Share

15. Carisa Kecentilan

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 11:03:50

Darino tersenyum manis saat melihat putri kecilnya yang berlari menghampirinya, ia memeluk gadis kecil itu lalu mengecup kedua pipi Arlin gemas. “Mau langsung pulang?” tanyanya, ditanggapi dengan bergumam.

Pada siang hari ini, Darino yang menjemput Arlin karena dirinya sedang tidak memiliki jadwal mengajar dan istrinya sedang demam. Darino dengan senang hati menjemput dan tadi pagi mengantar Arlin pergi ke sekolah.

“Mampir beli buah sama beli kue dulu. Boleh?” ujar Arlin, menatap papanya yang menganggukkan kepala dan tersenyum lebar kepadanya.

“Apasih yang tidak buat putri papa yang cantik ini,” ucap Darino dengan gemas, ia menoel pangkal hidung Arlin lalu terkekeh setelahnya.

Arlin tertawa pelan, menggenggam tangan papanya dan mengikuti langkah Darino ke sisi penumpang sebelah kiri samping pengemudi. Tanpa menunggu perintah, dirinya langsung masuk begitu Darino membuka pintu mobil.

Senyum Darino tidak luntur, mengusap puncak kepala putrinya lalu menutup pintu mobil dihadapannya saat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   16. Pertanyaan dari Arlin

    “Halo, Mrs. Carisa,” sapa Arlin dengan sopan, tersenyum manis kepada Carisa yang membalasnya dengan senyuman.“Halo, Arlin cantik,” balas Carisa dengan suaranya yang lembut, tetapi membuat Arlin mendelik.Carlinta berdeham cukup keras, sehingga semua mata tertuju kepadanya. “Mrs. Carisa bukannya ada di sekolah ya sekarang? Kok malah keluyuran?” tanyanya dengan tenang tetapi menyudutkan Carisa yang bergumam pelan seolah tidak melakukan kesalahan.Padahal sudah jelas-jelas Carisa melakukan kesalahan. Saat ini masih jam kerja untuk Carisa, walaupun anak-anak sudah pulang. Kedua, sudah jelas Carisa mengikuti mobil Darino hingga ke toko kue ini dan bersandiwara seolah semua kebetulan.Nadi yang berdiri disebelah Carlinta hanya terdiam mendengarkan yang lainnya berbicara, begitupun dengan Darino yang tampak enggan untuk bersuara dan membiarkan putrinya yang berbicara.“Oh ini … saya ingin mengambil pesanan kue ulang tahun untuk Mrs.Yulia,” ujar Carisa setelah beberapa menit hanya terdiam, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   17. Arlin Ikut Turun Tangan

    Azizah menaikkan sebelah alisnya, menatap Darino dan Arlin silih berganti. Ia bingung dengan ayah dan anak itu yang tidak saling bicara sejak satu jam yang lalu, bahkan Arlin selalu menghindar jika didekati oleh Darino.“Kalian sedang ada masalah?” tanya Azizah, jawaban Darino dan Arlin tidak kompak, sehingga membuatnya menghela nafas perlahan. Ia mengusap bahu Arlin yang duduk di sebelahnyaa, menarik supaya lebih dengannya.“Kenapa, hmm? Papa nakal diluar sana?” tanyanya dengan suara lembut, membelai rambut panjang putrinya yang terurai panjang.Arlin menggelengkan kepala, menatap papanya yang duduk di single sofa, lalu mengalihkan atensinya saat kedua matanya bertemu dengan kedua mata milik sang papa. Kini terfokus menatap mamanya yang tersenyum kepadanya.“Mrs. Carisa itu mantannya Papa, kan?” tanya Arlin, ia mendapati tatapan terkejut seperkian detik di wajah sang mama. “Sebelum Papa sama Mama, Papa sama Mrs. Carisa, kan?” tanyanya, lagi.Azizah bergeming, ia tidak tahu harus meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   18. Carisa Makin Lama Makin Meresahkan

