Share

Bab 2: Kembalinya sang bayangan

Ferdy menatap keluar dari jendela kecil apartemennya yang baru, menatap kerlip lampu kota yang berpendar dalam kegelapan. Hatinya penuh dengan kemarahan dan tekad yang membara. Pengkhianatan Nadia dan keluarga besarnya telah mengusik ketenangan yang selama ini dia pertahankan. Tapi sekarang, dia siap untuk kembali ke dunianya yang sebenarnya—dunia di mana dia memiliki kekuatan dan kendali penuh.

Dengan satu tarikan napas dalam, Ferdy meraih teleponnya dan menekan nomor yang sudah lama tidak dia hubungi. Hanya butuh satu dering sebelum suara berat di ujung sana menjawab.

“Bos, ini kamu?”

“Ya, ini aku. Aku butuh bantuanmu, Andi. Ayo bertemu di tempat biasa.”

Setelah menutup telepon, Ferdy mengambil jaket kulitnya dan keluar dari apartemennya. Tempat pertemuan mereka adalah sebuah bar tua di pinggiran kota, tempat yang tidak pernah menarik perhatian banyak orang. Di sanalah Ferdy biasanya mengatur segala urusan bisnisnya yang gelap.

Ketika Ferdy masuk ke bar, dia disambut oleh tatapan beberapa pria yang sudah menunggunya. Andi, tangan kanannya, segera berdiri dan menghampirinya.

“Bos, sudah lama kita tidak melihatmu. Ada masalah?” tanya Andi dengan nada serius.

Ferdy mengangguk. “Ada sesuatu yang perlu kita selesaikan. Keluarga istri saya telah mengkhianati saya, dan saya butuh balas dendam.”

Andi mengangkat alisnya, tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Dia tahu bahwa ketika Ferdy memutuskan sesuatu, tidak ada yang bisa menghalanginya. “Apa rencananya, Bos?”

Ferdy duduk dan mengeluarkan selembar kertas dari jaketnya. “Ini adalah semua informasi tentang Adrian, pria yang telah merebut istri saya. Aku ingin kamu mencari tahu segalanya tentang dia. Bisnisnya, kelemahannya, semuanya. Kita akan menghancurkan dia dari dalam.”

Andi mengambil kertas itu dan mengangguk. “Akan aku lakukan, Bos. Apa lagi yang kamu butuhkan?”

“Aku butuh pengawasan ketat pada Nadia dan keluarganya. Aku ingin tahu setiap langkah yang mereka ambil. Tidak ada detail yang boleh terlewat.”

Andi segera memerintahkan beberapa anak buahnya untuk memulai tugas itu. Ferdy merasakan beban di dadanya sedikit berkurang. Meskipun sakit hati masih menggerogoti, dia sekarang punya rencana dan tujuan yang jelas.

***

Malam itu, Ferdy kembali ke apartemennya dengan perasaan lega. Dia menyalakan komputer dan mulai mencari lebih banyak informasi tentang Adrian. Setiap detail kecil bisa menjadi senjata dalam perang yang akan datang.

Sementara itu, di rumah besar keluarga Nadia, Nadia sendiri mulai merasakan keraguan yang mendalam. Meskipun Adrian menawarkan kehidupan yang mewah, ada sesuatu yang hilang dari hubungan mereka. Adrian adalah pria yang ambisius dan dingin, sangat berbeda dari Ferdy yang penuh perhatian dan hangat.

Namun, Nadia merasa terperangkap dalam keputusannya. Dia tidak bisa kembali sekarang, setelah semua yang terjadi. Keluarganya sudah memastikan bahwa dia tidak punya jalan kembali.

Suatu malam, ketika Nadia sedang duduk di ruang tamu yang megah itu, ibunya, Bu Harun, menghampirinya.

“Nadia, kamu harus memastikan bahwa pernikahan dengan Adrian berjalan lancar. Ini adalah kesempatan terbaikmu untuk mendapatkan kehidupan yang layak,” kata ibunya dengan nada tegas.

Nadia hanya bisa mengangguk, meskipun hatinya tidak setuju. Setiap hari dia merasakan kehangatan Ferdy semakin jauh darinya, digantikan oleh kebingungan dan ketidakpastian.

Di tempat lain, Ferdy dan Andi terus mengumpulkan informasi tentang Adrian. Mereka menemukan bahwa Adrian memiliki beberapa kelemahan yang bisa dieksploitasi. Salah satunya adalah hutang besar yang dia miliki kepada seorang lintah darat yang berbahaya. Ferdy memutuskan untuk menggunakan informasi ini sebagai titik awal serangannya.

Dengan hati-hati, Ferdy mulai merencanakan langkah-langkah untuk menghancurkan reputasi dan bisnis Adrian. Dia tahu bahwa ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi dia sudah siap untuk segala kemungkinan. Di sisi lain, dia juga memastikan bahwa Nadia dan keluarganya diawasi dengan ketat. Setiap gerakan mereka dilaporkan kepadanya, memberikan Ferdy gambaran yang jelas tentang apa yang mereka rencanakan.

Pada suatu malam yang dingin, Ferdy memutuskan untuk bertemu dengan lintah darat yang memiliki hutang Adrian. Mereka bertemu di sebuah gudang tua di pinggiran kota, tempat yang penuh dengan barang-barang yang tertutup debu.

“Bos Ferdy, lama tidak bertemu. Ada apa gerangan?” tanya lintah darat itu dengan senyum licik di wajahnya.

“Aku butuh informasi tentang Adrian. Aku tahu dia berhutang padamu. Aku ingin memastikan bahwa hutangnya semakin besar dan tidak bisa dia bayar,” jawab Ferdy dengan tegas.

Lintah darat itu tertawa kecil. “Tentu, itu bisa diatur. Tapi apa yang akan saya dapatkan sebagai gantinya?”

Ferdy mendekat dan menatap mata pria itu dengan dingin. “Kamu akan mendapatkan jaminan bahwa bisnis kita tetap aman dan terlindungi. Jika kamu membantu aku, kita bisa berbagi keuntungan.”

Lintah darat itu mengangguk setuju. “Baiklah, aku akan mengatur segalanya. Kita akan pastikan bahwa Adrian tidak bisa membayar hutangnya dan kehilangan segalanya.”

Dengan rencana yang mulai berjalan, Ferdy merasa sedikit lebih tenang. Dia tahu bahwa jalannya masih panjang, tetapi dia tidak akan berhenti sampai keadilan tercapai. Pengkhianatan Nadia dan keluarganya akan dibalas, dan Ferdy akan memastikan bahwa mereka semua merasakan rasa sakit yang sama seperti yang dia rasakan.

Dalam kegelapan malam itu, Ferdy berjalan keluar dari gudang dengan kepala tegak. Dia telah kembali ke dunia lamanya, tetapi kali ini dengan tujuan yang lebih besar dan tekad yang lebih kuat. Tidak ada yang bisa menghalanginya sekarang. Balas dendam adalah satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya, dan dia akan mengejar itu sampai akhir.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status