuh akses dari Phoenix, dan semoga pilihannya tidak keliru.“Ke-keluar!” geram Phoenix dengan suara rendah.Tubuhnya bergetar akibat telinganya yang tertiup napas Jay ketika pria itu berbicara lirih sambil memeluknya.“Ya, Nona?” Pelayannya bingung, mengira salah dengar.Jay menyangka dirinya yang dihardik untuk keluar.“Kubilang, keluar!” Phoenix melirik tajam pelayannya.Ternyata Phoenix berbicara pada pelayannya dan bukan ke Jay. Maka, si pelayan pun bergegas keluar sebelum membuat kesal sang majikan.“Apa yang kamu tunggu?” ucap Phoenix sambil melirik ke samping.Jay terkekeh dan mulai melepaskan pelukannya. Setelah yakin hanya ada mereka berdua dan sang pasien, maka Jay pun memunculkan keberadaan fisiknya.“Baiklah! Aku akan memulai.” Jay berjalan ke meja nakas di samping kepala ayah Phoenix.Dia mengambil tempat bakar du

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   153 - Berbagi Ingatan

    “Hei!” Phoenix mengenali suara Jay dan lekas menoleh.Jay tersenyum nakal di belakang Phoenix yang terkejut.“Kau lagi!” geram Phoenix sambil menatap tajam ke Jay. “Keluar!”Phoenix bangkit dari duduknya. Hanya ada mereka saja berdua di kamar itu, ditambah dengan ayah Phoenix yang sedang dalam kondisi vegetative.“Tidak mau!” tegas Jay sambil menahan senyum.Melihat gelagat Phoenix yang ingin menyerang, Jay buru-buru menahan tangan wanita itu.“Aku mendengar sesuatu yang menarik dari Tiger dan orang yang kau suruh mengundang tabib Wu.” Jay lekas mengatakannya sebelum tangan Phoenix terbebas dari genggamannya.Seperti perkiraan Jay, mata Phoenix langsung menyala akan keingintahuan yang besar.“Apa?” Akhirnya, Phoenix mulai tenang.Karenanya, Jay pun melepaskan genggamannya sehingga kini mereka berdiri berhadapan. Jay menatap Phoenix yang sudah mengenakan cheongsam putih. Phoenix memang serasi dan manis dalam balutan busana semacam itu.Karena Phoenix sudah setuju untuk mendengarkan, ma

DMCA.com Protection Status