Share

6 - Keinginan Marcella

Author: Poepoe
last update Last Updated: 2025-02-05 23:37:42

“Nak, kamu belum transfer uang bulanan Ibu ya? Jangan lupa, uang semesterannya adikmu juga harus dibayarkan bulan ini lho. Ibu sudah kehabisan uang. Harga-harga sekarang pada naik semua, belum lagi Ibu harus bayar uang arisan. Jadi, kapan kamu mau transfer, Putra?”

Nena mengoceh panjang lebar dari seberang sana.

Putra melirik ke kalender kecil yang ada di atas nakas. Dia lupa, seharusnya kemarin dia mentransfer uang bulanan untuk ibunya sekaligus uang semesteran adiknya.

“Aku transfer sekarang, Bu. Kemarin kerjaanku lagi banyak-banyaknya,” balas Putra.

“Ibumu?” Tanya Marcella tanpa bersuara. Tak bisa dipungkiri wajah wanita itu nampak jengkel saat Putra mengangguk.

Baru saja mereka hendak bergumul panas di atas ranjang, gangguan kembali datang.

Marcella lalu menghela napas keras sambil bersandar di kepala ranjang.

“Putra,” sahut Nena lagi, “soal program bayi tabung itu…”

“Kenapa soal itu, Bu?”

“Apa enggak sebaiknya kamu mempertimbangkannya lagi? Delapan puluh juta, Putra. Itu uang yang sangat banyak!”

“Tapi Ibu kan yang ngebet punya cucu,” balas Putra heran.

Terdengar helaan napas berat Nena. “Memang, tapi maksud Ibu enggak usah pakai acara bayi tabung segala, Putra. Masih mending kalau Hanna pakai uangnya sendiri. Suruh dia kerja lagi dan membiayai program bayi tabungnya itu.”

“Ya enggak bisa gitu dong, Bu. Aku kan suaminya.”

“Kalau kalian mulai program itu… apa uang bulanan Ibu bakal kamu pangkas?” Tanya Nena sedikit cemas.

“Astaga, jadi Ibu cemas soal itu?”

“Ibu sudah enggak kerja lagi, Putra. Dan hanya bisa mengandalkanmu. Adikmu juga masih membutuhkanmu. Jangan egois begitu, terlalu mementingkan kebutuhan Hanna, sementara Ibu dan adikmu ditelantarkan.”

Putra mengusap tengkuknya. “Siapa yang menelantarkan kalian? Mungkin, uang bulanan Ibu akan berkurang sedikit. Aku harus menyisihkan lebih banyak dari gajiku untuk program bayi tabung itu. Semua kan demi Ibu yang kepengen punya cucu juga.”

“Hah, Ibu enggak nyangka kalau pada akhirnya Hanna akan jadi istri yang membebanimu seperti ini. Sudahlah, Putra, kalau dia memang mandul, ceraikan saja dan nikahi wanita yang bisa memberimu keturunan. Lagi pula, kamu masih muda, karir cemerlang. Pasti banyak wanita di luar sana yang mau sama kamu.”

“Aku lagi enggak kepengen bahas soal itu, Bu. Sudah dulu ya, akan kutransfer uangnya sekarang.”

“Ada masalah apa?” Tanya Marcella penuh selidik begitu Putra memutus sambungan telepon dengan ibunya, Nena.

“Biasa, masalah bayi tabung. Ibuku enggak setuju. Mahal katanya,” Putra segera membuka m-banking di ponselnya.

“Memang mahal sih. Sayang uangnya…” balas Marcella. “Tapi seperti yang kubilang, aku selalu siap jadi penggantinya.”

“Maksudmu?” Tanya Putra tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

“Maksudnya… kamu hamilin aku aja, Sayang…” 

“Heh?” Kedua bola mata Putra sontak melebar.

“Kenapa kamu kaget sih, Sayang. Katanya kamu cinta sama aku?”

“Ta-tapi, aku suaminya Hanna, Cella. Mana mungkin aku menghamili wanita lain??”

“Sudah kubilang, ceraikan saja dia. Alasannya karena enggak bisa memberikanmu keturunan.” Marcella mengedikkan bahunya dengan entang.

“Astaga, kamu sama saja dengan Ibuku.”