    Arlin memperhatikan Darino yang sedang mengemudi dengan kedua mata yang menyipit, tangan terlipat di dada. Ini sudah dilakukannya sejak dari rumah sampai setengah perjalanan menuju sekolahnya.“Awas yaa Papa genit-genit,” ucap Arlin dengan penuh penekanan, ditanggapi dengan bergumam. “Aku serius loh … Bisa aku jambak tuh Mrs.Carisa kalau Papa nanggepin,” lanjutnya.Darino mengangguk-anggukkan kepala. “Papa tidak akan bersuara, terkecuali kalau itu penting dan teman papa,” tuturnya dengan tenang. Menurutnya, peringatan Arlin bukan apa-apa untuknya, tetapi tidak menyepelekan peringatan sang putri.“Aku hari ini mau ke sekolah karena Mama, kalau bukan karena Mama, mendingan aku dirumah sama Mama bikin kue,” oceh Arlin, mengalihkan atensinya menjadi memperhatikan jalan raya yang dilewati olehnya.“Lagian yaa, kenapa tidak Mama saja sih yang mengantar aku ke sekolah?” imbuhnya, kali ini terdapat nada kesal yang sengaja diperlihatkan olehnya.Darino menoleh sekilas, mendapati putri kecilnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   19. Apa Akan Ada Masalah Baru?

    Darino menatap perempuan yang terbaring di brankar rumah sakit dengan kepala yang diperban. Sudah lima belas menit sejak perempuan itu dipindahkan ke rawat inap, dan perempuan itu belum kunjung terbangun.“Mas ….”Darino menoleh, menatap istrinya yang datang dengan nafas terengah-engah. Dirinya yang memberitahu Azizah bahwa sedang berada di rumah sakit, karena sang istri mengiriminya pesan bertanya sedang berada dimana.Azizah mengatur nafasnya setelah berdiri disisi kanan Darino yang kebingungan. Azizah seperti sedang dikejar anjing, dan membuat wanita itu kehabisan banyak tenaga. Setelah Azizah membaca pesan terakhir dari Darino, ia langsung pergi ke rumah sakit karena panik akan kondisi suaminya.“Aww ….” Darino mengaduh saat lengannya dipukul oleh Azizah, ekspresi sang istri terlihat seperti sedang marah kepadanya. “Kok aku dipukul?” tanyanya, menatap Azizah yang mendesis kesal.“Kamu bikin aku khawatir. Aku lari dari parkiran sampai sini buat lihat kondisi kamu, ternyata kamu bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   20. Azizah Terluka, Darino Murka

    “Aku tadi memang bertemu dengan Carisa,” ucap Darino, menatap istrinya yang sedang menatapnya. “Dia mau nemenin aku ke rumah sakit, tapi aku tolak. Mungkin karena itu makanya dia datang ke rumah,” imbuhnya.Azizah memperhatikan suaminya yang sedang berbicara kepadanya. “Terus?” tanyanya karena suaminya itu hanya bergeming, ditanggapi dengan bergumam pelan.“Ya tidak ada terusannya. Untungnya kamu tidak ada di rumah, jadinya kamu tidak terluka,” ucap Darino, mengenggam tangan sang istri lalu mengecupnya.“Aku benar-benar tidak tahu kejadiannya seperti apa kalau kamu ada di rumah, dan Carisa membuatmu terluka,” imbuhnya, menatap kedua mata wanitanya yang sedang menatapnya.Azizah mengusap punggung tangan suaminya, “Mas, kali ini Carisa kelewatan.”“Aku tahu, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan.”Azizah menghela nafasnya, ia menarik tanganya lalu bersidekap dada dan berfikir bagaimana caranya membuat Carisa berhenti mengusik rumah tangannya. Carisa membuatnya sedikit naik darah akan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   21. Rencana Besar Azizah?

    “Bilang ya kalau sakit,” ucap Darino dengan lembut, menatap Azizah yang menganggukkan kepala.Saat ini pria itu sedang mengobati luka yang didapat oleh Azizah akibat ulah Carisa yang langsung pergi melompat dinding pembatas, sedangkan Darino tidak bisa mengejarnya karena prioritasnya ialah Azizah-sang istri-. Azizah menggigit bibirnya, menahan rasa perih saat suaminya itu mengobati luka pada lengannya setelah mengeluarkan pecahan kaca yang menusuk lengannya. Dalam hatinya, bersumpah akan membalas semua kelakuan Carisa kepadanya.“Mama jadi datang?” tanya Azizah, menatap Darino yang sedang fokus memperban lengannya.Darino menganggukkan kepala, ia sudah selesai melakukan aktifitasnya dan menatap istrinya setelah memastikan luka itu tertutup dengan sempurna. “Mungkin sebentar lagi sampai,” ucappnya, merapihkan kembali P3K miliknya, lalu disimpan dalam laci meja sebelah sofa.Pria dewasa itu duduk kembali di sisi kanan sang istri yang sedang memperhatikannya. “Kamu istirahat yaa. Biar a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   22. Kedekatan Azizah dan Ibu Mertua

