Home / Rumah Tangga / Kebangkitan Istri Yang Lemah / 6. Kepercayaan Azizah Memudar?

Share

6. Kepercayaan Azizah Memudar?

Author: Lapini
last update Last Updated: 2024-11-13 10:16:53

“Mas ….”

Azizah menatap suaminya yang memakai jam tangan dihadapannya saat ini, perasaannya bimbang, antara ingin bertanya dan melupakan. Bukan hal mudah untuknya membahas kontak nama CH yang ada di ponsel sang suami.

Darino yang sudah selesai memakai jam tangannya pun menatap Azizah yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh arti, sehingga membuatnya sulit untuk memahaminya.

“Kenapa, Sayang?” tanya Darino dengan suara yang lembut, ia mengusap puncak kepala sang istri. Salah satu cara untuk menenangkan Azizah yang mungkin sedang banyak fikiran, sementara itu Azizah hanya bergeming memperhatikan Darino.

Azizah menggelengkan kepala dengan senyum manisnya, “Tidak jadi, Mas,” tuturnya dengan suara yang lembut. Ia merapihkan rambut sang suami yang sedikit berantakan dengan jari lentiknya.

“Hari ini cuma satu kelas?” tanya wanita itu, dijawab dengan anggukkan kepala.

“Tapi aku pulangnya telat. Selesai kelas jam dua belas, lanjut acara makan-makan sama dosen lainnya. Ada yang nikah, terus nikahannya di luar negri, jadi kebanyakan tidak ada yang datang,” jelas Darino, menatap istrinya yang menanggapinya dengan ‘oh’ dan kepala yang mengangguk-angguk.

“Berarti aku yang jemput Arlin?” tanya Azizah, menatap Darino yang menganggukkan kepala. Ia menghela nafasnya perlahan, “Okee. Tidak masalah,” lanjutnya, tersenyum manis kepada suaminya.

Seperti biasa, Azizah mengantar Darino hingga teras. Setelah kepergian Darino, Azizah masuk ke dalam rumahnya. Dirinya memilih untuk membuka laptop milik pribadi, saat Darino mandi, Azizah login w******p suaminya di laptop.

Sejak kejadian itu, kepercayaan Azizah terhadap Darino berkurang. Selalu curiga, ditambah Azizah menemukan satu pesan dengan kontak nama CH. Semakin membuatnya overthinking.

Raut wajah yang cemas, tetapi sedikit tenang, memperhatikan layar laptop yang menyala. Azizah bisa melihat semua chat yang dikirim dan diterima oleh Darino tanpa harus membuka pesan tersebut.

“Hahh?” Azizah menganga tidak percaya saat membaca pesan yang dikirim oleh kontak nama CH. “Cardanio Herlando? Temennya Mas Darino? Hahh?” Azizah dibuat hah-heh-hoh dengan fakta yang baru saja ia ketahui.

Wanita itu menghela nafas beratnya dengan tidak santai, seperti waktu sedang mengajaknya bercanda. Susah payah untuk membuktikan bahwa kecurigaannya itu benar, tetapi dipatahkan oleh fakta.

“Kenapa dikasih namanya CH?”

Azizah menegakkan tubuhnya, menggerakkan kursornya ke arah chat tepat dibawah chatnya. Darino memang menyematkan chat darinya, sejak mereka pacaran hingga saat ini. Jadi sepertinya mustahil kalau Darino bermain dibelakang, tetapi tidak semudah itu untuk Azizah percaya.

“Kali ini aku percaya,” monolognya, menutup laptopnya setelah meyakinkan diri bahwa suaminya tidak berbuat macam-macam diluar sana dan tidak ada pengkhianatan.

Azizah menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, meraih ponselnya untuk membaca notifikasi dari sahabatnya yang mengatakan sedang perjalanan ke rumah. Hal itu membuatnya langsung bangkit untuk menyiapkan cemilan dan minuman.

Beberapa menit kemudian terdengar suara perempuan di depan rumah dibarengi dengan ketukan pintu tidak santai, sehingga membuat Azizah yang berada di dapur pun melangkah dengan langkah lebar.

