Share

8 - Kecelakaan

Author: Poepoe
last update Last Updated: 2025-02-19 17:58:45

Hanna menyeringai penuh kemenangan saat menyadari bahwa raut wajah Putra dan selingkuhanya itu nampak menegang.

“Hanna, jangan bertindak bodoh,” pinta suaminya dengan nada memohon. “Dengan menyebarkan rekaman itu kamu sama saja menyebar aib suami sendiri.”

Rasanya Hanna ingin tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

“Menyebarkan aib? Aku bahkan bisa menyeret kalian berdua ke penjara dengan pasal perzinahan,” tandas Hanna. “Tapi kurasa aku hanya akan minta cerai darimu, Mas. Dan menyebarkan video ini supaya karir kalian berdua hancur!”

“Dasar wanita sialan…” geram Marcella. Wanita itu tertatih-tatih bergerak mendekat ke Putra.

“Wanita sialan?” Ulang Hanna. “Yang sialan itu dirimu, Marcella. Wanita perusak rumah tangga orang.”

Tiba-tiba saja, Putra menghambur ke arah Hanna, bersimpuh di kedua kaki istrinya.

Hanna agak terkesiap. Namun, genggaman tangan Putra yang begitu erat melingkar di sekitar kakinya, membuat Hanna kesulitan bergerak.

“Hanna… maafkan aku,” punggung Putra mulai berguncang. “Aku khilaf… aku… aku enggak bisa melepasmu. Aku mencintaimu, Hanna. Plis, jangan tinggalkan aku…”

Marcella geram mendengarnya. Bukan ini yang dia harapkan. Dia ingin Putra membelanya, melepas istrinya yang tak berguna begitu saja.

“Lepaskan aku, Mas. Berbahagialah dengan wanita itu,” Hanna melempar tatapan sinis pada Marcella yang kini juga menatapnya dengan tatapan yang sama. “Kurasa dia bisa membahagiakanmu, iya kan? Enggak seperti diriku yang hanya jadi beban bagimu.”

Tetapi Putra bergeming.

“Aku enggak akan melepasmu sampai kamu memaafkan aku, Hanna…” suara Putra terdengar parau.

Hanna menarik napasnya dalam-dalam. “Baiklah, aku maafkan semua ini.”

“Benarkah?” Putra menengadah tidak percaya.

Saat dekapan Putra melonggar, Hanna langsung bergerak menjauh.

“Tapi aku akan tetap menyerahkan rekaman ini ke pengadilan, Mas,” ucap Hanna tegas.

“Kamu hanya akan menghancurkanku, Hanna! Menghancurkan hidupku!” Tiba-tiba suara Putra meninggi. “Benar kata Marcella, kamu memang wanita sialan! Kamu wanita yang enggak berguna, yang bahkan enggak bisa melahirkan anak untukku!”

Dada Putra nampak naik turun.

“Seharusnya, aku menuruti kata-kata ibuku untuk menceraikanmu. Kamu memang beban! Parasit! Aku yakin enggak akan ada pria manapun yang rela jadi suamimu, Hanna. Kamu enggak berguna,” Putra melesatkan pandangan tajam ke arah Hanna.

Kedua rahang Hanna gemetar.

Hatinya seperti dihujam ribuan jarum yang tajam. Dia bahkan tak mampu membalas perkataan suaminya lagi. Lidahnya mendadak kelu.

Putra beringsut bangkit. Tubuhnya yang tegap itu kini menjulang di hadapan Hanna.

“Sebarkan saja video itu. Aku tidak peduli,” tandas Putra dingin. “Aku sudah enggak mencintaimu lagi. Aku akan hidup bahagia dengan Cella, wanita yang seribu kali jauh lebih baik darimu.”

Air mata kembali jatuh dari ekor mata Hanna.

Apakah dia masih mencintai Putra, sehingga omongan pria itu terdengar begitu menyakitkan di telinganya?

Apapun itu, pada akhirnya Hanna harus bersikap tegar, menegakkan punggungnya dan membalas tatapan suaminya.

