Beranda / Urban / Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa / 31 - Bertemu Sosok yang Dirindukan

Share

31 - Bertemu Sosok yang Dirindukan

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Nama organisasi kita PhantomClaw karena kita adalah representasi dari phantom alias setan, entitas yang nggak gampang terlihat oleh siapapun!

“Itulah kenapa, aku ingin kalian semua bersikap low profile di luar sana agar identitas kalian nggak terbongkar sebagai anggota PhantomClaw. Aku tau mungkin berat untuk kalian menyembunyikan keanggotaan kalian di sini di depan keluarga kalian.

“Pasti ada dari kalian yang berkata kalau kalian bekerja di badan intelijen atau semacam itu. Bahkan mungkin ada dari kalian yang pergi pagi dengan jas ala orang kantor dan pulang di malam hari seakan baru aja lembur dari kantor, aku hargai usaha kalian dalam menyembunyikan identitas.

“Percayalah, jerih payah kalian untuk itu akan terbayar dengan layak. Tetaplah setia padaku agar kalian nggak kehilangan kemudahan yang biasa kalian dapatkan. Aku sangat menghargai orang-orang yang setia padaku.

“Sekali lagi, tetaplah low profile, gunakan masker, topi, dan outfit hitam seperti biasanya kalau sedang beraksi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   32 - Bermain-main dengan Para Pewaris

    "Gembel, yah?" Jay tersenyum kecil.Dia tidak keberatan bermain-main sedikit dengan para pewaris kaya tersebut. Dia sangat yakin ayah-ayah mereka merupakan kumpulan orang yang tunduk di bawah kuasanya."Hm, ternyata standar penilaianmu cukup tinggi juga, yah! Tapi sepertinya itu tidak berbanding lurus dengan ketinggian kualitas otakmu." Jay menambahkan senyum diagonalnya ketika mengucapkan ejekan itu."Apa?!" Pemuda yang diejek itu pun melotot ganas ke Jay."Lancang sekali kamu, gembel!" lantang kawan pria lainnya sembari menampar keras mejanya. "Apa kamu tau siapa ayahnya?"Tatapan jenaka Jay beralih ke kawan itu."Oh, siapa ayahnya? Apa kamu mau memperkenalkannya padaku?"Terlihat jelas Jay sedang bermain-main dengannya. Ini semakin membuat geram kawan-kawan Zafia, meski wanita itu justru diam dan menikmati pertunjukan yang ada."Kau akan merinding dan gemetar jika aku ucapkan siapa ayahnya! Karena itu adalah Tuan Lukas Sudiro! Pemilik BJA—Bank Jaya Astronesia, bank swasta terbesar

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   33 - Lukas Sudiro Datang

    "Pa!" Anak Lukas Sudiro langsung menyambut ayahnya dan mendekat. Kawan-kawannya juga berdiri untuk mnghormati kedatangan Lukas Sudiro, termasuk Zafia."Dia ... dia benar-benar Lukas Sudiro!" Seorang pengunjung berkata takjub pada temannya."Ya, itu memang Lukas Sudiro." Temannya menjawab setengah berbisik. "Konon katanya dia termasuk 9 Macan Astronesia!""Gila! Ternyata dia salah satu dari 9 Macan yang terkenal dan menakutkan itu?!" Si teman akhirnya ikut berbisik sambil menampilkan wajah terpukau."Heh! Tapi ini baru gosip! Tau sendiri kan kalau 9 Macan itu misterius dan nggak ada yang tau pasti siapa aja mereka?" Lekas saja orang itu memperingatkan temannya.Sedangkan Jay, dia masih tetap santai tak tergoyahkan, bahkan berdiri pun tidak."Duh, kamu ini ada apa lagi? Kenapa maksa Papa datang ke sini?" tanya Lukas Sudiro pada putranya."Jangan salahkan Willard, Om." Salah satu kawan si pemuda berbicara. "Itu gara-gara ada gembel yang mengolok-olok dia dan Anda.""Benar, Pa!" Putra Lu

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   34 - Ketiga Sosok 9 Macan Astronesia

    "Pa-Papa ...." Kawan Willard yang tadi berdebat dengan Jay, menggumam pelan.Rupanya dia juga memanggil ayahnya untuk datang dan memberi pelajaran ke Jay. Hanya saja, dia tak tahu kalau orang sekelas Lukas Sudiro saja tunduk hormat ke Jay. Dia ciut seketika dan berusaha menghubungi ayahnya untuk membatalkan kedatangannya, tapi sepertinya sang ayah tidak memeriksa lagi ponselnya saat dalam perjalanan."Wah, Marsel, papamu datang." Salah satu kawannya berbisik, membuat wajah Marsel semakin pucat. Saat ini Marsel berharap kalau papanya tidak mengenal Jay."Mana dia? Mana orang yang merendahkan anakku?"Seorang pria paruh baya melangkah arogan bersama 4 pengawal di belakangnya yang berpakaian jas hitam dengan kesan serius dan menyeramkan."I-itu ... itu Benny Sanjaya! Pemilik Shangrila Group!" Pengunjung pria lain berbisik ke pasangannya."Wah, Shangrila Group yang punya bisnis properti paling besar di Astronesia, kan? Dan dia ... termasuk 9 Macan, benar?" Pasangannya menyahut dengan ber

