Dengan mata merah dan bengkak, Abby menceritakan kepada Viola, "Bibi, meskipun aku ingin sekali menjadi menantumu, sepertinya kita tidak berjodoh. Aku mungkin tidak bisa lagi memanggilmu Ibu di masa depan."Viola mengerutkan kening sambil bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi?""Tidak ada apa-apa." Abby mengulaskan sebuah senyuman getir yang sangat menyedihkan. Dia memberi tahu Viola, "Hari ini aku akan pindah kembali ke Kota Yules. Ayahku juga akan segera mengumumkan bahwa aku dan Alex akan membatalkan pertunangan. Bibi, anggap saja aku tidak suka lagi pada Alex dan jatuh cinta pada orang lain!"Viola bertanya, "Apakah Alex yang memaksamu? Apa dia berselingkuh lagi dengan Bella? Itu sebabnya dia memaksamu pindah dan mengajukan pembatalan pertunangan, 'kan?"Abby tidak mengatakan apa-apa, tetapi sikapnya sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Viola benar-benar terkejut dan marah! Pandangannya menjadi gelap seketika dan dia merasa sesak.Abby segera mendekatinya, lalu bertanya dengan
Kayne tidak peduli dengan hal-hal itu. Dia bersikeras membawa Abby kembali ke Kota Yules dan mengurungnya di dalam rumah. Tidak peduli bagaimanapun Abby memberontak, Kayne tetap tidak membiarkannya keluar sama sekali.Di Kota Yongum, Alex kembali ke vila tepi pantai. Ketika kepala pelayan melihat kehadiran Alex, dia segera melaporkan, "Tuan Alex, Nona Bella tidak mau makan apa pun hari ini. Dia hanya berada di dalam kamarnya sepanjang waktu."Alex mengerutkan kening. Sejak dia membawa wanita ini kembali dari bandara tiga hari lalu, Bella bahkan tidak mau makan satu suap pun. "Baiklah, aku mengerti," jawab Alex.Alex naik ke lantai atas dan memasuki kamar. Dia kemudian pergi ke sisi tempat tidur dan menggendong Bella dengan lembut dalam pelukannya. Dengan suara yang penuh kasih, Alex berkata, "Kenapa kamu tidak bisa patuh? Apa kamu benar-benar mau kelaparan sampai mati?"Bella tetap diam. Namun, sikapnya terhadap Alex sangat jelas. "Aku janji," kata Alex akhirnya. "Asalkan kamu patuh da
Kayne tidak bisa membujuk Alex dan memberi tahu segalanya kepada Abby, "Aku sudah mengorbankan martabatku, bahkan berkata aku akan memberikan seluruh Keluarga Nodum kepadanya kelak. Tapi, Alex tetap tidak setuju dan bersikeras akan membatalkan pertunangan."Kayne ingin Abby menyerah dan tidak memikirkan Alex lagi. Dia berkata akan mencarikan pria yang lebih baik setelah Abby sembuh nanti. Lagi pula, bukan hanya Alex juga pria satu-satunya di dunia ini. Namun, Abby sangat keras kepala dan tidak setuju untuk membatalkan pertunangan."Ayah, aku harus menikahi Alex dan aku pasti akan menikahinya!"Abby merasa dia harus mendapatkan Alex. Pada akhirnya, dia menelepon Viola.Pada hari itu, Alex berada di vila tepi pantai. Saat sedang menindih dan mencium Bella dengan penuh gairah di atas tempat tidur, ponselnya berdering. Dia menerima panggilan itu dan terdengar suara pelayan wanita berkata dengan cemas, "Tuan Alex, Nyonya tiba-tiba pingsan! Saat ini masih sedang diselamatkan ...."Alex berge
Alex ingin mengadakan pesta pernikahan dengan Abby tanpa mengurus surat nikah hanya untuk memenuhi keinginan ibunya. Setelah itu, dia akan segera mengakhiri semuanya dengan Abby. Viola telah dinyatakan dalam kondisi kritis dan sangat lemah, sehingga pernikahan Alex dan Abby dijadwalkan akan berlangsung pada sepuluh hari lagi. Setelah mendengar berita itu, wajah Viola langsung berseri-seri.Pada hari itu, Tina yang sedang kuliah di Negara Frazo pulang karena Alex akan menikah. Dia menerima telepon dari ibunya yang memanggilnya pulang untuk menghadiri pernikahan kakaknya. Tina berusia 20 tahun. Dia tinggal sendirian di negeri asing dan sebelumnya sangat sibuk mempersiapkan sebuah ujian yang sangat penting. Oleh karena itu, mereka menyembunyikan masalah penyakit Viola yang parah darinya.Begitu Tina tiba di rumahnya. "Ibu, Kakak, aku sudah pulang!"Pada saat itu, Viola merasa sangat senang karena Alex akan menikah. Dalam sekejap, kondisinya juga terlihat membaik. Meskipun Alex mencoba men
