Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 213. Tundra Beku Aurion

Share

213. Tundra Beku Aurion

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 19:18:08

Rendy dan timnya tiba di Tundra Beku setelah perjalanan panjang menggunakan pesawat pribadi Klan Naga Sakti. Dari udara, mereka bisa melihat kilatan energi misterius yang berasal dari pusat tundra—tanda bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi di sana.

Setibanya di daratan, mereka dihadang oleh badai salju yang nyaris tak tertembus. Jessy menggunakan teknik Ilmu Meringankan Tubuh untuk melintasi medan dengan lebih cepat, sementara Rendy memimpin tim melewati bahaya yang tersembunyi di bawah salju.

Namun, semakin jauh mereka masuk ke tundra, semakin nyata ancaman itu. Makhluk-makhluk gelap yang disebutkan Ryu Ten muncul—bayangan besar dengan bentuk tak jelas, seakan-akan tercipta dari kegelapan itu sendiri. Mereka menyerang tanpa henti, memaksa tim untuk bertarung di tengah badai yang membatasi pandangan.

“Ini seperti mimpi buruk!” seru salah satu anggota Klan, mengayunkan pedangnya ke arah bayangan yang terus muncul.

“Jangan biarkan mereka mengisolasi kita!” balas Jessy, serangan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   214. Serangan Zhao Kien

    Pagi di Paradise Hill terasa lebih dingin dari biasanya, seolah-olah efek energi Relik terakhir masih merambat di udara. Rendy Wang berdiri di balkon utama vila, menatap ke arah cakrawala. Di tangannya, simbol aneh dari Relik terakhir terus bersinar redup, memancarkan energi yang membuatnya merasa tidak nyaman.Cindy Huang dan Vera Huang telah diungsikan oleh Rendy ke tempat yang aman. Walaupun pergi dengan caci maki terhadap Rendy, namun Vera tetap pergi dari rumahnya karena tidak ingin ambil resiko dengan peringatan Rendy."Awas Kau, Rendy! Setelah semua ini selesai, aku ingin kau keluar dari rumah ini dan ceraikan Cindy! Kamu hanya membawa sial saja di Keluarga Huang ini!"Rendy tidak menanggapi ancaman Vera, malahan ia tersenyum kepada Cindy yang anehnya tidak banyak bertanya padanya mengenai alasan mereka diungsikan. Tentu saja sikap Cindy yang seperti itu membuat cemas Rendy. Apa yang telah terjadi dengan istrinya? Apa Cindy sudah dikuasai oleh Serikat Hantu malam, atau lebih pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Kebangkitan Naga Perang   215. Kekuatan Relik

    Di markas sementara, Rendy dan Jessy mulai merencanakan langkah selanjutnya. Mereka harus menemukan cara untuk menghancurkan Zhao Kien dan makhluk-makhluknya, serta memisahkan simbol di tangan Rendy dari energi Relik.“Ada satu orang yang mungkin bisa membantu kita,” kata Jessy sambil menunjukkan peta. “Seorang pertapa di Pulau Kahyangan. Dia dikenal sebagai Master Semesta. Jika ada yang tahu cara menghadapi Zhao Kien, dia orangnya.”Rendy mengangguk. “Kalau begitu, kita temui dia. Aku tidak akan membiarkan Zhao Kien mengambil apa yang bukan miliknya.”Namun, perjalanan ke Pulau Kahyangan tidak akan mudah. Zhao Kien pasti tidak akan tinggal diam, dan waktu terus berjalan. Pertarungan ini baru saja dimulai, dan Rendy tahu bahwa taruhannya adalah lebih dari sekadar Paradise Hill. Dunia ada di ambang kehancuran.***Pagi berikutnya, Rendy Wang, Jessy Liu, dan beberapa anggota Klan Naga Sakti yang tersisa bersiap untuk perjalanan menuju Pulau Kahyangan. Mereka meninggalkan Paradise Hill y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Kebangkitan Naga Perang   216. Naga Perang vs Zhao Kien