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   35 - Rayuan Intim di Lorong Sepi

    “Atau batal aja traktirannya?” tanya Jay.Matanya mengerling membawa nuansa jenaka tapi juga ada ejekan.Willard yang sudah terlanjursombong sebelum ini masalah mentraktir, tak bisa mundur dan menjawab, “Ma-masih, Pak Jay!”Kali ini dia memanggil dengan sebutan berbeda ke Jay, mengakibatkan Atin dan Erlangga menahan tawa.“Baiklah, aku nggak akan sungkan kalau gitu. Selamat makan!” Jay mengangkat sepotong kecil daging wagyu bagiannya.Tak lupa dia melirik ke Zafia yang juga sedang menatap ke arahnya.Jay dan dua orang pendampingnya makan dengan santai, sesekali mereka mengobrol ringan mengenai hal umum, sedangkan rombongan Zafia terlihat gugup.Hanya Zafia saja yang masih bisa tenang karena dia tidak mencari masalah sejak tadi pada Jay. Dia justru terus tersenyum sambil sesekali akan mencuri pandang ke Jay.“Aku ke kamar kecil dulu.” Zafia bangkit dari kursinya sambil pamit ke kawan wanita di sebelahnya.Jay melirik singkat ketika Zafia melangkah menuju lorong ke kamar kecil restoran.

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   36 - Pengagum Baru

    “Kartunya diblokir?” Jay mengulang informasi yang diberikan Zafia dengan nada tanya.Zafia menganggukkan kepalanya. Sedangkan Willard, ketika dia melihat Jay, raut wajahnya menampilkan kebimbangan.“Aduh, ini gimana?” Willard berbisik ke kawan-kawannya. “Mana itu wine seharga 3 miliar. Sel, please pinjami aku uang 3 miliar, nanti satu bulan lagi aku kembalikan 4 miliar, deh!”Marsel yang ditodong utang, mulai gelagapan.“Duh, Wil, bukannya aku mau cuek sama kamu, tapi di aku cuma ada ratusan juta doang. Mungkin Silvi, Ivan, atau Zafia, deh! Atau Nina?”Dia malah melemparkan ke kawannya di situ.“Dih! Kok aku? Jangan aku, dong! Tau sendiri gimana papaku, dia akan memeriksa pengeluaranku setiap aku selesai hangout.” Silvi menolak dengan membawa nama ayahnya.“Aku juga nggak bisa, Wil. Kartuku juga akan diperiksa setiap minggunya sama nenek. Bisa gawat kalau tiba-tiba berkurang sebanyak itu. Mungkin Ivan, deh!” Wanita yang tadi mendatangkan neneknya, juga menolak membantu Willard.“Heh!

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   37 - Pertemuan dengan Mafia Timur

    Jay menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Pertemuan ini bisa menjadi kunci untuk memperluas kekuasaannya, namun dia tahu bahwa ini juga penuh risiko."Apa mereka memberikan indikasi apa pun mengenai niat mereka?" tanya Jay, tetap menjaga ketenangan suaranya."Tidak ada yang mencurigakan, Bos. Tapi seperti biasa, kita harus siap untuk segala kemungkinan. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka tidak bisa diremehkan," jawab Baskara.Jay tersenyum tipis, sebuah senyuman yang tidak menunjukkan kebahagiaan, melainkan pemahaman. Dia tahu bagaimana permainan ini dimainkan."Baik. Siapkan semuanya. Aku ingin laporan lengkap tentang segala sesuatu yang perlu kita ketahui sebelum pertemuan itu," perintah Jay."Sudah pasti, Bos. Saya akan mengurusnya dan segera mengirimkan tim untuk memeriksa lokasi pertemuan juga," kata Baskara dengan keyakinan."Bagus. Ingatkan semua orang untuk tetap waspada," Jay menambahkan, suaranya menjadi sedikit lebih tegas."Sesuai perintah, Bos!" jawab Ba

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   38 - Terbukanya Topeng Motif Sesungguhnya

    Jay tidak terpengaruh oleh ancaman itu. “Senang akhirnya kamu mengakui motif aslimu. Yah, aku nggak meragukan kekuatanmu, tapi kamu nggak berada di posisi untuk memaksakan kehendakmu di sini,” balas Jay dengan tenang.Pemimpin mafia timur tersenyum licik, kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan. “Gimana kalau aku beri tau kamu sesuatu, Jek?” katanya dengan nada meremehkan. “Aku membawa 200 anak buahku dan mereka semua siap untuk menghancurkan kalian di sini yang hanya berjumlah 20 sekian saja kalau kamu menolak kesepakatan ini.”Jay tetap tenang, meskipun dia menyadari bahwa jumlah anak buahnya yang hanya 20 orang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Dia menatap pemimpin mafia timur itu tanpa gentar.“Kamu benar-benar berpikir bisa menakutiku dengan jumlah yang lebih besar?” Jay mengangkat alis, senyumnya tipis dan penuh makna. “Jumlah bukanlah segalanya dalam pertempuran ini. Jika kamu berpikir bisa memaksaku dengan cara ini, kamu salah besar.”Pemimpin mafia timur tampak s