Alex berkata, "Tidak seburuk itu. Ibu sekarang sedang sakit. Kalau tidak menikahi Abby sesuai keinginannya, dia tidak mau menjalani pengobatannya lagi. Ibu bahkan bilang dia akan mati dengan tidak tenang!"Tina terdiam dan merenung beberapa saat, lalu bertanya kepada Alex, "Jadi, Kakak benar-benar berencana untuk menikahi Abby dan siap mengorbankan pernikahanmu?"Alex berkata, "Buat Ibu senang dulu."Pukul sebelas malam. Pada waktu ini, Viola sudah tidur. Alex pergi dengan mobil ke vila tepi pantai. Kondisi Viola kritis, sehingga Alex sibuk merawatnya. Lalu, dia juga pergi ke Kota Yules untuk membahas pernikahan dengan Abby, mengurus urusan perusahaan, dan sebagainya. Dia sangat sibuk dan sudah beberapa hari tidak datang ke vila tepi pantai iniSaat tiba di vila tepi pantai, lampu di lantai dua vila itu sudah mati dan Bella sudah tidur."Pak, kenapa Anda datang selarut ini?" tanya pelayan vila itu menghampirinya."Ya." Alex menjawab pelayan itu dan langsung pergi ke lantai atas. Dia me
Alex menekan dagu Bella sambil berteriak, "Jangan kira aku tidak tahu, kamu masih berhubungan dengan Bryan! Dia terus meneleponmu beberapa hari ini, 'kan? Apa dia terus membujukmu pergi dan bilang dia akan membawamu kabur?"Bella tidak mengatakan apa pun. Bryan memang meneleponnya beberapa hari ini untuk menanyakan lokasinya. Pria ini juga berkata akan membawa Bella kabur, tetapi Bella menolak.Bella telah memutuskan untuk kembali dengan Alex, jadi dia tidak mungkin melibatkan Bryan lagi. Dia ingin meninggalkan tempat ini sendirian!Keduanya berdebat sengit. Pada akhirnya, Alex berkata, "Sebelum situasi aman, kamu tidak boleh ke mana-mana! Kamu hanya boleh tinggal di vila ini! Aku tidak akan memberimu kesempatan untuk kabur dengan pria lain! Sebaiknya kamu jangan coba-coba atau aku ...."Alex memicingkan mata dan meneruskan, "Aku akan menghancurkan Bryan dengan tanganku sendiri!"Keesokan hari, Bella beraktivitas seperti biasanya. Selesai makan dan berkeliling di taman, dia kembali ke
Tanpa berpikir, Alex langsung melompat mengikuti Bella. Kemudian, dia memeluk Bella dengan erat di udara. "Bella, tanpa izin dariku, kamu tidak boleh kabur ataupun mati!"Suara Alex bahkan lebih besar daripada deru angin. Pelukan pria ini benar-benar kencang. Bella tidak bisa memercayai kenyataan ini. Dia membuka matanya sambil bergumam, "Alex, kamu ...."Ketika kepala pelayan dan pengawal menemukannya, Bella sudah mendaki sampai tengah gunung. Dia pun berdiri di tebing yang sangat tinggi. Untungnya, ada lereng curam di bawah tebing ini.Sesudah terjun sekitar 10 meter, mereka terlihat hendak mendarat di lereng tersebut. Tiba-tiba, Bella membalikkan posisi mereka. Dia mengerahkan seluruh tenaganya agar posisinya menjadi di bawah.Bam! Keduanya sama-sama terjatuh dengan keras. Kretek! Terdengar suara tulang yang patah, disusul dengan teriakan kesakitan Bella. "Argh!"Alex buru-buru memeriksa kondisi Bella, lalu mendapati bahwa kakinya patah. Raut wajahnya menjadi sangat suram. Dia membe
Setelah dokter pergi, hanya tersisa Alex dan Bella berdua di kamar. Alex tidak tidur semalaman. Dia menatap Bella dengan wajah lesu sambil bertanya, "Kenapa kamu begitu keras kepala? Kenapa kamu bersikeras ingin menyakiti kita berdua?"Bella merasa sangat getir, tetapi wajah cantiknya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia membalas dengan datar, "Bukankah ini yang kamu inginkan?"Alex mengernyit, lalu menatap Bella dan bertanya, "Sejak kapan aku mau hasil seperti ini?" Dia hanya ingin Bella tinggal di sisinya. Dengan begitu, dia akan memanjakan Bella, juga memberinya segalanya, termasuk status sebagai seorang istri. Hanya saja, dia meminta Bella untuk menunggu."Heh." Bella tersenyum sinis. Sorot matanya tampak dipenuhi keputusasaan serta kehampaan. "Alex, kamu pernah bilang akan mematahkan kakiku kalau aku kabur. Sekarang, kamu tidak perlu melakukan itu lagi karena kakiku sudah patah.Selesai berbicara, Bella memperlihatkan senyuman mengejek. Dia menunduk sesaat, lalu mendongak kemba