Beranda / Romansa / Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO? / Bab 119 Dia Tersapu ke Laut Dalam

Share

Bab 119 Dia Tersapu ke Laut Dalam

Penulis: Bayangan Indah
Bella terus bertahan, tidak pernah sekali pun dia ingin menyerah. Dia mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa untuk berdiri dan melompat dengan kaki kirinya. Dia terus berjalan di tengah api yang berkobar.

Karena sekarang mereka berada di atas latu, angin laut bertiup yang membuat api berkobar dengan semakin cepat dan besar. Bella merasa sangat tidak nyaman saat asap hitam menyapu dirinya, terkadang asap itu membuatnya tersedak. Untungnya, ini bukan ruang tertutup.

Bella akhirnya berhasil sampai di kokpit. Dia mendengar suara Jerry yang juga terkunci di dalam kabin kokpit. Pria itu masih berusaha mendobrak pintu besi itu.

Pada saat ini, Jerry sudah panik setengah mati. Dia mengkhawatirkan Bella. Demi keluar dari kokpit yang terkunci, Jerry menghantam pintu yang berat itu berulang kali dengan tubuhnya.

Karena tubuhnya menghantam pintu terlalu keras, Jerry mengalami luka dalam dan muntah darah. Tangan besarnya yang menarik kuat pegangan pintu juga sudah terluka.

“Jerry!”

Tiba-tiba Jer
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 120 Bella Telah Tiada, Alex Menggila

    Viola ingin menghentikan Alex.“Alex, lepaskan adikmu. Dia sudah terluka begini, masa kamu nggak lihat?”Akan tetapi, Alex sama sekali tidak mendengar perkataan ibunya. Tanpa menunggu Viola selesai bicara, sosok Alex yang tinggi sudah pergi bersama Tina dan menghilang dari pandangan Viola.Viola sangat marah, Abby pun segera berjalan mendekat dan menghiburnya, “Ma, jangan marah. Alex terlalu khawatir. Bagaimanapun, Bella mungkin sudah mati.”“Huh!” Viola mendengus sinis, “Baguslah kalau sudah mati.”Kalau Bella sudah mati, maka perempuan itu tidak akan bisa mengganggu putranya lagi. Setelah menemani Viola mengobrol sebentar, Abby kembali ke kamarnya. Dia menutup pintu dan segera menghubungi nomor telepon Tracy.“Kamu sudah selesaikan masalah itu?” tanya Abby dengan dingin.“Sudah!” jawab Tracy. Dia pun berkata pada Abby dengan sedikit ketakutan, “Aku sudah bakar mereka bertiga seperti yang kamu suruh.”“Kamu yakin?”“Iya.”Tracy menceritakan semua yang dia lakukan tadi malam dengan de

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 121 Penyakit Viola Terkuak

    Malam ini, kilat menyambar, petir menggelegar. Di luar, hujan lebat mengguyur seluruh kota.Keesokan harinya, jam dinding menunjukkan hampir pukul sepuluh. Alex membuka mata dan bangun dari tidurnya. Dia seketika merasakan ada seseorang di sampingnya.Begitu melihat wajah kecil yang lembut dan cantik itu, Alex merasa sangat gembira. Itu Bella, perempuan itu benar-benar telah kembali ke sisinya.Ada ingatan samar-samar tentang tadi malam di kepala Alex. Rasanya seperti mimpi, tapi juga terasa nyata. Dia mimpi Bella telah kembali. Dia mimpi Bella mencium bibirnya dengan menggebu-gebu. Mereka tenggelam ke dalam hasrat seperti malam-malam sebelumnya yang tak terhitung jumlahnya.“Alex.”Abby membuka matanya dan bangun. Pada saat menyadari kalau Alex sedang menatapnya, dia pun membalas dengan tatapan penuh cinta dan wajah yang memerah.Namun, Alex spontan mengerutkan keningnya. Dia langsung mengenali kalau perempuan itu Abby.“Kok kamu?” tanya Alex dengan suara dingin, bahkan seluruh tubuhn

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 122 Abby, Kamu Sungguh Pantas Mati