“Tuh kan Ibumu juga berpikiran seperti itu. Jadi, wajar dong kalau aku ngomong begitu.”

Putra hanya terdiam dan terlihat gusar.

“Kamu benar-benar mencintai Hanna?” Mata Marcella sedikit menyipit. “Kenapa kamu begitu sulit untuk melepasnya? Apa aku enggak sebaik Hanna?”

Putra mengembuskan napas pendek. “Bukan begitu. Sebenarnya… aku sudah berjanji pada mendiang ayahnya Hanna, untuk menjaga putrinya dengan baik sepanjang hidupku.”

“Namanya juga kehidupan, Sayang, selalu ada masalah yang enggak terduga. Lagian, ayahnya Hanna juga sudah enggak ada kan? Dia enggak bakalan tahu kalau kalian bercerai.”

“Tapi… ayahnya Hanna begitu mempercayaiku, Cella. Dia sampai menjual tanahnya yang seribu hektar itu demi membiayai pernikahan kami. Rumah ini serta mobil yang kami miliki adalah hasil dari uang ayahnya Hanna. Sayang, ayahnya enggak bisa menjadi wali nikah Hanna karena sebulan sebelum kami menikah, ayahnya meninggal,” terang Putra.

“Jadi, semua ini milik Hanna?”

“Bisa dikatakan begitu. Dan semenjak aku menikah dengan Hanna, rezekiku semakin lancar. Aku diterima di Beauty Inc. dan bisa dapat promosi dalam dua tahun jadi asisten manajer. Kurasa semua berkat doa-doa istriku…”

Marcella berdecak pelan. “Itu semua karena usahamu, Putra. Bukan karena wanita itu.”

“Lho, Cella. Mau kemana?”

Putra bergegas turun dari ranjang dan mengejar Marcella yang ngambek.

*

Seharian, Putra membujuk Marcella agar tidak marah padanya. Pria itu berjanji enggak akan mengungkit soal Hanna lagi di depan Marcella.

Dan saat malam menjelang, akhirnya kedua sejoli itu kembali mesra di sofa ruang tengah.

“Aku mencintaimu, Putra…” ucap Marcella, mengusap dagu Putra yang sedikit kasar. “Itu kenapa aku cemburu kalau kamu selalu memuji Hanna.”

“Aku tahu. Maafkan aku ya,” Putra mengecup kilat ujung hidung Marcella.

“Hah… Andai aku bertemu denganmu lebih dulu daripada Hanna, pasti kita sudah hidup bahagia dengan banyak anak,” mata Marcella nampak menerawang.

Putra mengusap rambut halus wanita itu. Dia tak tahu harus menjawab apa.

“Aku bahkan rela hamil dua belas kali demi kamu, Putra.”

Putra tertawa mendengarnya.

“Aku enggak pengen punya anak selusin, Sayang.”

Marcella beringsut dari dekapan Putra. “Gimana kalau kita nikah siri aja? Aku rela kok jadi istri keduamu.”

Lagi-lagi Putra tak bisa menahan keterkejutannya.

Dia pikir, awal hubungannya dengan Marcella hanya untuk bersenang-senang belaka, tanpa harus melibatkan perasaan lebih jauh. Namun nampak wanita itu menganggap hubungan mereka lebih dari itu.

Marcella mencintainya dan anehnya Putra juga merasakan hal yang sama.

“Sayang?”

“Eh, iya?”

“Kenapa jadi bengong gitu? Gimana soal usulku tadi?”

“Soal itu… kurasa boleh juga. Tapi yang pasti,” Putra mencondongkan wajahnya, “aku menginginkanmu malam ini, Sayang. Sudah enggak ada hambatan lagi.”

“Ah… Sayang… geli…” Marcella tekikik senang begitu Putra mulai menggerayangi tubuhnya. 

Tawa Marcella berubah jadi desahan berat seiring dengan sentuhan Putra yang menggila.

Tubuh bidang Putra menindih tubuhnya, membuatnya susah bernapas. Namun di saat yang bersamaan bulu-bulunya meremang.

Layar televisi itu dibiarkan menyala begitu saja, sementara dua sejoli itu mulai bergulat panas di atas sofa.

*

Selain lampu jalan yang berpendar remang, cahaya bulan di atas sana ikut menerangi malam yang gelap.

