Share

Ilmu Milik Sakra

Author: Deschya.77
last update Last Updated: 2023-07-21 23:56:35
Cukup lama hingga Pandya bisa paham dengan maksud Sakra, yang membuat seutas senyum mengembang diwajahnya. Hampir saja dia melupakan niatan awalnya setelah mengetahui batasan kekuatan yang dia dapat. Padahal, sejak awal dia sudah penasaran dengan peningkatan kekuatan setelah dirinya kini memiliki tenaga dalam milik Sakra.

Kemampuan yang sudah sering digunakannya dengan bantuan Sakra, sudah pasti bisa dia gunakan sendiri setelah tenaga dalam miliknya bergabung dengan milik Sakra. Seperti ucapan Sakra sebelumnya, kini Pandya tidak perlu lagi berada di bawah bayang-bayangnya. Dan itu membuatnya bersemangat, namun dia sendiri hampir lupa dengan hal itu.

"Bagaimana caraku agar bisa menggunakannya? Sepertinya sulit jika tidak mempraktekkannya secara langsung." Pandya berpikir dengan keras sambil kembali duduk bersila.

"Apa fokus utamamu? Penyembuhan atau Menyalin?" tanya Sakra tegas.

Pandya menatap ke arah Sakra. "Kenapa aku harus memilih diantara keduanya?" tanya Pandya bingung.

"Ckk...," S
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
rider one
jangan berbelit2 ceritanya bos
goodnovel comment avatar
Ary Wahyudhi
update nya dong
goodnovel comment avatar
Zaenal Abidin
mana lanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Aliran Energi Gelap

    Kesembilan murid duduk berjajar diruang latihan, sambil mengatur aliran energi beserta tenaga dalam milik mereka. Aliran energi yang mereka pancarkan memiliki warna yang berbeda-beda. Tapi, ada satu murid yang mencuri perhatian Pandya karena warna yang terpancar cukup mencolok dibandingkan yang lain.Pandya cukup lama menatap murid yang memiliki aliran energi yang cukup gelap itu. Dengan postur tubuh yang tidak teralalu berotot, awalnya dia mengira jika warna yang keluar karena tingkat tenaga dalam yang masih rendah. Namun, warna gelap yang terlihat sangat berbeda dengan aliran energi yang belum matang dan malah terlihat sebaliknya.CTTTKKK!"CUKUP!" teriak Pandya sambil menjentikkan jarinya untuk menetralisir ruangan dari pencampuran aliran energi yang membuat ruangan cukup pengap.Semua menghentikan semedinya, dan saling memandang murid yang lain untuk mencari penjelasan. Mereka bingung, mengapa meditasi yang belum ada 5 menit dilakukan langsung dihentikan begitu saja. Padahal, bagi

    Last Updated : 2023-07-30
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Ujian Terselubung

    "Seperti yang sudah kalian tahu tentang ujian tahap 3, kita akan memperebutkan papan nama milik para guru. Apa kalian bisa menebak inti dari ujian itu? Mengingat di ujian kedua terdapat perubahan aturan tepat sebelum ujian akan selesai." Pandya memulai pembicaraannya."Saya juga curiga dengan ujian itu. Bukankah terlalu sederhana jika meminta kita melawan para guru, walaupun itu juga bukan hal mudah." Dipta menanggapi dengan pemikirannya."Saya juga yakin ada maksud lain yang terselubung di ujian kali ini!" Atreya ikut menimpali.Dua murid yang tersisa tidak memberikan jawabannya. Mereka berdua memilih fokus untuk bertahan dengan posisinya yang tidak berubah selama beberapa jam. Dengan keringat yang sudah membasahi tubuh mereka walaupun tanpa bergerak.Mereka berlima sedang dalam posisi kuda-kuda milik Pandya yang bertumpu pada tubuh bagian bawah. Sejak awal Pandya hanya meminta mereka untuk bertahan sesuai kemampuan mereka. Namun, nyatanya mereka dapat bertahan cukup lama, walaupun t

    Last Updated : 2023-08-01
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Perebutan Kekuasaan

