Home / Rumah Tangga / Kebangkitan Istri yang Kau Khianati / 4 - Di Atas Ranjang Milik Istri Sah

Share

4 - Di Atas Ranjang Milik Istri Sah

Author: Poepoe
last update Last Updated: 2025-02-05 23:34:15

“Silakan, Mas,” Hanna tersenyum ramah.

Semangkuk bubur ayam hangat tersaji di hadapan suaminya.

“Dan ini kopinya,” lanjut Hanna lagi.

Kedua alis tebal Putra sontak terangkat. ‘Tumben.’ Batinnya.

“Kamu sudah enggak marah lagi sama aku?” Tanya Putra setelah menyisip kopi buatan Hanna.

“Maafkan aku ya, Mas…” Hanna membelai pundak Putra yang kini sedang mencicipi bubur buatan dirinya. “Kemarin-kemarin tuh aku lagi bad mood aja.”

Putra manggut-manggut sambil memuji bubur buatan Hanna yang lezat dalam hati.

“Nanti lembur lagi atau gimana? Kalau Mas lembur, aku enggak usah bikin makan malam.”

“Yah… sepertinya lembur lagi, Han.”

“Baiklah kalau gitu. Oh iya, Mas…”

Kedua tangan Hanna kini mulai memijat bahu Putra.

Entah kenapa bulu kuduk Putra seakan merinding sesaat. Ini seperti bukan kebiasaan Hanna. Putra merasa istrinya agak aneh.

“Terima kasih ya, sudah bekerja keras untuk keluarga kita,” lanjut Hanna. “Maafkan aku kalau aku jadi istri yang mengecewakan untukmu.”

Putra menggenggam satu tangan istrinya. “Jangan bilang begitu, Hanna.”

Hanna lantas mendesah.

“Ibu bilang aku ini beban bagimu, Mas…”

“Sudah, jangan dengarkan perkataan Ibu. Beliau kalau ngomong memang begitu, tapi sebenarnya niatnya baik kok.”

Hanna pun mengangguk pelan.

“Oh ya, Mas. Aku boleh minta izin enggak?”

“Izin apa?”

“Akhir pekan ini, Andin ngajakin aku staycation di Bandung. Sudah lama aku enggak liburan kan? Habis Mas sibuk terus sih.”

“Oke, aku enggak masalah kok. Seminggu juga enggak apa-apa. Yang penting kamu senang. Ingat, dokter bilang kamu enggak boleh stres kan? Dan liburan ini mungkin bisa menghilangkan segala pikiran-pikiran burukmu itu.”

“Beneran boleh, Mas?”

Putra mengangguk yakin.

“Makasih ya, Mas. Tapi sebenernya aku lebih kepengen liburan bareng kamu…”

“Nantilah kalau itu… Pekerjaanku lagi banyak-banyak, Hanna. Oh ya, berapa hari kamu di Bandung? Seminggu?”

Hanna tertawa kecil. “Enggak mungkin selama itulah, Mas. Aku kan harus ngurusin kamu. Hanya dua hari aja kok.”

“Oh…oke.”

Lantas Hanna memutar tubuhnya ke arah dapur dan senyum yang sedari tadi mengembang di wajahnya kini lenyap.

***

Marcella tentu saja senang saat Putra mengajak dirinya menginap di rumah pria itu.

Ini kali pertama wanita itu menginjakkan kaki di rumah Putra.

Rumah kecil yang nyaman dengan halaman belakang yang asri.

Perabotannya nampak minimalis, dengan foto-foto Putra dan Hanna yang menggantung di dinding.

Tawa mereka bahagia di foto itu dan Hanna juga terlihat sangat cantik. Rasa cemburu pun menyeruak dalam diri Marcella.

Seharusnya dirinya-lah yang bersanding dengan Putra, bukan Hanna.

Seketika tubuh Marcella menggeliat begitu Putra merangkulnya dari belakang. Pria itu menghirup dalam-dalam wangi tubuh Marcella yang manis.