Hanna berdiri di depan rumahnya dengan angin malam yang berembus pelan yang menggerakkan helaian rambutnya.

Perlahan Hanna membuka gerbang dengan kunci duplikat miliknya. Dada berdebar tidak karuan saat dirinya kini berada di teras.

Tubuhnya seketika membeku begitu mendengar desahan dari dalam.

“Ah… Mas… terus, Mas…”

Gigi Hanna bergemeletuk menahan emosi.

Ingin rasanya dia memanggil warga dan menggerebek pasangan selingkuh ini.

Tapi, tidak. Dia harus menahan diri karena dia punya rencana lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   7 - Tertangkap Basah

    Dengan sangat hati-hati Hanna memutar langkahnya dan masuk melalui pintu dapur.Sambil mengendap-endap, perempuan itu melesat bersembunyi di balik tembok pembatas antara dapur dengan ruang tengah rumahnya.Jantungnya seolah berhenti begitu dia menangkap dengan jelas perselingkuhan suaminya dengan wanita yang bernama Marcella itu.Rasanya dia ingin menangis kencang melihat tubuh telanjang kedua orang itu saling bertindih satu sama lain.Pinggul Putra menghentak-hentak sambil mendesis penuh kenikmatan. Sesekali bibir pria itu mengucapkan kata-kata nakal yang membuat Marcella nampak semakin bergairah.Tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, wanita sialan itu terus melenguh. Lehernya yang jenjang menggantung di lengan sofa sehingga ujung-ujung rambutnya menyentuh lantai.“Tega kamu, Mas…” gumam Hanna lirih. Tak kuasa air matanya berderai jatuh.Sesak memenuhi relung dadanya. Terasa begitu menyakitkan.Selama ini Hanna berpikir Putra adalah segalanya. Perempuan itu bahkan rela melepas karirny

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   8 - Kecelakaan

    Hanna menyeringai penuh kemenangan saat menyadari bahwa raut wajah Putra dan selingkuhanya itu nampak menegang.“Hanna, jangan bertindak bodoh,” pinta suaminya dengan nada memohon. “Dengan menyebarkan rekaman itu kamu sama saja menyebar aib suami sendiri.”Rasanya Hanna ingin tertawa terbahak-bahak mendengarnya.“Menyebarkan aib? Aku bahkan bisa menyeret kalian berdua ke penjara dengan pasal perzinahan,” tandas Hanna. “Tapi kurasa aku hanya akan minta cerai darimu, Mas. Dan menyebarkan video ini supaya karir kalian berdua hancur!”“Dasar wanita sialan…” geram Marcella. Wanita itu tertatih-tatih bergerak mendekat ke Putra.“Wanita sialan?” Ulang Hanna. “Yang sialan itu dirimu, Marcella. Wanita perusak rumah tangga orang.”Tiba-tiba saja, Putra menghambur ke arah Hanna, bersimpuh di kedua kaki istrinya.Hanna agak terkesiap. Namun, genggaman tangan Putra yang begitu erat melingkar di sekitar kakinya, membuat Hanna kesulitan bergerak.“Hanna… maafkan aku,” punggung Putra mulai berguncang

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   9 - Hanna yang Malang

    “Hanna… Anakku…” Tubuh Lidya, ibunya Hanna, lunglai di selasar rumah sakit.Wanita setengah baya itu terus saja terisak, meratapi nasib putri tunggalnya yang mengenaskan.Dini hari, Lidya dihubungi Putra, memberi tahu kabar buruk itu bahwa Hanna terlibat kecelakaan di jalanan yang sepi.Polisi menduga ini tabrak lari. Sayangnya, tidak ada saksi mata maupun CCTV di daerah tersebut.“Tenang, Ma…” Putra berusaha mengendalikan tangis ibu mertuanya yang semakin menjadi. “Kita berdoa saja agar semuanya berjalan baik.”“Baik bagaimana? Putriku terbaring koma di dalam sana, Putra! Lagian, kenapa kamu bisa membiarkan istrimu pergi sendirian di tengah malam begitu, naik motor pula?!” Lidya menukas murka. Awalnya, Putra heran dari mana istrinya mendapatkan motor itu? Tetapi akhirnya diketahui bahwa motor itu milik Andin, sahabatnya Hanna.‘Jadi, Hanna memang sudah merencanakan semua ini,’ pikir Putra dalam hati. ‘Dia memang ingin menangkap basah diriku dengan Marcella…’“Kamu harus bertanggung

