Home / Rumah Tangga / Kebangkitan Istri Yang Lemah / 8. Mantan Kekasih dan Istri

Share

8. Mantan Kekasih dan Istri

Author: Lapini
last update Last Updated: 2024-11-15 10:22:15

Azizah melangkahkan kaki jenjangnya mendekati gadis kecil yang duduk di ayunan bersama dengan seorang bocah laki-laki yang duduk disebelah gadis kecil itu. Dirinya datang bersama dengan Carlinta-Mama dari bocah laki-laki yang sedang bersama putrinya.

“MAMA ….”

Azizah tersenyum manis kepada putrinya yang turun dari ayunan dan berlari kecil mendekatinya. “Hei … sudah lama menunggu? Maaf ya Mama telat jemput kamu,” tuturnya dengan suara lembut, mengecup kedua pipi Arlin.

Carlinta merangkul putranya yang berdiri disisi kanannya saat ini. “Ms. Carisa tidak datang hari ini?” tanyanya, menatap putranya yang mendongak supaya bisa bertatapan dengannya.

Azizah berdiri dengan menggenggam tangan Arlin, menatap Carlinta yang langsung to the point. Ia menyenggol lengan Carlinta saat sudut matanya menangkap pergerakan seorang perempuang yang keluar dari salah satu ruangan, dan melangkah mendekat.

“Datang kok. Tadi Ms. Carisa juga kasih tugas ke kami,” jawab Nadi, kedua matanya memperhatikan mamanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   9. Carisa Berulah, Lagi

    Azizah memperhatikan suaminya, Darino, yang sedang mencuci tangan di wastafel. Tatapannya berpindah ke putri kecil mereka yang sedang menghabiskan sepiring pudding dengan vla rasa vanilla. Senyumnya sedikit merekah melihat kebahagiaan sederhana putrinya.TING!Tiba-tiba suara dentingan ponsel Darino menarik perhatian Azizah. Ponsel itu tergeletak di meja sebelahnya. Azizah menaikkan sebelah alisnya, tanda keheranan. "Mas, ada pesan masuk," katanya, suaranya terdengar lembut namun penuh tanda tanya.Darino mematikan keran air, menepuk-nepuk tangannya dengan handuk sebelum melangkah mendekati Azizah yang duduk di kursi satu set dengan meja makan. Ada sedikit kerutan di dahinya saat ia meraih ponselnya. Azizah memperhatikan gerak-geriknya, mencoba menangkap ekspresi apa pun yang mungkin menunjukkan siapa pengirim pesan tersebut."Siapa yang mengirim pesan, Mas?" tanya Azizah dengan nada sehalus mungkin, meski hatinya berdebar kencang.Darino membuka ponselnya dan membaca pesan tersebut.

    Last Updated : 2024-11-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   10. Azizah Tidak Tinggal Diam

    Azizah menghela nafasnya secara perlahan, ingatannya kembali pada pesan yang diterima oleh Darino dari nomor yang tidak disimpan oleh Darino, tetapi pengirim pesan menyebutkan nama.Carisa, perempuan itu yang mengirim pesan kepada Darino. Isi pesan yang dikirim oleh Carisa; Mas, nomor 204 hotel Hardenz. Selang beberapa detik diunsend, dan kembali mengirim pesan yang berisi ‘Sorry salah kirim’.Azizah memperhatikan suaminya yang tidur di sofa yang ada di sudut kamar. “Aku tahu itu bukan salah kamu, tapi aku cape, jadi pelampiasannya ke kamu,” ucapnya, mengusap wajahnya gusar.Azizah menyikap selimutnya, lalu melangkahkan kaki mendekati Darino. Bagaimanapun juga pria itu masih menjadi suaminya, dan Darino sudah mengambil keputusan tadi malam.‘Apa?’ tanya Azizah, menatap Darino yang berdiri dihadapannya saat ini. ‘Kalau kamu yang bertindak, besok aku akan ke rumah Bunda sama Ayah. Aku kembali ketika kamu sudah mengurus dan membuat Carisa berhenti mengganggu keluarga kita,’ imbuhnya.‘Bi

    Last Updated : 2024-11-18
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   11. Azizah Tersenyum Lebar