“Baiklah, semoga kalian bahagia,” tandas Hanna dengan suara yang gemetar.

Hanna memutar tubuhnya, berlari keluar dari rumah yang menyesakkan ini.

***

“Kamu gila, Mas!” Marcella terheran. “Kamu membiarkan wanita itu menyebarkan video kita?!”

“Mau bagaimana lagi?” Putra mengedikkan bahunya pasrah.

“Karir kita bakalan hancur! Kamu tahu kan kalau pemilik Beauty Inc. itu enggak akan mentolerir hal yang seperti ini? Moral di atas segalanya. Itu salah satu semboyan perusahaan mereka,” Marcella mengingatkan sambil membenarkan posisi kaosnya.

“Kita bisa mencari pekerjaan baru,” balas Putra.

“Tidak semudah itu! Video kita akan beredar, Mas! Video mesum kita!”

“Marcella, tenang, Sayang…” Putra merengkuh kedua bahu wanita kesayangannya. “Aku akan mencari jalan keluarnya.”

“Apa?” Desak Marcella. “Dia itu gila, Mas! Gila!”

Putra hanya menghela napas pelan. Sebenarnya, dia juga tak bisa membayangkan kalau sampai video itu tersebar ke publik. Bisa-bisa ibunya kena serangan jantung.

“Kita susul dia,” Marcella mendahului Putra yang mematung di ruang tengah.

“Apa?”

“Kita susul istrimu yang gila dan enggak berguna itu!”

“Untuk apa, Cella?”

“Untuk apa kek?! Buat kesepakatan? Entahlah! Yang penting kita harus mencegahnya! Cepat, Mas. Mana kunci mobilmu?!”

“Tapi, Cella–”

“Mas!” Mata Marcella melotot sambil meminta kunci mobil Putra.

“Baiklah, kita susul dia,” balas Putra pada akhirnya.

***

Hanna masih sesenggukan saat melajukan motor bebek milik Andin di jalanan yang sepi.

Bayangan suaminya bercinta dengan wanita sialan itu masih saja menggantung di benaknya. Ucapan Putra yang menyakitkan semakin menambah rasa sakit hatinya.

Dia menyesal mencintai pria itu sepenuh hatinya, sampai harus mengorbankan karirnya. Namun, Hanna masih saja menyalahkan dirinya.

Apa mungkin dia memang tak berguna karena sulit hamil?

Apa benar tak akan ada pria manapun yang mau dengannya kalau tahu kondisi dirinya yang sebenarnya?

Kenapa? Kenapa semua terjadi padanya?

Embusan angin malam tak membuat air matanya mengering. Dadanya semakin sesak dan berat.

Rasanya dia ingin mati saja. Dia tak berguna, tak menarik, bahkan Putra sampai tidur dengan wanita lain.

Tanpa Hanna sadari, laju motornya semakin kencang menembus malam.

“Tidak, aku enggak boleh mati. Aku harus balas dendam dan menghancurkan hidup mereka!” Jeritannya seolah membelah malam yang pekat.

Tapi suara Hanna tertelan udara malam yang dingin.

Lambat laun, kesedihan itu segera tergantikan dengan dendam.

Rekaman ini adalah kartu AS-nya. Hanna tak akan membiarkan Putra dan selingkuhannya bersenang-senang di atas rasa sakit hatinya.

Saat dia sedang menyusun rencana di kepalanya, tiba-tiba saja bagian belakang motor yang dikendarainya seperti dihantam benda yang begitu keras.

BRAK!

Motor Hanna oleng dan tubuh wanita itu pun terlempar beberapa meter sampai akhirnya mendarat di aspal yang keras.

BRUK!

Pandangan Hanna berkunang-kunang. Dia meringis, meminta pertolongan namun suaranya seperti tertahan di kerongkongan.

Kini tubuhnya dilingkupi rasa sakit yang luar biasa.

Bau amis pun tercium, dan sayup-sayup dia mendengar suara deru kendaraan yang melewatinya.

