Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 408. Magis Pedang Dewa

Share

408. Magis Pedang Dewa

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-21 04:03:30

Setelah menghancurkan kegelapan yang hampir menelan dunia, Rendy Wang kembali ke dunia yang ia kenal. Namun, meski dunia ini tampak utuh, ada ketenangan yang tak bisa ia rasakan sepenuhnya. Ada keheningan yang mengganggu, seolah dunia ini sedang menunggu untuk menerima tugas baru yang lebih besar lagi—tugas yang tidak akan selesai hanya dengan mengalahkan satu musuh.

Namun, di tengah kesunyian, suara angin yang berbisik menyambutnya. Pria tua yang telah muncul saat pertarungannya melawan Alan Smith kini berdiri di hadapannya, dengan wajah yang penuh kebijaksanaan dan tangan yang memegang pedang tua yang tampak sudah lusuh, namun penuh dengan aura kekuatan yang sangat besar.

"Rendy Wang," kata pria tua itu dengan suara yang dalam dan penuh kekuatan, "kau telah melampaui banyak ujian, namun perjalananmu baru dimulai. Dunia ini lebih luas daripada yang kau kira. Dan untuk melindunginya, kau harus menguasai kekuatan yang lebih besar lagi. Kekuatan yang tak hanya bergantung pada satu pedan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   409. Magis Pedang Dewa- II

    Rendy menarik napas panjang, membiarkan udara segar memenuhi paru-parunya sebelum perlahan menghembuskannya. Mata gelapnya terpejam, jemarinya menggenggam erat gagang Pedang Naga Dewa yang terasa hangat di tangannya. Ada aliran energi lembut namun kuat yang mengalir dari pedang itu, seolah berbisik, menunggu untuk direspon. Di bawah langit yang temaram, ia berdiri tegak, tubuhnya seperti menyatu dengan angin yang berhembus lembut di sekelilingnya.“Aku harus memusatkan niat,” gumamnya pelan, nyaris tak terdengar, namun getaran tekadnya memenuhi udara.Perlahan, ia memusatkan energi spiritualnya, menarik kekuatan dari dalam dirinya dan menghubungkannya dengan energi alam yang melingkupi tempat itu. Di kedalaman jiwanya, ia bisa merasakan sesuatu — ruh pedang yang telah lama terpendam, bukan dalam bentuk fisik, tetapi sebagai kehendak dan tekad yang tak tergoyahkan. Kehadiran itu semakin jelas saat Rendy membuka hatinya."Naga Surgawi," bisiknya dalam hati, suaranya penuh harap. "Bimbin

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   410. Pedang-Pedang Spiritual

    Rendy merasakan keheningan yang mendalam mengelilinginya saat Shu Jin memulai pengajaran lebih lanjut. Pedang-pedang spiritual yang melayang di sekelilingnya kini mulai lebih teratur, namun ia tahu bahwa ini baru awal dari perjalanan panjangnya untuk menguasai Magis Pedang Dewa. Setiap pedang yang ia kendalikan adalah sebuah perpanjangan dari niat dan kekuatannya, namun pengendalian itu bukanlah hal yang mudah.Shu Jin mengangkat tangannya dengan perlahan, dan sebuah gelombang energi spiritual mengalir dari ujung jarinya, merasuk ke dalam pedang-pedang yang mengelilingi Rendy. “Sekarang, mari kita lanjutkan kembali dengan teknik kedua—Pedang Gabungan Bintang.”"Teknik ini adalah puncak pengendalian dalam Magis Pedang Dewa. Kamu akan mengendalikan ratusan pedang sekaligus, menggerakkannya dalam serangan terkoordinasi. Ini bukan sekadar soal jumlah pedang, tetapi soal kejelasan tujuan dan kekuatan niatmu. Gabungan Bintang berarti, setiap pedang adalah bintang yang saling berhubungan dal

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   411. Mengendalikan Pedang Naga Dewa