Dengan cepat tangan Putra menggerayangi setiap lekukan tubuh Marcella.

“Mas…” Marcella mendesah manja.

Putra langsung memutar tubuh Marcella dan kedua bibir mereka pun bertautan.

Napas Marcella menderu begitu Putra mendorongnya ke atas sofa di ruang tengah. Rok mini wanita itu lantas tersingkap, memperlihatkan kakinya yang jenjang.

Dengan sengaja, Marcella membuka kedua kakinya lebar-lebar, menggoda Putra.

“Ah!”

Marcella tertawa kecil begitu Putra menghambur, menindih tubuhnya.

Kepala Putra bergerak liar, memberi bekas di dada selingkuhannya.

“Astaga, Mas… belum apa-apa kamu sudah begitu liar…” ucap Marcella sambil menarik rambut Putra.

“Yah, itu gara-gara kamu yang ikutan-ikutan ngambek dan nyuekin aku…” Putra menengadah, menatap wajah Marcella yang nampak merona.

Tiba-tiba sebuah ide gila terlintas di benak Marcella.

“Mas, aku kepengen kita melakukannya di kamar tidurmu.”

“Kamar tidurku?”

“Iya.”

Putra nampak terdiam sesaat.

“Gimana?” Tanya Marcella lagi.

“Kalau itu maumu, kenapa enggak?” Putra lalu tersenyum nakal dan langsung menggendong Marcella menuju kamar tidurnya, lebih tepatnya kamar tidur Hanna dan dirinya.

***

Rambut panjang Marcella terurai di atas permukaan spring bed. 

Sembari Putra melucuti pakaian yang melekat di tubuh Marcella, wanita itu mulai membayangkan sensasi bercinta di atas ranjang istri sahnya Putra.

Dadanya pun berdebar keras, dipenuhi rasa yang menggebu. 

Tubuh Putra kini menjulang di atasnya, tanpa sehelai benang. Pundaknya yang bidang, serta wajahnya yang tampan selalu bisa memantik hasrat Marcella.

Bagaimana mungkin Marcella melepas Putra begitu saja?

Pria ini milikku, sampai kapan pun, batin wanita itu dalam hati.

Marcella mulai menggeliat begitu kepala Putra bermain-main di perutnya.

Kecupan demi kecupan membasahi setiap jengkal badan Marcella. Dia tak kuasa mengerang, menjambak rambut Putra dengan kuat.

Sprei ranjang itu mulai kusut tak karuan.

Namun saat Putra hendak menuju ke permainan utamanya, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu.

Dok, dok, dok.

“Shit!” Purta menukas kesal.

“Siapa itu, Mas?” Kening Marcella mengernyit.

“Entahlah. Biarkan saja.”

“Mas? Mas Putra? Buka, Mas.” Suara Hanna terdengar di pintu depan.

Sontak kedua mata Putra dan Marcella membelalak lebar.

“Ha-Hanna?!” Mulut Putra menganga. Cepat-cepat dia melompat dari ranjang dengan keadaan panik. “Cella! Cepat sembunyi!” Pintanya dengan setengah berbisik.

“Dimana?”

“Terserah kamu! Pokoknya jangan sampai Hanna memergoki dirimu di sini!” 

Putra hampir saja tersandung saat sedang mengenakan celananya.

“Tasmu, Cella!” Bisik Putra lagi begitu Marcella hendak bersembunyi di kamar mandi.

“Mas Putra? Mas?” Panggil Hanna.

“Ya! Sebentar.”

Bergegas Putra membukakan pintu rumah untuk istrinya itu.

“Sayang? Kok udah pulang aja?” Putra coba tersenyum.

“Sayang?” Kedua alis Hanna bertautan melihat suaminya yang nampak terengah. “Tumben manggil aku dengan sebutan Sayang?”