    Darino dan Carisa bertemu di sebuah kafe yang tenang. Carisa tampak senang saat mengetahui Darino mengajaknya berbicara berdua, senyum manis menghiasi wajahnya. Di sisi lain, Darino merasa berat hati untuk bertemu dengan Carisa, namun ia tahu ini adalah sesuatu yang harus ia lakukan."Carisa, aku minta tolong, mulai sekarang jangan lagi menghubungi aku," katanya dengan nada tegas. Carisa terkejut, namun dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. "Oke," jawabnya singkat, senyum di wajahnya tetap terjaga.Darino merasa sedikit lega walaupun dirinya seperti tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Carisa.“Aku serius. Jangan pernah lagi menghubungiku,” tekannya sekali lagi, kali ini lebih tegas supaya ucapannya tidak dianggap main-main oleh Carisa yang bergumam pelan dan kepala yang mengangguk-angguk. “Aku juga tidak akan menghubungimu lagi. Kamu tenang saja, Darino. Lagipula, tanpa aku menghubungimu, kamu yang mendekat dan mengajaknya untuk bertemu seperti ini, kan?” oceh Carisa d

    Last Updated : 2024-11-19
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   12. Hubungan Rahasia Darino & Carisa?

    Beberapa jam yang lalu ….Azizah menatap kedua mata suaminya yang penuh perhatian. "Mas, aku punya ide supaya Carisa tidak lagi mengganggu kita," katanya dengan nada tegas namun penuh harap.Darino mengerutkan dahinya, penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Azizah. "Apa idemu, Sayang?" tanyanya, benar-benar ingin tahu.Azizah menghela napas sejenak, memastikan bahwa suaminya siap mendengarkan dengan serius. "Aku akan menyewa laki-laki untuk membuat Carisa malu di khalayak umum. Aku punya uang untuk menyewa, jadi kamu tidak perlu memikirkan biayanya," jelasnya, menaik-turunkan kedua alisnya.“Apa kamu yakin akan berhasil?”Azizah bergumam pelan, mengendikkan kedua bahunya, “Tidak tahu, tapi aku yakin sih bakalan berhasil. Aku ngehubungin orangnya kalau kamu setuju.” Kedua matanya menatap Darino dengan tatapan penuh harap.Darino mendengarkan dengan seksama, mencoba membayangkan bagaimana rencana itu bisa dijalankan. Setelah beberapa detik merenung, ia menyunggingkan senyum, me

    Last Updated : 2024-11-20
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   13. Siapa Yang Datang?

    “ARRGHH!”Darino berteriak frustasi saat panggilan suaranya tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia memukul stir kemudi dengan keras, melampiaskan kekecewaan dan kemarahannya sebelum akhirnya melajukan kendaraan roda empatnya, meninggalkan parkiran sebuah klub malam dengan kecepatan yang semakin meningkat. Kesadarannya masih tersisa 50%, cukup untuk mengendalikan emosinya yang meluap-luap.Dalam benaknya, hanya ada satu tujuan: rumah mertuanya, tempat di mana ia berharap bisa bertemu dengan sang istri, Azizah. Darino berharap kehadiran Azizah bisa menenangkan badai yang sedang berkecamuk dalam pikirannya. Ia mengarahkan mobilnya ke rumah mertuanya, melintasi jalanan yang sepi dengan perasaan yang campur aduk antara harapan dan ketidakpastian.Namun, setibanya di sana, harapannya perlahan memudar. Rumah mertuanya tampak sangat sepi, seperti tidak berpenghuni. Lampu-lampu padam, tidak ada suara kehidupan di dalamnya. Darino keluar dari mobilnya, melangkah dengan langkah berat menuju pintu d

    Last Updated : 2024-11-22
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   14. Complicated

    Satu jam yang lalu ….“Kamu ngapain disini? Bukannya kamu ada di rumah Bibi?” tanya seorang perempuan yang berdiri dibelakang Azizah yang terkejut akan kehadirannya.Azizah menghela nafas setelah tahu siapa yang datang, ia menunduk untuk mengambil kunci rumah yang jatuh karena dikejutkan akan kehadiran Carlinta yang secara tiba-tiba dibelakangnya.Azizah bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya saat kunci rumah direbut paksa oleh Carlinta, sahabatnya itu membuka kembali pintu rumah yang sudah dikunci olehnya. Azizah ditarik paksa buat masuk ke dalam rumah.“Ceritakan kepadamu bagaimana bisa kamu ada disini, sedangkan kamu sudah ada pamit kepadaku kalau sedang ada dirumah bibi?” tanya Carlinta setelah mengunci kembali pintu rumah, dan duduk di sofa ruang tamu bersama dengan Azizah yang ditarik olehnya secara paksa.Azizah memberikan ponselnya kepada Carlinta supaya sahabatnya itu melihat sendiri penyebab dirinya berada di sini dengan satu koper besar berwarna biru. “Darino berulah lag

    Last Updated : 2024-11-25
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   15. Carisa Kecentilan

