Share

Bagian 28

Penulis: Orekyu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-28 12:40:10

"Apa maksudmu? Jadi, Jeffrey adalah roh leluhurmu?"

Ash menoleh, sedikit terkejut mengetahui bahwa Ameera telah sadarkan diri. Gadis itu bahkan sudah bisa menggerakkan tubuhnya mendekat ke arah mereka meski raut wajahnya kadangkala meringis.

"Siapa Jeffrey?" Ash balik bertanya dengan raut tidak suka.

"Pria yang sudah kau serang." Ameera beralih kepada Yuu sambil melanjutkan, "apa kau yakin, Yuu? Meski mencurigakan, tetapi aku masih ragu bahwa Jeffrey adalah Roh yang telah menculikku. Selama berada di goa bersama, dia tidak menyakitiku."

Meski rasanya Ash ingin mengamuk mengetahui bahwa pria yang memiliki aura sangat kuat dan begitu mirip dengan si roh penculik adalah pria yang cukup gagah, tetapi dia sadar bahwa sekarang bukan saatnya melampiaskan emosi yang tidak berguna.

Dia tidak ingin memperlihatkan perasaan cemburu tidak pada situasi yang baik. Akan sangat merugikan bila musuh muncul dan dia kehabisan energi.

Pada akhirnya Ash hanya mengepalkan tangan sembari membuang napa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 29

    Yuu bangun sangat pagi, sama seperti hari-hari sebelumnya dan mendadak benci kebiasaan ini jika saja dia tidak melihat hal buruk yang merusak paginya. Ameera dengan tidurnya yang serampangan dan Ash yang terkadang mengigau tidak jelas hingga fajar. Meski begitu, kedua orang itu tidur sangat lelap. Satu-satunya alasan mengapa Yuu selalu terbangun lebih awal karena mimpi buruk yang kerap menghantuinya, dan kian diperparah sejak meninggalnya ayahnya. Ketika Yuu terkurung di kawasan budak, dia sering memimpikan tentang kebakaran besar yang dia sendiri bahkan tidak pernah melihatnya. Dan dia baru menyadari bahwa itu ternyata berkaitan dengan kehancuran klannya berdasarkan penjelasan Ameera juga ayahnya.Jauh di lubuk hatinya, dia bersikeras bahwa semua yang dia lakukan untuk bertambah kuat adalah untuk membalaskan dendam ayahnya, tetapi Yuu tidak bisa menampik sebagian kecil dalam benaknya yang mendesak mengakui keberadaan naga dan asal-usulnya sendiri. Yuu selalu ingin melarikan diri

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 30

    "Jadi, katakan siapa kau?!" Yuu adalah orang pertama yang bertanya ketus setelah suasana tenang di dalam pondok. Mereka duduk berhadapan hanya dengan beralaskan tikar anyam yang bahkan sudah lapuk. Sementara Ash berdiri bersandar di ambang pintu dengan ekspresi gelap yang tidak berhenti muncul di wajahnya, menatap Jeffrey dengan aura membunuh yang bisa saja meledak hanya dengan sedikit pancingan. Beruntung, Jeffery bukan tipe kompor yang gemar mengadu. Di lain sisi, Ameera duduk berdampingan dengan Yuu. Berhadapan dengan pria yang mendadak merasa tidak dia kenali meski dia telah terkurung bersamanya selama beberapa hari di dalam goa. Ada raut penghakiman yang menuntut kejelasan di wajahnya dan Jeffrey mengerti suasana ini. Pria itu justru tersenyum kecil, berusaha untuk tetap tenang di situasi yang kapan saja bisa berubah. "Seperti yang kalian dengar, namaku Jeffrey." Menatap si peramal, dia menambahkan, "dan pria tua ini, adalah guru sekaligus Kakekku." "Apa?!"

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 1

    Sekuat-kuatnya sebuah kekuatan, tidak dapat dipungkiri tetap memiliki kelemahan. Sama halnya ketika Klan Naga di Kerajaan Eros dimusnahkan oleh oknum pengkhianat, kendati klan tersebut diagungkan sebagai yang terkuat. Klan, yang konon tidak akan musnah meski seribu tahun berlalu dan akan tetap menduduki takhta.Lantas, apa kelemahan Klan Naga? Terlalu naif!Benar, meski disebut klan terkuat sepanjang sejarah Eros, tetapi Klan Naga begitu naif, berpikir semua klan akan selalu damai di atas kepemimpinan mereka. Tidak akan ada pemberontakan, perang, bahkan kematian yang sia-sia karena rasa dengki. Tanpa sadar menumbuhkan kelengahan lantaran terlalu lama menjadi penguasa. Meski Klan Naga benar pemegang kekuasaan Eros yang sah. Dasarnya, Klan Naga memimpin tiga klan kuat lainnya: Klan Singa, Klan Rubah, dan Klan Kuda.Hanya saja, tidak semua klan akan sependapat terlebih mereka yang haus kekuasaan. Memanfaatkan kelengahan Klan Naga, sosok lain dengan aura kelicikan sepekat malam mulai men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 2