    Abby berkata setelah melakukan pertimbangan, “Apa mungkin Mama sudah sembuh setelah diobati dokter pengobatan tradisional itu? Makanya hasil pemeriksaannya Mama nggak mengidap kanker hati?”“Nggak usah banyak omong kosong,” tukas Tina. “Abby, dalam beberapa bulan terakhir, kamu yang temani mamaku setiap hari. Selain itu, bukan hanya satu kali kamu temani mamaku ke rumah sakit. Waktu aku bilang aku mau minta seniorku datang, kamu juga ingin hentikan aku. Huh!”Tina tertawa sinis. Dia memelototi Abby dengan marah, “Sekarang kamu bilang kamu nggak tahu apa-apa, berarti kamu benar-benar nggak tahu apa-apa? Kamu sungguh mengira semua orang begitu bodoh?”Abby, “....”Abby masih ingin berdalih. Namun, Alex ingat ibunya pernah pingsan dan dirawat di rumah sakit. Saat itu Alex ingin melakukan memeriksa kesehatan ibunya secara lebih detail. Akan tetapi, Abby menghentikannya.Sekarang Tina pun berkata dengan sangat marah, “Abby, kenapa mulut busukmu itu begitu pandai berdalih? Kamu masih nggak m

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 123 Mengakhiri Semuanya dengan Abby

    Abby mengulurkan tangan dan menarik celana Alex. Dia menatap pria itu dengan wajah berlinang air mata, lalu berkata, “Alex, kita sudah adakan resepsi pernikahan. Semua keluarga kaya di Kota Yongum dan Kota Yules tahu kalau kita sudah menikah. Di mata semua orang, aku sudah jadi istrimu. Kamu nggak boleh usir aku, nggak boleh buang aku begitu saja.”Tina mengerutkan kening. Tanpa menunggu Alex bicara, dia sudah tidak bisa menahan diri untuk tetap diam, “Kenapa kamu begitu nggak tahu malu, sih? Kamu nggak hanya munafik, tapi juga koyo yang sekali ditempel nggak bisa dilepas?”Usai bertanya, Tina langsung menatap ke arah Alex dan berkata, “Kak, koyo kayak dia, sekalipun nggak bisa dilepas, kamu tetap harus lepaskan. Kalau nggak, rasanya menjijikkan banget.”Wajah Abby menjadi muram. Dia pura-pura tidak mendengar perkataan Tina. Dia berlutut lagi dan merangkak ke arah Viola. Dia pun memohon sambil menangis, “Ma, aku mohon. Karena aku selama ini selalu patuh dan pengertian, tolong maafkan a

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 124 Tracy Menjadi ART di Rumah Keluarga Nodum

    Secara naluriah Viola ingin memarahi Tina, bisa-bisanya Tina berbicara seperti itu padanya. Viola adalah seorang ibu, semua yang dia lakukan tentu saja demi anak-anaknya. Dia melakukan itu demi kebaikan Alex.Akan tetapi, Viola memikirkan belakangan ini Alex memang tidak bahagia. Setelah apa yang terjadi pada Bella, Alex seperti kehilangan jiwanya.“Huh.” Viola menghela napas panjang. Dia pun mengalah.“Lupakan saja, Mama nggak akan atur-atur kalian lagi. Mulai sekarang terserah kalian mau bagaimana dalam hal hubungan. Aku nggak akan bertanya-tanya lagi.”***Pada akhirnya, Alex mengakhiri semuanya dengan Abby. Dia mengusir Abby keluar dari vila. Dia juga melarang Abby muncul di Kota Yongum dan di depannya lagi.Selain itu, Alex juga mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan Abby. Dia hanya pura-pura menikah dengan Abby karena ibunya sedang sakit. Abby kembali ke Kota Yules sambil menangis. Setelah Kayne mengetahui segalanya, dia segera

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 125 Bella Lolos dari Kematian dan Hamil

    Setelah masuk ke dalam kamar, Tracy menutup pintu. Begitu pintu tertutup, kedua matanya seketika memerah.“Abby, coba Mama lihat. Bagian mana lagi yang terluka?” tanya Tracy.“Aku baik-baik saja.”Abby menolak perhatian Tracy dengan sikap dingin. Dia menatap Tracy dan berkata, “Dengar baik-baik, kamu hanya boleh panggil aku Non Abby, jangan bilang kalau kamu mamaku. Selain itu, cepat keluar dari pekerjaan ini.”Abby ingat dengan jelas lebih dari siapa pun kalau wajahnya mirip dengan wajah Tracy sebelum dia melakukan operasi plastik. Dulu Abby tidak merasa mirip. Namun setelah mengetahui kalau Tracy adalah ibu kandungnya, Abby baru menyadari hal ini.Abby sangat khawatir kehadiran Tracy akan membuat Kayne dan istrinya menemukan sesuatu yang janggal. Pada saat itu, bukankah semuanya akan berakhir?Raut wajah Tracy seketika membeku. Dia tampak bingung, juga terlihat sangat sedih, “Abby, aku hanya ingin lebih dekat denganmu dan jaga kamu baik-baik. Aku nggak akan panggil kamu Abby lagi, ok