    (Enam hari kemudian)Pagi itu seluruh penjuru akademi terasa sangat berbeda dari biasanya. Mengingat apa yang telah terjadi selama hampir satu minggu, membuat suasana terasa senyap dan mencekam.Bahkan, tidak terlihat seorang murid pun yang berkeliaran bahkan di halaman utama. Padahal, itu adalah tempat dimana para murid biasa melakukan pelatihan mereka—selain di ruang pelatihan milik pemimpin kelompok kecil.Namun, seperti tidak menghiraukan keadaan, tiga kelompok kecil pengikut Pandya tampak berjalan bergerombol menuju halaman utama. Mereka terlihat bahagia dapat melihat langit cerah, setelah selama hampir satu minggu hanya bisa bolak-balik asrama, area dapur dan ruang pelatihan."Apa benar tidak masalah kita keluar seperti ini?" tanya Dipta pada Atreya yang sudah duduk bersila di salah satu sudut halaman utama."Sepertinya tidak masalah jika hanya sebentar. Lagipula, murid-murid yang lain tampak penat dengan pelatihan selama ini. Lihatlah! Wajah mereka tampak sangat bahagia hanya k

    Last Updated : 2023-08-02
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Penyerbuan

    Pemimpin dari gerombolan itu tampak tersenyum dengan lebar, setelah melihat ekspresi panik mereka."Hahaha...Wajah kalian sudah seperti tikus yang sedang terpojok!" ucap murid itu sambil tertawa puas.Puluhan murid yang mengepung bersiap menyerang sembari menunggu aba-aba dari sang pemimpin."Bukankah itu Gala dari Ajaran Sihir?" tanya Atreya memastikan."Benar, Pangeran. Dia pasti sengaja menyiapkan jebakan ini!" jawab Raka yang menatap ke arah Gala dengan tajam."Kami berdua sudah pernah menjadi korban ketamakannya!" sahut Candra dengan tangan yang mengepal.Gala yg melihat mereka saling berbicara dan tidak menghiraukannya menjadi kesal. Belum pernah ada yang berani dengan sengaja mengacuhkannya seperti itu."Sial! Apa kalian meremehkanku?!" teriak Gala dengan wajah memerah menahan amarahnya.CTKKK CTKKKKGala memberi aba-aba kepada pasukannya untuk bersiap. Ketiga murid yang terkepung tampak membelalakkan mata karena terkejut dengan para murid yang semakin mendekat. Atreya semakin

    Last Updated : 2023-08-03
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Papan Yang Direbut

    Murid-murid yang lain juga tampak terkejut dengan apa yang mereka lihat, setelah berhasil menyusul Dipta. Mereka melihat Raka yang sudah pingsan, dengan seorang murid yang berdiri di sebelahnya."Apa yang telah kau lakukan?!" teriak Dipta sambil menggenggam tangannya dengan erat.Sosok murid yang membelakangi mereka secara perlahan membalikkan badannya. Dengan senyum menyeringai, dia melakukan peregangan tubuh dengan sengaja. Sikap percaya dirinya membuat Dipta yang melihat semakin tersulut emosi."Akhirnya pengganggu sudah datang, ya?" ucap murid itu tanpa berpindah dari posisinya."Siapa yang kau sebut pengganggu?!" suara Dipta semakin meninggi."Bisa-bisanya kau bicara seperti itu setelah menyerang dengan keroyokan seperti itu!" tambah Dipta sambil menunjuk gerombolan murid yang mengelilingi mereka.Dari arah belakang, Atreya menahan Dipta yang akan menyerang ke arah murid itu. Dipta tercekat melihat Pangeran Atreya ada di belakangnya, dan langsung menghentikan langkahnya."Tenang,

    Last Updated : 2023-08-04
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Akhir Pelatihan Tertutup

    "Seperti yang pemimpin Dipta katakan tadi, aku juga percaya pada Pangeran Pandya." Chandra menimpali pembicaraan itu. "Tapi, bergantung dan hanya menunggunya bukanlah cara yang tepat. Bukankah kita tetap harus melakukan sesuatu yang lebih berguna sebagai bawahannya?"Semua menatap ke arah Chandra dengan serius. Sedangkan yang mendapatkan tatapan dari semua orang itu menjadi panik karena takut salah bicara.Dipta yang mendengar ucapan itu, menatapnya dengan tajam dengan rahang yang mengeras. Chandra yang melihat itu semakin berkeringat dingin."A–apa aku kelewatan? A–aku hanya menyampaikan pemikiranku. Aku juga tidak bermaksud menentang rencana itu," tambah Chandra gugup."Hahaha…!" Dipta tertawa dengan puas.Chandra tercekat dengan perubahan sikap yang tiba-tiba itu. Dia menatap ke arah Dipta dengan ekspresi yang sulit diartikan."Perkataanmu benar! Kita tidak boleh hanya bergantung pada Pangeran Pandya. Kita sebagai bawahan harus tetap berusaha dan terus bergerak!" ucap Dipta dengan

    Last Updated : 2023-08-05
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pelatihan