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   10 - Bercinta di Depan Istri Sah

    ‘Tidak… Aku enggak mau mati dulu!’ Hanna menjerit dalam hati.Jemarinya bergerak-gerak dengan gelisah. Bibirnya yang pucat pun gemetar.“Sia-sia Hanna, Sayang…” desis Marcella lembut seolah tahu isi hati Hanna. “Kamu sudah tidak berdaya. Selamat tinggal. Mudah-mudahan kamu masuk surga…”Marcella tersenyum licik penuh kemenangan.“Cella?”Suara Putra sontak menghentikan pergerakan tangan Marcella yang hendak menyuntikkan sesuatu ke selang infus itu.“Ma-Mas?” Marcella tergagap, segera menarik tubuhnya menjauh dari samping ranjang Hanna.“Sedang apa kamu di sini?” Dahi Putra mengernyit dalam.“Tentu saja aku ingin menjenguk Hanna,” balas Marcella sambil tersenyum kaku.“Untuk apa? Bagaimana kalau sampai ada yang memergokimu?” Mata Putra melotot tidak senang.“Ya ampun, Mas… Santai saja,” Marcella membenarkan kerah kemeja lelaki itu. “Enggak ada yang mengetahui hubungan kita selain istrimu yang sudah tak berdaya itu.”“Tetap saja, kita harus hati-hati. Orang-orang pasti curiga kalau kamu

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   11 - Kebohongan Putra

    Dua bulan berlalu sejak kejadian nahas yang menimpa Hanna.Sayangnya, kondisi Hanna stagnan.Makin lama, tagihan rumah sakit semakin menumpuk. Kepala Putra rasanya ingin pecah memikirkannya.Perkataan ibunya pun terus terngiang di kepalanya.“Lepaskan Hanna. Tanda tangani surat yang menyatakan kalau kamu akan melepas alat-alat bantu itu,” ucap Nena tempo lalu. “Atau ceraikan saja dia dan mulai hidup yang baru.”Bercerai? Yah, mungkin itu pilihan yang akan diambil Putra.Lagi pula, rumah dan mobil yang dia pakai selama ini sudah jatuh ke tangan Lidya.Wanita itu bersikukuh untuk menjualnya demi mempertahankan kelangsungan hidup Hanna.Putra memandangi sekeliling ruang tengah yang nyaman. Sebentar lagi, dia harus keluar dari sini.Saat Putra sedang merenungi nasibnya, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.“Marcella?” Bola mata Putra melebar begitu mendapati wanita itu berdiri dari balik pintu rumahnya. “Masuklah.”Cepat-cepat Putra mengunci pintu rumah.“Kenapa kamu enggak b

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   12 - Pria Misterius

    “Ini enggak adil, Putra,” Nena terlihat masam begitu mengetahui bahwa Lidya, besannya yang menyebalkan itu, seenak jidat mengusir anak lelaki kesayangannya keluar dari rumah yang seharusnya juga milik Putra.“Setelah menikah, seharusnya rumah ini juga jadi milikmu,” tandas Nena lagi dengan penuh emosi.Putra memasukkan beberapa barang miliknya ke dalam kardus.“Ada perjanjian pranikah, Bu, yang menyatakan kalau rumah dan mobil pemberian dari ayahnya Hanna memang milik Hanna sepenuhnya,” terang Putra.Dahi Nena mengerut. “Ibu enggak tahu kalau kalian membuat perjanjian semacam itu. Kalau saja Ibu tahu, Ibu bakal mencegah Hanna membuat perjanjian konyol seperti itu!”“Yah, s

    Last Updated : 2025-03-01
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   13 - Mempertahankan Pernikahan

    Suasana di ruang tamu kali ini memang terasa agak canggung.Di hadapan Nena, Marcella duduk sambil terus memamerkan senyumnya.Sementara Nena masih heran, kenapa anaknya tiba-tiba saja membawa wanita ini ke rumahnya.“Begini Bu…” Putra berujar gugup. “Sebenarnya Marcella adalah teman spesialku.”“Maksudmu?” Mata Nena menyipit.“Dia pacarku.”“Bukannya kamu bilang kalian rekan kerja?”“Yah, rekan kerja sekaligus pacar, Bu.” Tukas Putra.Dahi wanita setengah baya itu tambah mengerut dalam. “Kamu bahkan belum