    17 tahun kemudian...."Ya! Kalahkan dia, King! Bunuh bocah itu!" "Bunuh!""Bunuh!" Sorak-sorai terdengar bergemuruh. Memekakkan gendang telinga meski mungkin tidak satupun peduli. Lalu, di tengah-tengah arena pertarungan para budak, tatapan setajam elang milik pemuda berusia 17 tahun tak sekalipun goyah menghunus lawan yang jauh lebih besar darinya. Bahkan jika nyaris semua pendukung bersorak bukan untuknya, hal itu sama sekali tidak menyurutkan tekadnya. "Menyerahlah, Nak!" Pria berbadan besar tersebut jelas tidak terlihat bersimpati. Sebaliknya, perkataannya justru terdengar mengejek. Toh, sekalipun pemuda itu mengangkat tangan untuk menyerah di pertandingan pertamanya, pertarungan akan tetap berlangsung. Sebagai budak di pasar gelap Kerajaan Ernes, mereka dituntut untuk bertarung di usia 17 tahun. Mereka telah dilatih sejak dini hanya untuk hari ini. "Aku tidak akan terprovokasi," sahut si Pemuda. Kilat dingin di balik tatapannya menghunus lurus ke arah lawan. Meski saling

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 3

    "Kau yakin dia tidak mati?" "Bisakah kau tenang sedikit? Aku hanya membuatnya pingsan, tidak lebih." Ruangan berukuran kecil ini benar-benar tidak mampu meredam gema suara pertengkaran dua orang di sudut pintu masuk. Terlalu keras hingga mungkin dapat membangunkan orang mati sekalipun. "Siapa kalian?" Benar saja, sosok lain di dalam ruangan telah terbangun. Suasana mendadak hening. Gadis bertubuh mungil tetapi bersuara lantang bergegas menoleh, nyaris bersamaan dengan pria tinggi kekar ditambah poin plus wajah rupawan yang eksotis. Tatapan mereka bertemu, tetapi detik berikutnya, gadis itu bergerak cepat menyembunyikan diri di balik punggung pria di sebelahnya. "Oh, Ash, tolong sembunyikan aku. Dia benar-benar menakutkan." Pria tampan bernama Ash, memutar bola mata, teramat jengkel tetapi di satu sisi tidak dapat melakukan apapun pada gadis itu. "Tenanglah, jika dia menggigit, aku hanya harus membunuhnya," balasnya, acuh tak acuh."Kau gila!" Gadis itu berteriak protes."SIAPA

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 4

    Hari sudah mulai gelap ketika Yuu tiba di depan gerbang permukiman para budak. Pemuda itu jelas siap untuk menerima segala bentuk hukuman lantaran telah berani meninggalkan area tersebut tanpa izin. Hanya saja, Yuu terkejut ketika penjaga memberitahu bahwa dia dan ayahnya telah ditebus. Dalam artian, seseorang telah membeli mereka. Langkah Yuu bergerak lebih cepat. Satu-satunya tujuannya hanyalah rumah dan berharap dapat menemukan ayahnya di sana. Lalu ketika kepanikan melanda pemuda itu, berpikir ayahnya telah dibawa pergi oleh si Pembeli, namun ketegangan yang semula menerpanya mendadak terurai. Yuu mendapati seorang pria paruh baya tengah mengumpulkan kayu bakar di samping rumah dan tersenyum ke arahnya.Pria itu melangkah mendekati Yuu. Tanpa sadar menjatuhkan potongan-potongan kayu bakar di tangan, tatkala tubuhnya bergerak cepat merengkuh puteranya. "Oh, Yuu, aku pikir kau tidak akan kembali setelah pertandingan ini." Pria itu menangis keras. "Syukurlah, kau selamat." Yuu ters