    Shu Jin berdiri diam, matanya tajam mengamati setiap gerakan Rendy. Selama beberapa saat, ia tak berkata apa-apa, hanya membiarkan keheningan menjadi bagian dari pelajaran. Akhirnya, dengan suara yang tenang dan penuh makna, ia berbicara, “Keinginanmu sudah ada, Rendy. Namun, kau terlalu banyak berpikir. Pedang-pedang itu harus bergerak melalui intuisi dan jiwa, bukan sekadar rencana dan strategi. Lepaskan keraguanmu, dan biarkan gerakanmu lahir dari niat sejati.”Kata-kata itu menembus hingga ke dalam hati Rendy. Ia menundukkan kepala, merenungkan kesalahan yang baru saja disadarinya. Ia terlalu terjebak dalam logika, terlalu fokus pada strategi, sehingga melupakan esensi sejati dari seni pedang ini. Perlahan, ia menarik napas dalam-dalam, membiarkan pikirannya kosong, hanya menyisakan satu tujuan yang jelas ... mengendalikan pedang-pedang itu sebagai satu kesatuan.Dalam keheningan itu, sesuatu berubah. Pedang-pedang spiritual yang melayang di sekelilingnya mulai bergerak kembali, n

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   412. Jurus Pedang Langit Bumi

    Rendy merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—sebuah hubungan tak kasatmata yang mengikatnya dengan seluruh jagat raya. Mantra kuno yang diucapkan oleh Shu Jin mengalir bagaikan sungai cahaya ke dalam tubuhnya, menelusuri setiap jalur energi yang sebelumnya tersembunyi. Setiap suku kata mantra itu bergema dalam nadinya, menciptakan resonansi yang membangunkan kekuatan yang telah lama terkunci di dalam dirinya. Pedang Naga Dewa yang ia genggam mulai bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan karena kesadaran. Getaran itu semakin kuat, seiring cahaya keemasan yang merembes keluar dari bilahnya, menggantikan bayangan kelam yang dulu menyelimutinya. Udara di sekitar mereka bergetar, seakan merespons perubahan yang tengah terjadi. Rendy bisa merasakan denyut kehidupan dari pedangnya, bukan lagi sekadar senjata, tetapi sebagai bagian dari dirinya—perpanjangan dari tekad dan kehendaknya. Shu Jin mengamati perubahan ini dengan sorot mata penuh kebijaksanaan. Cahaya keemasan

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   413. Penguasa Magis Pedang Dewa

    Langit di atas mereka tampak kelam, seolah merespons energi dahsyat yang bergema di seluruh arena. Angin berhembus kencang, membawa debu dan dedaunan yang beterbangan, seakan menari bersama pedang-pedang yang melayang di udara. Shu Jin berdiri dengan tenang di tengah pusaran energi, matanya tajam, penuh ketenangan seorang ahli yang telah memahami esensi dari setiap ayunan pedang. Dengan satu gerakan anggun, Shu Jin mengangkat tangannya. Puluhan pedang spiritual yang mengitari tubuhnya bergerak dalam harmoni sempurna, mengikuti irama yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah menyatu dengan alam. Cahaya dari pedang-pedang itu berpendar, berkilauan seperti bintang-bintang yang turun dari langit malam. "Perhatikan baik-baik, Rendy," suara Shu Jin bergema di antara desiran angin. "Setiap pedang ini bukan hanya sekadar senjata. Mereka adalah perpanjangan dari jiwa, dari niat, dari keinginan yang tidak terucapkan. Jika kau bisa menyelaraskan hatimu dengan mereka, maka seranganmu aka

