Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 411. Mengendalikan Pedang Naga Dewa

Share

411. Mengendalikan Pedang Naga Dewa

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-21 04:42:23

Shu Jin berdiri diam, matanya tajam mengamati setiap gerakan Rendy. Selama beberapa saat, ia tak berkata apa-apa, hanya membiarkan keheningan menjadi bagian dari pelajaran. Akhirnya, dengan suara yang tenang dan penuh makna, ia berbicara, “Keinginanmu sudah ada, Rendy. Namun, kau terlalu banyak berpikir. Pedang-pedang itu harus bergerak melalui intuisi dan jiwa, bukan sekadar rencana dan strategi. Lepaskan keraguanmu, dan biarkan gerakanmu lahir dari niat sejati.”

Kata-kata itu menembus hingga ke dalam hati Rendy. Ia menundukkan kepala, merenungkan kesalahan yang baru saja disadarinya. Ia terlalu terjebak dalam logika, terlalu fokus pada strategi, sehingga melupakan esensi sejati dari seni pedang ini. Perlahan, ia menarik napas dalam-dalam, membiarkan pikirannya kosong, hanya menyisakan satu tujuan yang jelas ... mengendalikan pedang-pedang itu sebagai satu kesatuan.

Dalam keheningan itu, sesuatu berubah. Pedang-pedang spiritual yang melayang di sekelilingnya mulai bergerak kembali, n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   412. Jurus Pedang Langit Bumi

    Rendy merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—sebuah hubungan tak kasatmata yang mengikatnya dengan seluruh jagat raya. Mantra kuno yang diucapkan oleh Shu Jin mengalir bagaikan sungai cahaya ke dalam tubuhnya, menelusuri setiap jalur energi yang sebelumnya tersembunyi. Setiap suku kata mantra itu bergema dalam nadinya, menciptakan resonansi yang membangunkan kekuatan yang telah lama terkunci di dalam dirinya. Pedang Naga Dewa yang ia genggam mulai bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan karena kesadaran. Getaran itu semakin kuat, seiring cahaya keemasan yang merembes keluar dari bilahnya, menggantikan bayangan kelam yang dulu menyelimutinya. Udara di sekitar mereka bergetar, seakan merespons perubahan yang tengah terjadi. Rendy bisa merasakan denyut kehidupan dari pedangnya, bukan lagi sekadar senjata, tetapi sebagai bagian dari dirinya—perpanjangan dari tekad dan kehendaknya. Shu Jin mengamati perubahan ini dengan sorot mata penuh kebijaksanaan. Cahaya keemasan

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   413. Penguasa Magis Pedang Dewa

    Langit di atas mereka tampak kelam, seolah merespons energi dahsyat yang bergema di seluruh arena. Angin berhembus kencang, membawa debu dan dedaunan yang beterbangan, seakan menari bersama pedang-pedang yang melayang di udara. Shu Jin berdiri dengan tenang di tengah pusaran energi, matanya tajam, penuh ketenangan seorang ahli yang telah memahami esensi dari setiap ayunan pedang. Dengan satu gerakan anggun, Shu Jin mengangkat tangannya. Puluhan pedang spiritual yang mengitari tubuhnya bergerak dalam harmoni sempurna, mengikuti irama yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah menyatu dengan alam. Cahaya dari pedang-pedang itu berpendar, berkilauan seperti bintang-bintang yang turun dari langit malam. "Perhatikan baik-baik, Rendy," suara Shu Jin bergema di antara desiran angin. "Setiap pedang ini bukan hanya sekadar senjata. Mereka adalah perpanjangan dari jiwa, dari niat, dari keinginan yang tidak terucapkan. Jika kau bisa menyelaraskan hatimu dengan mereka, maka seranganmu aka

    Last Updated : 2025-01-21
  • Kebangkitan Naga Perang   414. The Protector

    Di tepi dermaga yang sepi, Alan Smith berdiri mematung, menatap laut yang tampak seperti cermin yang merefleksikan kekalahannya. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat layu. Angin dingin dari arah samudra menerpa rambut pirangnya yang acak-acakan. Kekalahan telak dari Rendy telah menghancurkan ego dan ambisinya. Dengan nada bergetar, ia berbisik pada dirinya sendiri, “Sudah cukup. Aku harus pergi.” Langkah beratnya membawa dirinya kembali ke United Kingdom, dengan satu janji terpatri di hatinya kalau ia takkan pernah lagi mengganggu Rendy.Sementara itu, di sebuah ruangan sunyi yang diterangi cahaya lilin, Rendy duduk termenung. Di hadapannya tergeletak Pedang Naga Dewa, sebuah senjata yang memancarkan aura gelap dan mengerikan. Tatapannya tajam, tetapi penuh keraguan. Ia merasakan sisi kegelapan dari pedang itu semakin sulit dikendalikan. “Aku tak bisa terus seperti ini,” gumamnya. “Kekuatannya terlalu besar untukku.” Dengan tekad yang bulat, Rendy memutuskan untuk m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kebangkitan Naga Perang   415. Melawan The Protector