“La–”

Azizah tesenyum gemash, tangan kanannya mencapit mulut wanita dihadapannya saat ini. “Aku tadi di dapur, lagian yaa .. kamu cuma nunggu tiga menit,” ocehnya dengan sedikit kesal, menatap malas wanita dihadapannya saat ini yang terkekeh.

Azizah menepi ke sisi lain agar tidak menghalangi jalan sahabatnya yang ingin masuk. Wanita bersurai sebahu itu melangkah masuk setelah bingkisannya diterima oleh Azizah. Carlinta, sahabat Azizah itu menipiskan bibir.

“Kamu sedang mencari apa?”

Azizah menoleh, menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak tahu konteks apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Sedangkan Carlinta menghentikan langkah, menatap Azizah yang sedang menatapnya.

“Ekspresi seperti orang gelisah,” ucap Carlinta, ia menyunggingkan senyum penuh arti dan kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Azizah yang bergeming.

“Kamu bisa mengelak, tapi bukan sama aku,” tambahnya tanpa menoleh kebelakang. Bagaimana tidak paham tentang Azizah, sementara itu dirinya dan Azizah sudah lama berteman dari SMA? Atau SMP? Ya sudah dari jaman sekolah.

Jadi mudah saja untuk Carlinta memahami kecemasan yang tidak sengaja diperlihatkan oleh Azizah.

Azizah menyusul Carlinta yang sudah sepuluh langkah di depannya. “Entahlah. Akhir-akhir ini aku selalu curiga sama Mas Darino,” tuturnya setelah sejajar dengan Carlinta yang mengangguk-anggukkan kepala.

“Sejak kehadiran Carisa?” tanya Carlinta tepat sasaran. Ia menghentikan langkahnya, sehingga membuat wanita disisi kirinya ikut menghentikan langkah.

Mereka saling melempar pandang satu sama lain. Carlinta bersidekap dada, memperhatikan penampilkan sahabatnya yang hanya mengenakan daster bunga-bunga berwarna hijau, sangat jauh dari kata modis.

“Kamu bisa merubah cara berpakaianmu, supaya Darino tidak kepincut lagi dengan masalalunya,” ujar Carlinta, menatap kedua mata Azizah yang sedang menatapnya.

Saran yang diberikan oleh Carlinta tidak buruk, tetapi tidak baik juga. Azizah sepenuhnya menjadi Ibu Rumah Tangga, tugas dan kewajibannya mengurus rumah, anak dan suami. Untuk merawat diri saja kalau ingat dan kalau ada waktu senggang.

Azizah menghela nafasnya, lalu melangkahkan kaki meninggalkan Carlinta yang langsung mengikuti langkahnya.

“Laki-laki itu tidak menolak kalau dikasih makanan lezat, walaupun dia sudah kenyang dengan hidangan sebelumnya,” ujar Carlinta. Dirinya sesekali melirik ke sisi kirinya untuk melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh Azizah. Sayangnya, Azizah tidak bereaksi apapun.

“Aku percaya suamiku tidak ada hubungan spesial dengan Carisa,” ucap Azizah dengan keyakinan penuh, ia menghentikan langkah dan berdiri berhadapan dengan Carlinta.

Ting!

Carlinta mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, ia membuka satu notifikasi pesan dari sang suami yang mengirim sebuah foto kepadanya. Dirinya menaikkan pandangan setelah melihat jelas foto tersebut.

“Kalau aku memberitahumu sesuatu. Apakah kamu akan menarik kalimatmu sebelumnya?

Related chapters

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   7. Carisa Berulah

    Azizah mengetukkan jemari telunjuknya di meja kaca, tatapannya lurus menatap Carlinta yang sedang menatapnya. Sahabatnya itu memperlihatkan sebuah foto kepadanya, di dalam foto tersebut terlihat Darino sedang merangkul Carisa.“Kamu tidak berani menghubungi suamimu sendiri, hm?” tanya Carlinta, melirik ponsel yang ada dihadapan Azizah. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, “Kamu takut kalau Darino akan memarahimu karena sedang mengajar?”Azizah bergeming. Sudah lebih dari sepuluh menit dirinya terdiam, sehingga membuat Carlinta gemas sendiri melihatnya. Bagaimana tidak? Azizah seolah tidak percaya dengan foto yang dikirim oleh suami Carlinta.Azizah memikirkan banyak aspek, salah satunya jika dirinya bertanya kepada Darino yang saat ini sedang ada jadwal mengajar, akan membuat suaminya itu hilang fokus dan berakibat menyampaikan materinya berantakan.Jujur saja, Azizah sangat ingin bertanya kepada suaminya mengenai foto yang diperlihatkan oleh Gibran -Suami Carlinta, sekalig