Sekelebat cahaya putih menyergap, membuat Hanna kehilangan kesadarannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   9 - Hanna yang Malang

    “Hanna… Anakku…” Tubuh Lidya, ibunya Hanna, lunglai di selasar rumah sakit.Wanita setengah baya itu terus saja terisak, meratapi nasib putri tunggalnya yang mengenaskan.Dini hari, Lidya dihubungi Putra, memberi tahu kabar buruk itu bahwa Hanna terlibat kecelakaan di jalanan yang sepi.Polisi menduga ini tabrak lari. Sayangnya, tidak ada saksi mata maupun CCTV di daerah tersebut.“Tenang, Ma…” Putra berusaha mengendalikan tangis ibu mertuanya yang semakin menjadi. “Kita berdoa saja agar semuanya berjalan baik.”“Baik bagaimana? Putriku terbaring koma di dalam sana, Putra! Lagian, kenapa kamu bisa membiarkan istrimu pergi sendirian di tengah malam begitu, naik motor pula?!” Lidya menukas murka. Awalnya, Putra heran dari mana istrinya mendapatkan motor itu? Tetapi akhirnya diketahui bahwa motor itu milik Andin, sahabatnya Hanna.‘Jadi, Hanna memang sudah merencanakan semua ini,’ pikir Putra dalam hati. ‘Dia memang ingin menangkap basah diriku dengan Marcella…’“Kamu harus bertanggung

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   10 - Bercinta di Depan Istri Sah

    ‘Tidak… Aku enggak mau mati dulu!’ Hanna menjerit dalam hati.Jemarinya bergerak-gerak dengan gelisah. Bibirnya yang pucat pun gemetar.“Sia-sia Hanna, Sayang…” desis Marcella lembut seolah tahu isi hati Hanna. “Kamu sudah tidak berdaya. Selamat tinggal. Mudah-mudahan kamu masuk surga…”Marcella tersenyum licik penuh kemenangan.“Cella?”Suara Putra sontak menghentikan pergerakan tangan Marcella yang hendak menyuntikkan sesuatu ke selang infus itu.“Ma-Mas?” Marcella tergagap, segera menarik tubuhnya menjauh dari samping ranjang Hanna.“Sedang apa kamu di sini?” Dahi Putra mengernyit dalam.“Tentu saja aku ingin menjenguk Hanna,” balas Marcella sambil tersenyum kaku.“Untuk apa? Bagaimana kalau sampai ada yang memergokimu?” Mata Putra melotot tidak senang.“Ya ampun, Mas… Santai saja,” Marcella membenarkan kerah kemeja lelaki itu. “Enggak ada yang mengetahui hubungan kita selain istrimu yang sudah tak berdaya itu.”“Tetap saja, kita harus hati-hati. Orang-orang pasti curiga kalau kamu

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   11 - Kebohongan Putra

    Dua bulan berlalu sejak kejadian nahas yang menimpa Hanna.Sayangnya, kondisi Hanna stagnan.Makin lama, tagihan rumah sakit semakin menumpuk. Kepala Putra rasanya ingin pecah memikirkannya.Perkataan ibunya pun terus terngiang di kepalanya.“Lepaskan Hanna. Tanda tangani surat yang menyatakan kalau kamu akan melepas alat-alat bantu itu,” ucap Nena tempo lalu. “Atau ceraikan saja dia dan mulai hidup yang baru.”Bercerai? Yah, mungkin itu pilihan yang akan diambil Putra.Lagi pula, rumah dan mobil yang dia pakai selama ini sudah jatuh ke tangan Lidya.Wanita itu bersikukuh untuk menjualnya demi mempertahankan kelangsungan hidup Hanna.Putra memandangi sekeliling ruang tengah yang nyaman. Sebentar lagi, dia harus keluar dari sini.Saat Putra sedang merenungi nasibnya, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.“Marcella?” Bola mata Putra melebar begitu mendapati wanita itu berdiri dari balik pintu rumahnya. “Masuklah.”Cepat-cepat Putra mengunci pintu rumah.“Kenapa kamu enggak b