    Di luar kuil, Jessy dan timnya bertarung mati-matian melawan pasukan Zhao Kien. Makhluk-makhluk itu tampaknya tidak ada habisnya, dan setiap kali satu berhasil dikalahkan, dua lagi muncul menggantikannya.Jessy menggunakan teknik bela diri tingkat tinggi untuk mengatasi lawannya, sementara anggota Klan lainnya mencoba melindungi pintu masuk kuil. Namun, mereka tahu bahwa pertahanan mereka tidak akan bertahan lama.Di dalam kolam, Rendy berjuang melawan rasa sakit dan suara-suara yang berbisik di kepalanya. Suara-suara itu mencoba meyakinkannya untuk menyerah, menawarkan kekuatan yang tak terbatas jika ia menerima energi Relik sepenuhnya.“Aku bukan budakmu,” gumam Rendy dengan gigi terkatup, memfokuskan seluruh energinya untuk melawan.Simbol di tangannya akhirnya mulai memudar, dan rasa sakit itu perlahan mereda. Namun, sebelum proses selesai, Zhao Kien muncul di pintu masuk kuil, berhasil menembus pertahanan Jessy dan timnya.“Berhenti!” teriak Zhao Kien, melangkah ke arah kolam.Re

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Kebangkitan Naga Perang   217. Rahasia Puncak Arathos

    Waktu berlalu cepat di Paradise Hill, Buitenzorg tetapi luka akibat pertempuran dengan Serikat Hantu Malam masih terasa. Setiap sudut kota Buitenzorg menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Terlihat puing-puing bangunan yang hancur kini mulai digantikan dengan struktur baru yang lebih kokoh. Namun, suasana hati para penduduk masih diliputi kewaspadaan.sayangnya, Kristin masih belum berhasil dilacak keberadaannya. Renata yang telah kembali juga dikabarkan kembali menghilang. Rendy sangat menyesali keputusannya menyerahkan keamanan Renata kepada Loksa, yang juga turut menghilang.Di tengah hiruk-pikuk pembangunan, Rendy Wang kembali ke kantor pusat Wang Industries. Bersama Jessy Liu dan Katrin Chow, ia mengadakan rapat dengan para eksekutif terdekatnya untuk membahas langkah ke depan. Mereka sepakat bahwa meski Serikat Hantu Malam telah dihancurkan, organisasi besar seperti itu tidak mungkin lenyap tanpa meninggalkan sisa.“Serikat Hantu Malam mungkin telah tumbang, tetapi cabang-cabang mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kebangkitan Naga Perang   218. Serangan Mao Zheng

    Tanpa peringatan, Mao Zheng meluncur ke arah mereka dengan kecepatan yang tidak terduga. Tangannya memancarkan energi hitam pekat yang membentuk bilah bayangan tajam. Jessy bergerak cepat, menggunakan Ilmu Meringankan Tubuh untuk menghindari serangan itu, sementara Katrin membentuk perisai energi cahaya untuk melindungi mereka.Rendy mengerahkan Teknik Naga Surgawi, tangannya memancarkan aura biru yang membentuk naga raksasa dari energi murni. Naga itu berputar di udara, menabrak Mao Zheng dengan kekuatan besar, tetapi Mao Zheng hanya mundur beberapa langkah sebelum kembali menyerang."Jangan remehkan kekuatan kegelapan ini!" teriak Mao Zheng, bilah bayangannya menyapu udara, menciptakan gelombang energi yang memotong dinding gua menjadi serpihan.Jessy melompat ke belakang Mao Zheng, menggunakan kecepatan supernya untuk menyerang titik lemah di punggungnya. Namun, Mao Zheng seolah-olah telah membaca gerakannya. Dia berbalik cepat, menangkap tangan Jessy dan melemparkannya ke dinding