    Last Updated : 2024-11-14
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   8. Mantan Kekasih dan Istri

    Azizah melangkahkan kaki jenjangnya mendekati gadis kecil yang duduk di ayunan bersama dengan seorang bocah laki-laki yang duduk disebelah gadis kecil itu. Dirinya datang bersama dengan Carlinta-Mama dari bocah laki-laki yang sedang bersama putrinya.“MAMA ….”Azizah tersenyum manis kepada putrinya yang turun dari ayunan dan berlari kecil mendekatinya. “Hei … sudah lama menunggu? Maaf ya Mama telat jemput kamu,” tuturnya dengan suara lembut, mengecup kedua pipi Arlin.Carlinta merangkul putranya yang berdiri disisi kanannya saat ini. “Ms. Carisa tidak datang hari ini?” tanyanya, menatap putranya yang mendongak supaya bisa bertatapan dengannya.Azizah berdiri dengan menggenggam tangan Arlin, menatap Carlinta yang langsung to the point. Ia menyenggol lengan Carlinta saat sudut matanya menangkap pergerakan seorang perempuang yang keluar dari salah satu ruangan, dan melangkah mendekat.“Datang kok. Tadi Ms. Carisa juga kasih tugas ke kami,” jawab Nadi, kedua matanya memperhatikan mamanya

    Last Updated : 2024-11-15
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   9. Carisa Berulah, Lagi

    Azizah memperhatikan suaminya, Darino, yang sedang mencuci tangan di wastafel. Tatapannya berpindah ke putri kecil mereka yang sedang menghabiskan sepiring pudding dengan vla rasa vanilla. Senyumnya sedikit merekah melihat kebahagiaan sederhana putrinya.TING!Tiba-tiba suara dentingan ponsel Darino menarik perhatian Azizah. Ponsel itu tergeletak di meja sebelahnya. Azizah menaikkan sebelah alisnya, tanda keheranan. "Mas, ada pesan masuk," katanya, suaranya terdengar lembut namun penuh tanda tanya.Darino mematikan keran air, menepuk-nepuk tangannya dengan handuk sebelum melangkah mendekati Azizah yang duduk di kursi satu set dengan meja makan. Ada sedikit kerutan di dahinya saat ia meraih ponselnya. Azizah memperhatikan gerak-geriknya, mencoba menangkap ekspresi apa pun yang mungkin menunjukkan siapa pengirim pesan tersebut."Siapa yang mengirim pesan, Mas?" tanya Azizah dengan nada sehalus mungkin, meski hatinya berdebar kencang.Darino membuka ponselnya dan membaca pesan tersebut.

    Last Updated : 2024-11-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   10. Azizah Tidak Tinggal Diam

    Azizah menghela nafasnya secara perlahan, ingatannya kembali pada pesan yang diterima oleh Darino dari nomor yang tidak disimpan oleh Darino, tetapi pengirim pesan menyebutkan nama.Carisa, perempuan itu yang mengirim pesan kepada Darino. Isi pesan yang dikirim oleh Carisa; Mas, nomor 204 hotel Hardenz. Selang beberapa detik diunsend, dan kembali mengirim pesan yang berisi ‘Sorry salah kirim’.Azizah memperhatikan suaminya yang tidur di sofa yang ada di sudut kamar. “Aku tahu itu bukan salah kamu, tapi aku cape, jadi pelampiasannya ke kamu,” ucapnya, mengusap wajahnya gusar.Azizah menyikap selimutnya, lalu melangkahkan kaki mendekati Darino. Bagaimanapun juga pria itu masih menjadi suaminya, dan Darino sudah mengambil keputusan tadi malam.‘Apa?’ tanya Azizah, menatap Darino yang berdiri dihadapannya saat ini. ‘Kalau kamu yang bertindak, besok aku akan ke rumah Bunda sama Ayah. Aku kembali ketika kamu sudah mengurus dan membuat Carisa berhenti mengganggu keluarga kita,’ imbuhnya.‘Bi