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 5

    DUAR!!Sesaat setelah ledakan terjadi, asap mengepul ke udara bersamaan dengan puing-puing tanah disertai serpihan bangunan. Berhamburan tak tentu arah kemudian terhempas jatuh di sekitar titik ledakan. Hanya saja, tidak ada aroma daging terbakar atau bahkan tubuh hangus milik Yuu. Menyadari hal itu, pria misterius yang masih berdiri tegak tidak jauh dari posisi di mana dia hendak mengeksekusi mati Yuu, kontan mendengkus keras. "Kau selalu saja menjadi pengganggu, Ash!" ujarnya rendah, tetapi terdengar tajam. Dia kemudian berbalik hanya untuk menemukan sosok Ash di belakang tubuhnya. Tidak ada Yuu di sana. "Di mana dia?" tanyanya, kesal.Ash tersenyum remeh. "Wah, apa sekarang kau beralih membunuh seorang bocah, Drake?" celetuk Ash, mengejek."Kau tahu betul apa yang aku incar, pengkhianat!" Suaranya naik satu oktaf.Ash justru tertawa. "Pengkhianat?" ulangnya. Tatapan Ash balik menajam. "Kalianlah pengkhianatnya, sialan!" Tidak pikir panjang, Ash maju lebih dulu, menerjang dengan ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 6

    "Yuu, sejak awal kau bukanlah Puteraku. Kau adalah Pangeran Kerajaan Eros yang sah seperti yang dikatakan oleh mereka berdua. Dan aku, Ervan, diperintahkan langsung oleh Raja Ryuu untuk menyelamatkanmu." Yuu tercengang ketika menyaksikan Ervan mendadak berlutut di hadapannya. "Yang Mulia, sepertinya, memang sudah saatnya Anda kembali ke tempat asal Anda," ujarnya formal, terdengar asing di telinga Yuu.Sementara kini, duduk di kamar dengan wajah pias, Yuu masih tidak habis pikir ketika kalimat itu terngiang kembali di kepalanya. Bagai terkena serangan kejut yang lebih mengejutkan ketimbang berhadapan dengan sosok pembunuh seperti Drake, pikirnya. Tidak ada dugaan sedikitpun bahwa pria yang selama ini dia anggap ayah, bukanlah benar apa yang dia harapkan.Rasanya, ini lebih menakutkan. Meremas rambut dengan kuat, Yuu mengerang dengan wajah kesal."Kau terlihat sangat frustasi." Yuu menghela napas, sesaat setelah mendengar suara Ash yang nyatanya telah berdiri sembari bersandar di kuse

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 30

    "Jadi, katakan siapa kau?!" Yuu adalah orang pertama yang bertanya ketus setelah suasana tenang di dalam pondok. Mereka duduk berhadapan hanya dengan beralaskan tikar anyam yang bahkan sudah lapuk. Sementara Ash berdiri bersandar di ambang pintu dengan ekspresi gelap yang tidak berhenti muncul di wajahnya, menatap Jeffrey dengan aura membunuh yang bisa saja meledak hanya dengan sedikit pancingan. Beruntung, Jeffery bukan tipe kompor yang gemar mengadu. Di lain sisi, Ameera duduk berdampingan dengan Yuu. Berhadapan dengan pria yang mendadak merasa tidak dia kenali meski dia telah terkurung bersamanya selama beberapa hari di dalam goa. Ada raut penghakiman yang menuntut kejelasan di wajahnya dan Jeffrey mengerti suasana ini. Pria itu justru tersenyum kecil, berusaha untuk tetap tenang di situasi yang kapan saja bisa berubah. "Seperti yang kalian dengar, namaku Jeffrey." Menatap si peramal, dia menambahkan, "dan pria tua ini, adalah guru sekaligus Kakekku." "Apa?!"

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 29

    Yuu bangun sangat pagi, sama seperti hari-hari sebelumnya dan mendadak benci kebiasaan ini jika saja dia tidak melihat hal buruk yang merusak paginya. Ameera dengan tidurnya yang serampangan dan Ash yang terkadang mengigau tidak jelas hingga fajar. Meski begitu, kedua orang itu tidur sangat lelap. Satu-satunya alasan mengapa Yuu selalu terbangun lebih awal karena mimpi buruk yang kerap menghantuinya, dan kian diperparah sejak meninggalnya ayahnya. Ketika Yuu terkurung di kawasan budak, dia sering memimpikan tentang kebakaran besar yang dia sendiri bahkan tidak pernah melihatnya. Dan dia baru menyadari bahwa itu ternyata berkaitan dengan kehancuran klannya berdasarkan penjelasan Ameera juga ayahnya.Jauh di lubuk hatinya, dia bersikeras bahwa semua yang dia lakukan untuk bertambah kuat adalah untuk membalaskan dendam ayahnya, tetapi Yuu tidak bisa menampik sebagian kecil dalam benaknya yang mendesak mengakui keberadaan naga dan asal-usulnya sendiri. Yuu selalu ingin melarikan diri