    Last Updated : 2025-03-01
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   14 - Sang CEO Baru

    Sepatu kulit yang mengkilap itu menahan laju pintu lift yang hendak menutup.Sosok pria tampan dengan tubuh tegap melangkah ke dalam lift.Sontak Putra dan Marcella terkesiap dengan kehadiran CEO baru Beauty Inc., Erik Mahendra Soemardja, di depan mata mereka.Kehadiran Erik yang sedekat ini ternyata membuat Marcella gugup.Dia tidak menyangka, Erik begitu mempesona! Wangi pria itu, rambutnya yang klimis, serta lihat, urat-urat di punggung tangannya.Sungguh menggoda, pikiran Marcella melanglang buana dengan liar.‘Siapa wanita beruntung yang bisa bersanding dengan pria sempurna ini?’ batin Marcella sambil terus mencuri pandang ke arah bos barunya itu.

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   52 - Kembali Bersatu

    Marcella mematung di tempat. Kalimat yang barusan meluncur dari mulut suaminya itu masih menggantung di kepalanya. Namun sebagian dari dirinya berusaha untuk tak mempercayainya.“Ha-Hanna? Kamu bilang kamu dijebak oleh Hanna?” Marcella tercekat.Putra mengangguk dengan sorot mata yang tak tergoyahkan.Satu alis Marcella naik sebelah. “Tapi kamu bahkan menyangkal kalau Hanna masih hidup, Mas.”“Awalnya memang begitu, tapi…”“Tapi apa?” Desak Marcella.“Tapi sekarang aku yakin kalau Hanni adalah Hanna. Dia masih hidup, Cella. Dan dia sedang merencanakan sesuatu pada kita,” Putra memicingkan matanya tajam.***Marcella menutup pintu ruangannya. Dirinya langsung melempar tasnya ke atas meja.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Wanita itu menyugar rambutnya.Putra berjalan sambil bersedekap menuju ke jendela. Matanya memandang ke hamparan langit biru.“Untuk saat ini, kita harus berhati-hati pada wanita itu. Hanni–atau Hanna,” tandas Putra. “Dan juga Erik.”“Erik?”Putra lantas mencerit

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   51 - Hanni Menghilang

    “Katakan, Cella. Apa kamu ada hubungannya dengan penyekapan Hanni?” Desak Putra tajam.Dengan satu gerakan cepat, Marcella melepaskan dirinya dari cengkraman Putra.Wanita itu mendengus keras, mendongakkan dagunya sambil memandang suaminya dengan tatapan tak percaya.“Pelecehan? Penyekapan Hanni??” Kedua alis Marcella bertautan. “Aku bahkan enggak mengerti dengan ucapanmu. Tapi satu yang pasti, kamu sudah berbohong, Mas. Ternyata kamu membuntuti wanita sialan itu! Hah, kamu bahkan menuduhku yang enggak-enggak!”“Aku yakin seratus persen pria itu adalah teman SMA-mu. Aku ingat betul, Cella.”“Lantas?” Kedua bola mata Marcella melebar, menantang ucapan suaminya tadi. “Jika memang pria itu temanku, bukan berarti aku terlibat, Mas!”Marcella tertawa sinis. “Jangan-jangan, semalam kamu tidur dengan wanita sialan itu kan? Oh, astaga! Ternyata seleramu memang rendahan, Mas…”Putra hanya mematung. Kenapa Hanni tega mengirim foto-foto itu pada istrinya, pikir Putra. Untuk apa wanita itu menje

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   50 - Dijebak?