    Last Updated : 2024-11-18
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   11. Azizah Tersenyum Lebar

    Darino dan Carisa bertemu di sebuah kafe yang tenang. Carisa tampak senang saat mengetahui Darino mengajaknya berbicara berdua, senyum manis menghiasi wajahnya. Di sisi lain, Darino merasa berat hati untuk bertemu dengan Carisa, namun ia tahu ini adalah sesuatu yang harus ia lakukan."Carisa, aku minta tolong, mulai sekarang jangan lagi menghubungi aku," katanya dengan nada tegas. Carisa terkejut, namun dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. "Oke," jawabnya singkat, senyum di wajahnya tetap terjaga.Darino merasa sedikit lega walaupun dirinya seperti tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Carisa.“Aku serius. Jangan pernah lagi menghubungiku,” tekannya sekali lagi, kali ini lebih tegas supaya ucapannya tidak dianggap main-main oleh Carisa yang bergumam pelan dan kepala yang mengangguk-angguk. “Aku juga tidak akan menghubungimu lagi. Kamu tenang saja, Darino. Lagipula, tanpa aku menghubungimu, kamu yang mendekat dan mengajaknya untuk bertemu seperti ini, kan?” oceh Carisa d

    Last Updated : 2024-11-19
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   12. Hubungan Rahasia Darino & Carisa?

    Beberapa jam yang lalu ….Azizah menatap kedua mata suaminya yang penuh perhatian. "Mas, aku punya ide supaya Carisa tidak lagi mengganggu kita," katanya dengan nada tegas namun penuh harap.Darino mengerutkan dahinya, penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Azizah. "Apa idemu, Sayang?" tanyanya, benar-benar ingin tahu.Azizah menghela napas sejenak, memastikan bahwa suaminya siap mendengarkan dengan serius. "Aku akan menyewa laki-laki untuk membuat Carisa malu di khalayak umum. Aku punya uang untuk menyewa, jadi kamu tidak perlu memikirkan biayanya," jelasnya, menaik-turunkan kedua alisnya.“Apa kamu yakin akan berhasil?”Azizah bergumam pelan, mengendikkan kedua bahunya, “Tidak tahu, tapi aku yakin sih bakalan berhasil. Aku ngehubungin orangnya kalau kamu setuju.” Kedua matanya menatap Darino dengan tatapan penuh harap.Darino mendengarkan dengan seksama, mencoba membayangkan bagaimana rencana itu bisa dijalankan. Setelah beberapa detik merenung, ia menyunggingkan senyum, me

    Last Updated : 2024-11-20
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   13. Siapa Yang Datang?

    “ARRGHH!”Darino berteriak frustasi saat panggilan suaranya tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia memukul stir kemudi dengan keras, melampiaskan kekecewaan dan kemarahannya sebelum akhirnya melajukan kendaraan roda empatnya, meninggalkan parkiran sebuah klub malam dengan kecepatan yang semakin meningkat. Kesadarannya masih tersisa 50%, cukup untuk mengendalikan emosinya yang meluap-luap.Dalam benaknya, hanya ada satu tujuan: rumah mertuanya, tempat di mana ia berharap bisa bertemu dengan sang istri, Azizah. Darino berharap kehadiran Azizah bisa menenangkan badai yang sedang berkecamuk dalam pikirannya. Ia mengarahkan mobilnya ke rumah mertuanya, melintasi jalanan yang sepi dengan perasaan yang campur aduk antara harapan dan ketidakpastian.Namun, setibanya di sana, harapannya perlahan memudar. Rumah mertuanya tampak sangat sepi, seperti tidak berpenghuni. Lampu-lampu padam, tidak ada suara kehidupan di dalamnya. Darino keluar dari mobilnya, melangkah dengan langkah berat menuju pintu d