    Darino tersenyum manis saat melihat putri kecilnya yang berlari menghampirinya, ia memeluk gadis kecil itu lalu mengecup kedua pipi Arlin gemas. “Mau langsung pulang?” tanyanya, ditanggapi dengan bergumam.Pada siang hari ini, Darino yang menjemput Arlin karena dirinya sedang tidak memiliki jadwal mengajar dan istrinya sedang demam. Darino dengan senang hati menjemput dan tadi pagi mengantar Arlin pergi ke sekolah.“Mampir beli buah sama beli kue dulu. Boleh?” ujar Arlin, menatap papanya yang menganggukkan kepala dan tersenyum lebar kepadanya.“Apasih yang tidak buat putri papa yang cantik ini,” ucap Darino dengan gemas, ia menoel pangkal hidung Arlin lalu terkekeh setelahnya.Arlin tertawa pelan, menggenggam tangan papanya dan mengikuti langkah Darino ke sisi penumpang sebelah kiri samping pengemudi. Tanpa menunggu perintah, dirinya langsung masuk begitu Darino membuka pintu mobil.Senyum Darino tidak luntur, mengusap puncak kepala putrinya lalu menutup pintu mobil dihadapannya saat

    Last Updated : 2024-11-26
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   16. Pertanyaan dari Arlin

    “Halo, Mrs. Carisa,” sapa Arlin dengan sopan, tersenyum manis kepada Carisa yang membalasnya dengan senyuman.“Halo, Arlin cantik,” balas Carisa dengan suaranya yang lembut, tetapi membuat Arlin mendelik.Carlinta berdeham cukup keras, sehingga semua mata tertuju kepadanya. “Mrs. Carisa bukannya ada di sekolah ya sekarang? Kok malah keluyuran?” tanyanya dengan tenang tetapi menyudutkan Carisa yang bergumam pelan seolah tidak melakukan kesalahan.Padahal sudah jelas-jelas Carisa melakukan kesalahan. Saat ini masih jam kerja untuk Carisa, walaupun anak-anak sudah pulang. Kedua, sudah jelas Carisa mengikuti mobil Darino hingga ke toko kue ini dan bersandiwara seolah semua kebetulan.Nadi yang berdiri disebelah Carlinta hanya terdiam mendengarkan yang lainnya berbicara, begitupun dengan Darino yang tampak enggan untuk bersuara dan membiarkan putrinya yang berbicara.“Oh ini … saya ingin mengambil pesanan kue ulang tahun untuk Mrs.Yulia,” ujar Carisa setelah beberapa menit hanya terdiam, m

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   32. Paket Dari Siapa?

    Azizah menatap mommynya yang baru saja mengunci pintu kamar, hal itu membuatnya menaikkan sebelah alis tipis. Azizah mengenal mommynya seperti apa, walaupun tidak tinggal bareng selama beberapa tahun ini.“Mom ….”“Kamu tetap di rumah, jangan kemana-mana. Tadi pagi Bi Ina melihat orang mencurigakan yang sedang mantau rumah ini,” ucap Karisya dengan serius, menatap Azizah yang mengerjapkan kedua mata.Azizah kembali mengatupkan bibirnya saat mommynya mendesis, bahkan menempatkan jari telunjuk didepan bibirnya, memberikan isyarat kepadanya untuk tidak berbicara dan membiarkan wanita dihadapannya saat ini yang berbicara. Azizah menganggukkan kepala sebagai respon bahwa dirinya mengerti.“Mommy sama Daddy sudah melihat CCTV. Orang itu memiliki postur tubuh seperti laki-laki, dan menurut Mommy … orang itu bukan orang sembarangan, karena dia tahu rumah ini dan masuk ke area komplek ini,” tambah Karisya.Penuturan yang baru saja diucapkan oleh Karisya membuat Azizah terdiam. Kalau memang lak

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   31. Arlin Mengetahuinya?

    Azizah menatap Darino yang sudah bersiap untuk pergi ke kantor dengan pakaian casual, ia tersenyum kepada suaminya yang sedang membalas tatapannya. Pagi ini, Darino ada jadwal mengajar, jadi Darino akan kembali meninggalkan Azizah yang memilih untuk berada di rumah kedua orangtua wanita itu.“Kamu selesai kelasnya siang?” tanya Azizah setelah beberapa menit hanya terdiam, dijawab dengan anggukkan dari sang suami. “Nanti kamu yang jemput Arlin ya berarti?” lanjutnya.Darino tersenyum manis kepada istrinya, mengusap puncak kepala wanita yang sangat ia cintai ini. “Iya, Sayang. Kamu hari ini ikut Mommy ke kantor?” tanyanya dengan suara lembut.“Betul. Nanti Arlin biar aku sama Mommy yang mengantar. Nanti ada guru baru temen Mommy yang akan masuk mengajar di sekolah Arlin, dia juga yang akan menjaga Arlin selama di sekolah,” jelas Azizah, menatap suaminya yang memicingkan mata bingung.“Emangnya harus sejauh ini rencana kamu?” tanya Darino, membuat istrinya menyipitkan kedua mata hingga k