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   414. The Protector

    Di tepi dermaga yang sepi, Alan Smith berdiri mematung, menatap laut yang tampak seperti cermin yang merefleksikan kekalahannya. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat layu. Angin dingin dari arah samudra menerpa rambut pirangnya yang acak-acakan. Kekalahan telak dari Rendy telah menghancurkan ego dan ambisinya. Dengan nada bergetar, ia berbisik pada dirinya sendiri, “Sudah cukup. Aku harus pergi.” Langkah beratnya membawa dirinya kembali ke United Kingdom, dengan satu janji terpatri di hatinya kalau ia takkan pernah lagi mengganggu Rendy.Sementara itu, di sebuah ruangan sunyi yang diterangi cahaya lilin, Rendy duduk termenung. Di hadapannya tergeletak Pedang Naga Dewa, sebuah senjata yang memancarkan aura gelap dan mengerikan. Tatapannya tajam, tetapi penuh keraguan. Ia merasakan sisi kegelapan dari pedang itu semakin sulit dikendalikan. “Aku tak bisa terus seperti ini,” gumamnya. “Kekuatannya terlalu besar untukku.” Dengan tekad yang bulat, Rendy memutuskan untuk m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kebangkitan Naga Perang   415. Melawan The Protector

    The Protector berjanggut putih itu melangkah maju dengan penuh wibawa, matanya yang tajam seperti kilatan petir menatap lurus ke arah Rendy dan kelompoknya. Dengan satu gerakan anggun, ia mengangkat tangannya ke udara, dan seketika energi spiritual yang luar biasa kuat membuncah dari tubuhnya. Udara mendadak berat, seolah-olah seluruh langit menekan tubuh mereka. Napas mereka tertahan, keringat dingin mengalir di pelipis."Beraninya kalian, para pengacau dari dunia bawah, menantang aturan Negeri Langit!" Suaranya menggelegar seperti badai yang mengamuk di tengah lautan, mengguncang tanah di bawah kaki mereka.Rendy menatap lurus ke arah pria itu, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. Ia melangkah ke depan, menghunus Pedang Kabut Darah. Begitu senjata itu keluar dari sarungnya, aura merah pekat berputar di sekelilingnya, membentuk pusaran energi yang menari-nari ganas di udara."Kami tidak datang untuk melawan, tetapi jika kau memaksa, kami tidak akan mundur!" ujarnya tega

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kebangkitan Naga Perang   416. Kekalahan Telak

    Hembusan angin dingin menusuk kulit saat Sheila mengangkat tangannya ke langit. Butiran es sebesar kepalan tangan berjatuhan dengan kecepatan tinggi, membekukan tanah dan menciptakan lapisan licin yang membuat udara sekitar bergetar. Clarissa, dengan mata membara, mengacungkan kedua tangannya ke depan. Api menyembur liar, berputar seperti naga yang mengamuk, menciptakan pusaran panas yang menghanguskan segala yang ada di jalurnya.Seruni berdiri tegak, tubuhnya berpendar dengan kilatan listrik. Petir melesat dari telapak tangannya, menari di udara sebelum menghantam tubuh The Protector dengan suara menggelegar. Selina, dengan gerakan secepat bayangan, melayangkan angin badai yang tajam, membelah pohon dan tanah dengan ketajaman mengerikan.Namun, serangan mereka hanya membuat The Protector melangkah mundur beberapa jengkal. Ia mengayunkan tangannya, menciptakan perisai energi yang menyerap kekuatan gabungan mereka seakan tak berarti. Senyum tipis tersungging di wajahnya sebelum ia mem

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

  • Kebangkitan Naga Perang   442. Kehancuran Keluarga Besar Xie

    Rendy Wang berdiri tegap, tubuhnya dikelilingi aura merah dan emas yang berkobar liar, seolah mencerminkan amarah yang membakar dalam dirinya. Luka di bahunya menghangat, darah menetes perlahan, tetapi tatapannya tetap dingin, penuh determinasi.Xie Wu Jie, terhuyung di atas tanah yang retak, mencengkeram dadanya yang kini tercabik oleh tebasan Pedang Penakluk Iblis. Napasnya berat, tetapi di balik wajahnya yang penuh luka, senyum tipis terukir. "Kau pikir ini sudah berakhir?" suaranya parau, tapi penuh kepastian.Tiba-tiba, udara di sekitar mereka bergetar hebat. Gelombang energi hitam membuncah dari tubuh Xie Wu Jie, menyelimuti langit malam yang semakin kelam. Bayangan-bayangan pekat menjulur dari tanah, berputar-putar seperti tentakel yang mencari mangsa."Roh Pembalasan... Bangkitlah!"Teriakan Xie Wu Jie menggema, dan dari balik bayangan, sesosok entitas raksasa mulai terbentuk. Wujudnya menyerupai iblis bertaring dengan mata merah menyala dan tanduk berliku. Udara menjadi semak