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kebangkitan Naga Perang   219. Misi di Pegunungan Eterna

    Pegunungan Eterna, Negara AuroraSalju tebal menyelimuti puncak-puncak Pegunungan Eterna. Rendy, ditemani beberapa pendekar dari Klan Naga Sakti, berjalan dengan hati-hati di antara lereng yang curam. Angin dingin menusuk, tetapi aura energi gelap yang terasa semakin kuat membuat mereka tetap waspada.Cuaca di Pegunungan Eterna sangat tidak bersahabat sehingga beberapa pasukan pengawal dari Klan Naga Sakti tewas mengenaskan denga pembuluh darah yang pecah akibat dinginnya pegunungan ini serta energi spiritual yang dikenal dengan energi Qi yang mematikaan dari pegunungan ini."Bukankah energi Qi itu bagus untuk kultivasi? Kenapa energi Qi di sini sangat mematikan?" tanya Rendy dengan rasa penasaran tapi tidak ada jawaban yang pasti karena para pendekar dari Klan Naga Sakti juga tidak mengetahui dengan jelas energi misterius yang mematikan ini.Naga Perang juga mengalami tekanan yang besar dari energi spiritual yang hidup dan seakan hendak memakan jiwa mereka semuanya agar tidak dapat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kebangkitan Naga Perang   220. Tiga Titik Ritual

    Rendy menghantamkan pedangnya ke tanah, menciptakan gelombang energi terakhir yang memusnahkan sisa-sisa bayangan. Tubuh Azhrael runtuh, dan altar kuno itu meledak, memancarkan cahaya terang yang menerangi seluruh pegunungan.Saat keheningan menyelimuti puncak, Rendy berdiri tegak, napasnya berat, tetapi matanya tetap penuh semangat. Dia tahu pertempuran ini belum berakhir sepenuhnya, tetapi untuk saat ini, mereka berhasil menghentikan ritual Serikat Hantu Malam.Jessy dan Katrin segera tiba bersama pendekar lainnya, membantu Rendy yang tampak kelelahan. “Kita berhasil,” kata Jessy dengan senyum lega."Loh, bukankah aku menyuruh kalian ke Hutan Darkarian?" tanya Rendy dengan wajahnya yang keheranan."Kami memutuskan menyusul ke Pegunungan Eterna karena khawaatir dengan jebakan yang dipasang oleh Serikat Hantu Malam kepada Ketua," ujar Katrin."Ya sudah, aku senang kalian datang membantuku ... kita akan ke titik lainnya juga!" jawab Rendy yang tidak mempermasalahkan Elemental Naga-nya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kebangkitan Naga Perang   221. Hutan Gelap Darkarian

    Rendy dan Katrin menggunakan pesawat siluman yang tidak terdeteksi oleh radar Negeri Malam untuk menghindari bertemu dengan Sheila maupun Pewaris Negeri Malam yang masih mengincar Naga Perang.Begitu pesawat sudah berada di atas angkasa Negeri malam tepatnya di atas Hutan Gelap Darkarian, Rendy dan Katrin terjun bebas menggunakan parasut yang bisa dikendalikan dengan remote kontrol, hasil penelitian Renata sebelum ia diculik oleh Serikat Hantu Malam.Berkat parasut ajaib tersebut, maka mereka bisa mendarat dengan mulus di depan Hutan Gelap Darkarian tanpa diketahui oleh siapapun.Rendy dan Katrin berdiri di depan pintu masuk hutan. Pepohonan besar dengan dahan yang menjuntai seperti tangan-tangan kurus melambai menutupi cahaya matahari, membuat hutan itu gelap meskipun masih pagi. Suara burung dan binatang hutan yang biasanya menyambut kedatangan pagi, tidak terdengar sama sekali. Suasana hening—terlalu hening.“Kau merasakan itu?” tanya Katrin, matanya menatap lekat ke dalam hutan.R