“Sebenarnya, aku merindukanmu!” Seketika Putra memeluk tubuh Hanna. “Padahal kamu bahkan belum pergi lama,” lanjut Putra sambil terkekeh.

“Ada yang ketinggalan,” Hanna melepas pelukan aneh suaminya itu.

“Ketinggalan?”

“Iya, sabun cuci mukaku.”

Deg.

Putra menelan ludahnya dalam-dalam. Tubuhnya gemetar saat mengikuti Hanna yang masuk ke kamar mereka.

Langkah Hanna terhenti, memandang sprei yang berantakan.

“Tadi aku lagi tidur siang, Sayang,” ucap Putra buru-buru. “Kamu tahu sendiri kan, aku kalau tidur suka gerak kesana-kemari.”

“Oh…” balas Hanna sambil menuju ke kamar mandi.

‘Sial! Apa yang harus kulakukan?’ Batin Putra panik.

Jelas-jelas, Marcella bersembunyi di sana!

Otak Putra pun berputar cepat mencari alasan seiring dengan tangan Hanna yang menjulur ke arah gagang pintu kamar mandi itu.

Related chapters

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   5 - Kemunculan Hanna

    Sepertinya, ini akan jadi akhir dari segalanya.Perselingkuhannya dengan Marcella bakal terungkap. Tidak mungkin Hanna percaya kalau Putra bilang wanita itu adalah rekan kerja biasa.Bagaimana mungkin seorang rekan kerja biasa ditemukan setengah telanjang di kamar mandi mereka?!Putra mengumpat kesal dari balik punggung Hanna. Karirnya bisa hancur, apalagi dirinya dan Marcella berada di satu perusahaan yang sama.“Hanna, tunggu!”Namun istrinya keburu masuk ke dalam kamar mandi.“Aku bisa jelaskan–”“Jelaskan apa, Mas?” Hanna menatap Putra dengan heran.Putra termangu. Bola matanya bergerak memandangi sekeliling kamar mandi.Kosong.“Mas? Kamu mau jelasin soal apa?” Hanna mengambil sabun cuci mukanya yang berada di atas wastafel.“I-Itu… soal…” suara Putra kini terdengar parau.“Aa!” Putra terperanjat begitu telapak tangan istrinya menempel di dahinya.“Kamu sakit, Mas? Sikapmu aneh,” tandas Hanna. “Tapi badanmu enggak panas. Apa sebaiknya aku batalkan saja liburanku dengan Andin?”“E

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   6 - Keinginan Marcella

    “Nak, kamu belum transfer uang bulanan Ibu ya? Jangan lupa, uang semesterannya adikmu juga harus dibayarkan bulan ini lho. Ibu sudah kehabisan uang. Harga-harga sekarang pada naik semua, belum lagi Ibu harus bayar uang arisan. Jadi, kapan kamu mau transfer, Putra?”Nena mengoceh panjang lebar dari seberang sana.Putra melirik ke kalender kecil yang ada di atas nakas. Dia lupa, seharusnya kemarin dia mentransfer uang bulanan untuk ibunya sekaligus uang semesteran adiknya.“Aku transfer sekarang, Bu. Kemarin kerjaanku lagi banyak-banyaknya,” balas Putra.“Ibumu?” Tanya Marcella tanpa bersuara. Tak bisa dipungkiri wajah wanita itu nampak jengkel saat Putra mengangguk.Baru saja mereka hendak bergumul panas di atas ranjang, gangguan kembali datang.Marcella lalu menghela napas keras sambil bersandar di kepala ranjang.“Putra,” sahut Nena lagi, “soal program bayi tabung itu…”“Kenapa soal itu, Bu?”“Apa enggak sebaiknya kamu mempertimbangkannya lagi? Delapan puluh juta, Putra. Itu uang yan