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   12 - Pria Misterius

    “Ini enggak adil, Putra,” Nena terlihat masam begitu mengetahui bahwa Lidya, besannya yang menyebalkan itu, seenak jidat mengusir anak lelaki kesayangannya keluar dari rumah yang seharusnya juga milik Putra.“Setelah menikah, seharusnya rumah ini juga jadi milikmu,” tandas Nena lagi dengan penuh emosi.Putra memasukkan beberapa barang miliknya ke dalam kardus.“Ada perjanjian pranikah, Bu, yang menyatakan kalau rumah dan mobil pemberian dari ayahnya Hanna memang milik Hanna sepenuhnya,” terang Putra.Dahi Nena mengerut. “Ibu enggak tahu kalau kalian membuat perjanjian semacam itu. Kalau saja Ibu tahu, Ibu bakal mencegah Hanna membuat perjanjian konyol seperti itu!”“Yah, s

    Last Updated : 2025-03-01
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   13 - Mempertahankan Pernikahan

    Suasana di ruang tamu kali ini memang terasa agak canggung.Di hadapan Nena, Marcella duduk sambil terus memamerkan senyumnya.Sementara Nena masih heran, kenapa anaknya tiba-tiba saja membawa wanita ini ke rumahnya.“Begini Bu…” Putra berujar gugup. “Sebenarnya Marcella adalah teman spesialku.”“Maksudmu?” Mata Nena menyipit.“Dia pacarku.”“Bukannya kamu bilang kalian rekan kerja?”“Yah, rekan kerja sekaligus pacar, Bu.” Tukas Putra.Dahi wanita setengah baya itu tambah mengerut dalam. “Kamu bahkan belum

    Last Updated : 2025-03-01
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   14 - Sang CEO Baru

    Sepatu kulit yang mengkilap itu menahan laju pintu lift yang hendak menutup.Sosok pria tampan dengan tubuh tegap melangkah ke dalam lift.Sontak Putra dan Marcella terkesiap dengan kehadiran CEO baru Beauty Inc., Erik Mahendra Soemardja, di depan mata mereka.Kehadiran Erik yang sedekat ini ternyata membuat Marcella gugup.Dia tidak menyangka, Erik begitu mempesona! Wangi pria itu, rambutnya yang klimis, serta lihat, urat-urat di punggung tangannya.Sungguh menggoda, pikiran Marcella melanglang buana dengan liar.‘Siapa wanita beruntung yang bisa bersanding dengan pria sempurna ini?’ batin Marcella sambil terus mencuri pandang ke arah bos barunya itu.

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   15 - Tragedi Kapal Pesiar

    Derap langkah Abraham menggema di selasar rumah sakit yang sepi.Pria itu sengaja datang tengah malam, sebelum besok pagi dirinya terbang ke Singapura dan memulai perjalanan liburan kapal pesiarnya dari sana.Di tengah kesunyian, Abraham menatap wajah putrinya itu lekat-lekat.Hanna terlihat pucat dengan mata yang terpejam. Wajah putrinya itu memang lebih mirip ibunya, namun Abraham menyadari dia mewarisi hidung mancungnya pada Hanna.“Aku dengar putra pertamamu akan menikah,” ujar Lidya saat mereka berada di luar kamar Hanna.“Ya, besok pagi aku akan pergi. Oleh karena itu, aku menyempatkan diri untuk menjenguk Hanna.”Lidya merapatkan kardigan tebal yang

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   16 - Pernikahan

    “Dasar tidak tahu malu,” cibir Lidya begitu melihat menantunya berdiri dihadapannya. “Mau apa kamu ke sini?”“Menjenguk istriku,” balas Putra enteng.“Masih berani kamu menganggap Hanna sebagai istrimu, hah? Kamu bahkan enggak membiayai perawatannya lagi.”“Walau bagaimanapun, kami belum bercerai.”Mata Lidya memicing tajam. “Aku tahu alasan sebenarnya kamu tidak menceraikan Hanna.”“Itu karena aku memang mencintainya, Ma.”Lidya tertawa getir di selasar rumah sakit, menggelengkan kepalanya heran. Dia pikir Putra bisa membodohinya dengan kalimat tadi?&