    The Protector berjanggut putih itu melangkah maju dengan penuh wibawa, matanya yang tajam seperti kilatan petir menatap lurus ke arah Rendy dan kelompoknya. Dengan satu gerakan anggun, ia mengangkat tangannya ke udara, dan seketika energi spiritual yang luar biasa kuat membuncah dari tubuhnya. Udara mendadak berat, seolah-olah seluruh langit menekan tubuh mereka. Napas mereka tertahan, keringat dingin mengalir di pelipis."Beraninya kalian, para pengacau dari dunia bawah, menantang aturan Negeri Langit!" Suaranya menggelegar seperti badai yang mengamuk di tengah lautan, mengguncang tanah di bawah kaki mereka.Rendy menatap lurus ke arah pria itu, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. Ia melangkah ke depan, menghunus Pedang Kabut Darah. Begitu senjata itu keluar dari sarungnya, aura merah pekat berputar di sekelilingnya, membentuk pusaran energi yang menari-nari ganas di udara."Kami tidak datang untuk melawan, tetapi jika kau memaksa, kami tidak akan mundur!" ujarnya tega

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kebangkitan Naga Perang   416. Kekalahan Telak

    Hembusan angin dingin menusuk kulit saat Sheila mengangkat tangannya ke langit. Butiran es sebesar kepalan tangan berjatuhan dengan kecepatan tinggi, membekukan tanah dan menciptakan lapisan licin yang membuat udara sekitar bergetar. Clarissa, dengan mata membara, mengacungkan kedua tangannya ke depan. Api menyembur liar, berputar seperti naga yang mengamuk, menciptakan pusaran panas yang menghanguskan segala yang ada di jalurnya.Seruni berdiri tegak, tubuhnya berpendar dengan kilatan listrik. Petir melesat dari telapak tangannya, menari di udara sebelum menghantam tubuh The Protector dengan suara menggelegar. Selina, dengan gerakan secepat bayangan, melayangkan angin badai yang tajam, membelah pohon dan tanah dengan ketajaman mengerikan.Namun, serangan mereka hanya membuat The Protector melangkah mundur beberapa jengkal. Ia mengayunkan tangannya, menciptakan perisai energi yang menyerap kekuatan gabungan mereka seakan tak berarti. Senyum tipis tersungging di wajahnya sebelum ia mem

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kebangkitan Naga Perang   417. Kebangkitan Naga Merah

    Negeri Langit bergetar saat Rendy Wang berlutut di atas tanah yang hancur. Nafasnya berat, darah mengalir dari pelipisnya dan sedikit di ujung bibirnya, tetapi matanya tetap menyala dengan kobaran tekad yang tak tergoyahkan. Pedang Kabut Darah dalam genggamannya berdenyut, seakan merespons kehendaknya.Ia tetap tidak akan menggunakan Pedang Naga Dewa karena khawatir pedang ini akan menelannya hidup-hidup ke dalam kegelapan dalam kondisinya yang tidak memungkinkan seperti ini.Di hadapannya, The Protector berdiri tegak, sosoknya bagai dewa perang yang tak tergoyahkan. Energi hitam pekat berdenyut di sekelilingnya, memancarkan aura kematian yang menyesakkan. Para Elemental Naga tergeletak di sekitar Rendy, tubuh mereka penuh luka dan nyaris kehilangan kesadaran."Kita... tak akan menang..." gumam Seruni, suaranya lirih, hampir seperti bisikan putus asa.Namun Rendy tak menjawab. Tangannya meraba ke dalam jubahnya, merasakan permukaan halus dari Giok Naga Merah. Batu giok itu berdenyut,

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kebangkitan Naga Perang   418. The Protector - II

    Langit berwarna kelabu gelap, seolah menahan napas melihat pertarungan yang baru saja berakhir. Debu dan puing reruntuhan melayang di udara, menyelimuti tubuh Rendy yang berdiri dengan napas memburu. Tapi sebelum ia sempat menarik napas lega, suara retakan menggema di udara, menggetarkan tanah di bawah kakinya."Apa ini?" bisik Rendy, matanya membelalak saat melihat retakan di udara semakin melebar.Dari dalam kehampaan, energi gelap meledak seperti angin topan, mendorong Rendy dan Naga Merah beberapa langkah ke belakang. Dari pusaran itu, sosok besar muncul perlahan. Tubuhnya menjulang tinggi dengan aura mengerikan yang mengintimidasi. The Protector yang baru telah lahir, lebih besar, lebih gelap, dan lebih mengerikan.Sosok itu menatap mereka dengan mata bercahaya dingin seperti es yang menusuk. Suaranya dalam, menggema seperti petir di tengah badai. "Kalian berpikir ini sudah selesai?" tawanya dingin, penuh ejekan. "Aku adalah penjaga yang sejati! Yang sebelumnya hanyalah pion bela

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kebangkitan Naga Perang   419. Serangan Dewan Immortal

    Rendy berdiri di hadapan gerbang raksasa yang menjulang megah, memancarkan kilauan emas yang hampir menyilaukan mata. Udara di sekitarnya hangat, seperti diselimuti sinar matahari abadi, sementara aroma harum bunga yang tak dikenal menguar lembut. Di bawah kakinya, awan lembut membentang seperti karpet, seolah siap menampung setiap langkahnya. Pilar-pilar kristal menjulang di segala arah, memantulkan cahaya seperti pelangi kecil. Ini adalah Negeri Langit, tempat yang begitu dekat dengan definisi surga.Namun, ketenangan itu segera berubah. Suara langkah lembut terdengar, diikuti oleh kemunculan sosok-sosok berjubah putih. Mata mereka bersinar biru seperti safir yang menyala, menatap lurus ke arah Rendy dengan tatapan penuh wibawa. Aura mereka memancarkan kekuatan yang tak terbantahkan, membuat udara di sekitarnya terasa berat.“Kembalilah ke duniamu, manusia fana,” ujar salah satu dari mereka. Suaranya bergetar, seperti bunyi lonceng perak yang menggema di udara. Kata-kata itu bukan h

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status