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 28

    "Apa maksudmu? Jadi, Jeffrey adalah roh leluhurmu?" Ash menoleh, sedikit terkejut mengetahui bahwa Ameera telah sadarkan diri. Gadis itu bahkan sudah bisa menggerakkan tubuhnya mendekat ke arah mereka meski raut wajahnya kadangkala meringis. "Siapa Jeffrey?" Ash balik bertanya dengan raut tidak suka. "Pria yang sudah kau serang." Ameera beralih kepada Yuu sambil melanjutkan, "apa kau yakin, Yuu? Meski mencurigakan, tetapi aku masih ragu bahwa Jeffrey adalah Roh yang telah menculikku. Selama berada di goa bersama, dia tidak menyakitiku." Meski rasanya Ash ingin mengamuk mengetahui bahwa pria yang memiliki aura sangat kuat dan begitu mirip dengan si roh penculik adalah pria yang cukup gagah, tetapi dia sadar bahwa sekarang bukan saatnya melampiaskan emosi yang tidak berguna. Dia tidak ingin memperlihatkan perasaan cemburu tidak pada situasi yang baik. Akan sangat merugikan bila musuh muncul dan dia kehabisan energi. Pada akhirnya Ash hanya mengepalkan tangan sembari membuang napa

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 27

    Ameera bisa melihat suasana semakin runyam. Ash tidak berhenti melakukan serangan hingga Jeffrey terpaku di posisinya seolah pria itu tidak sanggup bangkit. Memikirkan banyak hal, Ameera mulai skeptis jika Jeffrey adalah orang yang sama dengan roh yang telah menculik dan membuatnya terkurung di goa yang gelap. Keraguan terbesit di benaknya, dan jika itu benar, maka Ash telah menyerang orang yang salah!Lagipula, jika Jeffrey adalah jelmaan roh itu, bukankah dia cukup kuat untuk melawan balik Ash? Namun yang terlihat justru sebaliknya. "Aku harus menghentikan Ash! Ini mungkin hanya salah paham!"Yuu melotot bukan main mendengar penuturan Ameera. Sontak dia menarik gadis itu agar tetap berada di balik persembunyian mereka. "Apa kau gila! Jika musuh melihatmu lagi, Ash hanya akan terganggu!" bentak Yuu. Ameera bersikeras, "Jeffery bukan makhluk itu, dia sama denganku, kami berdua juga korban penculikan!"Sikap keras kepala dan tidak ingin kalah Ameera telah membuat Yuu berang. Pemuda

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 26

    "Apa yang ingin kamu lakukan?" Jeffrey tidak menoleh ketika dia mendengar pertanyaan Ameera yang setengah berbisik. Meletakkan jari telunjuk di depan bibir, Jeffrey memberi isyarat agar Ameera tetap diam. Gadis itu menurut dengan mudah. Pria itu melangkah perlahan ke arah mulut goa, mendekatkan daun telinga tepat di sisi batu besar yang menghalangi pintu keluar mereka. Pria itu seketika menyeringai. "Roh itu tidak ada," katanya. "Benarkah?" Jeffrey mengangguk kembali. Setengah senang Ameera berjalan cepat ke arah Jeffrey. "Tunggu apa lagi, bukankah kau memiliki rencana untuk keluar dari tempat ini?" "Memang," seru Jeffrey percaya diri. Ameera masih tertelan euforia ketika menyadari bahwa ada sesuatu yang janggal. Mengamati Jeffrey yang tengah mengambil ancang-ancang untuk memecahkan batu besar di depannya, gadis itu mendadak mengerutkan kening. Sedikit pelan, Ameera bersuara, "Jeffrey, bukankah kekuatanmu telah disegel oleh Roh itu sehingga kau tidak bisa bergerak?" Kali ini