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 126 Menjadi Ayah Anakmu

    Dokter tersenyum lembut sambil menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Benar, sekarang usia kandungan Ibu sudah hampir 2 bulan.”Apa yang sempat dikatakan tentang Bella yang sulit untuk hamil lagi memang benar adanya. Namun ....“Sulit untuk hamil lagi bukan berarti tubuh Ibu tidak subur.”“Buktinya sekarang Ibu hamil, kan?”Air mata langsung terjatuh membasahi pipinya. Kemudian dia memegang perutnya yang masih rata dan berusaha merasakan janin yang ada di dalam perutnya. Dokter langsung pergi setelah selesai memeriksa kondisi Bella dan menjelaskan beberapa hal.“Jerry, aku hamil! Tadi dokter bilang kalau aku hamil,” ujar Bella dengan mata berkaca-kaca. Bella pernah terluka karena Freya sampai lidahnya cedera. Jerry adalah orang pertama yang menemukan Bella setelah dia mengalami keguguran. Dialah sosok yang selalu menemani Bella untuk berobat. Dia juga menyaksikan bagaimana tertekannya Bella karena kehilangan anak dalam kandungannya. Oleh karena itu, Jerry sangat gembira setelah men

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 127 Menikahlah denganku

    Jerry hanya bisa diam seribu kata. Ada sinar penuh rasa bingung dan keraguan dalam matanya. Lima tahun sudah berlalu sejak kecelakaan itu. Namun, sampai saat ini kekasihnya masih juga menghilang entah ke mana. Apa mungkin Jerry bisa menemukan perempuan itu?Namun, keraguan di matanya tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata dan berganti dengan sinar penuh tekad. Dia pasti akan menemukan perempuan itu!Dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang dahulu yang masih belum memiliki kekuatan yang memadai untuk menemukan kekasihnya. Sebelumnya dia tidak memiliki tenaga yang cukup setelah memasuki dunia hiburan. Namun, sekarang dia jauh lebih baik karena orang-orang beranggapan kalau dirinya sudah mati sejak agennya mengumumkan dirinya pensiun dari dunia hiburan. Dia sudah memiliki uang, waktu dan kekuatan yang lebih banyak dari 5 tahun yang lalu. Jadi, sekaranglah saatnya bagi dirinya untuk mencari belahan jiwanya. Dia pasti akan menemukannya!*** Di tenangnya malam ini.Bella terus terjaga

Bab terbaru

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 150 Kalau Kamu Tetap Begini, Pergi dari Rumah!

    Ally tertawa, kaget dengan tanggapan Abby. "Kenapa nggak mau tes DNA kalau kamu yakin aku bukan kakakmu, penipu?" tanya Ally. Abby terdiam, wajahnya merah padam. Dia hanya bisa menatap dengan marah, balik berkata, "Nggak perlu. Buat aku sudah jelas, kamu bukan kakakku!" Abby tampak ingin menambahkan sesuatu lagi, tetapi terhenti.Pada saat itu, Sabrina, yang sedang berbaring di rumah sakit, menyela dengan nada tidak senang, "Abby, ada apa dengan kamu? Dia memang Ally, anak Mama. Mama nggak mungkin salah mengenalinya!" Sabrina menambahkan, "Seharusnya kamu senang kakakmu pulang. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini?"Dalam situasi tersebut, Kayne, sebagai kepala keluarga, dengan tatapan tajam dan nada keras memperingatkan Abby, "Sudah cukup, Abby! Atau jika tidak, Papa usir kamu!” Dengan pulangnya Ally, kondisi Sabrina tampak membaik. Dia juga tampak semakin bersemangat. Sabrina meminta Kayne untuk segera membawa dirinya pulang dari rumah sakit untuk berkumpul dengan putrinya.Di

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 149 Bella, Kamu Pura-pura Jadi Kakak