  • Kebangkitan Naga Perang   441. Rendy Wang vs Xie Wu Jie - II

    Langit malam membentang kelam, hanya dihiasi bulan pucat yang menggantung dingin di antara gumpalan awan gelap. Udara terasa berat, dipenuhi ketegangan yang nyaris tak tertahankan. Energi bertabrakan di udara, menggetarkan tanah dan membuat dedaunan berdesir liar seakan gemetar ketakutan. Aroma besi yang samar tercium, bercampur dengan hawa panas dari pertarungan yang akan segera meletus.Rendy Wang berdiri dengan kedua kakinya tertanam kokoh di tanah yang mulai retak akibat tekanan kekuatan mereka. Kedua tangannya menggenggam senjata masing-masing—Pedang Kabut Darah yang memancarkan aura merah pekat di tangan kiri, dan Pedang Penakluk Iblis yang berpendar keemasan di tangan kanan. Matanya menyala tajam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Xie Wu Jie melangkah maju, auranya semakin pekat, seperti kabut hitam yang siap melahap segala yang mendekat. Ia memegang tombak hitam dengan ukiran naga yang melilit sepanjang gagangnya, sementara tangan satunya menggenggam tong

  • Kebangkitan Naga Perang   440. Rendy Wang vs Xie Wu Jie

    Angin malam berembus liar, menggugurkan dedaunan kering yang beterbangan di antara dua sosok yang berdiri berhadapan. Mata Rendy Wang menyala tajam, kilatan emas berpendar di irisnya, sementara Xie Wu Jie berdiri tegap dengan senyum meremehkan. Tidak tampak rasa takut sedikit pun terhadap Naga Perang padahal Rendy telah berhasil menghancurkan segel kunonya yaitu Formasi Tujuh Dewa Iblis Langit yang membuat kediaman Keluarga Xie terbuka untuk umum.Tanpa aba-aba, Rendy mengayunkan Pedang Penakluk Iblisnya. Kilatan keemasan membelah udara, meledak ke arah lawannya seperti ombak yang mengamuk. Gelombang energi yang ia lepaskan begitu kuat hingga tanah di bawahnya retak, menciptakan pola pecahan yang berpusat di kakinya.Namun, Xie Wu Jie tetap bergeming. Dengan satu tangan, ia membentuk segel aneh di udara, menciptakan perisai energi transparan yang menyerap serangan itu seakan tidak berarti."Hah!" Xie Wu Jie terkekeh meremehkan. "Pedangmu memang legendaris, tapi kekuatanmu masih belum

  • Kebangkitan Naga Perang   439. Kehancuran Keluarga Besar Xie

    Langkah Rendy menggema di sepanjang jalan berbatu menuju kediaman Keluarga Xie. Setiap derap kakinya terasa berat, namun tak ada keraguan dalam sorot matanya. Cahaya bulan menggantung pucat di langit, memantulkan bayangan tubuhnya yang berlumuran darah—bukan darahnya, melainkan darah para lawan yang telah ia tumbangkan. Aroma anyir masih melekat di bajunya yang terkoyak, namun itu tak menghambat langkahnya.Udara malam dipenuhi kesunyian yang menyesakkan, seolah alam pun menahan napas, menyaksikan kehadiran seorang lelaki yang datang membawa badai. Di halaman luas kediaman Xie, bayangan manusia mulai bergerak. Satu per satu, para praktisi bela diri Keluarga Xie bermunculan dari kegelapan, mengenakan jubah hitam bersulam lambang keluarga mereka. Mata mereka, penuh dengan kilatan kebencian yang telah mengendap bertahun-tahun, menatapnya tanpa sedikit pun rasa gentar.Seorang lelaki bertubuh tegap melangkah ke depan, wajahnya dipenuhi bekas luka yang menandakan pengalaman tempurnya. Suar