    Last Updated : 2024-11-22
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   14. Complicated

    Satu jam yang lalu ….“Kamu ngapain disini? Bukannya kamu ada di rumah Bibi?” tanya seorang perempuan yang berdiri dibelakang Azizah yang terkejut akan kehadirannya.Azizah menghela nafas setelah tahu siapa yang datang, ia menunduk untuk mengambil kunci rumah yang jatuh karena dikejutkan akan kehadiran Carlinta yang secara tiba-tiba dibelakangnya.Azizah bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya saat kunci rumah direbut paksa oleh Carlinta, sahabatnya itu membuka kembali pintu rumah yang sudah dikunci olehnya. Azizah ditarik paksa buat masuk ke dalam rumah.“Ceritakan kepadamu bagaimana bisa kamu ada disini, sedangkan kamu sudah ada pamit kepadaku kalau sedang ada dirumah bibi?” tanya Carlinta setelah mengunci kembali pintu rumah, dan duduk di sofa ruang tamu bersama dengan Azizah yang ditarik olehnya secara paksa.Azizah memberikan ponselnya kepada Carlinta supaya sahabatnya itu melihat sendiri penyebab dirinya berada di sini dengan satu koper besar berwarna biru. “Darino berulah lag

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   72. Malam Azizah & Fernandra

    Azizah menghela nafasnya perlahan, ia menatap langit yang sudah gelap dan hanya dihiasi oleh bintang-bintang. Hanya ada dirinya saja di halaman belakang villa di saat semua orang tertidur, termasuk suaminya.Ingatan perempuan itu kembali pada saat semuanya terbongkar. Rencananya bersama Fernandra, dan saat dirinya mengikuti Darino. Dua jam yang lalu mereka berdebat cukup sengit, baru bisa berhenti satu jam yang lalu.“Kamu masih memikirkan kejadian tadi?”Suara berat milik seorang pria tiba-tiba saja hadir, membuat Azizah menoleh dan mendapati Fernandra yang kini memilih untuk duduk di kursi kosong sisi kirinya. Fernandra memberikan kaleng soda kepada Azizah.“Thanks,” ucap Azizah setelah menerima kaleng tersebut, dan langsung membukanya tanpa berfikir panjang.Fernandra hanya menanggapinya dengan kepala yang mengangguk, mengalihkan atensinya menjadi menatap langit yang gelap. “Hubunganmu dan Darino akan baik-baik saja, kalau itu yang membuatmu tidak bisa tidur,” tuturnya dengan tenan

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   71. Eksekusi (2) & Terbongkar

    Darino menatap seorang laki-laki yang berdiri dihadapannya dengan ekspresi wajah datar. “Kamu suka sama istri saya?” tanyanya, membuat Darnius menaikkan sebelah alis. “Jujur saja, tidak ada orang lain selain saya dan kamu,” imbuhnya.Darnius memicingkan mata, “Aku suka sama istri kamu?” tanyanya, lalu menyunggingkan senyum miringnya. “Istri kamu itu sempurna. So, siapa sih yang gak suka sama dia?” tambahnya dengan nada bicara yang santai.Darino hanya bergeming, memberikan ruang dan waktu untuk Darnius yang terkekeh. “Aku fikir, orang kaya kamu gini, tidak akan sadar kalau aku tertarik sama Azizah,” lanjutnya.Sementara itu di belakang tembok, terdapat dua insan berbeda jenis sedang berdiri membelakangi tembok dengan earbuds yang menyumpal di salah satu telinga masing-masing, Azizah memakainya ditelinga kanan, dan Fernandra memasang di telinga kiri.“Darino tahu kalau aku ikutan kaya gini?” tanya Azizah dengan suaranya yang pelan, menatap Fernanda yang sedang menatapnya. Ia memicingka

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   70. Eksekusi (1)