    Semua langsung terdiam dan menundukkan kepala, tanpa ada yang berani menatap ke arah Pandya. Jika ditanya seperti itu, mereka semua merasa pantas untuk disalahkan. Tapi, bukan berarti sang pangeran menginginkan jawaban yang seperti itu."Kenapa tidak ada yang menjawab? Bukankah itu pertanyaan mudah?!" Tanya Pandya berbalik menatap semua pengikutnya.Namun, tetap tidak ada yang menanggapi walaupun Pandya mencoba memancing mereka. Melihat hal itu Pandya tersenyum lebar tanpa ada yang menyadarinya."Kenapa kalian bingung, bukankah jelas yang harus disalahkan adalah aku sebagai pemimpin kalian? Aku seharusnya tidak meninggalkan kalian terlalu lama. Jadi kalian tidak perlu menyalahkan diri kalian sendiri!" ucap Pandya santai sambil berbalik dan melanjutkan perjalanannya.Semua terkejut mendengar ucapan itu dan saling memandang satu sama lain, sebelum akhirnya mereka berlari untuk menyusul sang pangeran."Lalu bagaimana dengan keadaan sekarang?" tanya Pandya yang sudah menyadari keberadaan A

    Last Updated : 2023-08-07
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Rencana Licik

    Di sudut halaman utama akademi, salah seorang pemimpin kelompok kecil sedang bersandar di salah satu dindingnya. Dia tampak sedang menunggu kedatangan seseorang, sambil terus melihat latihan para pengikut.Dengan senyum puas yang terpampang di wajahnya sejak tadi, dia memainkan sebuah kantong kain kecil di tangannya. Dari dalam kantong itu terdengar seperti beberapa logam yang berbenturan satu sama lain.Tidak lama kemudian, salah seorang murid tampak berlari tergopoh-gopoh mendatangi pemimpin yang sedari tadi sudah menunggunya. Kedatangan murid itu mendapat tatapan marah, yang langsung dijawabnya dengan bungkukan badan dengan rasa penuh hormat."Maafkan saya, Pemimpin Falan! Saya sudah berusaha secepat mungkin datang kemari, setelah mencari cara agar dapat keluar diam-diam dari latihan." Murid itu memberi alasan masih sambil membungkuk."Sudahlah, percuma juga jika aku harus marah padamu. Cepat katakan hasilnya!" perintah Falan sambil mendengus kesal."Seperti yang Pemimpin perintahka

    Last Updated : 2023-08-10

Latest chapter

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Sang Pewaris

    Ribuan aura berbentuk pedang itu langsung berjatuhan, dan menancap di tubuh semua pasukan beserta Tuan Huda. Tidak ada satu orangpun yang selamat dari pedang-pedang itu.Tuan Urdha yang melihat sang anak, merasa sangat bangga dengan kemampuan yang berhasil dicapainya. Dan dirinya menjadi paham, dengan alasan Pandya memintanya membuat perisai untuk dirinya beserta anak-anak dan para istrinya.Dan bertepatan saat Pandya mengeluarkan jurus itu, para saudaranya telah sadarkan diri setelah dibuat tidak sadarkan diri oleh sang ayah. Dan saat mereka melihat apa yang dilakukan oleh Pandya, mereka semua terdiam takjub dengan apa yang terlihat di depan mata.Tibra pun dalam hati akhirnya mengakui kekuatan Pandya dan kekalahannya. Seberapa keras dirinya berlatih selama ini, dan seberapa besar tuntutan yang harus diembannya, tidak membuat kekuatannya bisa bersaing dengan Pandya.Tibra beserta keempat saudara Pandya yang lain, hanya korban dari keegoisan dan keserakahan para orang-orang tua di seki

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Jurus Seribu Pedang

    Setelah berteriak dengan lantang, Tuan Huda semakin menggencarkan serangannya. Dia bahkan sudah merencanakan serangan, dengan bekerja sama dengan para pasukannya untuk membuat sebuah pola sihir tanpa disadari oleh Pandya.Pandya terus terdorong walaupun tanpa terluka, mengingat jumlah orang yang menyerangnya secara bersamaan bukan hanya puluhan orang—tapi bahkan ratusan orang. Puluhan orang berterbangan setelah satu serangan yang Pandya lakukan, namun puluhan lainnya ganti menyerangnya lagi. Dan itu terus berlanjut, karena sejak awal Tuan Huda merencanakan penyerangan saat Pandya sudah dalam keadaan kelelahan.Apalagi, saat ini tidak ada satu orang pun yang menolong Pandya. Sebenarnya Tuan Urdha yang masih ada di tempat itu berencana untuk keluar dari perisai yang dibuatnya, namun pikirannya itu langsung dihentikan oleh Pandya.‘Aku masih merasa aneh dengan keadaan ini!’ ucap Sakra dalam pikiran Pandya.‘Bukankah dengan ini kita jadi lebih bisa menyatu?!’ sahut Pandya dengan seringa