  • Kebangkitan Naga Perang   438. Tujuh Kultivator Iblis

    Langit malam tampak seperti sobekan tinta hitam yang dilumuri cahaya merah menyala. Pusaran energi iblis berputar di atas kepala Rendy, menciptakan tekanan dahsyat yang membuat tanah di sekitarnya retak dan bergetar. Dari dalam pusaran itu, tujuh sosok berjubah gelap turun perlahan, tubuh mereka diselimuti kabut pekat yang berdenyut dengan kekuatan jahat.Mata mereka bersinar merah seperti bara neraka, menatap Rendy dengan pandangan yang penuh kebencian. Setiap langkah mereka meninggalkan bekas hitam di tanah, seolah bumi sendiri menolak keberadaan mereka. Angin berdesir, membawa aroma darah dan kematian."Kami adalah Penjaga Formasi Tujuh Dewa Iblis Langit," suara salah satu dari mereka bergema, seakan berasal dari kedalaman jurang tak berdasar. "Jika kau ingin menghancurkan formasi ini, kau harus melewati kami lebih dulu."Rendy menggenggam pedangnya erat, merasakan energi spiritualnya berputar liar di dalam meridian. Jubahnya berkibar diterpa badai energi yang berkecamuk. Dari keja

  • Kebangkitan Naga Perang   437. Kekuatan Iblis Guardian

    Guardian mengangkat wajahnya, menatap langit yang kini berdenyut dengan energi gelap. Cahaya ungu berputar-putar di atas mereka, membentuk lingkaran raksasa dengan simbol-simbol kuno yang berpendar di setiap sisinya. Formasi Tujuh Dewa Iblis Langit mulai aktif sepenuhnya.Rendy mengeratkan genggamannya pada pedang, tubuhnya masih dipenuhi luka dari bentrokan sebelumnya. Namun, semangatnya tidak redup sedikit pun. Sebaliknya, auranya semakin menggelegar, menyelimuti sekelilingnya dengan tekanan luar biasa. Ia menatap Guardian dengan penuh keteguhan."Jika aku tidak menghancurkan formasi ini sekarang, kehancuran akan menelan dunia ini," gumamnya.Guardian berdiri perlahan, tubuhnya gemetar karena luka yang ia derita. Namun, tatapan matanya masih menyala dengan tekad. "Kau memang luar biasa, Rendy. Tapi aku belum mengeluarkan seluruh kekuatanku."Sekelebat, Guardian mengangkat kedua tangannya ke atas. Energi hitam berputar di sekelilingnya, membentuk pusaran yang semakin membesar. Dari p

  • Kebangkitan Naga Perang   436. Rendy vs Guardian

    Kilatan energi saling beradu di udara, menciptakan letupan-letupan yang mengguncang bumi. Rendy merasakan tekanan yang luar biasa dari serangan Guardian, namun ia tidak mundur. Mata tajamnya terus mengunci pergerakan lawan, mencari celah di balik serbuan yang brutal.Guardian mengangkat tangannya, membentuk lingkaran dengan aura kegelapan yang berputar cepat di telapak tangannya. Dari pusat pusaran itu, sebuah tombak raksasa tercipta, dipenuhi energi hitam yang menyala liar. Dengan satu gerakan, ia melesatkan tombak itu ke arah Rendy.Rendy melompat ke belakang, namun kecepatan tombak itu jauh di luar dugaannya. Ia memutar tubuh di udara, mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan. Saat bilah pedang bertemu dengan tombak hitam, ledakan besar terjadi. Energi liar menghambur ke segala arah, meretakkan tanah dan menghancurkan batu-batu besar di sekitar mereka.Dari balik ledakan, Guardian telah kembali menyerang. Ia menembus kepulan asap dengan kecepatan mengerikan, menciptakan bayan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status