    Jari-jari Sabrina bergerak-gerak. Kelopak matanya bergetar menunjukkan ia berjuang untuk terjaga. Ally memperhatikan ini. Kayne juga melihat perubahan tersebut dan dengan perasaan haru mendekati Sabrina, sambil terbata berkata, "Sabrina, kamu sadar, ‘kan?" Dengan kegirangan dia menambahkan, "Ayo, buka mata dan lihat, anak kita sudah pulang!"Sabrina perlahan membuka matanya dan saat melihat Ally, air matanya langsung mengalir. Dengan suara lemah yang penuh dengan kebahagiaan yang tak tersembunyikan, ia bertanya, "Ally, itu kamu?" "Apa anakku sudah pulang? Atau ini cuma mimpi?" Ally menggeleng, menahan air mata dan menjawab, "Ini nyata, Mama. Aku sudah pulang, anakmu Ally ada di sini!" Sabrina mulai menangis, air matanya mengalir deras. "Ally, Mama tahu kamu belum meninggal!" ucapnya. "Sejak kecelakaanmu, Mama selalu berusaha menahan tangis karena aku merasa kamu masih hidup!" Sabrina menyembunyikan tangisnya selama ini, menangis diam-diam agar tidak terdengar. Dia membasahi ban

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 148 Ally Kembali ke Keluarga Nodum

    Alex merasa sangat sakit hati ketika melihat Ally bersama Jerry. Bayangan Ally yang bermesraan dengan Jerry di kantor terus menghantui pikirannya. “Uhuk!”Alex tiba-tiba terbatuk darah karena rasa sakit yang tak tertahankan.Sementara itu, Jerry membawa Ally kembali ke rumah keluarga Nodum di Kota Yules. Ally merasa aneh ketika melihat rumah yang asing namun terasa akrab. Hatinya bergejolak dengan rasa sakit yang halus di dadanya.Jerry memegang tangan Ally dan berkata, "Ini rumahmu. Meskipun orang tuamu nggak setuju kita bersama, tapi mereka sangat menyayangimu. Tapi, jauhi adikmu, Abby." Jerry mencurigai Abby bertanggung jawab atas kecelakaan Ally. Saat Ally kecelakaan, hanya Jerry dan Abby yang ada di lokasi kejadian. Mengiyakan, Ally hendak merespon ketika seorang pelayan di vila itu melihatnya dari kejauhan dan terkejut. Pelayan tersebut, Bi Jum, yang telah merawatnya sejak kecil, segera mendekati dan dengan mata berkaca-kaca serta tangan gemetar, memegang tangan Ally, "Ini No

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 147 Sudah Tiga Tahun, Kamu Pulang Juga

    Benny memberikan pandangan tajam. Pada saat itu, aura yang ia pancarkan dan kata-katanya tentang menampar Abby sama sekali bukan candaan. Abby jelas kesal.Dia menegur Benny, "Heh, kamu harus ngerti. Aku yang seharusnya kamu panggil Kakak!"Benny mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ia menoleh mencari penjelasan dari Tracy, "Mama, apa maksudnya?"Di dalam benak Benny, ia tahu Mamanya tidak pernah akrab dengan Bella sang Kakak, tapi selalu bersikap lembut kepada Abby. Semua yang terdengar dalam pertengkaran itu membuat Benny berspekulasi ….Benny tak percaya pada pikirannya sendiri, dia bertanya pada Tracy, "Mama, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Benar dia anak kandung Mama?"Sebelum Tracy menjawab, Benny buru-buru menyatakan, "Meski itu benar, aku nggak mau ngakui dia jadi kakakku! Aku hanya punya satu Kakak, dan itu Bella! Nggak ada yang lain yang pantas mendapat gelar itu dari aku!"Tracy menghela napas, lalu menjelaskan langkah demi langkah, "Abby sangat menyayangi Mama dan ingi

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 146 Bella, Aku Akan Membunuhmu!