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Serangan Kedua

    SRIIING!Sebuah sihir kutukan yang ditujukan pada Pandya, berhasil ditangkis dengan perisai sihir yang dibuat oleh Sakra. Pandya yang melihat itu cukup terkejut, karena sejak tadi dirinya tidak melihat Sakra sama sekali dan tiba-tiba saja muncul dihadapannya.‘Sakra! Darimana saja kau?!’ tanya Pandya bersemangat dalam hati.‘Entahlah, sesuatu terjadi padaku. Tapi, aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi!’ sahut Sakra dengan suara lirih.Pandya menatap pedang Sakra sekilas, sebelum dirinya kembali disibukkan dengan serangan-serangan yang semakin menjadi. Para pendekar, tetua dan bahkan pemimpin dari lima Ajaran menyerbu mereka secara bersamaan.WHUUUUSH!ZHIIIING!BLAAAAR!Pandya dan seluruh pengikutnya semakin terdorong, walaupun Tuan Agha sudah membantu sebagai perisai utama. Namun, dengan kekuatan dan jumlah yang dimiliki musuh jauh lebih banyak dibandingkan jumlah pengikut yang Tuan Urdha dan Pandya miliki. Belum lagi aliansi yang dimiliki saudara-saudaranya yang sudah memilik

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pertempuran

    “Apa maksud, Pemimpin?!” tanya Tibra terkejut dengan ucapan Tuan Urdha.“Kau sama sekali tidak memperdulikan aku, tapi kau bersikap seolah ingin melindungiku! Apa kau pikir karena aku sudah tua jadi bisa kau bodohi?!” teriak Tuan Urdha yang terlihat kehabisan kesabarannya.Semua terdiam. Tidak ada yang berani menjawab, karena ruangan itu kini penuh sesak dengan tenaga dalam yang luar biasa besar yang dikeluarkan oleh Tuan Urdha. Namun, seperti ada isyarat khusus yang dimiliki oleh Tibra, para tetua yang berada di luar ruangan masuk secara bersamaan sambil menekan tenaga dalam yang besar itu.“Apa yang kalian lakukan?!” teriak Tuan Huda marah, sambil melototkan mata tajam ke arah para tetua.“Maafkan kami, Pemimpin! Tapi, kami setuju dengan ucapan Pangeran Tibra! Jika perkamen itu tersebar, maka akan sangat banyak pemberontakan yang akan terjadi!” jawab salah satu tetua dengan kemampuan yang cukup hebat diantara yang lainnya.“Bukankah pemberontakan ini kalian yang buat?! Aku tidak mel

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Menggagalkan Penyerbuan

    “Mereka membuat kesepakatan berlainan dari yang aku ajukan. Tapi, mereka berjanji untuk memberikan balasan yang setimpal dari perkamen itu,” jawab Tuan Huda sambil was-was dengan reaksi yang akan diberikan oleh Pandya.“Jadi, maksudmu mereka saat ini mulai mencoba mengambil alih kepemimpinan secara paksa?!” Pandya mulai meninggikan suara, sambil menahan amarahnya.“Bukan hanya padepokan, sanggar Klan milikmu juga mereka datangi saat mereka tahu kau sedang tidak ada di tempat!” tambah Tuan Huda yang membuat Pandya langsung membuka sub ruang yang dibuatnya, dan berlari meninggalkan ruangan itu dengan tergesa.Setelah mendapatkan seluruh senjatanya termasuk pedang Sakra, Pandya langsung menggunakan jurus meringankan tubuh miliknya dan melesat meninggalkan Padepokan Janardana dalam sekejap.WHUUUSH!Sakra yang langsung tahu apa yang terjadi dari pikiran Pandya, ikut merasakan amarah yang tidak jauh berbeda. Begitu pula Akandra, yang sejak tadi masih menunggu mereka di luar gerbang Padepok