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   7 - Tertangkap Basah

    Dengan sangat hati-hati Hanna memutar langkahnya dan masuk melalui pintu dapur.Sambil mengendap-endap, perempuan itu melesat bersembunyi di balik tembok pembatas antara dapur dengan ruang tengah rumahnya.Jantungnya seolah berhenti begitu dia menangkap dengan jelas perselingkuhan suaminya dengan wanita yang bernama Marcella itu.Rasanya dia ingin menangis kencang melihat tubuh telanjang kedua orang itu saling bertindih satu sama lain.Pinggul Putra menghentak-hentak sambil mendesis penuh kenikmatan. Sesekali bibir pria itu mengucapkan kata-kata nakal yang membuat Marcella nampak semakin bergairah.Tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, wanita sialan itu terus melenguh. Lehernya yang jenjang menggantung di lengan sofa sehingga ujung-ujung rambutnya menyentuh lantai.“Tega kamu, Mas…” gumam Hanna lirih. Tak kuasa air matanya berderai jatuh.Sesak memenuhi relung dadanya. Terasa begitu menyakitkan.Selama ini Hanna berpikir Putra adalah segalanya. Perempuan itu bahkan rela melepas karirny

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   8 - Kecelakaan

    Hanna menyeringai penuh kemenangan saat menyadari bahwa raut wajah Putra dan selingkuhanya itu nampak menegang.“Hanna, jangan bertindak bodoh,” pinta suaminya dengan nada memohon. “Dengan menyebarkan rekaman itu kamu sama saja menyebar aib suami sendiri.”Rasanya Hanna ingin tertawa terbahak-bahak mendengarnya.“Menyebarkan aib? Aku bahkan bisa menyeret kalian berdua ke penjara dengan pasal perzinahan,” tandas Hanna. “Tapi kurasa aku hanya akan minta cerai darimu, Mas. Dan menyebarkan video ini supaya karir kalian berdua hancur!”“Dasar wanita sialan…” geram Marcella. Wanita itu tertatih-tatih bergerak mendekat ke Putra.“Wanita sialan?” Ulang Hanna. “Yang sialan itu dirimu, Marcella. Wanita perusak rumah tangga orang.”Tiba-tiba saja, Putra menghambur ke arah Hanna, bersimpuh di kedua kaki istrinya.Hanna agak terkesiap. Namun, genggaman tangan Putra yang begitu erat melingkar di sekitar kakinya, membuat Hanna kesulitan bergerak.“Hanna… maafkan aku,” punggung Putra mulai berguncang

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   9 - Hanna yang Malang

    “Hanna… Anakku…” Tubuh Lidya, ibunya Hanna, lunglai di selasar rumah sakit.Wanita setengah baya itu terus saja terisak, meratapi nasib putri tunggalnya yang mengenaskan.Dini hari, Lidya dihubungi Putra, memberi tahu kabar buruk itu bahwa Hanna terlibat kecelakaan di jalanan yang sepi.Polisi menduga ini tabrak lari. Sayangnya, tidak ada saksi mata maupun CCTV di daerah tersebut.“Tenang, Ma…” Putra berusaha mengendalikan tangis ibu mertuanya yang semakin menjadi. “Kita berdoa saja agar semuanya berjalan baik.”“Baik bagaimana? Putriku terbaring koma di dalam sana, Putra! Lagian, kenapa kamu bisa membiarkan istrimu pergi sendirian di tengah malam begitu, naik motor pula?!” Lidya menukas murka. Awalnya, Putra heran dari mana istrinya mendapatkan motor itu? Tetapi akhirnya diketahui bahwa motor itu milik Andin, sahabatnya Hanna.‘Jadi, Hanna memang sudah merencanakan semua ini,’ pikir Putra dalam hati. ‘Dia memang ingin menangkap basah diriku dengan Marcella…’“Kamu harus bertanggung