    Matanya menatap Abby dengan ejekan, "Kalau memang begitu, kenapa kamu kelihatan ketakutan akan kemungkinan aku muncul lagi di hadapan lelaki itu?""Bahkan empat tahun lalu Alex sudah jelas-jelas bilang betapa dia merasa muak saat lihat kamu, loh. Kayaknya nggak mungkin dia akan menjadikan kamu istrinya!"Sudut bibir Bella membentuk sebuah senyum sinis. Ia memandang Abby dan berkata, "Jadi, apa dia sekarang sudah jadi suamimu? Hanya karena kejadian malam itu ketika dia mabuk dan menidurimu, apa itu membuat Alex jadi menikahimu?"Rasa marah terpancar dari wajah Abby, seolah-olah dia ingin memuntahkan darah.Abby melontarkan sumpah serapah, "Wanita rendahan, nggak tahu malu! Semua ini karena ulahmu, kalau tidak, aku dan Alex nggak akan berakhir seperti ini!"Bella mengernyit, berpikir, sepertinya dia sudah terlalu sabar menghadapi cemoohan Abby yang tiada henti.Setelah merenung sejenak, Bella menegaskan wajahnya dan tanpa peringatan, tangannya bergerak cepat, "PLAK!" - sebuah tamparan me

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 145 Menghajar Abby

    Tracy dengan panik mendekati Abby, "Non, nggak apa-apa? Luka, nggak?""Tenang saja, aku nggak apa-apa," jawab Abby.Dengan tatapan yang intens, Abby berkata kepada Tracy, "Bantu aku! Wanita itu harus kita habisi!"Tracy terdiam, suaranya pelan, "Jangan, lah. Ini rumahku. Kalau dia mati di sini dan ketahuan polisi, kita berabe ....""Takut apa, sih?" potong Abby dengan mata yang bersinar tajam, "Dia nggak boleh hidup melewati hari ini!"Dengan mata yang terbakar kemarahan, Abby bangkit dan sekali lagi meraih pisau buahnya, berlari ke arah Bella.Pada saat itu juga, Benny menyadari ada kegaduhan dari luar. Ia bergegas membuka pintu dan terkejut melihat Abby bersenjatakan pisau hendak menyerang Bella."Berhenti! Jangan sakiti Kakak!" Benny berteriak sambil melindungi Bella.Tracy berteriak panik, "Non, berhenti! Jangan sampai Benny terluka!"Abby menatap Benny, "Minggir!"Namun, Benny tetap teguh di tempatnya.Dia bersikeras tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kakaknya.Dalam ketega

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 144 Kamu Dalang Kebakaran Malam Itu

    Bella bertanya, "Bukannya Mama yang kasih tahu Abby tentang rencanaku untuk pergi, bantu dia untuk membunuhku?""Gimana mungkin dia kasih Mama begitu banyak uang kalau bukan karena itu?"Tracy diam. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa Abby memberinya begitu banyak uang. Dia juga tidak ingin menjelaskan!Karena, dibandingkan dengan membuka kebenaran terbesar yang Tracy sembunyikan, lebih baik Bella mengira bahwa semua yang dia lakukan hanyalah demi uang."Terserah apa yang kamu pikir!"Tracy tak peduli, tapi dengan tegas berkata, "Apa yang nggak pernah aku lakukan, ya itu memang nggak pernah aku lakukan!"Hati Bella membeku. Dia merasa seperti berada di dalam gua es dan tubuhnya terendam dalam air es. Begitu dingin hingga tubuhnya menggigil, hatinya seolah-olah juga membeku."Mama menjualku sekali, mencoba membunuhku sekali.""Aku ini anak yang Mama lahirkan, yang Mama besarkan dari kecil, ‘kan?""Tapi sejak aku masih sangat kecil, Mama nggak pernah kayak ibu dari teman-teman

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 143 Ternyata Kamu Tidak Mati

    Hari itu, Bella merasa terhimpit dengan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Benny tentang kejadian-kejadian yang telah dilaluinya? Bagaimana cara mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah pulang, dan alasannya mereka tidak pernah bisa dihubungi selama bertahun-tahun.Namun, sebelum Bella bisa berkata apa-apa, Benny dengan cepat menyela, "Ah, sudah lah. Nggak perlu diungkit lagi. Pasti ada alasan kuat kenapa kakak nggak bisa pulang. Yang penting sekarang kakak masih hidup dan sehat, itu sudah lebih dari cukup!"Benny kemudian membawa Bella ke rumah baru yang Tracy beli di suatu kawasan elit. Bella hanya bisa mengerutkan kening saat melihat betapa mewah dan lengkapnya rumah tersebut. "Mama sekarang di mana?" tanyanya penasaran. "Kok bisa Mama mendadak kaya dan memiliki rumah semewah ini? Dia ...?"Bella menduga bahwa Tracy mungkin telah bertemu dengan seorang pria kaya raya, yang membuatnya bisa hidup dalam kemewahan. Tapi kenyataannya lain. "Mama

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 142 Nak, Di Mana Kamu?

    Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status