    “Ayo, buka pakaian dalammu, Hanna. Boleh kan aku memanggilmu dengan sebutan itu?” Sepasang mata Putra menyorot penuh gairah ke arah tubuh indah itu.Lantas, Hanna berjalan ke arah Putra, mendorong tubuh pria itu.“Tapi sebelumnya,” tangan Hanna bergerak pelan membuka satu per satu kancing kemeja Putra, “kamu juga harus menanggalkan pakaianmu.”Putra menyeringai begitu Hanna mulai melempar kemejanya ke sembarang arah, lalu lanjut melepas ikat pinggangnya.Hanna melirik nakal, melihat sesuatu yang menyembul di antara kedua kaki Putra.“Apa istrimu enggak pernah melakukan ini?” Tanya Hanna, menarik celana Putra. “Apa dia kurang menarik di atas ranjang?”“Sebenarnya dia cukup liar, tapi akhir-akhir ini kami sering bertengkar. Hubungan kami jadi dingin,” napas Putra mulai terdengar berat.Seketika, Putra menguap lebar. Sementara Hanna merangkak naik ke atas pangkuan Putra.Dada Hanna berdebar begitu kencang sekarang. Dia hanya bisa berharap obat tidur itu segera bekerja.“Duh, kok aku jadi

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   49 - Kenangan Masa Lalu

    Suara sorak sorai serta tepukan yang meriah dari para tamu terdengar begitu, Hanna dan Putra berciuman setelah sah menjadi suami istri.Hanna tak bisa menyembunyikan pipinya yang merona saat ciuman manis itu usai.Putra yang berdiri di depannya, menatap Hanna hangat. Raut wajah bahagia terpancar karena akhirnya dia sah memiliki Hanna sepenuhnya.“Istriku…” panggil Putra pelan. “Akhirnya kamu menjadi istriku, Hanna.”Hanna menyunggingkan senyumnya, mengangguk. Dadanya berdebar bahagia. Bagi Hanna, menikah dengan Putra adalah impiannya.Dia sangat mencintai pria ini. Di matanya, Putra adalah sosok yang sempurna, pekerja keras dan penyayang.Tiga tahun mereka pacaran, banyak rintangan yang harus dilalui, termasuk penolakan keras dari ibunya Hanna, Lidya.Tapi kini rintangan itu sudah mereka lewati. Sambil memegang buku nikah, mereka akan mengarungi hidup baru yang menyenangkan.“Sekarang, hadap ke kamera ya. Buku nikahnya tunjukkin,” titah fotorgrafer itu. “Jangan lupa senyum. Satu, dua,

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   48 - Perasaan Itu

    Erik menggeram kesal.Sudah seminggu setelah kejadian itu, tetapi pihak berwajib belum juga menemukan keberadaan Jordan.Yang membuat Erik tambah naik pitam adalah kemungkinan besar keterlibatan salah satu anak buahnya, Marcella.“Haruskah kita menyewa orang sendiri untuk mencari keberadaan pria sialan itu?” Erik melempar kedua tangannya ke udara. “Atau aku akan introgasi Marcella?”“Jangan, Erik.” Sergah Hanna. “Biarkan Marcella merasa bahwa dirinya aman, sampai Jordan tertangkap dan menyeret namanya.”“Tapi aku bahkan enggak tahan untuk melabraknya, Hanna,” geram Erik. “Dan plis, Hanna. Selalu beri tahu aku kalau kamu punya rencana. Aku enggak mau hal seperti ini terjadi.”“Maafkan aku, Erik…”Erik menghela napas pelan, berdiri di depan wanita itu. “Aku mencemaskamu. Apa… aku batalkan saja perjalananku kali ini?”“Hei!” kedua mata Hanna melebar. “Ini perjalanan dinas penting, Erik. Lagian, aku baik-baik saja kok.”“Tapi kalau aku enggak ada, kamu harus pulang-pergi sendiri. Gimana k

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   47 - Di Ujung Tanduk

    “Uh..” Jordan mendesah pelan. “Aku enggak menyangka tubuhmu seindah ini, Hanni…”Sebelum menarik turun pakaian dalam bagian bawah itu, ujung hidung Jordan menyentuh paha Hanna menyesap tubuh wanita itu dalam-dalam.Mau tak mau, Hanna menggeliat takut.“Pantas saja Marcella cemburu padamu…” tukasnya lagi. “Kamu tenang saja, Hanni. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut kok. Aku ahli dalam hal ini.”Jordan mendongak sambil melempar senyum nakal ke arah Hanna.Hanna terus saja terisak, berharap keajaiban datang.Jordan mengecup pinggul Hanna, menjilatnya pelan. “Hanni, Sayang… kamu enggak akan menyesal, karena aku akan membuatmu melayang…”Dada Hanna terasa begitu sesak. Napasnya tersengal berat saat merasakan pakaian dalam bagian bawah itu perlahan turun.Pipinya benar-benar basah sekarang.Sampai tiba-tiba…BRAK!Suara pintu yang mendobrak keras itu terdengar.‘Erik!’ Kedua mata Hanna membelalak penuh harap. “Hei! Brengsek!!!” Suara lelaki itu menggelegar.Jordan tersentak dan langsun