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   513. Segel Jiwa

    Azerith terdorong mundur, wajahnya kini lebih menyerupai bayangan iblis daripada manusia. Dengan tatapan penuh amarah dan kebencian, ia memutar tubuhnya. Pedang Iblis Merah ditebaskan dalam gerakan spiral yang nyaris mustahil ditangkap mata telanjang. Setiap sabetan memotong udara, menciptakan bilah-bilah energi merah gelap yang melesat seperti anak panah roh—menyasar bukan tubuh, tapi langsung pada jiwa.Namun, Rendy tak mundur.Dengan satu putaran cepat, Pedang Kabut Darah menyapu seluruh bilah serangan. Dalam sekejap, tercipta pusaran merah-putih yang menghisap dan membelokkan serangan itu, meledakkannya menjadi hujan cahaya yang luruh ke tanah seperti bintang jatuh yang kehabisan nyala.Azerith tertegun. Napasnya berat, jiwanya tergerus perlahan.Rendy berdiri di tengah pusaran cahaya yang perlahan mereda, tubuhnya luka namun tak gentar. Ia menatap lawannya—mata yang tak lagi menyimpan rasa benci, hanya keteguhan.“Aku tidak akan melawan kutukanmu dengan sihir,” gumamnya pelan namu

  • Kebangkitan Naga Perang   512. Pedang Iblis Merah Azerith

    Angin terhenti begitu saja, seperti makhluk hidup yang menahan napas. Debu menggantung di udara, tak sempat jatuh. Waktu—biasanya tak terbendung—kini seperti dipaksa berhenti, membeku dalam ketegangan yang mencekam.Dari balik semburan cahaya yang menyilaukan mata, dan langit yang retak seperti kaca dihantam palu raksasa, dua sosok berdiri. Tak sempurna. Tak utuh. Namun masih tegak—meski dunia seolah menolak keberadaan mereka.Rendy terhuyung, nafasnya tersengal seolah paru-parunya terbakar dari dalam. Darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya, menggurat merah pekat di wajah yang dipenuhi luka dan debu pertempuran. Namun, cahaya merah menyala di sekeliling tubuhnya, tak padam sedikit pun. Justru semakin membara.Aura naga itu bukan lagi sekadar energi—ia menjadi bagian dari dirinya. Sisik merah menyala terbentuk dari cahaya murni, mengilap seperti batu rubi. Tanduk melengkung memanjang dari pelipisnya, sementara sayap raksasa perlahan mekar dari punggungnya, mengepak pelan seperti

  • Kebangkitan Naga Perang   511. Pertarungan Negeri Malam - II

    “Jangan menyerah!” Suara itu meluncur membelah senyap, nyaring dan penuh nyawa. Gaungnya memantul di tebing-tebing gelap Negeri Malam, menghentak dada siapa pun yang mendengarnya. Tegas. Tak tergoyahkan. “Kekuatan mereka memang besar… tapi bukan tak terbatas! Jika kita mampu bertahan, maka mereka akan tumbang—oleh kesombongan dan kekuatan mereka sendiri!”Laras berdiri terpaku. Nafasnya berat, terseret di antara angin dingin dan aroma darah yang menggantung di udara. Kepalanya menunduk perlahan, bayangan luka dan kehilangan berkecamuk di matanya. Dengan gerakan lirih, ia membuka payung ungu kesayangannya—gerakan kecil yang mengandung ribuan kutukan.“Ini sudah melewati batas…” ucapnya, suara nyaris tak lebih dari bisikan yang terbawa angin. Lalu, dengan ketenangan yang menakutkan, ia menancapkan payung itu ke tanah.KRAAAK ...Begitu ujung payung menyentuh tanah, suara retakan halus terdengar—seolah bumi sendiri merintih. Aura ungu merembes keluar dari celah tanah, melilit udara sepert