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   39 - Memang Raja Bengis

    Dalam sekejap, suara tembakan meletus dari berbagai arah, mengepung kelompok Jay begitu pemimpin mereka bergerak menjauh dari Jay.Mafia timur menyerbu dengan keyakinan bahwa mereka akan menang mudah dengan jumlah yang sangat besar. Namun, mereka tidak menyadari satu hal: PhantomClaw bukanlah kelompok biasa.Atin bergegas menggunakan ilmu kanuragannya untuk membuat perisai energi agar berondongan tembakan lawan tidak sampai ke mereka. Tapi dia hanya bisa melakukan ini dalam waktu sangat terbatas. "Jangan menyerah! Kalian kuat!" seru Jay memberi semangat anggotanya. Jay menatap sekeliling dengan pandangan tajam, situasi pertempuran di gudang itu semakin intens. Anak buahnya bisa terdesak kalau dia tidak melakukan sesuatu.Menyadari perlunya meningkatkan kekuatan mereka, Jay segera mengaktifkan kanuragannya. Dengan gerakan cepat, dia menyentuh bahu Erlangga, mengalirkan energi kanuragan yang dahsyat ke tubuhnya. "Erlangga, gunakan ini dengan bijak. Hancurkan mereka!" bisik Jay penuh

Bab terbaru

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   161 - Permintaan yang Keterlaluan

    “Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   160 - Perjuangan Demi untuk yang Pertama Kalinya (18+)

    “Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   159 - Kerinduan Mendera (18+)

    “Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   158 - Akhir dari Tiger dan Rabbit

    “Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   157 - Seorang Ayah Tetaplah Seorang Ayah

    Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   156 - Bangkit dari Kematian dan Menjadi Drama Keluarga

    Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   155 - Ayo Bermain dengan Harimau!

    “Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   154 - Menyembuhkan Naga

    “Mau ayahmu sembuh?” ulang Jay di telinga Phoenix.Jay tak mau setengah-setengah bertindak jika ingin lekas kembali ke Astronesia dengan selamat dan utuh. Dia butuh akses dari Phoenix, dan semoga pilihannya tidak keliru.“Ke-keluar!” geram Phoenix dengan suara rendah.Tubuhnya bergetar akibat telinganya yang tertiup napas Jay ketika pria itu berbicara lirih sambil memeluknya.“Ya, Nona?” Pelayannya bingung, mengira salah dengar.Jay menyangka dirinya yang dihardik untuk keluar.“Kubilang, keluar!” Phoenix melirik tajam pelayannya.Ternyata Phoenix berbicara pada pelayannya dan bukan ke Jay. Maka, si pelayan pun bergegas keluar sebelum membuat kesal sang majikan.“Apa yang kamu tunggu?” ucap Phoenix sambil melirik ke samping.Jay terkekeh dan mulai melepaskan pelukannya. Setelah yakin hanya ada mereka berdua dan sang pasien, maka Jay pun memunculkan keberadaan fisiknya.“Baiklah! Aku akan memulai.” Jay berjalan ke meja nakas di samping kepala ayah Phoenix.Dia mengambil tempat bakar du

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   153 - Berbagi Ingatan

    “Hei!” Phoenix mengenali suara Jay dan lekas menoleh.Jay tersenyum nakal di belakang Phoenix yang terkejut.“Kau lagi!” geram Phoenix sambil menatap tajam ke Jay. “Keluar!”Phoenix bangkit dari duduknya. Hanya ada mereka saja berdua di kamar itu, ditambah dengan ayah Phoenix yang sedang dalam kondisi vegetative.“Tidak mau!” tegas Jay sambil menahan senyum.Melihat gelagat Phoenix yang ingin menyerang, Jay buru-buru menahan tangan wanita itu.“Aku mendengar sesuatu yang menarik dari Tiger dan orang yang kau suruh mengundang tabib Wu.” Jay lekas mengatakannya sebelum tangan Phoenix terbebas dari genggamannya.Seperti perkiraan Jay, mata Phoenix langsung menyala akan keingintahuan yang besar.“Apa?” Akhirnya, Phoenix mulai tenang.Karenanya, Jay pun melepaskan genggamannya sehingga kini mereka berdiri berhadapan. Jay menatap Phoenix yang sudah mengenakan cheongsam putih. Phoenix memang serasi dan manis dalam balutan busana semacam itu.Karena Phoenix sudah setuju untuk mendengarkan, ma

DMCA.com Protection Status