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   1 - Selingkuh

    “Ugh, Mas…”Marcella mendesah berat seraya tubuhnya yang setengah polos itu berguncang pelan di atas pangkuan Putra.Suasana kabin mobil yang pengap tak menyurutkan kedua insan itu untuk tetap bercinta dengan panas.Napas mereka menderu cepat saat kenikmatan datang, sampai-sampai mereka tak kuasa menjerit puas.Masih dengan napas terengah, Putra memeluk erat tubuh Marcella, yang hanya dibalut pakaian dalam.“Kamu benar-benar luar biasa,” puji Putra.Marcella membalas dengan senyuman tipis karena wanita itu masih ingin menikmati ledakan-ledakan kecil yang mendera tubuhnya.Rasanya sungguh menyenangkan, tapi sayangnya semua kenikmatan ini tak bertahan lama. Mereka harus segera berpisah.“Mas, bisa enggak sih kita menghabiskan waktu bersama seharian?” Marcella pindah ke kursi samping lalu mengenakan kemeja kantornya kembali.“Yah, aku juga pengennya begitu, Cella. Tapi, kamu tahu sendiri kan, pekerjaanku lagi banyak-banyaknya,” balas Putra.Bibir merah Marcella mengerucut kecewa.“Kalau

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   2 - Siapa Wanita itu?

    “Kenapa murung, Mas?” Tanya Marcella pada Putra yang sedang memandangi langit malam dari jendela kamar apartemen Marcella.Rambut wanita itu masih basah dan wangi sabun menyeruak begitu Marcella mendekati Putra.Namun, Putra masih terdiam.“Ada masalah apa sih? Kerjaan?” desak Marcella.“Bukan, Cell. Tapi soal… Hanna.”“Kenapa lagi dengan dia? Jangan-jangan dia mengetahui hubungan kita, Mas?” Tanya Marcella lagi.Putra menggeleng. “Dia pengen kerja lagi. Katanya dia mau membiayai program bayi tabung itu dengan uangnya sendiri.”Marcella menghempaskan tubuhnya yang hanya dibalut jubah mandi di samping Putra.“Lho, bagus dong, Mas. Itu artinya dia tahu diri.”“Aku enggak akan membiarkan dia kembali kerja, Cell.”“Kenapa?”“Enggak apa-apa. Sebagai suami, aku merasa bertanggung jawab penuh atas dirinya. Lagian, kata dokter dia juga enggak boleh capek.”“Huh, aku beneran iri sama istrimu. Bisa punya suami yang bertanggung jawab kayak kamu, Mas. Kapan ya aku bisa ketemu laki-laki yang mau m

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   3 - Membuntuti Putra

    “Thanks ya, Mas!” Marcella tersenyum lebar setelah memeluk Putra erat-erat.“Kamu suka tasnya?” Tanya Putra, melirik ke paper bag besar yang ditenteng wanita itu“Suka banget! Ini tas impianku sejak lama,” balas Marcella dengan nada manja.“Syukurlah kalau begitu.”Lantas, mereka bergandengan tangan, menyusuri selasar mall yang tak terlalu ramai.“Kita harus segera kembali ke kantor. Ada meeting mendadak,” Putra melirik pergelangan tangannya.“Oh, tadi bosmu yang nelpon?”“Iya, makan siangnya kita take away aja ya, Sayang?” Pinta Putra, melempar senyum tipis.Mau tak mau, Marcella hanya bisa mengedikkan bahunya pasrah.Sementara itu, dari kejauhan dada Hanna terasa begitu sesak. Sedari tadi, tubuhnya gemetar hebat.Sebisa mungkin, dia mengendalikan emosinya agar tidak menghambur dan menjambak rambut panjang wanita itu. Namun, matanya terus saja menggenang.Langkahnya melambat saat melihat suaminya dan wanita itu masuk ke dalam restoran.Dari luar restoran, Hanna terus memata-matai me