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   52 - Kembali Bersatu

    Marcella mematung di tempat. Kalimat yang barusan meluncur dari mulut suaminya itu masih menggantung di kepalanya. Namun sebagian dari dirinya berusaha untuk tak mempercayainya.“Ha-Hanna? Kamu bilang kamu dijebak oleh Hanna?” Marcella tercekat.Putra mengangguk dengan sorot mata yang tak tergoyahkan.Satu alis Marcella naik sebelah. “Tapi kamu bahkan menyangkal kalau Hanna masih hidup, Mas.”“Awalnya memang begitu, tapi…”“Tapi apa?” Desak Marcella.“Tapi sekarang aku yakin kalau Hanni adalah Hanna. Dia masih hidup, Cella. Dan dia sedang merencanakan sesuatu pada kita,” Putra memicingkan matanya tajam.***Marcella menutup pintu ruangannya. Dirinya langsung melempar tasnya ke atas meja.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Wanita itu menyugar rambutnya.Putra berjalan sambil bersedekap menuju ke jendela. Matanya memandang ke hamparan langit biru.“Untuk saat ini, kita harus berhati-hati pada wanita itu. Hanni–atau Hanna,” tandas Putra. “Dan juga Erik.”“Erik?”Putra lantas mencerit

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   51 - Hanni Menghilang

    “Katakan, Cella. Apa kamu ada hubungannya dengan penyekapan Hanni?” Desak Putra tajam.Dengan satu gerakan cepat, Marcella melepaskan dirinya dari cengkraman Putra.Wanita itu mendengus keras, mendongakkan dagunya sambil memandang suaminya dengan tatapan tak percaya.“Pelecehan? Penyekapan Hanni??” Kedua alis Marcella bertautan. “Aku bahkan enggak mengerti dengan ucapanmu. Tapi satu yang pasti, kamu sudah berbohong, Mas. Ternyata kamu membuntuti wanita sialan itu! Hah, kamu bahkan menuduhku yang enggak-enggak!”“Aku yakin seratus persen pria itu adalah teman SMA-mu. Aku ingat betul, Cella.”“Lantas?” Kedua bola mata Marcella melebar, menantang ucapan suaminya tadi. “Jika memang pria itu temanku, bukan berarti aku terlibat, Mas!”Marcella tertawa sinis. “Jangan-jangan, semalam kamu tidur dengan wanita sialan itu kan? Oh, astaga! Ternyata seleramu memang rendahan, Mas…”Putra hanya mematung. Kenapa Hanni tega mengirim foto-foto itu pada istrinya, pikir Putra. Untuk apa wanita itu menje

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   50 - Dijebak?

    “Ayo, buka pakaian dalammu, Hanna. Boleh kan aku memanggilmu dengan sebutan itu?” Sepasang mata Putra menyorot penuh gairah ke arah tubuh indah itu.Lantas, Hanna berjalan ke arah Putra, mendorong tubuh pria itu.“Tapi sebelumnya,” tangan Hanna bergerak pelan membuka satu per satu kancing kemeja Putra, “kamu juga harus menanggalkan pakaianmu.”Putra menyeringai begitu Hanna mulai melempar kemejanya ke sembarang arah, lalu lanjut melepas ikat pinggangnya.Hanna melirik nakal, melihat sesuatu yang menyembul di antara kedua kaki Putra.“Apa istrimu enggak pernah melakukan ini?” Tanya Hanna, menarik celana Putra. “Apa dia kurang menarik di atas ranjang?”“Sebenarnya dia cukup liar, tapi akhir-akhir ini kami sering bertengkar. Hubungan kami jadi dingin,” napas Putra mulai terdengar berat.Seketika, Putra menguap lebar. Sementara Hanna merangkak naik ke atas pangkuan Putra.Dada Hanna berdebar begitu kencang sekarang. Dia hanya bisa berharap obat tidur itu segera bekerja.“Duh, kok aku jadi