    “Kamu jangan dekat-dekat sama Carisa,” ucap Mama, menatap menantunya yang mengangguk-anggukkan kepala. “Kalau dia berulah, kasih tahu Mama … biar Mama yang kasih pelajaran ke wanita itu,” lanjutnya.“Iya, Mama. Tenang aja. Menantu Mama ini bukan perempuan yang menye-menye,” balas Azizah, diakhiri dengan terkekeh.Kini hanya ada Mama dan Azizah, sedangkan Darino pergi menjemput Arlin karena memang sudah menunjukkan pukul sebelas. Moment ini tidak disia-siakan oleh Azizah yang berdeham pelan sehingga membuat ibu mertuanya itu fokus menatapnya.“Mah,” panggil Azizah, ia mengubah posisi duduknya menjadi menyamping. Ditanggapi dengan bergumam dan usapan pada puncak kepalanya. “Kalau aku ngambil rencana besar, menurut Mama gimana?” tanyanya dengan serius.Mama menaikkan sebelah alis, menatap Azizah yang sedang menatapnya. “Rencana besar apa yang kamu maksud?” Ia mengajukan pertanyaan tersebut, karena masih belum mengerti atau belum menangkap arah tujuan dari pertanyaan yang diajukan oleh Az

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   23. Sosok Misterius

    “Aku disini ….”Darino melangkahkan kakinya mendekati seorang perempuan yang sedang duduk seorang diri di dalam resto yang cukup ramai. Perempuan itu tersenyum lebar saat menyadari keberadaan Darino, ia berdiri dan mempersilahkan Darino untuk duduk di kursi kosong yang berhadapan dengannya. Darino yang menatap perempuan yang memakai riasan natural dan simple itu menghela napas perlahan, menautkan kesepuluh jarinya lalu meletakkan di atas meja."Carisa, aku ingin kamu berhenti mengganggu keluargaku," kata Darino dengan nada tegas. "Jika kamu tetap mengganggu, aku akan mengambil tindakan."Carisa menatap Darino dengan tatapan yang sulit dimengerti, seolah mencoba membaca niat di balik kata-katanya. Setelah beberapa detik hening, ia mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Darino."Ini sebagai permintaan maafku," ucap Carisa dengan suara lembut. "Aku mengakui perbuatanku yang telah membuat kegaduhan tadi pagi."Darino menerima kotak itu dengan ragu, membuka t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   99. Perdebatan Singkat Azizah & Darino

    Azizah menghela nafas lega setelah duduk di jok penumpang, ia menoleh ke sisi kanan lantas tersenyum saat suaminya menatapnya. “Lega bangett. Perasaan aku itu lebih plong setelah bicara sama Carisa,” tuturnya.Darino ikut tersenyum tipis melihat ekspresi wajah istrinya yang lebih cerah dibandingkan beberapa saat yang lalu. Raut wajah Azizah sangat tidak bersahabat sebelum bertemu Darnius dan Carisa, tetapi semua itu sirna setelah bertemu keduanya.“Kamu tidak membully mereka, kan?” tanya Darino, dijawab dengan gelengan kepala cepat. “Hanya bicara santai?” tanyanya, lagi.Azizah menganggukkan kepala, mengalihkan atensi menatap lurus ke depan. Ia dan suami masih berada di basement rumah sakit, belum pergi dari area rumah sakit. Hening, sunyi dan sedikit gelap, tidak membuatnya takut.“Aku cuma mengatakan apa yang seharusnya aku katakan,” ucap Azizah tanpa menoleh, memberi jeda sebelum akhirnya kembali berbicara. “Aku bilang sama Carisa, aku bisa membawa kasus ini ke jalur hukum, dan aku