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   9 - Hanna yang Malang

    “Hanna… Anakku…” Tubuh Lidya, ibunya Hanna, lunglai di selasar rumah sakit.Wanita setengah baya itu terus saja terisak, meratapi nasib putri tunggalnya yang mengenaskan.Dini hari, Lidya dihubungi Putra, memberi tahu kabar buruk itu bahwa Hanna terlibat kecelakaan di jalanan yang sepi.Polisi menduga ini tabrak lari. Sayangnya, tidak ada saksi mata maupun CCTV di daerah tersebut.“Tenang, Ma…” Putra berusaha mengendalikan tangis ibu mertuanya yang semakin menjadi. “Kita berdoa saja agar semuanya berjalan baik.”“Baik bagaimana? Putriku terbaring koma di dalam sana, Putra! Lagian, kenapa kamu bisa membiarkan istrimu pergi sendirian di tengah malam begitu, naik motor pula?!” Lidya menukas murka. Awalnya, Putra heran dari mana istrinya mendapatkan motor itu? Tetapi akhirnya diketahui bahwa motor itu milik Andin, sahabatnya Hanna.‘Jadi, Hanna memang sudah merencanakan semua ini,’ pikir Putra dalam hati. ‘Dia memang ingin menangkap basah diriku dengan Marcella…’“Kamu harus bertanggung

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   8 - Kecelakaan

    Hanna menyeringai penuh kemenangan saat menyadari bahwa raut wajah Putra dan selingkuhanya itu nampak menegang.“Hanna, jangan bertindak bodoh,” pinta suaminya dengan nada memohon. “Dengan menyebarkan rekaman itu kamu sama saja menyebar aib suami sendiri.”Rasanya Hanna ingin tertawa terbahak-bahak mendengarnya.“Menyebarkan aib? Aku bahkan bisa menyeret kalian berdua ke penjara dengan pasal perzinahan,” tandas Hanna. “Tapi kurasa aku hanya akan minta cerai darimu, Mas. Dan menyebarkan video ini supaya karir kalian berdua hancur!”“Dasar wanita sialan…” geram Marcella. Wanita itu tertatih-tatih bergerak mendekat ke Putra.“Wanita sialan?” Ulang Hanna. “Yang sialan itu dirimu, Marcella. Wanita perusak rumah tangga orang.”Tiba-tiba saja, Putra menghambur ke arah Hanna, bersimpuh di kedua kaki istrinya.Hanna agak terkesiap. Namun, genggaman tangan Putra yang begitu erat melingkar di sekitar kakinya, membuat Hanna kesulitan bergerak.“Hanna… maafkan aku,” punggung Putra mulai berguncang

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   7 - Tertangkap Basah

    Dengan sangat hati-hati Hanna memutar langkahnya dan masuk melalui pintu dapur.Sambil mengendap-endap, perempuan itu melesat bersembunyi di balik tembok pembatas antara dapur dengan ruang tengah rumahnya.Jantungnya seolah berhenti begitu dia menangkap dengan jelas perselingkuhan suaminya dengan wanita yang bernama Marcella itu.Rasanya dia ingin menangis kencang melihat tubuh telanjang kedua orang itu saling bertindih satu sama lain.Pinggul Putra menghentak-hentak sambil mendesis penuh kenikmatan. Sesekali bibir pria itu mengucapkan kata-kata nakal yang membuat Marcella nampak semakin bergairah.Tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, wanita sialan itu terus melenguh. Lehernya yang jenjang menggantung di lengan sofa sehingga ujung-ujung rambutnya menyentuh lantai.“Tega kamu, Mas…” gumam Hanna lirih. Tak kuasa air matanya berderai jatuh.Sesak memenuhi relung dadanya. Terasa begitu menyakitkan.Selama ini Hanna berpikir Putra adalah segalanya. Perempuan itu bahkan rela melepas karirny