  • Kebangkitan Naga Perang   510. Pertarungan Negeri Malam

    Langit Negeri Malam seakan telah robek.Azerith melesat keluar dari kawah api yang ia ciptakan sendiri. Tubuhnya diselimuti aura hitam pekat, berkilauan seperti logam cair yang mendidih. Sayap iblis terbuka lebar di punggungnya—bukan sayap biasa, tapi sayap yang terbuat dari bayangan penderitaan ribuan jiwa. Di belakangnya, dua mata raksasa tanpa kelopak muncul di langit, menatap ke segala arah.“Rendy…” suara Azerith menggema seperti jeritan dari dasar neraka, “Aku sudah mati... berkali-kali... untuk negeri ini. Tapi ayah kami—ayahku—dibunuh olehmu. Kau dan ambisimu untuk perdamaian, hanya menyisakan pembantaian!”Rendy tak menjawab. Sorot matanya tajam, dan api merah dari Pedang Kabut Darah makin membara. Aura spiritual di sekeliling tubuhnya membentuk cincin cahaya merah tua yang berdenyut seirama dengan detak jantungnya.“Kau ingin kebenaran, Azerith?” seru Rendy, melayang perlahan maju. “Bukankah aku sudah bilang kalau ayahmu ingin menghancurkan dunia dan bersekutu dengann kekuata

  • Kebangkitan Naga Perang   509. Kehebatan Empat Penjuru Angin

    Tak jauh dari situ, Lintang mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Tongkat itu memancarkan cahaya biru langit, lalu menyala terang seperti bintang meledak.“Wahai semesta! Beri aku kekuatan!”Lintang menghentak tanah dengan ujung tongkat. Seketika, dari bawah tanah muncul jaring akar-akar bercahaya yang menjulur dan menyambar para prajurit tanpa jiwa, menarik mereka masuk ke dalam bumi yang menganga. Suara jeritan mengerikan bergema ketika tubuh-tubuh itu ditelan tanah.Tiga prajurit melompat dari sisi kanan—Lintang memutar tongkatnya, mengubahnya menjadi cambuk cahaya. Dengan gerakan cepat dan presisi, cambuk itu membelit leher dan tangan lawan-lawannya, lalu ditarik ke satu arah hingga mereka saling bertabrakan dan meledak menjadi abu.*****Dari atas reruntuhan, melayanglah Lily, gaunnya mengepak, kipas giok di tangan kanannya terbuka perlahan.“Jangan meremehkan kelembutan…”Ia mengibaskan kipas sekali. Angin yang keluar bukan sekadar angin—ia adalah gelombang serangan berbentuk kelo

  • Kebangkitan Naga Perang   508. Kekuatan Naga Perang

    Rendy tak bergeming. Ia melangkah ke depan, dan setiap langkahnya seperti membangunkan tanah yang tertidur. Aura panas merambat dari tubuhnya, membuat udara di sekitarnya bergetar samar. Lalu, suara hatinya menggema—keras, tegas, mengguncang lebih dari sekadar suara.“Aku tidak takut pada mereka!” serunya, dan dalam sekejap, tubuhnya diselimuti oleh cahaya merah yang membakar. Dari balik punggung dan dadanya, muncul siluet seekor naga—merah membara, melingkar seperti pusaran petir yang hendak menerkam. Matanya menyala, dan setiap sisiknya memantulkan kilatan kekuatan purba.Lintang membeku. Matanya membelalak tak percaya. Di sebelahnya, Laras mundur satu langkah, tubuhnya bergetar hebat.“Mustahil…” bisiknya dengan suara tercekat. “Ras Naga sudah punah… jutaan tahun yang lalu…”Rendy menatap lurus ke mata Azerith. Tak ada keraguan. Tak ada gentar. Hanya kepercayaan yang tak tergoyahkan.“Ini bukan tentang balas dendam,” katanya pelan, namun suaranya mengandung kekuatan yang tak bisa di