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   98. Kasus Hampir Selesai

    Azizah membuka pintu ruangan dihadapannya saat ini, melangkah lebih masuk ke dalam ruangan VIP tempat Carisa dirawat. Tentunya diikuti oleh Darino yang setia melangkah dibelakang Azizah tanpa bersuara.“Azizah ….”Azizah tersenyum saat namanya dipanggil dengan sangat pelan, ia berdiri di sisi kiri brankar rumah sakit. Kedua matanya bertemu dengan kedua mata Carisa yang sedang menatapnya, mereka saling menatap satu sama lain selama tiga menit.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Azizah dengan tenang, suaranya sangat lembut, kedua sudut bibirnya terangkat mengukir senyuman.“Kamu tahu darimana aku disini?” tanya Carisa tanpa menjawab pertanyaan dari Azizah, kedua matanya memperhatikan gerak-gerik wanita di sampingnya.Azizah bergumam pelan, “Fernandra. Dia yang nolongin kamu. Jadi wajarkan kalau aku tahu kamu disini?”Darino hanya terdiam memperhatikan kedua wanita di depan yang sedang berbicara. Raut wajahnya khawatir, bukan khawatir terhadap istrinya yang akan diapa-apakan Carisa, tetapi kha

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   97. Sisi Jahat Azizah?

    Azizah menghela nafasnya secara kasar setelah keluar dari ruangan yang sangat panas menurutnya. Ia menyugar surai panjangnya dengan ruas jari jemarinya yang lentik, lalu menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat.“Sudah?” tanya Fernandra setelah kedua kakinya berhenti tepat dihadapan Azizah, ia datang bersama Darino yang sedang menatap lekat Azizah.Azizah menganggukkan kepala, tersenyum kecil kepada Fernandra. “Kata kamu, Carisa sudah siuman?” tanyanya, dijawab dengan bergumam.Darino yang berada diantara kedua insan yang pernah memiliki hubungan dimasalalu itu hanya terdiam sambil memperhatikan gerak-gerik keduanya. Perlu diingatkan kembali, ia tidak seberani dan sepintar Azizah.“Aku ingin bertemu dengannya.”Penuturan Azizah membuat Darino menatap istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan, sedangkan Fernandra menyunggingkan senyumnya.“Sure. Tapi kamu yakin tidak akan terjadi apa-apa?” tanya Fernandra, menatap Azizah yang menaikkan sebelah alis. “I mean, kamu tida

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   96. Azizah Bertemu Darnius

    Azizah berdiri dihadapan seorang pria yang duduk dengan kedua tangan dan kedua kaki diikat. Darnius, pria itu mengangkat kepala berani, menatap Azizah yang hanya terdiam memperhatikan dengan kedua mata yang menajam mengarah kepadanya. Situasi menengangkan hadir diantara mereka.“Aku tidak tahu apa yang ada difikiranmu sampai begini,” ucap Azizah tenang, memecahkan keheningan diantara dirinya dan Darnius. Ia melangkah maju, berdiri di dekat meja yang terdapat sebuah remot berwarna hitam.“Aku tidak pernah mengganggumu, tetapi mengapa kamu mengganggu keluargaku, Darnius?” lanjutnya penuh penekanan. Azizah tidak bisa lagi memperlihatkan sisi baiknya dihadapan Darnius.Darnius hanya terdiam, memperhatikan wanita yang menjadi targetnya, wanita yang terlihat lemah lembut waktu itu, kini tidak ada lagi ekspresi bersahabat yang biasanya diperlihatkan kepadanya.Azizah menyunggingkan senyum miringnya, melipatkan kedua tangannya di dada. Kedua matanya menajam mengarah ke posisi Darnius yang dud

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   95. Suara Tembakan

    DOR!DOR!DORR!Suara tembakan terdengar nyaring di kedua telinga Azizah yang saat ini sedang berdiri di depan kamar Arlin, bahkan pergerakan tangan wanita itu terhenti.Azizah mengedarkan atensi, mencoba untuk mencari apa yang menjadi sasaran dari suara tembakan yang tiba-tiba memekikkan telinga. Namun, nihil. Tidak ada barang yang pecah, sehingga membuatnya dengan cepat membuka pintu kamar putrinya.“Sayang ….” Azizah berlari mendekati putrinya yang gemetar dalam dekapan Darino. Ia mengambil alih putrinya, lalu menatap suaminya yang sedang terdiam membeku di tempat.Bukan, tidak ada darah atau luka di tubuh Darino. Hanya saja, Darino terkejut, sehingga membuat pria itu tidak bisa mencerna situasi secepat biasanya.“Mas … kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Azizah dengan suaranya yang lembut, tetapi terselip nada khawatir melihat suaminya yang sedang menatapnya.Darino tersadar setelah berhasil mengumpulkan kembali nyawanya. Ia menganggukkan kepala, membawa kedua wanita yang sangat ia sa