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   49 - Kenangan Masa Lalu

    Suara sorak sorai serta tepukan yang meriah dari para tamu terdengar begitu, Hanna dan Putra berciuman setelah sah menjadi suami istri.Hanna tak bisa menyembunyikan pipinya yang merona saat ciuman manis itu usai.Putra yang berdiri di depannya, menatap Hanna hangat. Raut wajah bahagia terpancar karena akhirnya dia sah memiliki Hanna sepenuhnya.“Istriku…” panggil Putra pelan. “Akhirnya kamu menjadi istriku, Hanna.”Hanna menyunggingkan senyumnya, mengangguk. Dadanya berdebar bahagia. Bagi Hanna, menikah dengan Putra adalah impiannya.Dia sangat mencintai pria ini. Di matanya, Putra adalah sosok yang sempurna, pekerja keras dan penyayang.Tiga tahun mereka pacaran, banyak rintangan yang harus dilalui, termasuk penolakan keras dari ibunya Hanna, Lidya.Tapi kini rintangan itu sudah mereka lewati. Sambil memegang buku nikah, mereka akan mengarungi hidup baru yang menyenangkan.“Sekarang, hadap ke kamera ya. Buku nikahnya tunjukkin,” titah fotorgrafer itu. “Jangan lupa senyum. Satu, dua,

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   48 - Perasaan Itu

    Erik menggeram kesal.Sudah seminggu setelah kejadian itu, tetapi pihak berwajib belum juga menemukan keberadaan Jordan.Yang membuat Erik tambah naik pitam adalah kemungkinan besar keterlibatan salah satu anak buahnya, Marcella.“Haruskah kita menyewa orang sendiri untuk mencari keberadaan pria sialan itu?” Erik melempar kedua tangannya ke udara. “Atau aku akan introgasi Marcella?”“Jangan, Erik.” Sergah Hanna. “Biarkan Marcella merasa bahwa dirinya aman, sampai Jordan tertangkap dan menyeret namanya.”“Tapi aku bahkan enggak tahan untuk melabraknya, Hanna,” geram Erik. “Dan plis, Hanna. Selalu beri tahu aku kalau kamu punya rencana. Aku enggak mau hal seperti ini terjadi.”“Maafkan aku, Erik…”Erik menghela napas pelan, berdiri di depan wanita itu. “Aku mencemaskamu. Apa… aku batalkan saja perjalananku kali ini?”“Hei!” kedua mata Hanna melebar. “Ini perjalanan dinas penting, Erik. Lagian, aku baik-baik saja kok.”“Tapi kalau aku enggak ada, kamu harus pulang-pergi sendiri. Gimana k

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   47 - Di Ujung Tanduk

    “Uh..” Jordan mendesah pelan. “Aku enggak menyangka tubuhmu seindah ini, Hanni…”Sebelum menarik turun pakaian dalam bagian bawah itu, ujung hidung Jordan menyentuh paha Hanna menyesap tubuh wanita itu dalam-dalam.Mau tak mau, Hanna menggeliat takut.“Pantas saja Marcella cemburu padamu…” tukasnya lagi. “Kamu tenang saja, Hanni. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut kok. Aku ahli dalam hal ini.”Jordan mendongak sambil melempar senyum nakal ke arah Hanna.Hanna terus saja terisak, berharap keajaiban datang.Jordan mengecup pinggul Hanna, menjilatnya pelan. “Hanni, Sayang… kamu enggak akan menyesal, karena aku akan membuatmu melayang…”Dada Hanna terasa begitu sesak. Napasnya tersengal berat saat merasakan pakaian dalam bagian bawah itu perlahan turun.Pipinya benar-benar basah sekarang.Sampai tiba-tiba…BRAK!Suara pintu yang mendobrak keras itu terdengar.‘Erik!’ Kedua mata Hanna membelalak penuh harap. “Hei! Brengsek!!!” Suara lelaki itu menggelegar.Jordan tersentak dan langsun