  • Kebangkitan Naga Perang   507. Rahasia Keluarga Tanoto

    Kilatan petir terakhir mencabik langit, menyambar reruntuhan yang hangus di belakang Azerith. Sekilas, cahaya itu memahat siluet sosoknya yang menjulang tinggi, berdiri laksana dewa penghancur dengan pedang terangkat ke langit. Dari bilah senjata itu, lidah-lidah api neraka melompat liar, memekik dalam nyala yang bukan hanya membakar udara, tapi juga jiwa. Tangisan lirih bergema dari logamnya—jeritan ribuan roh yang terperangkap di dalam, merintih antara harapan akan kebebasan… atau kehancuran abadi.Sheila tersentak. Tumitnya bergeser ke belakang, satu langkah kecil yang nyaris tak terdengar. Bukan ketakutan yang membuatnya mundur, tapi sesuatu yang lebih kompleks—kesadaran akan kekuatan yang berdiri di hadapannya.“Rendy…” bisiknya, tangan refleks terangkat. Tapi sebelum ia bergerak lebih jauh, sebuah tangan menggenggam pergelangannya.“Jangan,” ujar Rendy pelan, suaranya rendah tapi tegas, nyaris seperti bisikan petir sebelum badai.Tatapannya tertuju penuh pada Azerith, dan di mata

  • Kebangkitan Naga Perang   506. Satria Tanpa Jiwa

    Azerith melangkah maju, jubahnya berkibar perlahan seiring gerakannya. Suhu ruangan turun drastis. Nafas menjadi uap putih.“Itu semua hanya... umpan. Seleksi alam, Sheila. Dunia Bawah tidak butuh simpati. Ia menuntut kekuatan. Yang lemah... hilang. Yang kuat... bertahan. Itu hukum satu-satunya di sini.”Ia berhenti tepat di depan Sheila. Mereka hanya dipisahkan oleh helai napas.“Tapi kau... masih terlalu naif untuk mengerti.”Sheila menggertakkan gigi, menahan amarah. Tapi matanya tidak berpaling.“Kau bukan Tuhan, Azerith. Dan aku di sini... untuk menjatuhkan dewa palsu.”Langkah Rendy menggema di antara debu dan reruntuhan menara tua. Bayangan dari nyala obor menari di wajahnya yang tegang, rahangnya mengeras. Matanya tajam, penuh kemarahan yang tak bisa lagi ditahan.“Kau menyebut kehancuran sebagai seleksi?” suaranya memotong keheningan seperti kilatan petir. “Kau buang anak-anak, wanita, dan turis tak berdosa hanya untuk eksperimen sosial?”Angin mendesis, membawa aroma tanah ba

  • Kebangkitan Naga Perang   505. Azerith - Pewaris Negeri Malam

    Dua malam telah berlalu sejak aliansi antara Rendy dan Sheila terbentuk—sebuah kesepakatan rapuh yang ditandai dengan percikan api kebencian masa lalu dan bara tekad akan pembalasan. Malam ini, langit Negeri Malam tampak lebih kelam dari biasanya, seolah bintang pun enggan menatap apa yang akan terjadi.Delapan sosok berdiri tegak di pelataran batu obsidian di depan Menara Tanpa Bayangan—bangunan menjulang dengan dinding berkilau hitam pekat yang tampak hidup, berdenyut halus seperti nadi monster kuno yang sedang tertidur. Cahaya bulan pun lenyap begitu menyentuh permukaannya, seakan tertelan oleh lapisan spiritual yang tak mengenal pantulan.Rendy berdiri paling depan. Nafasnya terlihat dalam kepulan dingin malam, tapi keringat hangat membasahi tengkuknya. Di sisinya, Sheila tampak tenang, namun sorot matanya tajam seperti bilah belati yang disembunyikan di balik senyuman.Empat Penjuru Angin mengitari mereka dalam formasi setengah lingkaran, menjaga dua orang di belakang: para saksi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status