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   30. Azizah dan Rencananya

    Azizah menghela nafasnya perlahan, ia menyugar surai panjangnya lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Sedangkan kedua orangtuanya hanya terdiam sambil memperhatikan putrinya yang sedang lelah.Azizah datang ke ruang keluarga lima menit yang lalu, setelah Darino kembali ke kamar untuk menjaga Arlin yang sedang tertidur. Ini salah satu alasannya untuk menginap di rumah kedua orangtuanya bersama dengan Darino.“Darino menceritakan apa yang terjadi hari ini, termasuk saat kamu berteriak tadi sore,” ujar Karisya, dan membuat putrinya itu membuka kedua mata. “Seseorang menghubungi Darino untuk bertemu, kan?” tanyanya, dijawab dengan bergumam.Azizah menegakkan tubuhnya, memperlihatkan ekspresi serius saat ini. Atensinya menatap kedua orangtuanya silih berganti, lalu berkata, “Aku tahu siapa yang ngirim pesan itu Mas Darino, dan aku melarang Mas Darino untuk bertemu orang itu.”Januar dan Kariyasa menatap satu sama lain, lalu mengalihkan atensi menjadi fokus memperhatikan Azizah ya

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   29. Kemarahan Azizah

    “Mas,” panggil Azizah saat melihat suaminya yang datang dengan membawa coklat dan bunga. “Terimakasih,” imbuhnya setelah kedua tangannya menerima pemberian dari sang suami.Darino tersenyum manis kepada istrinya, mengusap puncak kepala wanita yang sangat disayang olehnya, lalu mengecup kening Azizah cukup lama sehingga Azizah merasakan kehangatan dan ketenangan yang diberikan olehnya melalui kecupan.“Aku tidak sempat untuk membeli makanan yang kamu suka, jadi maaf yaa cuma itu doang yang bisa aku berikan,” ujar Darino dengan suaranya yang lembut, dan tatapan yang penuh cinta kepada sang istri yang memeluknya cukup erat.“Ini juga sudah lebih dari cukup,” ucap Azizah, tersenyum manis kepada suaminya yang menunduk supaya bisa tatapan. “Yang aku tunggu itu kehadiranmu disini,” imbuhnya, kembali mengeratkan pelukannya dengan Darino yang terkekeh pelan dan membalas pelukannya.Beberapa detik kemudian, terdengar suara berdeham dibelakang Azizah, sehingga membuat sepasang suami istri itu me

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   28. Azizah Bertemu Kedua Orangtuanya

    “GRANDMAA!!”Azizah ingin menahan putrinya yang akan berlari ke arah kedua orangtuanya yang sudah menunggu di teras rumah dengan kedua tangan yang terbuka lebar, ia mendapatkan tatapan dari mommynya yang menggelengkan kepala.“Halo, Cucu Grandma,” sapa Karisya Harimtala, mommy Azizah dan Nenek dari gadis kecil yang berada dalam gendongannya. Ia mengecup gemas pipi Arlin yang tertawa pelan karena kegelian.Azizah mendekati, menyalimi kedua orangtuanya. Dirinya tersenyum kepada Daddynya yang sedang menatapnya. Pria berbadan proporsional diusia yang tidak lagi muda itu mengernyit alis saat melihat putrinya memakai jaket disiang hari.“Kamu sedang sakit?” tanya Januar Andrisata, sebagai Daddy Azizah dan Kakek Arlin, menatap Azizah yang menganggukkan kepala singkat. “Kenapa dipaksa? Daddy sama Mommy kan bisa datang ke rumahmu,” imbuhnya.Azizah mengulas senyum kecil, “Aku yang memang yang ingin jalan-jalan. Bosan cuma di rumah.”Arlin memperhatikan kakeknya yang bergeming. “Grandpaaa,” pan

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   27. Satu Persatu Terungkap