    Azizah menaikkan dagunya menantang perempuan yang ada dihadapannya saat ini, ia bersidekap dada dan ekspresi wajahnya datar. Sedangkan Carisa menyentuh pipi kanan yang merah karena ditampar oleh Azizah.Pertengkarangan keduanya menarik perhatian tamu undangan yang lain, terkecuali Fernandra yang tersenyum miring di belakang Darnius yang siap untuk mendekati Azizah. Fernandra melirik ke arah Darino, memberikan isyarat untuk pria itu bertindak.“Aku sudah cukup sabar ya, Carisa. Kali ini aku tidak akan sabar lagi,” ucap Azizah dengan penuh penekanan, melangkah maju sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan Carisa yang menelan saliva.Azizah menyunggingkan smirk smilenya, lalu berbisik di telinga kanan Carisa, “Aku tahu ini rencana kamu untuk menjatuhkanku.”Carisa menatap Azizah yang tengah menatapnya setelah menjauhkan wajah dari telinganya. Perempuan dihadapannya saat ini tidak seperti Azizah yang sering ia temui, suasana disekitarnya pun menjadi merinding. Aura Azizah saat ini sepe

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   69. Kejadian Malam Hari

    Azizah melangkahkan kedua kakinya dengan anggun mendekati meja bundar yang diisi oleh Darino, senyumnya tak luntur hingga tiba duduk di sebelah sang suami yang menyambutnya dengan hangat.“Ini dress yang aku beli waktu itu?” tanya Darino dengan suaranya yang lembut, menatap wanitanya yang menganggukkan kepala. Hal itu membuat senyumannya semakin lebar, “Aku fikir akan kebesaran atau kekecilan, ternyata pas untuk kamu,” lanjutnya setengah berbisik.Azizah terkekeh pelan, mendekatkan wajahnya pada telinga kiri suaminya, “Aku harus cantik, karena mantan kamu disini, Mas. Benar begitu bukan?” bisiknya, menyunggingkan senyum manisnya kepada Darino yang bergumam pelan.Azizah menjauhkan wajahnya saat mendengar suara microphone yang berdengung, atensinya kini menatap Fernandra yang berdiri di atas panggung kecil di atas sana, lalu melirik melalui sudut matanya. Ia mendapati kedua insan berbeda jenis itu saling bertatapan satu sama lain, walaupun keduanya berbeda meja.Wanita itu menoleh ke s

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   68. Obrolan Fernandra & Darino

    “Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?”Darino menatap Fernandra yang berdiri dihadapannya dengan mengangkat tab dan senyum miring. Hal itu membuat Darino menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan rencana apa yang direncanakan oleh pria dihadapannya, dan penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Fernandra.“Ada hal yang harus aku beritahu,” ucap Fernandra tanpa menatap Darino yang memicingkan mata, ia fokus menatap layar tab berukuran 12”inch, lalu terkekeh pelan. Fernandra menaikkan pandangannya, “Lebih baik duduk di sana. Tidak nyaman jika bicara sambil berdiri seperti ini,” ucapnya, mengulurkan tangan ke arah sofa berwarna putih, memberikan isyarat kepada Darino untuk melangkah lebih dahulu.Darino mengindahkannya, melangkahkan kakinya mendekati sofa putih yang terletak di dekat jendela, diikuti oleh Fernandra yang masih memfokuskan atensinya ke arah layar tab yang memperlihatkan sebuah rekaman CCTV dua orang yang sedang duduk berdua, telinga kanannya disumpal oleh eabuds berw

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   67. Villa Fernandra

    “Gimana hubunganmu dengan Azizah? Overall okey?” tanya Fernandra dengan santai disela-sela melangkahnya, mengikuti langkah Azizah yang sedang melakukan panggilan video dengan Arlin, 6 langkah darinya.Darino bergumam menanggapinya, kedua matanya memperhatikan istrinya dan sesekali mengedarkan atensinya untuk memastikan tidak ada yang berniat jahat kepada istrinya yang terlihat happy saat memperlihatkan seisi ruangan di lantai satu ini.“Hubungan aku dan Azizah tidak pernah ada masalah,” ucap Darino, lalu menoleh saat pria di sisi kirinya ini tertawa. “Hanya ada binatang buas di luaran,”: tambahnya, semakin membuat Fernandra tertawa.“Seperti itu kamu bilang tidak pernah ada masalah?” celetuk Fernandra, tersenyum penuh arti kepada Darino yang otomatis menghentikan langkah dan menatapnya. “Ada yang ingin aku bicarakan. Tidak di sini. Ikut aku,” bisiknya, memberikan isyarat kepada Darino yang tidak mengalihkan atensi sedikitpun darinya.Fernandra melangkah kaki mendekati Azizah yang meno