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   6 - Keinginan Marcella

    “Nak, kamu belum transfer uang bulanan Ibu ya? Jangan lupa, uang semesterannya adikmu juga harus dibayarkan bulan ini lho. Ibu sudah kehabisan uang. Harga-harga sekarang pada naik semua, belum lagi Ibu harus bayar uang arisan. Jadi, kapan kamu mau transfer, Putra?”Nena mengoceh panjang lebar dari seberang sana.Putra melirik ke kalender kecil yang ada di atas nakas. Dia lupa, seharusnya kemarin dia mentransfer uang bulanan untuk ibunya sekaligus uang semesteran adiknya.“Aku transfer sekarang, Bu. Kemarin kerjaanku lagi banyak-banyaknya,” balas Putra.“Ibumu?” Tanya Marcella tanpa bersuara. Tak bisa dipungkiri wajah wanita itu nampak jengkel saat Putra mengangguk.Baru saja mereka hendak bergumul panas di atas ranjang, gangguan kembali datang.Marcella lalu menghela napas keras sambil bersandar di kepala ranjang.“Putra,” sahut Nena lagi, “soal program bayi tabung itu…”“Kenapa soal itu, Bu?”“Apa enggak sebaiknya kamu mempertimbangkannya lagi? Delapan puluh juta, Putra. Itu uang yan

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   5 - Kemunculan Hanna

    Sepertinya, ini akan jadi akhir dari segalanya.Perselingkuhannya dengan Marcella bakal terungkap. Tidak mungkin Hanna percaya kalau Putra bilang wanita itu adalah rekan kerja biasa.Bagaimana mungkin seorang rekan kerja biasa ditemukan setengah telanjang di kamar mandi mereka?!Putra mengumpat kesal dari balik punggung Hanna. Karirnya bisa hancur, apalagi dirinya dan Marcella berada di satu perusahaan yang sama.“Hanna, tunggu!”Namun istrinya keburu masuk ke dalam kamar mandi.“Aku bisa jelaskan–”“Jelaskan apa, Mas?” Hanna menatap Putra dengan heran.Putra termangu. Bola matanya bergerak memandangi sekeliling kamar mandi.Kosong.“Mas? Kamu mau jelasin soal apa?” Hanna mengambil sabun cuci mukanya yang berada di atas wastafel.“I-Itu… soal…” suara Putra kini terdengar parau.“Aa!” Putra terperanjat begitu telapak tangan istrinya menempel di dahinya.“Kamu sakit, Mas? Sikapmu aneh,” tandas Hanna. “Tapi badanmu enggak panas. Apa sebaiknya aku batalkan saja liburanku dengan Andin?”“E

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   4 - Di Atas Ranjang Milik Istri Sah

    “Silakan, Mas,” Hanna tersenyum ramah.Semangkuk bubur ayam hangat tersaji di hadapan suaminya.“Dan ini kopinya,” lanjut Hanna lagi.Kedua alis tebal Putra sontak terangkat. ‘Tumben.’ Batinnya.“Kamu sudah enggak marah lagi sama aku?” Tanya Putra setelah menyisip kopi buatan Hanna.“Maafkan aku ya, Mas…” Hanna membelai pundak Putra yang kini sedang mencicipi bubur buatan dirinya. “Kemarin-kemarin tuh aku lagi bad mood aja.”Putra manggut-manggut sambil memuji bubur buatan Hanna yang lezat dalam hati.“Nanti lembur lagi atau gimana? Kalau Mas lembur, aku enggak usah bikin makan malam.”“Yah… sepertinya lembur lagi, Han.”“Baiklah kalau gitu. Oh iya, Mas…”Kedua tangan Hanna kini mulai memijat bahu Putra.Entah kenapa bulu kuduk Putra seakan merinding sesaat. Ini seperti bukan kebiasaan Hanna. Putra merasa istrinya agak aneh.“Terima kasih ya, sudah bekerja keras untuk keluarga kita,” lanjut Hanna. “Maafkan aku kalau aku jadi istri yang mengecewakan untukmu.”Putra menggenggam satu tan