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   94. Darnius Kabur

    “Kalau kamu belum siap, aku bisa mengulur waktu sampai kamu siap.”Azizah mengetukkan jari ke meja kaca berkali-kali, kalimat itu terus berputar seperti kaset rusak yang memenuhi otak kecil yang dimiliki olehnya.Banyak pertanyaan yang membuatnya berfikir ulang, bagaikan sedang mengikuti lomba lari jarak pendek 10 kali putaran. Berkali-kali, banyak spekulasi lain-lain yang kemungkinan terjadi, dan tidak mungkin terjadi.“Sayang ….”Suara berat itu mengejutkannya, membuat Azizah kembali tersadar dari lamunannya. Wanita itu menoleh, tersenyum manis saat bertemu tatap dengan kedua mata suaminya yang tengah menatapnya.“Kamu lagi mikirin apa, hm?” tanya Darino dengan suara lembut, mengusap punggung tangan wanitanya yang berada di atas meja.Azizah tersenyum kecil setelah mendengar pertanyaan yang diajukan Darino kepadanya. Antara yakin dan tidak untuk mengatakan apa yang sedang ia fikirkan saat ini. Anta

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   93. Azizah Menjenguk Carisa

    Azizah menghentikan langkahnya saat melihat tiga pria berbadan besar berdiri di depan pintu rawat inap, ia menaikkan sebelah alisnya, memperhatikan wajah ketiga pria dihadapannya saat ini. Lorong rumah sakit sangat sepi, dikarenakan saat ini ia sedang berada di lingkup VVIP.Salah satu pria yang berdiri didekat pintu, membukakan pintu dan mempersilahkan Azizah untuk masuk. Wanita itu segera melangkah masuk tanpa menunggu waktu, dan setelah memastikan tidak ada orang lain yang memperhatikannya.Azizah menoleh tepat setelah kakinya menginjakkan lantai keramik ruangan ini, pintu ruangan ditutup, bahkan di kunci dari luar. Ia menghela nafas, lalu mengalihkan atensinya menatap seorang pria yang berdiri di sebelah brankar dengan senyum manis kepadanya.Azizah melangkahkan kakinya

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   92. Semakin Panas

    TRING!Fernandra[Foto][Carisa kecelakaan, dan sekarang lagi dibawa ambulance][Foto][Darnius sudah aman. Jadi, kmu bisa menikmati waktu dengan keluargamu tanpa ada gangguan]Darino menghela nafasnya, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, lalu turun dari mobil. Saat berdiri disebelah mobil, Azizah yang sedang membujuk Arlin itu menarik perhatiannya. Tanpa disadari, kedua sudut bibirnya melengkung mengukit sebuah senyuman.“Mama minta maaf yaa … jangan ngambek dong, sayang … Nanti Nadiw kabur

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   91. Carisa Kecelakaan?

    BRAK!Darino dan Azizah saling melempar pandang satu sama lain, tentu saja dentuman keras itu menarik perhatian Arlin yang langsung bergeser mendekat pintu belakang pengemudi untuk melihat apa yang terjadi dibelakang.Kedua mata gadis kecil itu melebar, telapak tangan menutup mulut yang menganga terkejut melihat sebuah mobil berwarna putih terjepit diantara dua kendaraan berat, truck kontainer.“Oh my god!” Arlin ingin turun untuk melihat kondisi pengemudi mobil sedan putih tersebut, tetapi tidak jadi saat kedua telinganya mendengar bunyi ‘klik’, mendakan pintu mobil di kunci oleh Darino-pengemudi-.“Sudah banyak yang menolong, Arlin,” ujar Darino dengan suara yang rendah dan berat. Bukan drinya tidak memiliki rasa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status