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   46 - Dalam Bahaya

    Angin malam berembus kencang, seiring dengan motor yang dikendarai Jordan melaju begitu cepat.Sesekali Hanna mendengar suara gemuruh dari atas sana. Sepertinya akan turun hujan.“Jordan, kapan kita sampai?” Tanya Hanna, suaranya nyaris tertelan kilatan petir yang seketika menyambar.“Masih beberapa kilometer lagi,” balas pria itu. Dari jalan besar yang ramai, lama-lama motor mereka memasuki kawasan yang sepi.Kini motor itu melaju di jalanan yang remang. Lampu-lampu jalan berpendar suram dengan kesunyian yang mencekam malam.Dada Hanna jadi berdebar kencang. Pelipisnya sedikit berkeringat karena gelisah.Sepertinya dia sudah melakukan kesalahan fatal dengan mengikuti permainan pria ini.Diam-diam, Hanna merogoh ke dalam tasnya. Dengan jari-jari yang gemetar dia mengirim pesan pada Erik.‘Sepertinya aku dalam bahaya.’Hanna pun menyalakan aplikasi GPS di ponselnya dan mengirimkannya pada Erik.“Jordan, aku berubah pikiran,” ucap Hanna.“Apa?”“Aku berubah pikiran!” Hanna menaikkan n

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   45 - Rasa Penasaran Putra

    Malam itu, Hanna baru saja keluar dari gedung Beauty Inc. ketika sebuah motor tiba-tiba melipir di depannya.Langkah Hanna terhenti. Keningnya mengerut memperhatikan siapa sosok di balik helm itu.“Jordan?” Hidung Hanna mengerut terkejut begitu Jordan menampakkan wajahnya.Dia tersenyum. “Kebetulan aku lewat sini dan melihatmu baru keluar dari gedung. Mau kuantar?”Rambut sebahu Hanna bergerak pelan. “Aku bisa pulang sendiri.”“Ayolah, anggap saja ini sebagai bentuk terima kasihku karena kamu bersedia jadi modelku,” desak Jordan lagi. “Aku bawa helm lagi kok.”Belum sempat Hanna mengiyakan ajakan itu, Jordan sudah keburu menjulurkan helm di hadapan Hanna.Hanna menghela napas pelan lalu menerima tumpangan itu. Sekalian, dia mau menggali lebih dalam soal pria ini. Siapa tahu Jordan keceplosan menyebut nama Marcella.Tak jauh dari situ, Putra memperhatikan mereka dengan curiga dari dalam mobilnya.‘Hanni. Dengan siapa dia pulang? Pacarnya?’ batin Putra penasaran. ‘Tapi tunggu, sepertiny

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   44 - Pertemuan dengan Jordan

    Pagi ini, Hanna sudah berdiri di depan kasir kopi langganan anak-anak kantor sambil menatap catatannya, mengecek ulang pesanan mereka.Tugas seperti sudah biasa baginya.“Tiga es americano, dua vanilla latte sama satu kopi susu. Semua less sugar ya,” tukas Hanna pada kasir yang berdiri di hadapannya.Saat sedang menunggu, seketika ada seseorang yang berdiri di sebelahnya.“Espresso, double shot,” suara barito pria itu membuat Hanna menoleh.Pria itu tinggi, mengenakan kaus hitam dan celana selutut sehingga terlihat begitu santai, dengan potongan rambut cepak.Pria itu tiba-tiba menoleh ke arahnya yang membuat Hanna terkesiap.Sial, dia tertangkap basah mencuri pandang ke pria itu!Cepat- cepat, Hanna memalingkan tatapannya.Lantas, kening pria itu mengernyit. “Kamu… kamu model produk kecantikan itu kan?”Hanna nampak terkejut.“Aku lihat videonya di media sosial. Cukup viral lho. Jadi, video itu bukan settingan ya?” Pria itu balik memperhatikan Hanna. “Kamu benar-benar seorang office

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status