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   3 - Membuntuti Putra

    “Thanks ya, Mas!” Marcella tersenyum lebar setelah memeluk Putra erat-erat.“Kamu suka tasnya?” Tanya Putra, melirik ke paper bag besar yang ditenteng wanita itu“Suka banget! Ini tas impianku sejak lama,” balas Marcella dengan nada manja.“Syukurlah kalau begitu.”Lantas, mereka bergandengan tangan, menyusuri selasar mall yang tak terlalu ramai.“Kita harus segera kembali ke kantor. Ada meeting mendadak,” Putra melirik pergelangan tangannya.“Oh, tadi bosmu yang nelpon?”“Iya, makan siangnya kita take away aja ya, Sayang?” Pinta Putra, melempar senyum tipis.Mau tak mau, Marcella hanya bisa mengedikkan bahunya pasrah.Sementara itu, dari kejauhan dada Hanna terasa begitu sesak. Sedari tadi, tubuhnya gemetar hebat.Sebisa mungkin, dia mengendalikan emosinya agar tidak menghambur dan menjambak rambut panjang wanita itu. Namun, matanya terus saja menggenang.Langkahnya melambat saat melihat suaminya dan wanita itu masuk ke dalam restoran.Dari luar restoran, Hanna terus memata-matai me

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   2 - Siapa Wanita itu?

    “Kenapa murung, Mas?” Tanya Marcella pada Putra yang sedang memandangi langit malam dari jendela kamar apartemen Marcella.Rambut wanita itu masih basah dan wangi sabun menyeruak begitu Marcella mendekati Putra.Namun, Putra masih terdiam.“Ada masalah apa sih? Kerjaan?” desak Marcella.“Bukan, Cell. Tapi soal… Hanna.”“Kenapa lagi dengan dia? Jangan-jangan dia mengetahui hubungan kita, Mas?” Tanya Marcella lagi.Putra menggeleng. “Dia pengen kerja lagi. Katanya dia mau membiayai program bayi tabung itu dengan uangnya sendiri.”Marcella menghempaskan tubuhnya yang hanya dibalut jubah mandi di samping Putra.“Lho, bagus dong, Mas. Itu artinya dia tahu diri.”“Aku enggak akan membiarkan dia kembali kerja, Cell.”“Kenapa?”“Enggak apa-apa. Sebagai suami, aku merasa bertanggung jawab penuh atas dirinya. Lagian, kata dokter dia juga enggak boleh capek.”“Huh, aku beneran iri sama istrimu. Bisa punya suami yang bertanggung jawab kayak kamu, Mas. Kapan ya aku bisa ketemu laki-laki yang mau m

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   1 - Selingkuh

    “Ugh, Mas…”Marcella mendesah berat seraya tubuhnya yang setengah polos itu berguncang pelan di atas pangkuan Putra.Suasana kabin mobil yang pengap tak menyurutkan kedua insan itu untuk tetap bercinta dengan panas.Napas mereka menderu cepat saat kenikmatan datang, sampai-sampai mereka tak kuasa menjerit puas.Masih dengan napas terengah, Putra memeluk erat tubuh Marcella, yang hanya dibalut pakaian dalam.“Kamu benar-benar luar biasa,” puji Putra.Marcella membalas dengan senyuman tipis karena wanita itu masih ingin menikmati ledakan-ledakan kecil yang mendera tubuhnya.Rasanya sungguh menyenangkan, tapi sayangnya semua kenikmatan ini tak bertahan lama. Mereka harus segera berpisah.“Mas, bisa enggak sih kita menghabiskan waktu bersama seharian?” Marcella pindah ke kursi samping lalu mengenakan kemeja kantornya kembali.“Yah, aku juga pengennya begitu, Cella. Tapi, kamu tahu sendiri kan, pekerjaanku lagi banyak-banyaknya,” balas Putra.Bibir merah Marcella mengerucut kecewa.“Kalau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status