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 25

    Sudah nyaris dua hari Ameera belum ditemukan. Selama itu pula, Yuu berusaha meyakinkan Ash agar tetap menjaga kewarasannya. Tanpa Ameera, Ash jelas bukan manusia hidup yang selama ini Yuu kenal. Bukan lagi pria hebat yang mengalahkan Drake hanya dengan sekali serang langsung mematahkan lehernya. Pada akhirnya, Ash berubah menjadi pria uring-uringan yang tampak kehilangan jiwa. "Kau benar-benar menjengkelkan!" Yuu menggertak sembari menyeret tubuh Ash yang masih saja berbaring di atas tanah. Ngomong-ngomong, mereka membuat kemah di pinggiran hutan desa dan tanpa tenda. Beruntung mereka memiliki api unggun untuk menghangatkan tubuh. Tetapi tampaknya, Ash sendiri telah membeku; hati dan jiwanya lebih tepatnya. "Aku tidak tahu di mana Ameera berada," Ash bergumam lemas. Di satu sisi, Yuu menggerakkan gigi dengan kesal. "Justru jika kau seperti ini, si Tuan Puteri tidak akan pernah ditemukan. Jadi, bangkitlah, brengsek!" Ash mengangguk tidak yakin. "Yuu," panggilnya, semen

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 24

    "Uhuk!!"Ameera terbatuk keras. Sangat keras hingga dadanya ikut terasa remuk. Dia meringis tatkala mencoba bangkit, sementara kesadarannya memulih usai mendapati dirinya berada di tempat yang teramat asing. Keningnya mengerut mendapati alas tidur jerami berbau apek. Dinding tanah yang lembab, bahkan beberapa di antaranya dihinggapi bulir air juga serangga berukuran kecil. Gadis Itu segera terperanjat. Bergerak mundur hingga punggungnya menempel di dinding dan memperkecil batas teritorialnya. Napasnya masih terlihat naik turun, dan karenanya, rasa sesak di dada kian menyiksa. Buru-buru dia mengusapnya, kemudian menyadari bahwa pakaian yang dia kenakan masih sama dengan kemarin. Bahkan lebih buruk. Robek di segala sisi ditambah bercak darah mengering membuat kesan horor untuk Ameera."Apa yang—akh!" Gadis itu mengerang, bergegas menyentuh sudut bibirnya yang berdenyut karena rasa perih di sana. Hingga sekelebat ingatan buruk menyeruak masuk ke dalam kepalanya. Memperjelas sebab meng

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 23

    "Memangnya apa yang ingin kau katakan? Wajahmu sampai seserius itu," celetuk Ash. Langkahnya terlihat ringan, mencoba mengimbangi Yuu yang berjalan pelan di sampingnya.Tetapi, langkah Yuu yang berhenti membuat Ash mengalihkan perhatiannya. "Ada apa?" tanya Ash. Yuu menoleh dengan raut horor. "Ash ... Ameera dalam bahaya," ujarnya dengan suara parau, nyaris tercekat. Telunjuk pemuda itu mengarah ke arah pintu kamar mereka yang telah rusak poranda. Detik yang sama Ash menatap hal serupa. Yuu bahkan bisa melihat perubahan raut wajah pria itu. Perpaduan pias dan syok. Tanpa bisa dicegah, Ash telah berlari dengan langkah kilat menunju kamar. "Oh, tidak! Ameera!" teriaknya, disusul Yuu di belakang. Dada Yuu naik turun. Rasa masam di tenggorokan membuat perasaannya kian memburuk. Penampakan seisi kamar yang rusak dan ketiadaan Ameera, jelas telah memberitahu mereka bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi di tempat ini.Dengan perasaan takut, Yuu melirik Ash yang tengah berjongkok. Jemari

  • Kebangkitan Naga Terakhir   Bagian 22

    "Mereka sudah gila!" Ameera meringis. Tidak jauh dari tempat persembunyiannya, dia menyaksikan Ash dan Yuu tengah mempermainkan dua orang preman pasar. Dua orang yang telah mereka incar sebelumnya. Bahkan jika tubuh kedua preman sedikit lebih besar, tetapi Ameera jauh lebih prihatin kepada mereka. "Berikan semua uang yang kalian miliki!" Ash memberi satu pukulan. Tepat menghantam rahang, memaksa gigi si preman terlepas bersamaan teriakan pilu. Sementara di sebelahnya, kondisi preman lainnya tidak berbeda jauh di tangan Yuu. "Kalian merampas uang dari pedagang lemah. Kembalikan semua itu," peringat Yuu. Maniknya menghunus tajam, memberi ancaman tak main-main. Merasa tidak ada jalan, sementara lawan cukup tangguh, kedua preman saling melempar lirikan. Seolah memberi isyarat satu sama lain, bahwa menyerah adalah pilihan yang tepat. Bersamaan dengan itu, dua kantong berukuran cukup besar ditarik keluar dari dalam saku salah seorang preman. Melemparkannya serampangan hingga nyaris meny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status