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   66. Azizah, Darini, Carisa & Fernandra

    Azizah bersedekap dada dengan ekspresi wajahnya yang datar, menatap perempuan yang ada dihadapannya saat ini. Carisa Hargantasya, masalalu dari suaminya dan perempuan yang masih mengejar Darino, bahkan berusaha untuk merebut Darino darinya.Tidak ada orang lain disini, termasuk suaminya yang sedang pergi ke kamar mandi.Azizah tidak ceroboh, ia memperhatikan sekitar, lalu tersenyum miring saat daun sirih di depan sana bergerak disaat tidak ada angin. Sudah jelas sekali ada orang lain yang sedang mengupingnya. Tidak usah menebaknya lebih lanjut, dirinya sudah mengetahui siapa orang itu.“Gimana tadi perjalanannya? Lancar?” tanya Azizah dengan suara lembut, mengulas senyum manisnya kepada Carisa yang menaikkan sebelah alis bingung. “Pasti capek ya nyetir sendiri? Aku saja tadi bergantian sama Mas Darino,” tambahnya, diakhiri dengan tersenyum tipis.“Kamu ….”“Oh sebentar ….” Azizah masuk ke dalam mobilnya, lalu kembali kehadapan Carisa yang tidak mengalihkan atensi sedikitpun darinya. I

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   65. Perjalanan Darino & Azizah

    “Fernandra sudah menunggu disana?” tanya Darino, menoleh ke sisi kirinya untuk melihat wanitanya yang menoleh.“Aku tidak nanya kepadanya setelah aku mengabari kalau kita akan datang ke pembukaan villa-nya,” ucap Azizah dengan santai, lalu mengalihkan atensinya memperhatikan jalan tol yang sangat senggang pada pagi menjelang siang ini.Darino hanya menanggapinya dengan kepala yang mengangguk-angguk, “Aku kira, kamu bertukar pesan dengannya,” ucapnya tanpa menatap Azizah.Azizah tersenyum tipis, bodoh jika dirinya tidak memahami penuturan yang baru saja diucapkan oleh Darino kepadanya. Kalimat menyindir untuknya, mungkin juga lebih tepatnya kalimat sarkas yang ditujukan kepadanya.Azizah merupakan wanita pintar dan peka terhadap sekitarnya. “Aku tidak seperti itu, Mas. Aku sangat menjaga perasaan kamu yng masih menjadi suami aku,” imbuhnya, melirik suaminya yang terdiam.Azizah membalas yang sama, ia melemparkan kalimat sarkas untuk Darino, dan dirinya sangat yakin bahwa Darino menyada

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   64. Menjalankan Misi

    “Bagaimana? Sudah kamu bicarakan dengan Darino?”Kedua atensi Azizah menatap lurus pintu, bukan … lebih tepatnya memperhatikan kunci yang menggantung di depan sana. Saat ini dirinya sedang berada di kamar kosong yang sudah lama tidak dipakai, karena kamar ini khusus untuk tamu jika keluarga besarnya datang dan menginap.Ponsel pintar yang menempel pada telinga kanan perempuan itu membuat Azizah harus mempertajam indra pendengarannya, supaya terdengar jelas suara seorang pria disebrang sana.“Sudah. Nanti jam sembilanan aku berangkat dari sama Darino. Kamu akan standby di sana, kan?” ujar Azizah kepada seseorang yang diyakini ialah Fernandra Aurinta, masalalunya yang saat ini sedang bekerjasama dengannya untuk mengungkap peneror yang sudah meresahkan hampir satu bulan ini.Sementara itu di tempat lain, seorang pria berdiri dengan tangan kirinya yang dimasukkan ke dalam saku celananya, kedua matanya tertuju kepada perempuan yang terikat di kursi dengan mulut yang dilakban.“Ya. Aku akan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status