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Perbantuan Tanpa Tawaran

    “Aku yakin kau akan menggunakan ini untuk membuat kesepakatan dengan para saudaraku. Apa aku salah?!” tanya Pandya dengan santai.Tuan Huda tidak langsung menjawab. Dia cukup terkejut, karena tidak mengira jika pemimpin Padepokan Nagendra memberitahukan aibnya sendiri kepada seseorang.“Hahaha…, ternyata kau cukup cerdik, Nak! Tapi, kalau kau mengetahuinya, apa kau memiliki tawaran yang lebih baik untukku?!” tanya Tuan Huda setelah kembali tertawa untuk menutupi rasa terkejutnya.Bukannya menjawab, Pandya kembali menggulung perkamen yang dibukanya tadi. Setelah memasukkan perkamen itu kembali ke balik jubahnya, dia mengeluarkan sebuah perkamen yang lain.“Sayangnya aku tidak memerlukan tawaran yang lebih baik, karena kau akan membantuku tanpa tawaran apapun!” jawab Pandya santai sambil memperlihatkan perkamen yang baru.Tuan Huda mengernyitkan dahinya, kemudian membaca isi perkamen yang baru saja dibuka oleh Pandya. Dan rasa terkejutnya semakin besar, saat melihat isi perkamen itu.“Ka

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Perubahan Rencana

    “Aaarrghhh! Kenapa kau memukulku Sakra!” teriak Pandya setelah mengerang cukup keras.PLAK! PLAK! PLAK!Bukannya menjawab, Sakra kembali memukuli Pandya namun dengan lebih pelan dibandingkan pukulan pertama. Sedangkan Akandra yang melihat itu, hanya tersenyum tipis dengan tatapan hangat.“Aku kira kau akan mati begitu saja! Kenapa kau mengabaikan retakan itu?!” teriak Sakra setelah puas memukuli Pandya.“Aku tidak akan mati semudah itu!” jawab Pandya sambil kembali menyeringai dengan memperlihatkan deretan giginya.“Kau tahu, tubuhmu sudah hampir meledak! Mungkin, jika terlambat sedikit lagi kau akan menjadi arang!” teriak Sakra yang kembali kesal karena jawaban Pandya yang begitu santaiPandya hanya terkekeh kecil, saat melihat reaksi Sakra yang seperti cacing kepanasan. Namun, tidak lama sudut matanya akhirnya menyadari kehadiran seseorang diantara mereka.Akandra yang menatap mereka sejak tadi, masih tersenyum penuh arti kearah Pandya yang akhirnya menyadari keberadaannya. Pandya

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Membuka Segel

    Akandra langsung menghampiri tubuh Pandya yang tergeletak, tanpa menyadari sebuah pedang sedang melayang di hadapannya. Sambil membangunkan sebagian tubuh Pandya dan menyandarkannya di bahunya, Akandra mencoba memeriksa tubuh Pandya dengan tenaga dalamnya.“Sebenarnya apa yang terjadi, Pandya?! Kenapa tenaga dalammu berantakan seperti ini?!” tanya Akandra tanpa berharap mendapat balasan.“Sepertinya, itu karena efek tenaga dari Batu Ratnaraj yang disegel dalam tubuhnya retak!” sahut Sakra yang membuat Akandra terkejut, dan tanpa sadar menarik tubuh Pandya menjauh.“Ba–bagaimana pe–pedang bisa berbicara?!” teriak Akandra terbata dengan suara tercekat.Akandra berusaha untuk meyakinkan diri jika pendengarannya tadi tidaklah salah, dengan mengorek telinganya. Dirinya juga mengucek matanya, untuk memastikan apa yang dilihatnya bukan hanya halusinasinya saja.“Akulah yang mengirimkan pola sihir pelacak itu padamu!” ucap Sakra kesal karena melihat reaksi Akandra yang seperti melihat hantu.

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pertolongan

    Sakra mencoba memasukkan energinya untuk membantu Pandya, namun sayangnya semua usahanya tidak membuahkan hasil. Pandya benar-benar sudah tidak sadarkan diri, dengan suhu tubuh yang semakin panas.PLAK! PLAK!Pandya mencoba menampar pipi Pandya dengan badan pedangnya, sambil memanggil-manggil Pandya dengan suara lantang. Namun, Pandya sama sekali tidak memberikan respon.“Apa yang harus aku lakukan?! Bahkan, tidak ada yang mengetahui posisi kami saat ini?” ucap Sakra pada diri sendiri, karena panik dengan kondisi Pandya yang semakin memburuk.ZHIIING!Sakra mencoba memasukkan energinya kembali, sembari mencari penyebab utama kondisi Pandya seperti itu. Dan saat energinya mencapai pusat tubuh Pandya, Sakra menemukan celah di dalam energi Batu Ratnaraj yang di segel sebelumnya.‘Mungkinkah retakan itu muncul saat Pandya tidak sadarkan diri dan muncul cahaya pada tubuhnya?!” pikir Sakra sambil memikirkan cara agar bisa menyelamatkan Pandya.Saat dirinya hendak kembali memukuli Pandya agar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status