Share

Sebuah Bukti

Seperti sudah menantikan seseorang yang akan datang, para tetua langsung mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk. Sebenarnya, Pandya sudah sedikit menebak siapa orang yang ditunggu oleh para ketua. Karena sejak awal, dia memiliki firasat jika orang itu akan menjadi penentu untuk keputusan yang akan diambil oleh para tetua.

Dan benar saja, tebakan Pandya sangat tepat. Hansa memasuki ruangan dengan ekspresi wajah tenang, tanpa mempedulikan Pandya yang sedang duduk di tengah ruangan itu.

“Kau datang tepat waktu! Duduklah!” perintah salah seorang tetua, sambil mengarahkan tangannya pada salah satu kursi di ruangan itu.

Hansa mengikuti perintah tanpa merespon ucapan. Dia masih bertahan dengan mulutnya yang mengatur rapat, walaupun entah sampai kapan dia akan tetap diam seperti itu.

Pandya melirik Hansa dengan ujung matanya. Kini riwayat nya ada di tangan saudara perempuannya itu. Walaupun sebelumnya dia berhasil meyakinkan Hansa, namun tetap saja Pandya tidak bisa mengetahui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status