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   46 - Dalam Bahaya

    Angin malam berembus kencang, seiring dengan motor yang dikendarai Jordan melaju begitu cepat.Sesekali Hanna mendengar suara gemuruh dari atas sana. Sepertinya akan turun hujan.“Jordan, kapan kita sampai?” Tanya Hanna, suaranya nyaris tertelan kilatan petir yang seketika menyambar.“Masih beberapa kilometer lagi,” balas pria itu. Dari jalan besar yang ramai, lama-lama motor mereka memasuki kawasan yang sepi.Kini motor itu melaju di jalanan yang remang. Lampu-lampu jalan berpendar suram dengan kesunyian yang mencekam malam.Dada Hanna jadi berdebar kencang. Pelipisnya sedikit berkeringat karena gelisah.Sepertinya dia sudah melakukan kesalahan fatal dengan mengikuti permainan pria ini.Diam-diam, Hanna merogoh ke dalam tasnya. Dengan jari-jari yang gemetar dia mengirim pesan pada Erik.‘Sepertinya aku dalam bahaya.’Hanna pun menyalakan aplikasi GPS di ponselnya dan mengirimkannya pada Erik.“Jordan, aku berubah pikiran,” ucap Hanna.“Apa?”“Aku berubah pikiran!” Hanna menaikkan n

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   45 - Rasa Penasaran Putra

    Malam itu, Hanna baru saja keluar dari gedung Beauty Inc. ketika sebuah motor tiba-tiba melipir di depannya.Langkah Hanna terhenti. Keningnya mengerut memperhatikan siapa sosok di balik helm itu.“Jordan?” Hidung Hanna mengerut terkejut begitu Jordan menampakkan wajahnya.Dia tersenyum. “Kebetulan aku lewat sini dan melihatmu baru keluar dari gedung. Mau kuantar?”Rambut sebahu Hanna bergerak pelan. “Aku bisa pulang sendiri.”“Ayolah, anggap saja ini sebagai bentuk terima kasihku karena kamu bersedia jadi modelku,” desak Jordan lagi. “Aku bawa helm lagi kok.”Belum sempat Hanna mengiyakan ajakan itu, Jordan sudah keburu menjulurkan helm di hadapan Hanna.Hanna menghela napas pelan lalu menerima tumpangan itu. Sekalian, dia mau menggali lebih dalam soal pria ini. Siapa tahu Jordan keceplosan menyebut nama Marcella.Tak jauh dari situ, Putra memperhatikan mereka dengan curiga dari dalam mobilnya.‘Hanni. Dengan siapa dia pulang? Pacarnya?’ batin Putra penasaran. ‘Tapi tunggu, sepertiny

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   44 - Pertemuan dengan Jordan

    Pagi ini, Hanna sudah berdiri di depan kasir kopi langganan anak-anak kantor sambil menatap catatannya, mengecek ulang pesanan mereka.Tugas seperti sudah biasa baginya.“Tiga es americano, dua vanilla latte sama satu kopi susu. Semua less sugar ya,” tukas Hanna pada kasir yang berdiri di hadapannya.Saat sedang menunggu, seketika ada seseorang yang berdiri di sebelahnya.“Espresso, double shot,” suara barito pria itu membuat Hanna menoleh.Pria itu tinggi, mengenakan kaus hitam dan celana selutut sehingga terlihat begitu santai, dengan potongan rambut cepak.Pria itu tiba-tiba menoleh ke arahnya yang membuat Hanna terkesiap.Sial, dia tertangkap basah mencuri pandang ke pria itu!Cepat- cepat, Hanna memalingkan tatapannya.Lantas, kening pria itu mengernyit. “Kamu… kamu model produk kecantikan itu kan?”Hanna nampak terkejut.“Aku lihat videonya di media sosial. Cukup viral lho. Jadi, video itu bukan settingan ya?” Pria itu balik memperhatikan Hanna. “Kamu benar-benar seorang office

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status