    Azizah menatap datar layar ponselnya yang memperlihatkan dua insan yang sedang berdiri berhadapan di parkiran, Darino dan Carisa. Ia menghela nafasnya perlahan, tidak ada orang lain selain dirinya saat ini.Wanita itu membuka kontak nomor, mencari nomor seseorang lalu menghubungi nomor yang dinamai ‘Mommy’. Azizah menunggu panggilan suaranya diterima oleh seseorang disebrang sana.“Halo, anakku sayang. Sepertinya keadaanmu tidak baik-baik saja,” ucap seorang perempuan disebrang sana, Azizah me-loudspeaker panggilan suara tersebut.Azizah tersenyum tipis, menghela nafas beratnya. “Capek aku, Mom. Perempuan itu menyebalkan,” ocehnya, ditanggapi dengan tertawa dan membuatnya kesal. “Mommy ….” panggilnya dengan suara merajuk.Mommynya berdeham, “Kamu pulang ke tempatnya Mbak?”Azizah menganggukkan kepala, “Ya … lagian kemana lagi tempat aku berlari selain tempat Bunda?” “Ke rumah Mommy dan Daddy. Kamu tidak rindu dengan kami?” sahut seorang pria yang tiba-tiba hadir. Suara berat itu memb

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   26. Kehidupan Penuh Teka-Teki

    Arlin menatap mamanya dengan tatapan nanar, hatinya mencelos saat melihat mama tercintanya terpeleset karena air dari gelasnya tumpah ketika Arlin ingin turun dari kursi makan. Wajah kecilnya dipenuhi kekhawatiran, namun Azizah segera tersenyum, mengusap puncak kepala putrinya dengan lembut dan mengecup keningnya."Tidak apa-apa, Sayang. Mama baik-baik saja," kata Azizah dengan suara menenangkan. "Kamu jangan khawatir, ya," tambahnya supaya lebih meyakinkan putri kecilnya bahwa dirinya benar-benar dalam kondisi yang sangat baik.Arlin mengangguk pelan, matanya masih berkaca-kaca. Azizah berusaha untuk tetap tersenyum, meskipun tubuhnya terasa sedikit sakit akibat jatuh tadi."Arlin, hari ini Nenek yang akan mengantar kamu ke sekolah," ujar Azizah, sambil melihat ke arah Mama Darino yang datang menghampiri mereka bersama dengan seorang pria yang memakai pakaian formal.Mama Darino mengangguk, menunjukkan dukungannya. "Jangan khawatir, Arlin. Nenek akan pastikan kamu sampai di sekolah d

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   25. Azizah Kecewa?

    Azizah membuka pintu dengan tidak santai, langkahnya cepat menuju pantry. Darino mengikuti dari belakang, melihat kekhawatiran di wajah istrinya. Ketika tiba di pantry, Azizah mengatur nafasnya yang terengah-engah, mendekati Carlinta yang menoleh dengan senyum manis."Azizah, tenang … aku baik-baik saja," kata Carlinta sambil tersenyum menenangkan.Azizah memeriksa tubuh Carlinta dengan cermat, memastikan sahabatnya itu benar-benar tidak terluka. "Kamu yakin? Aku sangat panik tadi," katanya, suaranya penuh kekhawatiran.Carlinta mengangguk, mencoba meyakinkan Azizah. "Aku baik-baik saja, sumpah. Carisa tidak bisa menyakitiku. Suamiku datang tepat waktu dan menarik paksa Carisa keluar dari toko," jelasnya.Darino yang berdiri tidak jauh dari mereka, mendengar percakapan itu dengan perasaan lega. Azizah menghela napas panjang, merasakan beban besar terangkat dari pundaknya. "Aku sangat takut Carisa akan menyakitimu. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika terjadi sesuatu padamu,” u

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   24. Carlinta - Carisa?

    “Sayang, kok kamu disini?” tanya Darino, dirinya sedikit terkejut dengan kehadiran istrinya disini. Ia menarik Azizah untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya, dan menatap serius sang istri yang seperti sedang mencari seseorang.“Kamu janjian sama Carlinta?” tanya Darino, dijawab dengan gelengan kepala. Jawaban dari wanitanya membuatnya menaikkan sebelah alis, “Terus kamu kesini mau ketemu siapa?” tanyanya, lagi. Kali ini lebih lembut dibandingkan sebelumnya.“Kamu,” jawab Azizh, lalu menaruh ponselnya di meja. “Itu Carisa atau bukan?” tanyanya to the point, menatap Darino yang bergeming memperhatikan foto yang terlihat jelas di layar ponsel miliknya.Darino menaikkan pandangannya, kedua mtanya bertemu dengan kedua mata Azizah yang seperti sedang menyiratkan emosi. Berusaha untuk tetap tenang disaat dirinnya ingin sekali mencari orang yang sudah diam-diam mengambil fotonya dan Carisa, lebih parahnya orang itu mengirimkannya kepada Azizah, sehingga membuat istrinya itu datang ke

DMCA.com Protection Status